Cerita seks kuliah

The Narcistic and The Broken. (Brief Story & Discussion about Validation and true meaning of Peace and Happiness within friendship)

2024.05.19 04:36 DanielAnakBudi The Narcistic and The Broken. (Brief Story & Discussion about Validation and true meaning of Peace and Happiness within friendship)

Jadi, pada hari ini aku mau cerita + diskusi tentang pertemenanku pas kuliah. I'll make it brief.
Ketika pas awal masuk kampus, aku ketemu dua tipe temen yang menurutku unik. Mereka berdua bisa aku bilang sama-sama orang berada. Kita panggil mereka L dan R. Menurutku, L adalah orang yang atleast mayan baik... cuman males, dan suka sombong... tapi ketika diajak ngobrol tentang otomotif nyambung banget. R adalah orang yang baik, dia mencoba buat belajar biar paham. tapi, dia adalah orang yang julid atau suka ngomong orang lain... kalo aku baca pikiran-nya, dia itu diantara demi validasi + memang untuk cari obrolan biar seru (eventhough, i know its kinda cruel). Karena bukan sekali atau dua kali aku dengerin dia ngomongin orang (meskipun si R ini adalah orang yang agamis banget).
Suatu hari, si L dapet kasus karena dia nyontek tanpa ijin (He was desperate).. Dimarahin dong sama temen-temenku termasuk R. karena image di kampus beliau udah buruk, akhirnya beliau pindah kampus ke jakarta. Si R tentu aja masih ngomongin si L dari belakang dan masih suka ngecengin. Aku sebenarnya udah sempet ajakin ngobrol si L kalo dia ada masalah, dll. Well, dia memang butuh validasi... tapi aku udah bilang... validasi itu nilai yang hampa dalam masyarakat yang suka ikut-ikutan. apalagi kita masih muda... mending kita pake apa yang emang kita butuhkan daripada untuk gaya. toh, aku ga pernah liat dia lebih rendah daripada yang lain.
But you know, setelah aku pikir-pikir... Si L bukan orang yang terlalu buruk daripada si R. sampai akhir-nya aku denger backstory-nya si R. His core mother has been passed (God rest her soul), and now he's living with his dad who are constantly wasn't at home because he was a pilot (Even i don't ever meet him in face). And as far as i can see bagaimana sikap beliau (seperti Mau-nya diturutin terus, Suka julid, dan maunya serba jadi dan butuh perhatian lebih), i understand that feeling. Like before, i give him some advice... dan bahkan ngajakin ngelakuin kegiatan yang lain kayak olahraga (biar sekalian nurunin berat badan beliau biar sehat). Well, he said "he's kinda lazy". I realise that, maybe... to achieve that true happiness... i need to accept myself, and just begin yourself a EXP Grinding (lmaoo). And in friendship, what we actually need are not about talking of other people... sometimes presence is enough. Topic di dunia ini lebih banyak daripada apa yang terjadi pada lingkungan sekitar. Dan terkadang, untuk berubah... itu memang harus dari diri sendiri.
Dan setelah aku timbang.... Dari kedua temenku ini sebenarnya ga ada yang bener dan salah. Bahkan aku sempet bahas mengenai hal ini dengan sahabatku dan saudaraku (meskipun ga sedarah, tapi satu keluarga batak) dan aku butuh saran juga tentang cara nyelesaiin masalah ini (Karena Si R akhir-akhir ini sempet bermasalah sama temen" di grup kampus, Dan aku udah tenangin kedua belah pihak). Mau dari sisi Logika dan rasionalitas.. itu semua kembali sama orangnya... dan yang pasti saran dari mereka yaitu jangan sampai aku sendiri sama kayak beliau (Si R ataupun L). Aku bisa ambil kesimpulan kalo terkadang, sikap narsistik itu bisa berasal dari faktor internal (keluarga) dan Faktor eksternal (Lingkungan). I know they are good person, but they become corrupt because what's happening... either they cannot just become themselves, or accept their condition and move on with it.
My simple yet complex question to answer : Is there anyway i could help Si R? (the reason i could not help L because he was already in jakarta. hope he have a good day).
Well, i hope y'all have a good day... and happy discussing.
submitted by DanielAnakBudi to indonesia [link] [comments]


2024.05.18 19:23 xoxefo3952 Partner Life dari Cheezyweeze untuk Dibaca Gratis - Romansa Cerita Indonesia

WARNING! AREA 21+ Catharina Berntsen adalah seorang gadis berusia 20 tahun yang harus menghadapi kerasnya hidup. Dia memulai hidupnya dengan menjadi wanita bayaran. Pada akhirnya Catharina Berntsen bertemu dengan pemuda bernama Mischa Wagner, dari situlah awal mulai cerita yang harus dilewati dan dihadapi oleh Catharina. Namun, Ibu tiri Mischa yang bernama Gilly Brown tidak menerima kehadiran Catharina di rumahnya. Wanita itu merasa bahwa kedatangan Catharina adalah sebuah ancaman untuknya. Dia pun tidak tinggal diam, dia mencari cara untuk melenyapkan Catharina. Mischa mempunyai adik tiri bernama Marcel Brown dan ternyata Marcel menaruh hati terhadap Catharina hingga sebuah hubungan terlarang terjadi. - Jika kau hanya menjadikanku sebagai budak seks untuk melampiaskan kepuasanmu, maka aku akan menjadikanmu sebagai mesin uangku - Read more
submitted by xoxefo3952 to Novelideas [link] [comments]


2024.05.08 03:00 AfraidBridge613 19 [M4R] Online - Need friends/partner to talk about anything

Hello there,
Aku lagi nyari temen online buat ngobrol sama sekalian kenalan lebih dekat. Aku orangnya kurang buat mulai percakapan duluan tapi aku suka denger cerita sama pengalaman dari orang lain, aku orangnya santai aja dan terbuka, ga terlalu banyak maen sosmed kayak Instagram, TikTok or Twitter, bebas mau online atau ketemuan langsung karena kalo ada temen ngobrol langsung apalagi yang sefrekuensi lebih kerasa ga ngebosenin sih haha, terus sedikit tambahan tentang aku sendiri.
M/F feel free to DM me, Thank You all ✌️
submitted by AfraidBridge613 to IndoR4R [link] [comments]


2024.04.30 13:59 lil_pip_boi I Don't Wanna be a Sandwich Generation. Wdyt?

This might be controversial, tp gw lagi galau and I wanna hear what u guys think
Jujur ngeliat banyak post soal sandwich generation dimana orang2 seumur gw are barely living karna gaji nya kemakan ortu, and I'm genuinely scared. I grew up poor (well still am), nyokap gw single mother tiga anak with UMR Jakarta poor. Gw umur 21, saat ini gw lagi kuliah undergrad di LN, support diri sendiri financially. Nyokap ga mampu biayain, and not scholarship either. Tapi gw kerja jadi freelance consultant/contractor gtu, precarious, can only take short contract during summer, but gaji standar Europe yg lumayan cukup gede untuk standar Indo.
Kadang kalo ngobrol, nyokap sering mention kalo gw satu satunya anak yg dia bisa depend. She said, gw anak cowok paling tua; kk gw cewek and a stay at home mother; dan adek gw cowok, jujurly bego (not an insult, I think he might have learning difficulties), so we somewhat accept that he wont be much in the future (hopefully not).
Nyokap gw happy tau gaji gw lumayan, even though she overlook how so precarious banget it is. (Think of like kontrak 30jt for a month work, but gw cm available ambil kontrak sekali dalam setahun (aka summer break), jadi tu duit beneran harus gw stretch for one year of expenses, which makes it like 2.5jt/bulan). Dia bilang kalo gw lulus, dan nanti gw dapet kerja di LN, dapet gaji gede. Dia mau keluar dari kerjaan UMR nya, dan cuma depend dari kiriman bulanan gw buat kebutuhan sehari hari dan buat seneng seneng.
I hope this doest come out as rude, tapi gw bener bener gamau kyk gtu. I dont want to be her sole breadwinner. Gw sayang sm nyokap gw, but the idea that a huge chunk of my salary will be gone, and I would be living like those sandwhich generation stories (Gak kekurangan hidupnya, tapi buat seneng seneng sulit, and it's a constant financial headache) is a nightmare for me. I want to live a happy fulfilling live. I love her, tp jujur kalo ada disposable income kyk gtu gw, I wanna use it to travel the world, buy property, stuff that makes me happy. Jujur gw mau foya foya with my hard-earned money.
Kalo denger cerita temen2 European gw, mereka bilang ortu mereka independent. They dont send them monhtly allowance dan mereka jg ga minta, kadang ngasih kl cuma ada bonus aja. And they dont feel the moral obligation either. The liberal idea that a parent have moral obligation to a child, but a child not necessarily have moral obligation to their parents bcs it's the parents choice to have the child and not the other way. I agree honestly. One of my justification mungkin karna nyokap gw jg ga bayarin gw kuliah, so in a way I dont have financial obligation to her (?).
I understand mungkin it's more feasiable in Europe, welfare system mereka cukup untuk orang tua bisa independent compared to Indonesia. And we do have a different moral principle: anak yang berhutang budi kepada orang tua. But idk, gw galau, what do you guys think?
submitted by lil_pip_boi to indonesia [link] [comments]


2024.04.30 13:00 Forgetful_Learner [ASK and SHARE] Antara Kerja dan Studi Lanjut (Berbagi Pengalaman)

Halo semua,
Gua lulusan S2 salah satu kampus besar di Jabodetabek, S1 di kampus yang "tidak terlihat" di wilayah Jawa Tengah - Timur. Saat ini gua sedang kerja di salah satu lembaga swasta. Untuk S2 ilmu eksakta tanpa pengalaman kerja, gaji gua saat ini >Rp. 5.000.000 dan gaji Tugas-tugasnya bisa gua lakukan dengan baik, utamanya pekerjaan gua itu berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, dan didukung oleh grup komunitas. Tidak terlalu ngoyo dengan tech, tapi juga ada tech side yang lumayan buat loncat kembali ke S3.
Lingkungan kerja plus minus, teman-teman gue millenials dan gen z, ada boomer juga (yang tentu sumber kekesalan sekantor), dan ada jatah WFH nya, meskipun saat ini sedang jatah tersebut sedang dimain-mainkan oleh manajemen.
Ibarat kata, they are currently showing their might in front of employees.
Stres ada, tapi lebih ke lingkungan dan hubungan gue dengan komunitas. Lingkungan kerja juga cenderung lambat dan tidak terlalu mengejar target. Makanya nyaman. Gue masih dependen (rumah dan makan saja, dengan bayar bulanan ke ortu).
Gua saat ini sudah masuk bulan ke 7 - 12 bekerja, dan kontrak gue mau habis. Secara default gue akan perpanjang kontrak, kecuali manajemen memutuskan gak suka sama gue lagi. Gue ada pertimbangan mau studi lanjut ke LN, dimotivasi keinginan gue untuk jadi peneliti, pindah ke LN, dan ada dasar pengalaman kerja dengan topik kerja kantor yang kebetulan ada bersinggungan dengan akademisi.
Salah satu yang gue rindukan di dunia kuliah itu "tenggang rasa", "fleksibilitas", "jujur apa adanya", "berani di depan muka". Perilaku beracun (toxic) di kantor itu umumnya pasang muka poker, lalu bicarakan di meja rapat manajemen, dan kemudian jadikan hukuman berjamaah (collective punishment). Juga sifat manajemen yang selalu "melarang pegawai merasa nyaman".
Tapi gua juga sadar, di akademia juga sama sulitnya: jam istirahat tak menentu, tekanan stres bisa memuncak sewaktu-waktu, dan kalau terisolir, sama depresinya dengan saat bekerja. Tapi yang gua rindu dari akademia itu rasa nyaman dan tenteram yang entah kenapa selalu ada, bisa menikmati kebebasan akademik, tanpa terkunkung jadwal yang baku, dan bersih dari office politics (Faculty politics tetap ada, tapi tidak semengerikan dan sekonsisten politik kantor).
Entah kenapa, gue gak terlalu ambisius untuk cuan, meskipun kekhawatiran finansial itu tetap ada, dan gua sadar gua gak bisa dependen terus menerus. Gua juga ingin mandiri dan bisa memenuhi impian gue (minimal fisik atraktif dan punya stamina, ada uang untuk bisa ngapain aja). Di samping itu, gua mau masuk dunia tech tapi sadar dengan hustle culture dan rapid learning culture, gua bakal tertindas juga.
Apakah komodos ada mau berbagi cerita tentang percabangan jalan ini? Antara work dan academia? Gua dulu ambil S2 sempat karena takut kerja, dan skg gua kembali "anxious" dan ingin kembali ke kenyamanan akademia. Apa definisi nyaman teman-teman? Apakah bekerja dari kontrak ke kontrak termasuk nyaman dalam penilaian teman-teman? Apakah teman-teman merasa "terlambat" e.g. terlambat nikah dan punya anak akhirnya harus siap membiayai anak-anak menjelang bahkan saat sudah pensiun, atau terlambat memulai karir sehingga perusahaan impian tidak bisa digapai lagi karena batas umur?
*Pengalaman relatif, mungkin ada yang terbalik dan berbeda, harap maklum.
submitted by Forgetful_Learner to indonesia [link] [comments]


2024.04.26 19:28 kitten1932 Just did my third LPDP interview, gimana sih cara LPDP assign pewawancara ke peserta?

Hi all, ini post pertamaku di reddit since I never had any inclinations to write any. In this case however, aku bener-bener merasa frustasi dan sedih. Aku merasa butuh pov dari orang lain mengenai what has happened during my interview process di LPDP (ku sudah cerita ke orang-orang terdekat, so reddit is not my only place to vent). Didn't find any relevant subreddit, jadi maaf kalau misalnya kurang tepat ya postingannya :(
Hari ini adalah seleksi substansi LPDP ketiga yang sudah kujalanin. Tahun lalu aku daftar 2 kali, dua-duanya gagal di seleksi substansi juga. Pengalaman ku di previous rounds was okay, tiap gagal aku bisa derive sekiranya kenapa sih aku gagal dan try to improve so that I can hopefully succeed di next attempt. Ga pernah juga punya masalah dengan interviewernya. Tapi hari ini aku kedapetan interviewer yang sangat "wah".
Saat pertama kali perkenalan, karena namaku itu sama dengan salah satu penyanyi barat (lets's call her Cecille), interviewer ini (let's call him A) bercanda dan bertanya "wah, kok Cecille ga nyanyi?". Aku balas "Hahah, kalo saya Cecille yang penyanyi itu saya gabakal ada disini pak". His reply was "Iya bisa bedain kok, Cecille mah gemuk kamu engga kok".
Okay, mungkin si bapak A ini memang typical ignorant boomer yang suka becancain fisik wanita. It was a small (albeit tetep unsolicited) comment. I ignored it. Btw disini interviewernya ada 3 ya guys:
  1. Bapak A
  2. Ibu B
  3. Ibu C
Mulailah interviewnya. Awalnya masih aman, Ibu B yang sepertinya psikolog nanya-nanya soal psychological things. It was amicable and respectful. Ketika gantian ke Ibu C, mulai ditanyakan apasih yang mau kucapai di S2 ini, kenapa milih negara yang mau kutuju, dan lain sebagainya. Aku membahas banyak hal dan memang kedapetan pembahasan seperti kenapa aku ga milih S2 di Indo dan apa masalah yang mau ku solve di Indo ini. Disini aku banyak bandingin apa aja yang masih kurang di Indo dibandingin LN. Aku mengingat bahwa hal-hal yang ku bahas itu mostly dari apa yang sudah ku riset, dan dari Ibu C pun juga ga menyangkal data-data yang kubawa. Out of nowhere Ibu C bertanya:
"Oke, kalau gitu misalnya nanti kamu sudah disekolahkan ke LN menggunakan pajak negara yang kamu bodoh-bodohi ini, kamu baka abdcdef...?"
It wasn't the exact wording ya, tapi kira-kira mirip seperti itu. Aku pun kaget karena sepertinya aku memberikan impresi merendahkan Indo dari statement-statement sebelumnya. Aku tidak merasa sudah mengatakan hal yang out of line, tapi aku mikir kalau intensi kita itu mungkin belum tentu dianggap orang dengan tepat. Jadi sebelum menjawab pertanyaan sebenarnya, aku mencoba untuk minta maaf.
Aku: "Oh, bu sebelumnya minta maaf ya kalau saya ngasih impresi seperti membodoh-bodohi Indonesia, saya-" (ini langsung dipotong, dan memang dalam interview bersama Ibu C ini beliau cukup sering memotong pembicaraanku)
Ibu C: "Oh gapapa gapapa. Kan kamu punya asumsi, saya tidak menyalahkan asumsi kamu. Lanjut langsung jawab aja pertanyaannya."
I feel weird. Somewhere during the interview, perkataanku di misinterpret and I can't pinpoint perkataan mana yang menghasilkan impresi itu. Tapi yasudah, aku lanjutkan interviewnya. Akhirnya giliran si Pak A yang menginterview saya.
Guys, it wasn't an interview. The guy literally went batshit crazy. Dia nguliahin aku dan in any given time dia ingin bertanya, dia lakuin itu untuk mojokin aku.
Basically dia punya asumsi bahwa aku ini some arrogant S1 graduate yang gatau apa-apa dan aku nantangin senior-senior yang ada di bidang yang mau kutempuh di S2 (which is him, apparently). Some notable quotes:
"Kamu ini kan istilahnya baru punya gelar S1, tapi seakan-akan lebih tau dari senior-senior di bidangmu yang udah bertahun-tahun di bidangnya"
"Kamu pakai kata 'doang', itu offensive loh" => this is the only tangible indication of where I went wrong, whether whatever data I stated previously was incorrect or not I would never know.
"Kamu manggil saya dan ibu B dan C pakai kata 'kak' itu ga oke loh. Ya mungkin karena kamu kerja di tempat semacam (insert a startup name here)"
Iya, dia marah karena aku sering slip up manggil 'kak' dan dia cukup merendahkan hal itu karena dia melihat itu culture dari startup. But ffs, di startup we don't even use 'kak', we directly use names.
Selain itu dia berusaha menchallenge studi yang mau kulakukan, tapi dia bener-bener gamau dengerin apapun yang kujawab. Dia seperti sudah punya definisi sendiri dan gamau sama sekali untuk menerima apapun yang aku coba jelaskan, ketika aku berusaha untuk menjelaskan dengan elaborate (because it is a complex subject dan a straightforward answer is not gonna cut it), dia bakal motong pembicaraanku, mengulang pertanyaannya secara memaksa dan menyerang hal-hal kecil yang bisa dia serang (nitpicky). From this convo (if it can be called a convo at all), pak A ini ga melihat apa yang mau aku pelajari itu sesuatu yang real tapi dia juga ga mencoba untuk mendengar apa yang mau kusampaikan. Dia lagi-lagi kembali ke gagasan bahwa aku ini sok tau dan ga seharusnya aku merendahkan (dan memakai kata 'doang') in the first place. Semua point yang dia bawa ke argumen ini sebenernya bisa kusanggah dan ingin sekali rasanya aku menjelaskan pov ku, but he really didn't give a damn.
Bahkan I tried apologizing 2 times untuk own up to my possible mistakes. I don't want to offend anyone, dan aku ingin bisa kembali untuk membicarakan yang seharusnya dibicarakan di seleksi substansi pada umumnya. Tapi semuanya tidak didengar karena langsung dipotong.
Aku nahan nangis sepanjang sisa interview itu, karena aku ga dikasih kesempatan untuk present my case, kenapa aku mau kuliah S2 dan apa yang membuat aku bisa mencapai goal yang ingin kulakukan setelah lulus S2. He didn't even ask about the universities I want to go to (padahal aku udah dapet LoA di salah satu uni bagus di UK). Mind you, ini question ter-basic sepanjang sejarah seleksi substansi LPDP yang memang harusnya dibahas. Dan semua ini terjadi karena pak A benar-benar ga professional dalam mengatur emosinya sebagai pewawancara. Honestly kalau memang benar aku membuat kesalahan during the interview, I would own up to it. Tapi mau membuat kesalahan seperti apapun, ga seharusnya pak A malah merendahkan aku, memojokkan aku dan memotong pembicaraanku di setiap saat dia rasa aku ga menjawab sesuai ekspektasinya. Interview dengan pak A itu bahkan 80-90% dia yang berbicara, bukan aku sebagai peserta yang diberikan waktu untuk bercerita.
Pada akhirnya, interview selesai dan aku diberikan waktu untuk mengatakan closing statement. Disitu aku berterima kasih dan juga mengharapkan mereka untuk sukses, walaupun pak A hanya menjawab "Kok jadi kamu yang pengen kita sukses, harusnya kita yang doain kesuksesanmu. Kita mah disini diem-diem aja hahaha".
Segera setalah aku leave Zoom meetingnya, aku melepas tangis selama kurang lebih 2 jam :')
Aku ini orangnya sangat berhati-hati dalam bicara dan dari semua good feedback yang orang kantorku sering kasih, strong point ku selalu ada di bagian komunikasi (especially since I work as a software engineer). Aku juga sangat nyaman melakukan interview, I consider it as my forte during any selection process. Aku ga nyangka journeyku selama 1,5 tahun kebelakang dalam persiapan S2 ku akan berakhir karena aku give a wrong impression during the interview. So much time and money wasted.
It makes me wonder, sebenarnya gimana sih pihak LPDP memilih seorang interviewer? Identitas interviewer disamarkan sehingga aku juga gabisa nebak-nebak apa sih profesi si pak A ini. I guess they do it on purpose supaya gaada kasus sakit hati seperti diriku yang berujung fatal ya haha.
Anyway, aku sayangnya gabisa ngasih banyak detail mengenai banyak hal karena mau maintain anonymity jadi pasti gabisa determine apa yang went wrong gitu. Aku pun masih gatau aku terdengar seperti apa pas interview sehingga bisa memancing respon seprti itu dari pak A. All that I have done itu cuma ngisi survey setelah interviewnya, disitu aku complain mengenai treatmentku dalam interview kali ini. Tapi entahlah, kayaknya gaakan ada tanggapan apapun dari pihak LPDP.
Yang udah baca sampai sejauh ini, terima kasih yaa. Semoga kalian sehat-sehat terus dan terhindar dari orang-orang seperti pak A (dan mungkin dari orang arogan seperti diriku lol).
submitted by kitten1932 to indonesia [link] [comments]


2024.04.26 11:22 PoetryNormal2940 Kenalan dengan Orang Asing IRL Berlanjut Jadi SO

Disini ada yang punya kisah pribadi atau tahu cerita orang yang kenalan sama orang baru secara langsung /tatap muka (gak kenal sebelumnya dari lingkungan tinggal, kerja, sekolah/kuliah, atau online) terus bisa berlanjut jadi teman atau lebih? Maksudku benar2 orang random yang bisa kalian jumpai misal di kafe, rumah sakit, bioskop, tempat cuci mobil, dsb. Pengen tahu hal apa yang dibicarakan saat kenalan.
Note: orang asing pada judul bukan ekslusif mengarah ke bule ya, tapi lebih ke orang yang masih asing bagi kita
submitted by PoetryNormal2940 to Perempuan [link] [comments]


2024.04.19 09:36 Anxious_Scratch_913 novel perahu kertas

Novel Perahu Kertas bertemakan persahabatan, percintaan, dan idealisme seseorang. Kisah ini berawal dengan seorang remaja laki-laki yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Akhir (SMA) bernama Keenan. Ia adalah laki-laki yang cerdas, mempunyai minat dan bakat dalam bidang seni melukis sangat kuat.
Keenan hanya bercita-cita menjadi seorang penulis, tidak ada cita-cita lain baginya. Akan tetapi, kesepakatan antara Keenan dengan sang ayah yang mengharuskan dirinya pergi meninggal Amsterdam untuk kuliah di Indonesia, tepatnya di Fakultas Ekonomi, Bandung.
Tokoh utama lain dalam novel ini ialah Kugy. Kugy merupakan perempuan unik, mempunyai daya imaji yang sangat tinggi, kemudian bisa dibilang ia berpenampilan eksentrik cenderung berantakan. Kugy hendak berkuliah di kampus yang sama dengan Keenan, di Bandung.
Sedari kecil, Kugy memang sudah mencintai dunia perdongengan. Maka dari itu, jangan heran bila dirinya mempunyai imajinasi tinggi. Ia memiliki koleksi dan taman bacaan, serta hobi menulis cerita dongeng. Tidak lain, ia hanya bercita-cita untuk menjadi juru dongeng.
Akan tetapi, dirinya menyadari bahwa penulis atau juru dongeng bukanlah suatu profesi atau pekerjaan yang ‘menghasilkan’ dan diterima oleh lingkungan kehidupannya. Kugy memiliki cara agar dirinya tidak jauh-jauh dari dunia kepenulisan, yakni dengan melanjutkan studinya di Fakultas Sastra.
submitted by Anxious_Scratch_913 to u/Anxious_Scratch_913 [link] [comments]


2024.04.10 20:48 admkukuh A little rant for weak ass like me

Halo komodos, gw dari dulu pernah kepikiran kek buat cerita dikit gt disini, gw 20 (M), tapi takut kalo cerita gada hasil apa apa. Gw sangat memandang diri gw rendah dibanding semua org bahkan adek sendiri. Gw ada masalah personal dengan diri gw dan gw ngerasa gw hipokrit karena gw bisa treat others fine or even better but not myself. I see myself as a tool, just give me a bit of maintenance (a bit of attention or being included), and i'll do everything to you.
A little background, gw dibesarin dengan didik kasar sama bokap and it works, tapi entah kenapa belakangan ini gw merasa kalau yg diucapkan oleh ortu gw itu kadang ada yg personal ada yg emotional dump, dan kadang gw merasa sakit hati kalo di ucapin yang memang tidak seharusnya diucapin gt. Bokap gw sih yang biasanya gitu, cuma gw gapapa lah ga mempermasalahkannya, mungkin beliau lagi capek or somewhat lagi ada masalah. Gw ama bokap ga terlalu deket as a result (gw takut sampe skrg ama beliau, tapi masih bisa kalo sekedar komunikasi but not heart to heart, just man to man). Gw dipaksa terus buat ngomong ama bokap kek ngomong apa aja, yang dimana gw gabisa karena gw emg ada luka batin dari kecil buat selalu nerima rant nya dia unconditionally or even get a bit of physical abuse, which im fine cause what could i do. Selalu aja bokap itu ngomongin tentang hubungan emosional but at the same time beliau ngomong kalo anak itu yang ngerti orang tua, bukan sebaliknya. Bokap gw emang egonya besar kalo udah ranah personal, jadi anggep aja ngerawat gw itu out of responsibility, but there is almost no love carried, which is different compared to my sister. Gw gapernah dengki sama siapa siapa di rumah walau udah di perlakukan se kocak itu, soalnya gw emang dikasi tau sama nyokap kandung gw sebelum meninggal buat tetep jadi orang baik, jangan besar egonya, sama tetep inget sama semua kebaikan orang. Gw sendiri emg tipikalnya yang pasrah dan ngalah terus karena yaaa dari kecil emg disuruh ngalah terus mau aku bener ato salah wkwkw. Itulah kenapa gw merasa kalo gw ini gada valuenya samsek, dipandang rendah, dan gapernah dianggap "ingin jadi dewasa", karena bokap gw selalu ngomongin itu ke gw apalagi kalo beliau ada rasa jengkel gatau kenapa tb tb gw targetnya, ya intinya gw jadi target kalo mau di kasarin apa aja bentuknya, dan ntar abis biasa lagi gada maafan gt kek yodah langsung aja ngomong ke gw kek gada perasaan bersalah wkwkw.
Jadi, ceritanya adalah dari akhir januari (2 hari terakhir januari) rumah tangga bokap gw mulai kacau, bener bener yg pertama kali bikin gw ketakutan buat kerumah, singkat cerita nyokap tiri mulai kek orang kesetanan, dan gw yang jadi target marahannya selain ke bokap gw, entah deh gw ada salah apa sama beliau tapi gw gapernah yang namanya ngerugiin orang dari segi apapun, yah mungkin nyokap tiri lagi cape ato gimana tapi ini berlangsuung sampe skrg boi wkwkw, gw disini juga posisi sahabat gw keknya nge cut off gw gatau kenapa (dari 20 jan), dan gw bener bener merasa messed up yang baru yang sama sekali belom pernah gw rasain, kek beneran jatuh yang sukar banget bangkitnya, dan gw sempet ngerasa kalo ini bom waktu sampe gw kelar kuliah terus dpet kerjaan baru di kick gw dari rumah wkwk. Inti dari permasalahan di keluarga gw itu sebenernya gw gatau karena nyokap tiri gw emang gajelas marah" nya, tapi dari apa yg gw dapat karena itu semua rant isinya repetitif semua, itu karena adanya ketidakadilan dalam keluarga gw.... which is actually nonexistent because my father did alot for our family??? Nah terus ini ada yg lucu lagi, kan nyokap tiri gw marah marah lagi gatau lah kenapa, tiba tiba nyuruh bokap gw (bokap gw 20 taun lebih tua btw, so age gap nya gede wkwk) buat kumpulin sekeluarga di meja makan, gw lgsg telp adek kandung gw yg lagi nugas di luar kali ini darurat besar, nah akhirnya sampe rumah, taunya pas sampe rumah dikasi tau kalo gw ama adek gw tuh anak adopsi, tapi pas ngucapinnya ke gw, gw itu anak pungut diambil dari jembatan, terus ngaata ngatain lah nyokap asli gw mandul ato gmn, dan gw kaget lah kek kok bisa ngomong kek gt wkwk, ya gw sih emang dari 6 taun pernah mikir gw ini anak pungut ato bukan ya soalnya gw kek di treat beda sama adek gw cuma yodahlah bomat (iya gw belajar buat bomat dari kecil krn gapernah dibanggakan samsek wkwkw). Nah disitu gw kabur dari rumah sehari aja ketemuan ama temen gw yg kebetulan emang lucu keluarganya, ya saran yg gw dapet abis 4 jam curhat nonstop cuma suruh bodoamat, itu dosa mereka bukan dosa gw, gw gatau ya ges soalnya gw emang baru baru ini kembali beribadah, ya alasan awalnya karena permasalahan di keluarga + di cut off ama sahabat gw. Intinya atmosfir di rumah suram, gw di kos temen gw yg ala kadarnya bisa tidur pulas dibanding di rumah bokap yang beda jauh kondisinya sama kos kos an, yaa di rumah gw bisa tidur tp ga istirahat gt deh wkwkw.
Kalau tentang sahabat gw (21 F), gw udah sahabatan ama dia selama 5 tahun lamanya dari sma, yah baru tahun kemarin si kami jadi deket lagi karena gw curhat tentang kuliah gw yg kacau balau nilainya krn keberatan kuliah waktu itu, dan sempet suicidal, tapi abis semua percakapan panjang itu dia setuju untuk bantu gw dan yap nilai gw selama kuliah bener bener melejit, gw bener bener bisa ber ekspresi se bebas itu, bener bener ga takut sama yang namanya orang asing, dan yaaaa bisa jadi makhluk sosial yg fungsional wkwk. Kita deket, gw confess ke dia, tapi gw ga nembak dia, karena gw dari awal gada intensi buat dapetin dia, ya confess kan ga selalu tentang suka ato cinta gt kan ya wkwk, gw confess aja ke dia sebetapa nyaman dan bahagianya gw berada disampingnya etc., yang dimana awalnya dia yg confess kalo dia menggantungkan kebahagian dia di gw, and the story goes on untill december last year dimana dia mulai capek ama kerjaan dia di organisasi and yeah she decided to be bitter towards everyone, dan dia ilfeel sama gw as a result, tapi gw ga masalahin sih, pas ketemu dia abis event apa gt, gw tanyain kenapa, ada apa, dll in simple terms, dia takut ama gw, tapi gtw kenapa, tepat di ujuung desember dia cerita kalo dia bersalah banyak ama gw karena ya katanya gw menganggap ini kek hal yang wajar, memberi dia waktu dan ruang yang cukup besar menurut dia, dan rela jadi punching bag dia dengan cara di diemin selama hampir 2 bulan wkwkw. Gw ga ngerasa kek itu beban sih awalnya, soalnya ya bro kita udah besar santai aja kali. Memasuki januari kita nongki kan, disitu gw nangis di dia karena gw capek ama kondisi rumah gw waktu itu. Yah diperjalanan pulang dia ngomong kalo gw orangnya tulus, gw yang gapernah nganggep gw sendiri orang baik, tulus, ato apalah itu, kaget lah, intinya ya gw makasih banyak sama sahabat gw satu ini karena bener bener bisa bantu gw nge revive diri gw yang sengaja gw tinggal. Namun semenjak dirinya magang, di minggu terakhir dia magang gw curhat lah ke doi soal masalah dirumah, ga semuanya sih tapi intinya gt, dan dia minta maaf karena gada buat gw kan, gw gapapa karena emang fokusin magang aja biar hasilnya bagus, dan beberapa hari setelahnya gw curhat lagi, but idk i think this time she's mad or something like that to me, she never replied to my text ever from last month. And no, i dont bother her like in the way i need her to help me, i just told her that my day went this and that and yeah, something you could either reply or not and no effect would grow on it. Gw merasa kek gw salah apa yak yang bikin dia pengen cut off gw, soalnya terkahir kali dia silent treatment ke gw, gw merasa salah, taunya dia yg maaf karena bukan gw yg salah gt, yah you guys got the glimpse lah. Gw merasa kek ini downfall of our friendship, and i feel like i ruined everything again for the idk howmany times. To be honest gw ngerasa kalo gw tersakiti sama ekspektasi gw, bukan karena dianya. Yaaa sejak kemaren februari pertengahan dia gapernah ngabarin, sok cerita, ato apalah, well idk if it's because of me or something, but i do hope that she would return one day, with a whole new story.
Nah, gw sekarang itu merasa capek ama semua, pengen curhat dan didengerin, yang dimana biasanya sahabat gw ada buat gw curhat dan sebaliknya. Gw bener bener ngerasa sendiri, walau gw udah doa tiap abis sholat, well intinya gw kesepian dan gw rasanya itu pengeeen banget cerita dan disambung dengan ceritanya lawan bicara, yaa saling cerewet dengan interest masing masing gt lah like how i used to do with my buddy, but now am all alone like idk man, it just feels alone.
Gw gapernah punya kesempatan untuk ngeluh sebesarnya dan diterima, marah sebesarnya dan diterima, serta berbeda pendapat dan diterima. Gw selama idup selalu dibebani sama perasaan bersalah, kurang dan tidak pede, cuma pas gw bersama sahabat gw dimanapun, gw ngerasa gw bisa jadi diri gw sepenuh potensial gw (contoh kecil nilai 2 semester kemarin meningkat pesat sampe gw heran). Gapernah gw mandang gw itu apalah walau beberapa temen gw muji gw karena hard skill ama soft skill gw, yang dimana gw gapernah mandang itu kek sesuatu yang pantas untuk di puji wkwk.
Gitu doang sih ges a little rant of me and my life, if you guys have any suggestion for me or any advice, im all ears. Maaf ya kalo cerita gw ga jelas ato gimana, you could ask for details :D
submitted by admkukuh to indonesia [link] [comments]


2024.03.27 11:51 Rabbidscool Sudah nganggur setahun setelah lulus kuliah. IPK dibawah 3.00, susah cari kerja dan mau mencoba lewat BUMN, semua lowongan minimal harus 3.00 IPK. What should I do.

(25M) Jadi gw lulusan ekonomi/akuntansi dengan IPK dibawah 3.00. Alhamdullilah masih bisa bantu bisnis orang tua selama gw belum dapet kerja. Sudah setahun dan cari kerja susah. Pakai aplikasi semacam Kupu, Jobstreet, Pintarnya, LinkedIn juga belum ada keberuntungan. Belum punya experience jadi butuh kerja yang tempatnya tidak toxic atau scam seperti memilih orang yang mudah biar gampang dibodohi dan gaji dibawah UMR (cough 25thn maks/5 thn pengalaman).
Jarang belanja atau jajan yang mahal-mahal. Cukup beli makanan secukupnya dan bayar listrik/kuota HP. Lama kelamaan berasa kalau tabungan gw menipis. Masih susah dapet kerja.
Apakah gw ambil low minimum wage aja semacam busboy (kebersihan dapur), jadi cashier supermarket atau OB?
Jujur, apply kerja tanpa pengalaman semacam jadi Admin aja sering ditolak.
What should I do?
EDIT: Gw jujur masih ada cerita panjang. Bisa jadi gw "salah" jurusan. Jadi memang Akuntansi gw itu rada cesplenk karena permasalahan dosen yang ngajarin mahasiswa kurang serius dan sering males. Udah 2 kali ganti dosen, itu mah keterlaluan dari kampusnya sampe 1 kelas tuh harus ulang materi. Buang duit, nanya sesuatu yang nggak ngerti aja dikatain/ejek ama dosen sendiri.
Nah gw kyk mau fresh start nyari kerja buat pengalaman apapun. Maybe not too hard but not too easy too. At least nggak semacam memalukan kyk udah lulus ekonomi knp bisa end up ke kasiOB. Kan kocak (Unless kalau gaji tinggi gw sih ambil wkwkwk).
Nah jadi kerjaan apa yang memang tidak butuh pengalaman kerja atau lulusan kuliah dan tidak ada max/min umur? Mau blue collar atau white collar bebas.
submitted by Rabbidscool to finansial [link] [comments]


2024.03.27 04:41 jimare321 Butuh motivasi untuk membesarkan badan

Hi teman2, mau cerita sedikit tentang kehidupan gw mengenai bulking. TB & BB gw 172/50 dan itu ngga berubah dari jaman gw kuliah sampe sekarang mau masuk kepala 3. Awal ngegym itu saat gw masih kuliah pertengahan semester sambil ikut kerja freelance, dan sebagian uangnya untuk daftar gym selama 6 bulan. Dalam waktu tersebut BB gw naik jadi 55 dan temen2 pada notice, tapi setelah 6 bulan gw ngga lanjutin lagi gymnya karena ga ada duit dan alhasil balik lagi badannya. Setelah lulus kuliah dan keterima kerja, gw lanjutin lagi ngegymnya untuk beberapa bulan dan naiknya lumayan cepet (efek muscle memory?) namun karena kerjaan yg lumayan diforsir karena mesti visit2 ke lapangan gitu akhirnya sakit gejala tipes dan dirawat sekitar 4 hari. Dalam waktu 4 hari itu otot gw menyusut dan inget banget awal masuk RS nimbang BB 56an pas udah dibolehin pulang jadi 50 lagi, rasanya sakit hati banget ngejar naik BB berbulan2 tapi ilang dalam waktu beberapa hari doang. Sempet kapok beberapa tahun untuk ngegym, akhirnya punya target sebelum hari H acara tunangan mau bulking lagi biar lebih oke, dan somehow kejadian sebelumnya terulang lagi, udah ngegym berbulan2 tapi langsung ilang gara2 sakit beberapa hari. Sekarang gw merasa kehilangan motivasi untuk olahraga angkat beban, sekarang olahraganya lebih sering lari/bultang/pingpong pokoknya yg kardio gitu. Terima kasih teman2 yang sudah membaca, kalau ada masukan sangat dipersilahkan.
submitted by jimare321 to sehat [link] [comments]


2024.03.23 00:41 Optimal_Constant221 Dicariin Mantan di Facebook

Ini pertamakalinya posting di reddit Indonesia. Semoga ga salah kamar.

Aku mau cerita. Pertengahan tahun lalu mantanku waktu jaman bloon2 dulu tepatnya waktu kuliah inbox aku di fb. Aku kaget tapi seneng karena sebenernya aku juga pernah nyariin dia tapi karena dulu gak tau nama lengkapnya jadi gak pernah ketemu. Singkat cerita dulu aku ninggalin dia kalo gak salah krn kita beda agama. Eh skrg pas dia inbox ngabarin kl kita sdh seagama. Tapi dia sdh nikah. Aku juga.

Dari obrolan2 pendek aja aku ngerasa ada yg salah krn aku ngerasa sdg selingkuh walau pun kita gak ngomongin soal cinta2an. Walau perkawinanku sdg ada masalah dan perkawinannya juga ada masalah tapi aku ttp ngerasa salah. Aku seneng ketemu dia lagi tapi terus aku pamitan dan blokir dia di fb.

Sakit banget rasanya. Perkawinanku sdh di ujung tanduk. Aku sdh dapet pengacara buat ngurus semua. Aku mau berdiri sendiri krn cape punya pasangan yg tak seirama. Suatu waktu aku ingin main ke tempat mantanku itu krn dia tinggal di pulau yg indah. Tapi aku gak niat hubungin dia sih cuma kebetulan aku punya anak yg aku sponsorin juga disana. Aku mulai kerja supaya gak ngandelin suamiku. Tapi stlh kerja bbrpa bulan ternyata penyakitku makin kambuh. Aku gak bisa kerja lagi.

Aku gak mungkin berdiri sendiri lagi. Aku tergantung sama suami apalagi ada anak2. Tapi jauh didalam lubuk hatiku aku tersiksa hidup sama dia.
Anyway, Sepertinya Tuhan benar2 ngelarang aku bahkan untuk sekedar pergi ke tempat mantanku itu karena jalanku langsung diblokir lewat penyakitku. Satu hal yg aku syukuri dr bertemunya aku dgn dia lagi walau cuma di dumay yaitu aku jadi aktif bikin video di youtube. Dari Agustus smp skrg aku sdh bikin 113 video. Cuma video edit mengedit sedikit tapi itu cukup membuat kepalaku lega sedikit tiap melakukannya disamping melakukan pekerjaan rumah plus ngurus anak2.

Kpd yg membaca tolong dido'akan ya semoga suamiku kl tdk cinta lagi mau melepasku baik2.
submitted by Optimal_Constant221 to Perempuan [link] [comments]


2024.03.20 06:46 xX_bruh_moment Which path should i walk???

Singkat cerita bokap nyokap dah pisah (posisi w tinggal sama nyokap), bokap buka usaha sama bbrp investor lain di bidang yang sama dgn kerjaan nyokap (otomatis jadi kompetitor) . Setelah beberapa tahun berlalu tiba2 gw dikasi kabar ngagetin katanya bokap mau w ikut masuk usahanya (2 tahun belajar, sisanya pegang cabang sendiri), jujur pengetahuan w ga sedalem itu dalam bidang usaha ini + demand dari bokap gw rada jebakan betmen (nyokap disuruh berhenti). Nyokap rada ga sreg karena anggep seaakan bokap seenaknya aja, gw disuru cari kerja sendiri aja (takut dibabuin bokap). Nah yang w bingung ini tradeoffnya rada mix dari masalah keluarga + ekonomi.
Ikut bokap
Perks: dibukain cabang, dikasi customer base tinggal maintain (komisi lumayan), and endingnya jadi owner juga kalo bokap retire
Cons: nyokap berhenti kerja, bokap aga batu dan ga sependapat, kalau bisnis ga jalan w gaada work experience di perusahaan lain.
Cari kerja sendiri
Perks: gaada social pressure dari keluarga bokap, kuliah bisnis binus gpa 3.71 higher chances masuk perusahaan oke, dapet nama perusahaan besar (kalo masuk), nyokap tetep bisa kerja (emang hobby kerja), bisa masuk dunia kerja yang sesuai minat. Bisa kembangin bisnis sendiri with nyokap.
Cons: ikut tempur cari kerja, ending income ga sebesar itu, gw gaperna ikut kegiatan organisasi, gw gaada skill extra yang bersertifikat. Dsb
Got till january 2025 to decide, w gamau bikin keputusan yang bakal gw sesali pas uda tua (masih usia 22 semester akhir kuliah)
submitted by xX_bruh_moment to finansial [link] [comments]


2024.03.17 12:37 habitbuddy Jual rumah warisan untuk re-investasi bisnis & financial product

Halo!
Saya di sini mau berbagi cerita sekaligus bertanya ke yang berpengalaman atau punya pengetahuan di sini. Sudah setahun ini ayah saya meninggal menyusul ibu yang sudah lebih dulu karena sakit. Warisan harta & utang sudah diterima saya dan kakak-adik sebagai ahli waris, utang sudah diselesaikan bersama dan harta sudah dibagi sesuai kesepakatan.
Saya kebagian rumah tinggal, namun sayangnya tidak ditinggali karena ada pekerjaan di luar kota. Sejak kuliah, saya udah terbiasa untuk investasi di saham, reksadana, dan deposito bank digital. Jadi saat ini lebih tertarik jika rumahnya dijual aja lalu diputar di instrumen keuangan dan investasi bisnis. Anggap saja nilai rumahnya sesuai NJOP Rp703.976.000
Berikut ini ada beberapa opsi yang sempat terlintas dan saya pelajari:
  1. Renovasi rumah untuk disewakan dengan estimasi nilai sewa 20jutaan per tahun. Cons: harus keluar biaya perawatan setiap selesai sewa, atau ada kemungkinan sulit tersewa)
  2. Jual rumah seharga NJOP kemudian diputar di instrumen investasi. (Misal di SBR020-T5 6.4% per tahun selama 5 tahun = 45jt/tahun)
  3. Jual rumah seharga NJOP kemudian diputar di investasi bisnis yang udah mature dengan proyeksi ROI sekitar 20% per tahun = 140jt/tahun. Cons: Bisnis termasuk investasi High risk
  4. Jaminkan rumah untuk KPR Refinance / KUR dan digunakan untuk investasi bisnis seperti poin 3. Cons = Harus bayar cicilan per bulan & resiko gagal bayar jika bisnis sedang lesu
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, kelihatan ya kalau saya lebih cocok untuk menjalankan poin 2. Karena hasil dari investasi bisa digunakan untuk biaya sewa rumah di luar kota tempat saya kerja dan sisanya bisa dipakai untuk hidup / reinvestasi. Tentunya gaji bulanan tetap akan digunakan untuk kebutuhan hidup & investasi juga.
Tapi mungkin ada yang punya pengalaman serupa dan mau berbagi cerita dari perspektfi lain monggo yaa.
submitted by habitbuddy to finansial [link] [comments]


2024.02.23 09:23 freckiey Gajian Pertama 😎

Gajian Pertama 😎
Pada akhir tahun 2001 saya lahir. Lalu, singkat cerita, 2023 lulus kuliah dan ditahun 2024 baru dapet kerjaan, bulan Februari saya baru merasakan yang namanya gaji pertama, sebelumnya saya freelance namun dan punya tabungan yang dibagi dalam persentase gambar dibawah.
Saya bisa nabung paling rendah sekitar 50% (3.5 jt) dari total gaji saat ini. Alhamdulillah, tidak punya tanggungan dan gaji 100% buat sendiri walaupun kadang kadang beliin adek barang barang yang mungkin ga perlu perlu banget.
Saya minta saran, kira kira bagusnya kelebihan ini ditaru di instrumen apa lagi ya? Apa jadiin cash aja buat dana darurat sampe 12 bulan? tapi rasanya kalau punya uang cash tidak bergerak itu selalu gelisah, karena meraasa rugi kegerus inflasi.
EDIT: Hapus 3 digit. Untuk asuransi BPJS sudah dicover sama perusahaan tempat bekerja saat ini. Orang tua alhamdulillah masih dikasih asuransi swasta dari kantor orang tua, setidaknya sampai 2025.
Berati saat ini saya fokus aja masukin dana darurat diprotofolio dan SBN aja ya?
https://preview.redd.it/rux5atxumakc1.png?width=752&format=png&auto=webp&s=9fe1ea673be9947089fe737a09e4b5199235eae8

submitted by freckiey to finansial [link] [comments]


2024.02.19 07:27 barudak-well Tuliskan Cerpen Kesuksesan !

Tuliskan Cerpen Kesuksesan !

https://preview.redd.it/kaeinx2fkhjc1.jpg?width=824&format=pjpg&auto=webp&s=2845a7ca0f90309c105cb219c6f5aec01117585f
Tuliskan Cerpen Kesuksesan !
Jawaban :
Cerpen Kesuksesan 1
Judul : Melodi Kegigihan
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang gadis bernama Laras. Sejak kecil, Laras dikaruniai bakat luar biasa dalam bermain biola. Alunan biolanya mampu membangkitkan berbagai emosi dan memikat hati siapapun yang mendengarkan.
Namun, hidup Laras tidaklah mudah. Ia tinggal bersama neneknya yang sakit-sakitan dalam kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Untuk membantu neneknya, Laras harus bekerja keras membantu tetangga dan mengamen di jalanan.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, Laras tak pernah melupakan mimpinya untuk menjadi pemain biola profesional. Setiap malam, ia berlatih biola dengan tekun di bawah sinar bulan, ditemani suara jangkrik dan dedaunan.
Suatu hari, sebuah kesempatan emas datang. Ada sebuah kompetisi biola tingkat nasional yang diadakan di kota besar. Laras sangat ingin mengikuti kompetisi tersebut, namun ia tidak memiliki cukup uang untuk biaya pendaftaran dan perjalanan.
Tak patah semangat, Laras mengadakan pertunjukan biola di alun-alun desa. Ia memainkan berbagai melodi indah dengan penuh penghayatan. Penampilannya memukau seluruh warga desa.
Terharu dengan bakat dan kegigihan Laras, warga desa berbondong-bondong memberikan sumbangan untuk membantunya mengikuti kompetisi. Dengan penuh rasa syukur, Laras berangkat ke kota besar untuk mewujudkan mimpinya.
Kompetisi biola berlangsung dengan sengit. Laras bersaing dengan para pemain biola berbakat dari seluruh penjuru negeri. Ia tak gentar dan tampil dengan penuh percaya diri. Melodi biolanya yang penuh ekspresi dan menyentuh hati berhasil memukau para juri dan penonton.
Akhirnya, pengumuman pun tiba. Laras dinobatkan sebagai juara pertama. Air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Mimpi yang selama ini ia perjuangkan akhirnya terwujud.
Kesuksesan Laras menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih mimpi. Kegigihan, kerja keras, dan tekad yang kuatlah yang mengantarkannya menuju puncak kesuksesan.
Laras tak berhenti di situ. Ia terus berkarya dan menggunakan bakatnyauntuk membantu orang lain. Ia mendirikan yayasan musik untuk anak-anak kurang mampu dan memberikan mereka kesempatan untuk belajar bermain biola.
Kisah Laras adalah melodi kegigihan yang menggema, memotivasi banyak orang untuk terus berjuang dan mengejar mimpi mereka.
Cerpen Kesuksesan 2
Judul: Melangkah Menuju Puncak
Pada suatu pagi yang cerah di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Adi bercita-cita tinggi untuk mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Meskipun berasal dari keluarga sederhana, semangat dan tekadnya tidak pernah pudar.
Adi memiliki impian untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Ia tahu bahwa jalan menuju kesuksesan bukanlah hal yang mudah, namun itu tidak membuatnya patah semangat. Setiap hari, Adi bekerja keras untuk mengumpulkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
Suatu hari, Adi mendengar kabar tentang sebuah kompetisi bisnis yang diselenggarakan oleh perusahaan terkenal. Tanpa ragu, Adi memutuskan untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut. Ia menyusun rencana bisnisnya dengan matang dan berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan diri.
Proses persiapan tidaklah mudah. Adi harus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Namun, setiap kesulitan dianggapnya sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar. Ia belajar dari kegagalan dan terus mengasah kemampuannya.
Hari kompetisi tiba, dan Adi harus mempresentasikan ide bisnisnya di depan juri. Meskipun gugup, Adi memberikan presentasi yang luar biasa. Keberanian dan pengetahuannya membuatnya mencuri perhatian juri. Hasilnya, Adi berhasil menjadi juara dalam kompetisi tersebut.
Kemenangan itu bukanlah akhir dari perjalanan Adi, melainkan awal dari kesuksesannya. Ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan ide bisnisnya bersama perusahaan tersebut. Dengan tekad dan kerja kerasnya, Adi berhasil membangun usahanya hingga menjadi sukses.
Dalam perjalanannya, Adi tidak lupa untuk berbagi kesuksesannya dengan orang-orang di sekitarnya. Ia membuka peluang bagi mereka yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang. Adi menyadari bahwa kesuksesan sejati bukan hanya tentang mencapai tujuan pribadi, tetapi juga membawa dampak positif bagi orang lain.
Dengan keberhasilannya, Adi menjadi inspirasi bagi banyak orang di desanya. Ia membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan ketekunan, siapapun dapat meraih kesuksesan. Kisah Adi mengajarkan bahwa setiap langkah kecil menuju puncak kesuksesan memerlukan perjuangan, tetapi hasilnya sangat memuaskan.
Dan begitulah, Adi melangkah dengan bangga di puncak kesuksesannya, membuktikan bahwa mimpi dapat menjadi kenyataan bagi mereka yang tidak pernah berhenti berusaha.
Cerpen Kesuksesan 3
Judul: Membangun Kesuksesan
Di sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh hamparan sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Adi adalah anak seorang petani yang hidup dalam kemiskinan, namun dia memiliki mimpi besar untuk meraih kesuksesan.
Setiap pagi, sebelum matahari terbit, Adi sudah bangun dari tempat tidurnya. Dia pergi ke ladang untuk membantu ayahnya bekerja. Meskipun hidupnya sederhana, Adi selalu memiliki semangat dan keinginan untuk belajar lebih banyak. Dia membaca buku-buku dari perpustakaan desa dan rajin bertanya kepada orang-orang yang lebih berpengalaman.
Suatu hari, ketika sedang bekerja di sawah, Adi bertemu dengan seorang pengusaha kaya yang sedang berkunjung ke desa mereka. Pengusaha itu memberikan Adi sebuah buku tentang kisah sukses orang-orang terkenal di dunia. Adi sangat terinspirasi oleh buku tersebut dan bertekad untuk mengikuti jejak para tokoh tersebut.
Adi mulai mengubah pola pikirnya. Dia tidak lagi hanya bermimpi, tetapi juga bertindak untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Dia bekerja lebih keras dari sebelumnya, belajar lebih giat, dan berusaha mengasah kemampuan yang dimilikinya.
Saat Adi memasuki usia remaja, dia sudah memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin dicapainya. Dia berusaha keras untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, meskipun dia harus menghadapi banyak rintangan dan kesulitan finansial.
Namun, semangat dan tekad Adi tidak pernah pudar. Dia bekerja paruh waktu di samping kuliah untuk mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya. Dia juga aktif mencari beasiswa dan mendapatkan bantuan dari orang-orang yang percaya padanya.
Akhirnya, Adi lulus dari perguruan tinggi dengan prestasi gemilang. Dia mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan besar dan dengan cepat naik pangkat berkat dedikasi dan kerja kerasnya. Tidak hanya itu, Adi juga memulai bisnis kecilnya sendiri yang akhirnya berkembang menjadi perusahaan sukses.
Kesuksesan Adi bukanlah kebetulan. Itu adalah hasil dari tekad, kerja keras, dan ketekunan yang dia tanamkan sejak kecil. Dia membuktikan bahwa tidak peduli dari mana kita berasal atau seberapa sulit kehidupan kita, jika kita memiliki mimpi dan bersedia bekerja keras, kita dapat meraih kesuksesan.
Cerita Adi menjadi inspirasi bagi banyak orang di desanya. Mereka melihat dalam dirinya cerminan dari keyakinan bahwa impian mereka juga dapat tercapai jika mereka memiliki semangat yang sama dengan Adi. Dan dengan semangat itu, mereka pun mulai bergerak maju menuju kesuksesan mereka sendiri.
Sumber : https://barudakwell.com/tuliskan-cerpen-kesuksesan/
submitted by barudak-well to barudakwell [link] [comments]


2024.02.19 07:26 barudak-well Tuliskan Cerpen Kesuksesan !

Tuliskan Cerpen Kesuksesan !

https://preview.redd.it/kicmd687khjc1.jpg?width=824&format=pjpg&auto=webp&s=ab9746a650f3b2907d3a6a6ccb4759d4ff046de0
Tuliskan Cerpen Kesuksesan !
Jawaban :
Cerpen Kesuksesan 1
Judul : Melodi Kegigihan
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang gadis bernama Laras. Sejak kecil, Laras dikaruniai bakat luar biasa dalam bermain biola. Alunan biolanya mampu membangkitkan berbagai emosi dan memikat hati siapapun yang mendengarkan.
Namun, hidup Laras tidaklah mudah. Ia tinggal bersama neneknya yang sakit-sakitan dalam kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Untuk membantu neneknya, Laras harus bekerja keras membantu tetangga dan mengamen di jalanan.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, Laras tak pernah melupakan mimpinya untuk menjadi pemain biola profesional. Setiap malam, ia berlatih biola dengan tekun di bawah sinar bulan, ditemani suara jangkrik dan dedaunan.
Suatu hari, sebuah kesempatan emas datang. Ada sebuah kompetisi biola tingkat nasional yang diadakan di kota besar. Laras sangat ingin mengikuti kompetisi tersebut, namun ia tidak memiliki cukup uang untuk biaya pendaftaran dan perjalanan.
Tak patah semangat, Laras mengadakan pertunjukan biola di alun-alun desa. Ia memainkan berbagai melodi indah dengan penuh penghayatan. Penampilannya memukau seluruh warga desa.
Terharu dengan bakat dan kegigihan Laras, warga desa berbondong-bondong memberikan sumbangan untuk membantunya mengikuti kompetisi. Dengan penuh rasa syukur, Laras berangkat ke kota besar untuk mewujudkan mimpinya.
Kompetisi biola berlangsung dengan sengit. Laras bersaing dengan para pemain biola berbakat dari seluruh penjuru negeri. Ia tak gentar dan tampil dengan penuh percaya diri. Melodi biolanya yang penuh ekspresi dan menyentuh hati berhasil memukau para juri dan penonton.
Akhirnya, pengumuman pun tiba. Laras dinobatkan sebagai juara pertama. Air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Mimpi yang selama ini ia perjuangkan akhirnya terwujud.
Kesuksesan Laras menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih mimpi. Kegigihan, kerja keras, dan tekad yang kuatlah yang mengantarkannya menuju puncak kesuksesan.
Laras tak berhenti di situ. Ia terus berkarya dan menggunakan bakatnyauntuk membantu orang lain. Ia mendirikan yayasan musik untuk anak-anak kurang mampu dan memberikan mereka kesempatan untuk belajar bermain biola.
Kisah Laras adalah melodi kegigihan yang menggema, memotivasi banyak orang untuk terus berjuang dan mengejar mimpi mereka.
Cerpen Kesuksesan 2
Judul: Melangkah Menuju Puncak
Pada suatu pagi yang cerah di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Adi bercita-cita tinggi untuk mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Meskipun berasal dari keluarga sederhana, semangat dan tekadnya tidak pernah pudar.
Adi memiliki impian untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Ia tahu bahwa jalan menuju kesuksesan bukanlah hal yang mudah, namun itu tidak membuatnya patah semangat. Setiap hari, Adi bekerja keras untuk mengumpulkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
Suatu hari, Adi mendengar kabar tentang sebuah kompetisi bisnis yang diselenggarakan oleh perusahaan terkenal. Tanpa ragu, Adi memutuskan untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut. Ia menyusun rencana bisnisnya dengan matang dan berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan diri.
Proses persiapan tidaklah mudah. Adi harus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Namun, setiap kesulitan dianggapnya sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar. Ia belajar dari kegagalan dan terus mengasah kemampuannya.
Hari kompetisi tiba, dan Adi harus mempresentasikan ide bisnisnya di depan juri. Meskipun gugup, Adi memberikan presentasi yang luar biasa. Keberanian dan pengetahuannya membuatnya mencuri perhatian juri. Hasilnya, Adi berhasil menjadi juara dalam kompetisi tersebut.
Kemenangan itu bukanlah akhir dari perjalanan Adi, melainkan awal dari kesuksesannya. Ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan ide bisnisnya bersama perusahaan tersebut. Dengan tekad dan kerja kerasnya, Adi berhasil membangun usahanya hingga menjadi sukses.
Dalam perjalanannya, Adi tidak lupa untuk berbagi kesuksesannya dengan orang-orang di sekitarnya. Ia membuka peluang bagi mereka yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang. Adi menyadari bahwa kesuksesan sejati bukan hanya tentang mencapai tujuan pribadi, tetapi juga membawa dampak positif bagi orang lain.
Dengan keberhasilannya, Adi menjadi inspirasi bagi banyak orang di desanya. Ia membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan ketekunan, siapapun dapat meraih kesuksesan. Kisah Adi mengajarkan bahwa setiap langkah kecil menuju puncak kesuksesan memerlukan perjuangan, tetapi hasilnya sangat memuaskan.
Dan begitulah, Adi melangkah dengan bangga di puncak kesuksesannya, membuktikan bahwa mimpi dapat menjadi kenyataan bagi mereka yang tidak pernah berhenti berusaha.
Cerpen Kesuksesan 3
Judul: Membangun Kesuksesan
Di sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh hamparan sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Adi adalah anak seorang petani yang hidup dalam kemiskinan, namun dia memiliki mimpi besar untuk meraih kesuksesan.
Setiap pagi, sebelum matahari terbit, Adi sudah bangun dari tempat tidurnya. Dia pergi ke ladang untuk membantu ayahnya bekerja. Meskipun hidupnya sederhana, Adi selalu memiliki semangat dan keinginan untuk belajar lebih banyak. Dia membaca buku-buku dari perpustakaan desa dan rajin bertanya kepada orang-orang yang lebih berpengalaman.
Suatu hari, ketika sedang bekerja di sawah, Adi bertemu dengan seorang pengusaha kaya yang sedang berkunjung ke desa mereka. Pengusaha itu memberikan Adi sebuah buku tentang kisah sukses orang-orang terkenal di dunia. Adi sangat terinspirasi oleh buku tersebut dan bertekad untuk mengikuti jejak para tokoh tersebut.
Adi mulai mengubah pola pikirnya. Dia tidak lagi hanya bermimpi, tetapi juga bertindak untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Dia bekerja lebih keras dari sebelumnya, belajar lebih giat, dan berusaha mengasah kemampuan yang dimilikinya.
Saat Adi memasuki usia remaja, dia sudah memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin dicapainya. Dia berusaha keras untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, meskipun dia harus menghadapi banyak rintangan dan kesulitan finansial.
Namun, semangat dan tekad Adi tidak pernah pudar. Dia bekerja paruh waktu di samping kuliah untuk mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya. Dia juga aktif mencari beasiswa dan mendapatkan bantuan dari orang-orang yang percaya padanya.
Akhirnya, Adi lulus dari perguruan tinggi dengan prestasi gemilang. Dia mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan besar dan dengan cepat naik pangkat berkat dedikasi dan kerja kerasnya. Tidak hanya itu, Adi juga memulai bisnis kecilnya sendiri yang akhirnya berkembang menjadi perusahaan sukses.
Kesuksesan Adi bukanlah kebetulan. Itu adalah hasil dari tekad, kerja keras, dan ketekunan yang dia tanamkan sejak kecil. Dia membuktikan bahwa tidak peduli dari mana kita berasal atau seberapa sulit kehidupan kita, jika kita memiliki mimpi dan bersedia bekerja keras, kita dapat meraih kesuksesan.
Cerita Adi menjadi inspirasi bagi banyak orang di desanya. Mereka melihat dalam dirinya cerminan dari keyakinan bahwa impian mereka juga dapat tercapai jika mereka memiliki semangat yang sama dengan Adi. Dan dengan semangat itu, mereka pun mulai bergerak maju menuju kesuksesan mereka sendiri.
Sumber : https://barudakwell.com/tuliskan-cerpen-kesuksesan/
submitted by barudak-well to u/barudak-well [link] [comments]


2024.02.16 07:26 barudak-well Apa Hukumnya Membaca Cerita Sek Dewasa ?

Apa Hukumnya Membaca Cerita Sek Dewasa ?

https://preview.redd.it/7nbfatjj5wic1.jpg?width=512&format=pjpg&auto=webp&s=167c59889acf07040ba6812e7d7992bf2369a2b2
Apa Hukumnya Membaca Cerita Sek Dewasa ?
Jawaban :
Hukum membaca cerita dewasa dalam islam adalah
  • Makruh, karena membacanya membuang - buang waktu tanpa mendapatkan faedah. Hukum ini terikat jika yang membacanya tidak memunculkan syahwat yang dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam perbuatan haram.
  • Haram dan berdosa, jika dengan membacanya memunculkan syahwat yang menggugah hati kita untuk bermaksiat.
Pembahasan
Membaca cerita atau novel dewasa tidak dibenarkan. Apalagi kalau efeknya sampai membuatnya melakukan perbuatan maksiat. Berusahalah membaca sesuatu yang bermanfaat tentang pengetahuan dunia atau akhirat.
Membaca cerita dewasa merupakan kegiatan yang tiada faedahnya, maka hukumnya makruh. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam."
Selain itu, manusia diciptakan oleh Allah untuk mengenal Allah dan beribadah kepada-Nya saja. Allah Ta'ala berfirman, "Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku saja."
Lalu, apakah menulis cerita fiksi itu haram?
Cerita fiksi adalah sebuah karya sastra yang didalamnya berisi tentang cerita rekaan atau yang didasari dengan angan-angan atau fantasi dan bukan sesuai dengan kejadian nyata.
Menulis cerita fiksi yang dapat membangun moral atau jiwa diperbolehkan.
Sedangkan memasukkan cerita fiksi ke dalam cerita nyata adalah haram.
Rasulullah SAW bersabda, "Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia." (HR Abu Daud dan Tirmidzi).
Sumber : https://barudakwell.com/apa-hukumnya-membaca-cerita-sek-dewasa/
submitted by barudak-well to barudakwell [link] [comments]


2024.02.16 07:26 barudak-well Apa Hukumnya Membaca Cerita Sek Dewasa ?

Apa Hukumnya Membaca Cerita Sek Dewasa ?

https://preview.redd.it/w6wszt1h5wic1.jpg?width=512&format=pjpg&auto=webp&s=e613e38d9ee6741fdb199c11e196ebe5dc1d18c5
Apa Hukumnya Membaca Cerita Sek Dewasa ?
Jawaban :
Hukum membaca cerita dewasa dalam islam adalah
  • Makruh, karena membacanya membuang - buang waktu tanpa mendapatkan faedah. Hukum ini terikat jika yang membacanya tidak memunculkan syahwat yang dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam perbuatan haram.
  • Haram dan berdosa, jika dengan membacanya memunculkan syahwat yang menggugah hati kita untuk bermaksiat.
Pembahasan
Membaca cerita atau novel dewasa tidak dibenarkan. Apalagi kalau efeknya sampai membuatnya melakukan perbuatan maksiat. Berusahalah membaca sesuatu yang bermanfaat tentang pengetahuan dunia atau akhirat.
Membaca cerita dewasa merupakan kegiatan yang tiada faedahnya, maka hukumnya makruh. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam."
Selain itu, manusia diciptakan oleh Allah untuk mengenal Allah dan beribadah kepada-Nya saja. Allah Ta'ala berfirman, "Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku saja."
Lalu, apakah menulis cerita fiksi itu haram?
Cerita fiksi adalah sebuah karya sastra yang didalamnya berisi tentang cerita rekaan atau yang didasari dengan angan-angan atau fantasi dan bukan sesuai dengan kejadian nyata.
Menulis cerita fiksi yang dapat membangun moral atau jiwa diperbolehkan.
Sedangkan memasukkan cerita fiksi ke dalam cerita nyata adalah haram.
Rasulullah SAW bersabda, "Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia." (HR Abu Daud dan Tirmidzi).
Sumber : https://barudakwell.com/apa-hukumnya-membaca-cerita-sek-dewasa/
submitted by barudak-well to u/barudak-well [link] [comments]


2024.02.11 16:14 Forgetful_Learner Pendidikan dan Hak Pendidikan untuk Average-Middle Income -Trapped Students

Pertanyaan ini awalnya gue ingin tanyakan di acara Desak Anies, karena dia punya pengalaman mengatur perguruan tinggi dan mengatur orang dari segala sisi. Tapi gue gak kebagian tiket, dan mager juga, jadi coba gue taruh disini, setelah pengembangan.
Dalam kultur meritokrasi, yang dihadiahi jalan lempang (diteorikan) adalah antara yang paling miskin dan yang paling cerdas. Beasiswa tersedia untuk yang dapat membuktikan bahwa dirinya adalah paling "kurang mampu" atau yang paling "cerdas". Terjebak diantara dua hal itu, adalah orang yang "biasa saja". Tidak terlalu miskin untuk berhak mendapatkan beasiswa, tapi juga tidak terlalu pintar untuk mendapatkan beasiswa. Sedang mereka juga menjadi hamster yang terus berlari dalam roda untuk menjalankan komersialiasi pendidikan.
Isu komersialisasi pendidikan ini menarik diperhatikan, kalau kita mendengarkan "cerita" Dr. Sastia Putri, peneliti dari Kyodai Jepang di siniar Gita Wirjawan. Beliau bilang, agar kampus bisa maju, penelitian dilirik oleh internasional, maka harus meningkatkan pembiayaan (untuk terbitkan jurnal, beli alat riset), ya salah satunya dengan komersialisasi. Ini direalisasikan dengan kebijakan PTN BH, untuk mengurangi beban anggaran negara, dan juga memberikan kemandirian bagi kampus untuk mencari dana.
Kemandirian tersebut kemudian melenceng ke peningkatan biaya pendidikan untuk mahasiswa dan solusi yang disediakan: pinjaman (online) siswa/student loan berkedok pinjol. Solusi ini American-centric mengingat tokoh utama di belakang financial company student loan yang lagi viral adalah Gita Wirjawan sendiri.
Intermezzo: Apakah Gita Wirjawan pernah menonton argumen Hassan Minhaj di Kongres Amerika tentang student loan? Saya rasa dia antara belum pernah, atau sudah, namun meremehkan hal itu.
Dalam skema ini, middle-income student akan ditimpa tangga setelah terjatuh. Mereka bisa bayar kuliah, tapi terancam putus karena penghasilan keluarga/mereka habis untuk bayar SPP. Yang miskin yang tidak kuliah dalam skema ini tidak terpengaruh, dan dipersempit menjadi mereka yang memang mau berusaha keras dan dari sekian orang, sekian sedikit terpilih mendapat beasiswa.
Yang kaya, yang memiliki akses ke pendidikan yang lebar, mampu menelan ilmu berfikir komputasional, kalkulus, aljabar, fisika lebih awal dan lebih cepat, mendapatkan pintu terbuka semakin lebar ke dalam beasiswa-beasiswa bergengsi. Uang kuliah dari ortu tetap ada, tapi hanya dipakai saat "darurat" atau untuk pelesiran saja, anggap saja anggaran studi banding. Mereka menduduki peringkat meritokrasi tertinggi. Tidak percaya? Coba lihat video kompetisi IMO ini, lalu telusuri sekolah-sekolah orang yang ada di dalam video tersebut. Saya mungkin bias, karena mungkin saja ada satu atau dua yang memang berasal dari "benar-benar 0" atau "average yang betul-betul buanting tulang rusuk sampe penyok" dan bisa naik ke jenjang tertinggi meritokrasi, biasanya disebut "outlier".
Kan ada beasiswa afirmasi.
Coba lihat kajian Thomas Sowell tentang afirmasi, dia memaparkan bagaimana sistem afirmasi ini justru kalah efektif.
Mahasiswa yang medioker, yang kupu-kupu, materi kadang masuk kadang tidak, alat buat praktikum tercecer-cecer, laptop kalah spek sehingga tugas juga tersendat-sendat, ditambah sibuk berfikir menghitung uang tersisa untuk makan, dan mencari kerja sana sini untuk sekedar nabung buat beli Iphone terbaru.
Memang betul bahwa "excellence" itu butuh standar tertentu. Misal orang Indonesia yang mau masuk MIT pasti harus ngebet matematiknya, harus terlihat cerdas, dan ada duit untuk hidup, sehingga memang hanya golongan tertentu yang bisa masuk. Akan tetapi, bila institusi itu diceraikan dari "excellence", kenapa tidak kita naikkan kualitas apa yang sudah ada, bukan sibuk mencari "outlier" dari masyarakat medioker, lalu kita junjung dan kemudian andalkan dan jadikan sandaran untuk "memajukan peradaban bangsa"?
submitted by Forgetful_Learner to indonesia [link] [comments]


2024.02.09 04:03 Jco_00 Just found out my "gf" is seeing another dude behind my back. Feel like I've been stabbed in the back and burned.

Tbh this is a continuation of my previous post I made here. Singkat cerita, kemarin tanggal 15 Desember kami sempet putus karena ortunya nyuruh dia untuk fokus kuliah, dan dia sering ngerasa kesepian karena aku sering sibuk slowrespon dan nggak bisa nemenin kayak dulu. Tapi gimana mungkin aku bisa nemenin terus 24/7 kalo aku sibuk dengan kuliah dan punya banyak masalah lainnya sebagai anak rantau? Bahkan untuk nyari makan aja harus hemat banget dan harus jalan kaki kemana mana karena nggak punya uang untuk transportasi. Meskipun kami putus, dia nangis nangis mohon nggak mau lost contact sama aku, pengen tetep dekat tapi hanya sebagai sahabat. Dia pengen tetep bisa cerita cerita dan curhat dengan aku. Dia juga ngomong kalo nggak mungkin bisa nemu cowok sebaik aku dan akan selalu inget aku. Besoknya setelah putus, hubungan kami tetap sama aja seperti sebelumnya, hanya tanpa status pacar. Dia terus curhat dan cerita ke aku setiap hari tentang kehidupannya; bahkan kami aja pernah nonton bareng di bioskop dan makan berdua; ketemuan dan foto bersama saat ada acara alumni di SMA. Waktu akhir Januari, dia bahkan pengen agar aku "mesra bucin" lagi kayak dulu dan manggil dia sayang lagi. Jadi, apakah aku salah ngira bahwa kami sudah balikan karena ini bukan seperti sahabat biasa? Setidaknya hubungan kami setelah putus bisa dikatakan "Hubungan tanpa status", kan?
Baru baru ini aku sadar kalo aku cuma dimanfaatkan saat dia kesepian. Aku ngeliat tanda tanda di medsos kalo ada cowok lain, seorang polisi yang dekat sama keluarganya dan sudah pernah aku curigai sebelumnya. Sebelumnya nggak lama setelah putus tanggal 22 Desember, kami sempat berantem besar gara2 dia bohong dan nyembunyiin kalo dia pergi jalan berdua dengan orang itu naik mobil keliling kota. Bayangin coba gimana perasaanku waktu tau padahal nggak ada seminggu putus dan dia nyembunyiin itu. Dia malah marah dan nangis, ngomong kalo aku nuduh tanpa dasar dan suka berprasangka buruk padahal orangnya cuma temen. Eh orang yang sama ini beberapa Minggu yang lalu makan makan bareng keluarga dia dan duduk sama foto bersebelahan terus. Kejadian lagi seminggu yang lalu dia bikin story di Tiktok jalan berdua lagi naik mobil sama orangnya itu lagi, nggak lama kemudian dihapus sih storynya tapi aku dah terlanjur liat. Hal yang sama terjadi beberapa kali sendiri dan dia juga nggak bilang apa2 ke aku. Padahal selama ini dia masih deket banget sama aku, setiap hari dia cerita dan curhat ke aku tentang hal2. Aku berusaha positif thinking belajar dari kesalahan masa lalu supaya optimis terus dan nggak gampang jealous jadi nggak aku permasalahin kejadian2 itu ke dia.
Eh ternyata aku barusan sadar setelah nggak sengaja liat repost tiktoknya dia (Jarang banget buka tiktok) isinya hal2 yang nggak mungkin berkaitan sama aku tapi cocok sama orang itu, contohnya kayak: Tetep perjuangin orang batak (Si cowoknya itu batak sedangkan aku suku lain dan dia tau persis itu); Walaupun beda umur tapi cintaku nggak akan luntur (Si cowoknya itu umur 23 dan dah kerja sedangkan kami seumuran umur 19); Lirik lagu yang deskripsiin dia tinggi banget dan kekar (Si cowoknya itu tinggi dan kuat soalnya polisi sedangkan aku pendek dan kurus). Ada beberapa juga yang nyindir aku sih kayak surviving ex from "Nama sekolah" dan ex yang sering slowrespon ketiduran dan sebagainya. Nggak cuma itu, semua postingan yang berkaitan sama aku juga dihapus di semua medsosnya padahal habis putus pun masih ada loh beberapa, tapi sekarang ilang semua wkwkwk. Dia juga ngepost video gitu di tiktok dan ada temennnya yang nyindir ke cowoknya itu.
Intinya ngerasa betrayed soalnya aku kira kita dah balikan tapi kenyataannya malah dah ada yang baru dan disetujui keluarganya wkwkwkkw. Padahal ini dia setiap hari juga sering minta ditemenin curhat juga loh. Dia aja jealous dan ngekang banget sampe temenku cewek ada yang dilabrak gara2 terlalu deket sama aku, aku slowrespon gara2 main game aja dimarahin. Ya nasib deh, mungkin ini cara Tuhan sadarin aku atau gimana gitu. Maaf nulisnya kepanjangan dan nggak jelas ya, aku cuma bingung mau cerita ke siapa soalnya nggak ada siapa siapa yang bisa aku share hal ginian. Sekian dan terimakasih.
submitted by Jco_00 to indonesia [link] [comments]


2024.02.04 14:35 unforeesableduck Diaini ada yang selalu disuruh orang tuanya buat ikut CPNS? Gimana ceritanya?

Ortu gw termasuk yg selalu nyuruh gw, dan saudara/sodari gw buat ngikut tes CPNS.
Buat latar belakang, ortu gw emg bekerja sbgai guru PNS, dan memang hsilnya ckup trlihat, bisa beli rumah, mobil, dll, berkecukupan lah.
Di awal awal sebelum bekerja setelah lulus kuliah, gw masih oke lah disuruh ikut tes CPNS. Masih belum ada kerjaan. Ditahun pertama dna kedua dapat kerja juga masih terus disuruh ngikutin.
Sampe sekarang, almost 5 years gua udh kerja, terus disuruh buat ikutan tes. Memang kerjaan gw smpe sekarang "gk menghasilkan" yang signifikan. Gk kelihatan prubahannya secara fisik, dan gw emg melakukan beberapa kesalahan finansial (yg org tua gw gk tau).
Tpi selama bkerja, n sampe saat ini gw kerja selalu disuruh ikut tes, bukan malah bkin gw smgt. Gw malah jadi ngerasa helpless, ngrasa bahwa apa yg gw lakuin, kerjaan yg gw punya hingga saat ini gk ad artinya. Gw gk ngerasa disupport.
Gw tau niatan ortu gw mgkin baik dari sisi mereka. Pengen lihat anaknya punya kerjaan stabil, bisa pensiun dengan aman. "Memang sedikit, tapi cukup". Begitu kata mereka.
Tapi ada hal yg ngebuat gw males ngikutin tes CPNS. Sorry if i offense you guys, if you're PNS. But this is my honest opinion from my perspective.
Pertama, gw ngerasa SDM yg ada di PNS itu gk kompeten dan terlalu santai. Liat aja pengurusan macem macem, terkesan lambat dan gk update secara teknologi.
Kedua, gw ngerasa banyak bener peran nepotisme di pns. Ngantri ngurs sesuatu, bisa diduluin kalo lu kenal org dalem. Gw tau ini krna ortu gw jga pernah make cara ini.
Ketiga, gw ngerasa budaya para PNS itu budaya "Tua". Banyak orang" tua di dalamnya, dengan budayanya yg begitu aja dari dlu. Dan gw ngerasa, meskipun ada org muda yg masuk, bakal kalah dengan budaya yg udh lama disitu.
Keempat, ini entah perasaan gw atau apa, gw ngerasa ada kesan "cringe" ketika berurusan dengan para PNS ini.
Kelima, gw ngerasa, sebagai pribadi gw gk bisa berkembang dan dapetin partner kerja yg bisa saling tuker pkiran disitu. Gw ngerasa jiwa para PNS yaudah, gitu aja. Kerjain yg disuruh, dan pulang. Gk ada sesuatu menarik yg dikejar /pursue.
Aside from myself yg kaga masuk/lulus test CPNS, itu hal" yg gw pikirin, yg buat gw sebenrnya males ikutan tes.
Disini ad yg punya pengalaman sama? Atau mungkin udah lulus sebagai PNS? Atau malah yg dulu menggebu-gebu pengen jadi PNS akhirnya pindah haluan?
If you don't mind, please tell your story here. Would really appreciate that!
Gw penasaran dengan cerita atau perspective masing" kalian.
Thanks
submitted by unforeesableduck to indonesia [link] [comments]


http://rodzice.org/