2024.05.03 09:03 Dinoman0101 This is truly terrible
submitted by Dinoman0101 to TheRightCantMeme [link] [comments] |
2024.02.18 03:53 maminya_mahae my love story #1
2023.12.25 06:23 dindt-21 I want to move on. Aku pengin berubah, barangkali Komodos disini ada yang butuh asisten di bidang data Aku sangat ingin punya mentor.
2023.12.02 08:40 MerkuriIntan Hi komodos, sekedar mau ngeluapin cerita disini sebagai seseorang yang mencap diri "failed as a human, brother and son" dan berfikiran untuk "menutup buku"
Halo komodos, aku izin sekedar mau cerita disini karena sejujurnya selama ini hanya jadi SR. Aku sudah sekian lama pengen menulis dan menceritakan ini, namun karena terkendala waktu, mood dan mngkn rasa takut jadi baru bisa keturutan sekarang. submitted by MerkuriIntan to indonesia [link] [comments] Maaf, sekiranya apabila ceritanya bakalan panjang banget. Jadi aku (M24) adalah seorang lulusan prodi sasing dari salah satu ptn di jateng. Sekarang ini aku tengah menganggur selama kurang lebih 6/7 bulan yang mostly juga karena kesalahanku sendiri yang begitu teledor dan kurang bijak dalam menyikapi usia dewasa. Aku sempat bekerja di sebuah bimbel bahasa inggris sebagai admin disana selama kurang lebih 7 bulan sebelum diriku memutuskan untuk resign dari sana, tanpa mempertimbangkan adanya pekerjaan pengganti atau tidak sebelumnya. Sebelumnya memang sudah ada beberapa interview sebelum aku benar-benar keluar dari situ, namun memang belum berjodoh apa gimana aku belum benar-benar bisa secure pekerjaan sebelum aku memutuskan resign. Aku merasa sangat unwise dan terlalu larut dalam overthinkingku kala itu (akan aku perjelas di paragraf selanjutnya). Ada beberapa hal yang mendasari keputusanku untuk resign, namun 2 yang menjadi poin utama adalah mengenai benefit gaji dan jam kerja. Memang di awal sudah ditekankan apabila gaji yang diberikan akan dibawah UMK yang ada (hanya di angka 1 juta sekian). Itupun ternyata, masih ada potongan sekian persen dikarenakan bimbelnya masih dianggap oleh pihak Finance terdampak oleh pandemi, dan tidak dapat dipastikan untuk bisa kembali ke penghitungan gaji normal apakah bisa dilakukan dalam waktu dekat. Untuk benefit gaji sendiri aku merasa masih bisa menyanggupi karena aku juga untuk hitungan FG yang “sangat” minim skill (bahkan mngkn hampir ga punya) merasakan untuk mungkin mencoba mendapatkan pengalaman kerja yang nantinya, berharapnya, bisa dipergunakan untuk mempercantik CV. Untuk jam kerjanya, aku menanyakan soal hal itu, dan dari snaanya memberitahu apabila untuk jam kerja 6 jam dengan 2 shift (6 jam karena mngkn msh terdampak pandemi tadi, apabila sudah kembali bisa saja jadi 8 jam). Dan ada agenda-agenda lain seperti dinas ke luar kota dsb yang perlu dilakukan dan bisa saja menyita jam reguler yang sudah ada. Poin terakhir inilah yang mungkin menjadi pertimbanganku dan membuatku berfikir ulang. Jadi untuk bimbel ini sendiri ngga cuman bergerak di kantor utama, namun juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah dalam mengisi ekstrakurikuler mereka atau menawarkan jasa pengadaan lab bahasa (include dengan guru freelance dan buku mapelnya). Jobdesc ku disini kebanyakan berfokus pada observasi dan monitoring bagaimana kegiatan belajar mengajar baik dari guru freelance di kantor utama maupun yang ditempatkan di sekolah-sekolah tadi. Aku juga berkoordinasi dengan koordinator sekolah terkait dengan performa guru yang ada, respons murid, kualitas materi yang diberikan serta pengaturan jadwal seperti sesi foreigner (disini ada freelance foreigner juga, tapi ku lihat2 yang bisa stabil dtg cuman 1 orang) ujian mid dan final test. Pada mulanya, tepatnya 3 bulan pertama, aku masih merasakan enjoy dan senang untuk melakukan semua jobdesc yang ada. Walau terkadang masih sesekali kena tegur karena datang terlambat (jarak rumah ke kantor dulu memakan waktu krg lbh 45 menit) namun untuk perihal yang lain so far aku sendiri ngerasa masih sanggup-sanggup saja. Namun, hal yang sama mungkin ngga aku temui dengan orang rumah alias ortu yang ngerasa pekerjaanku memang dinilai masih terasa kurang dan mereka berharap jga aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Opini mereka menurutku valid karena aku sendiri punya 2 kakak yang memang sudah terlampau sukses, 1 bekerja di BUMN dan satunya lagi bekerja di sebuah perusahaan startup unicorn di Indonesia. Memang, sedari aku kuliah semester 1 aku mulai sadar apabila aku memang super inferior dibanding kakak-kakak ku. Aku memang ngerasa gapunya sesuatu hal lebih yang mngkn ga dimiliki oleh kedua kakakku. Aku terkadang takut untuk melihat mereka di kala diriku yang super inferior ini masih belum bisa berdiri tegap “setara” dengan mereka. Bahkan ortuku sendiri juga mengiyakan hal tersebut, dan memang aku jga merasakan hal yang sama. Pernah ada momen dimana ketika aku terselip gaji yang biasa kudapat hanya sekian 1 juta pun, ada sedikit gelak tawa dari ortuku karena merasa memang terlampau jauh bgt dari yang beliau harapkan (gajiku paling rendah di keluarga). Walau memang setelahnya mereka juga mengucap untuk tetap bersyukur akan rejeki yang ada, namun celetukan tawa tadi seolah-olah kutanggapi dengan mood negatif karena mengira memang aku akan berakhir jadi anak yang gagal di keluarga ini. Ortuku keduanya adalah seorang guru pns, bapak sudah pensiun dan ibu tahun depan ikut juga. Walau begitu, ada rasa malu dan merasa terbebani apabila aku nggak bisa mengikuti jejak anak-anak ortuku yang lain yang sudah sukses. Terlebih, kesan aku menjadi adik yang beban dan ortu yang enabling sepertinya juga jelek juga. Kembali ke topik pekerjaan di bimbel tadi, aku mulai merasakan ketidakselarasan antara workload dan benefit yang kuterima ketika aku mulai menjalani agenda dinas keluar kota. Mulanya aku berfikir agenda biasa pergi ke luar kota gitu, namun tidak. Aku diharuskan untuk berangkat jam 3 pagi demi untuk mem-paskan waktu dengan kegiatan KBM sekolah di luar kota sana (aku sudah melakukan agenda ini sekitar 4 kali, 2 kali ke kab. di jatim dan 2 kali juga di kab. di jateng). Biasanya, agenda ini dilakukan dengan perihal pembuatan laporan observasi lab bahasa atau untuk pelaksanaan TOEFL/TOEIC secara offline. Aku sedikit kaget mulanya karena aku berangkat pagi-pagi buta dan pulangnya pun bisa jadi melebihi jam kerja yang ada (oh iya aku lupa memberitahukan apabila tidak ada uang lembur disini). Apabila aku ngga salah, agenda ini ngga setiap waktu ada, minimum 1 bulan sekali memang. Yang mungkin lebih susah untuk ditebak adalah ketika ada agenda keluar kota terdekat (minimal 30-45 menitan jaraknya) yang mengharuskan untuk menggantikan guru freelance yang berhalangan secara mendadak. Memang, sudah ada pemberitahuan apabila hendak ijin bisa memberitahukan lebih awal. Namun terkadang aku masih menemui kasus dimana seharusnya aku jam 2 siang sudah bisa pulang, terpaksa harus menggantikan guru yang bersangkutan karena baru memberitahukan ijinnya pada saat jam 11-12 siang. Dan hal ini benar-benar tidak bisa diprediksi, dan akupun yang memang merasa skill mengajarku sangat kalah apabila dibandingkan anak-anak pendidikan otomatis kalang kabut ketika mendadak harus menyiapkan materi, absensi dan apa yang sekiranya bakal aku lakuin di sana nantinya. Kembali ke agenda keluar kota yang berangkat jam 3 pagi tadi, puncaknya adalah ketika aku ditugaskan untuk pergi ke cilacap dan berangkat jam 10 malam. Berbeda dengana agenda sebelumnya yang mungkin aku bisa pulang 2-3 jam dari jam seharusnya aku pulang, disini I’m literally working for 24 hours. Aku berangkat jam 10 malam dan tiba kembali disini pun jam 10 malam keesokannya pula, itupun aku sampai di kantor bukan yang sampai di rumah. Agendanya sedikit berbeda karena bukan observasi yang bisa sebentar, melainkan pendampingan untuk foreigner atas permintaan personal sekolah. Darisitulah aku merasa kalau mungkin kayak, apakah worth it untuk tetap melanjutkan ini? Dengan benefit sekian yang gaada lembur serta mungkin tidak ada kejelasan naik benefit or jenjang karir? Terlebih kadang aku merasa berfikiran negatif dengan orang tua di rumah karena melihat anak bungsunya yang mungkin akan berakhir tragis tidak bisa mengikuti jejak kedua kakaknya. Hal ini sudah kurasakan semenjak tahun lalu saat ku masih skripsian juga, saat judulku ditolak 2x dan aku merasa hilang arah karena banyak cibiran yang kuterima kala itu dari dosen-dosen yang menanyakan mengenai progress skripsiku, karena aku jauh tertinggal drpd temen2ku. Untungnya, aku sendiri ntah bagaimana bisa menyelesaikannya tepat waktu dan aku merasa itu menjadi salah satu best experience yg pernah kualami sejauh ini (mngkn terdengar sepele, namun bagiku sangat berkesan krn aku sering pusing dan nyetok obat pusing dari apotek kala itu). Setelah menimbang-nimbang, membaca-baca sedikit artikel tentang masa kerja normal untuk resign dsb, aku memutuskan untuk resign pada bulan ke tujuhku disana. Aku menyelesaikan semua tugasku disana dan mengucap goodbye sembari membelikan rekan-rekan disana beberapa roti dan kaleng wafer. Satu bulan pertama aku masih giat untuk mencari pekerjaan baru. Mengirimkan lamaran di lowongan yang ada, dan menunggu balasan yang ada. Akan tetapi, ntah apa yang merasuki diriku, pada bulan 2-4 aku seperti kehilangan minat dan arah dalam menata hidupku yang kacau balau ini. Aku sering membaca curhatan salah satu komodos disini yang sering berkeluh kesah soal skripsinya yang sudah diujung tanduk semester terakhir di DCT, dan komodos itu juga bilang apabila dia merasakan dirinya seolah-olah kehilangan minat dan keuletan untuk menuntaskan studinya. Aku serasa berada di perahu yang sama dengan komodos itu, hanya berbeda konteks saja karena aku dalam urusan pekerjaan. Aku benar-benar kehilangan arah dan terkadang hanya mengisi waktu dengan main game or baca-baca sosmed (I’m really sorry for being this lazy). Terkadang masih aku coba untuk memaksa diriku untuk menulis artikel sesuatu di sebuah website gitu yang membayar kontributornya untuk sekedar mengisi waktu luang, namun juga mencari mood dan menghadapi writer block jga bukanlah hal yang mudah. Ah iya, aku masih sesekali mengajar privat gitu. Ku merasa lebih mudah menghandle satu anak daripada satu kelas begitu. Kemarin sempat ikut tes cpns oleh ortu, aku juga coba jabanin demi serasa untuk “showing effort” ke mereka agar tidak terkesan hikkikomori/nolep bgt begitu. Namun melihat bahwa di formasiku bener2 hanya dibutuhin 1 biji orang saja, seketika mengerucutkan semangatku dan benar saja, tanpa persiapan matang aku gagal di tes nya dengan skor TIU ku dibawah passing grade. Setelahnya, sekarang ini, aku kembali mencoba untuk sekedar melamr lagi di beberapa tempat. Aku ngga terlalu tau pasti skill apa yang kupunya, terkadang aku lebih memilih untuk memasukkan lamaran di posisi seperti admin dsb, dengan berharap bisa mendapatkan gaji yang jauh lebih baik seenggaknya umk. Dalam lubuk hati, rasanya aku begitu bingung dan linglung mau dibawa kemana jiwa dan raga ini. Serasa aku hanya menjadi aib bagi keluargaku karena banyak hal yang aku gabisa kulakukan demi bisa setara dengan kakak-kakakku. Terlebih, pikiran negatifku dan overthinkingku semakin membabibuta kala mba iparku semua memiliki adik-adik yang seumuran denganku(or lebih tua dikit) jauh lebih sukses dan bisa menata hidup mereka dengan baik. Aku serasa menjadi seorang beban bagi kakak-kakakku. Terkadang sampai-sampai aku berfikir apabila mba iparku apakah membandingkan diriku dengan adik-adik mba iparku kala mereka sedang berada di ranjang. Aku tidak tahu darimana overthinking ini berasal, mungkin sudah terlalu lama aku bergumul dengan perasaan ini. Aku takut ketika banyak konten motivasi untuk menata hidup yang baik harus dimulai dengan memenuhi goals2 tertentu, atau membuat milestone tertentu. Seperti usia 25 harus sudah punya rumah, sudah punya tabungan/aset sekian, sudah financially independent dll. Terlebih apabila nanti sudah diburu dengan usia untuk dituntut berkeluarga. Urusan perut sendiri aja masih belum sepenuhnya kelar, apalagi perut orang lain gitu. 2x aku mencoba ke psikolog (yang masih terjangkau untuk dompetku) baik sebelum maupun sesudah resign belum bisa sepenuhnya menghilangkan overthinking dan rasa takutku akan masa depanku. Mau jadi apa aku? Mau ntar gimana setelah ortu pensiun semua, or bahkan ditinggal mangkat duluan? Apakah bakal tetep jadi aib keluarga yg gabisa dibanggain di mata ortu lain? Apakah bakal mati menyendiri sebatang kara? Sewaktu-waktu aku melihat ventilasi ruangan, kadang ada penglihatan untuk melihat diriku menggantung disana. Sekali pernah ketika orang rumah sedang pergi keluar semua, tak ada seorang pun, aku mencoba untuk mearik sebuah kursi dibawah ventilasi tsb dan menggantungkan sebuah sarung yang coba kulilitkan diantara leherku. 2-3 menit ku terdiam memikirkan “Am I already hit the rock bottom? Will I give myself another chance? Isn’t this the perfect way to end it?”. Aku urungkan niat tersebut krn aku merasa belum bener2 hit the rock bottom, tpi pikiran soal aku menggantung itu kerapkali terngiang. ilustrasi saja Kalaupun memang aku matipun, aku pengen meninggalkan rekening serta barang2 elektronikku untuk mereka bisa jual nantinya. Ga banyak memang, rekeningku sendiri hanya sekitar 12jt aja aku bener2 simpen selama 6 bulan ini hasil bekerja dan sisa dana kkn dulu. Aku ga main slot, judi ataupun pijol dll. Mungkin hanya itulah yg bisa kutinggalkan untuk mereka. Aku merasa hopeless, takut, menjadi seseorang yg hanya jadi beban dan aib bagi orang lain. Takut menjadi yang paling ketinggalan kereta daripada yang lain. Pernah saking tantrum dan bingungnya aku jedotin kepalaku ke sebuah meja beton sampai benjol, atau kepala belakang ke tembok gitu. Pengen mencoba donor darah biar seenggaknya merasa bis aada value as a human being buat bisa berguna buat org lain, selalu ditolak gara2 tensi tinggi/hb nya yg lewat. Aku pernah dulu semasa kerja kepala serasa digetok palu kencang bgt randomly gitu, dan ternyata kena tensi di angka 100an/90an lbh. Kata dokternya emg jangan terlalu banyak pikiran dulu dan jaga waktu tidur istirahat gitu. ilustrasi saja Semenjak awal tahun ini rasanya jadi gampang bgt terlalu larut dalam kesedihan sampai-sampai hanya krn aku trerlalu was-was akan gimana soal masa depan sendiri nantinya, aku kerap menangis sendiri di dalam kamar cukup lama. Hanya dengan membenturkan kepala di touchpad laptop saja sembari memikirkan diriku 5 tahun kedepa, seketika membuatku mataku berlinang air dan sesenggukan. Aku malu untuk mengakuinya, karena kesan disini memang cowo lebih tegar, kuat dlm menutupi emosi yang ada. Cowo lebih membuang semua perasaan itu buat nemuin jalan keluar yg ada, namun aku sendiri ga bisa melakukan hal semacam itu, ntah kenapa. Aku malu menjadi cowo yang gampang nangis gini, kesannya ga manly gitu. Aku pengen senggaknya bisa mengukir senyum bangga di wajah kedua orangtuaku sebelum aku bakal say goodbye for the last time ama mereka. Mba iparku pernah sekali bilang ke aku pas lebaran "gausah malu-malu dek, anggep aja kakak sendiri", serasa aku pengen jawab "I will never be your younger brother, sis, not until I am as successfull as your biological younger brother. I am worthless and only bring shame to this family". Tapi kurungkan dalam hati saja. Aku begitu takut menemui orang-orang yang kukenal. Mungkin ini bbakal jadi post terakhirku jga dengan akun ini. Aku gamau terlalu banyak ngepost krn takut mngkn akan mengganggu komodos yang lain. Melihat postingan Quora mba Grita Amelia dulu disini jga serasa membuatku takut untuk open up cerita seperti ini. Aku sering banget membaca postingan H2H disini yang mungkin membuatku merasa I am not that alone, but stil…, Hanya 3 orang real life yang tau aku ceritakan seperti ini, dan yah aku berharap mereka ga ngebocorinnya ke siapa2. At least sebelum aku mngkn meninggalkan mereka. Sekali lagi, maaf komodos klo emg terkesan panjang banget , ngalor ngidul, dan hopeless gini. Thanks for reading. TL;DR : Aku ngerasa gagal menjadi seorang manusia, anak dan adik buat kakak-kakakku maupun kakak iparku karena aku masih belum bisa merasa "setara" dengan mereka dan ortu pun juga berharap begitu, namun aku ngga tahu cara untuk mewujudkannya. Merasa makin tertinggal dengan balapan umur yang ada with no particular skill I could offer. Severe overthinking and always seeing my future as a bleak cloud ahead of me, bagai kapal yang terombang ambing di tengah lautan gatau mau berlabuh kemana. Suicide keeps crossing in my mind as an option, cuz that's the only way to relieve my pain of being such a failure in the eyes of everyone that I know.. Maaf komodos ga ngasi TLDR, sorry for this shitty long post |
2023.10.25 19:55 Itchy_Sky_7706 Izin curhat dikit
2023.10.20 14:45 DeNatix Pengen Curhat
2023.10.09 17:00 DigitalChildish Perjalan Hidup Seorang Gamer
Perkenalkan, namaku Irfan. Usiaku diakhir tigapuluhan mendekati empatpuluh tahun, Saya menikah dan mempunyai seorang putri yang cantik berumur 4 tahun. Dikehidupanku sejauh ini tak pernah mencapai kepemilikan rumah, mobil, motor, bahkan sepeda. Saat ini, saya berada dalam situasi tanpa pekerjaan tetap, dan saya sangat membutuhkan bantuan kalian. Namun, sebelum itu izinkan saya berbagi kisah hidup, semoga ceritaku memberikan penjelasan, inspirasi atau pelajaran hidup kepada banyak orang. Oh iya sebelum mulai, sedikit penjelasan ceritanya akan maju mudur dan pada angka-angka *1*,*2*,*3\*,dll dalam cerita merupakan titik point penting yang seharusnya saya fokuskan dalam hidup. Akan saya jelaskan di akhir cerita. Terimakasih. submitted by DigitalChildish to indonesia [link] [comments] Aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Di masa lalu dinegaraku, orang sering mengatakan, "banyak anak, banyak rejeki." Jika diartikan bahwa rejeki itu adalah materi, Tidak salah memang jika semua anak nya sukses, bagaimana jika tidak? Dan Ini adalah kisah hidupku. https://preview.redd.it/1j51llpgv6tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=9b2f04b585c00579817aaa1353b5594770b4c505 Kami hidup dalam keluarga sederhana, bapak ku adalah seorang pegawai swasta di sebuah perusahaan asuransi dan ibuku merupakah ibu rumah tangga yang berhenti bekerja ketika menikah. Waktu kecilku penuh dengan energi yang meluap-luap, dari keisengan mengambil camilan dari warung tetangga lalu lari tanpa membayar, hingga pulang larut malam saat masih SD. Aku bahkan pernah mengambil celengan uang kakakku untuk jajan dan bahkan membakar sofa di teras rumah. Tapi, jangan ditiru ya, waktu itu aku masih sangat polos. Meski begitu, aku adalah anak yang rajin. Aku sering membantu ibuku membersihkan rumah dan mencuci piring tanpa diminta. Aku juga mulai menunjukkan minatku dalam memperbaiki dan memodifikasi mainan elektronik agar terlihat lebih keren *1\* (Aku tertarik pada elektronik ketika pamanku berkunjung dan meperbaiki mobil-mobilanku yang rusak, dari situ aku baru tahu bahwa alat elektronik bisa diperbaiki dan tidak dibuang), yang membuat ibuku bangga padaku. Di sekolah, aku cukup cerdas dan pernah menduduki peringkat 1-3. Aku bahkan pernah mengikuti kompetisi cerdas cermat disekolah. Hanya dalam olahraga, aku selalu kesulitan karena tubuhku yang agak lemah. Aku selalu merasa pusing dan mual saat berolahraga. Guru-guruku sudah mengetahui kondisiku. Pelajaran favorit ku adalah matematika saat itu, ya betul matematika lho. Tapi saat itu.. sekarang? Sudahlah jangan ditanya, udah lupa berhitung saya, ada kalkulator bro. Sekarang, izinkan aku bercerita tentang titik krusial dalam hidupku, pertemuan pertamaku dengan sesuatu yang disebut "Game" yang akan mengubah segalanya.. Episode 01: Pacarku ‘Dingdong’Hari itu adalah hari Minggu yang tak terlupakan. Aku masih jelas mengingat saat itu, bapakku mengajakku naik motor Vespa-nya untuk pergi ke tukang cukur. Setelah cukuran selesai, giliran bapak yang harus dipangkas. Aku mulai merasa bosan dan memutuskan untuk keluar sebentar. Saat berjalan, aku melihat kerumunan orang yang sangat ramai, penasaran, aku mendekat.Saat aku mendekati, aku melihat sejumlah besar layar berwarna-warni dengan gambar-gambar bergerak yang dikendalikan oleh orang-orang di sekitarnya. Aku bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi di sana? Tiba-tiba, seseorang memasukkan koin ke dalam mesin, dan permainan dimulai. Ada yang berteriak, ada yang tertawa, bahkan ada yang terlihat marah. Aku tak bisa mengerti apa yang terjadi, tapi rasanya sangat seru dan penuh gairah. Ya, permainan ini disebut DINGDONG. https://preview.redd.it/kx3ygys6w6tb1.jpg?width=1500&format=pjpg&auto=webp&s=21ce3d44f122fbb76fd172c14dfc7ac5b90e20b7 Tanpa berpikir panjang, aku berlari kembali ke tempat bapak dan memohon padanya untuk memberiku beberapa koin. Dengan senang hati, aku kembali ke mesin dingdong itu. Aku pun mencoba permainan itu, dan rasanya luar biasa! Itu adalah pengalaman pertamaku bermain game di mesin dingdong, dan aku tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang istimewa. Hari-hari di tukang cukur menjadi saat yang selalu kutunggu-tunggu. Alasannya sederhana: itu adalah kesempatan bagiku untuk bertemu lagi dengan si 'game' ini. Bahkan ketika kami pergi berbelanja di daerah sana, aku selalu lari ke tempat dingdong itu. Walaupun aku hanya seorang anak SD ketika pertama kali bertemu dengan 'game' ini (ya, aku masih kecil), aku akhirnya tahu cara menuju ke sana sendiri. Kadang, jika aku memiliki sedikit uang ekstra setelah pulang sekolah, aku akan mampir ke sana. Rasanya seperti pacaran, karena aku selalu bertemu dengan si 'game' ini. Pernah suatu hari, ketika aku mendapatkan uang tabungan sekolahku, aku langsung pergi ke sana setelah sekolah dan bermain sampai malam. Hingga akhirnya pulang kerumah, Mama sangat marah menungguku di pintu depan. "Kemana kamu malam-malam baru pulang? Mama cari kamu di sekolah, Kakak cari ke teman-teman kamu tidak ada. Mama sangat khawatir!" katanya. Aku menjawab, "Aku pergi ke tempat dingdong, mama." Mama bertanya “Main Dingdong?! Sampai malam gini? dari mana uang nya?!” Aku mengaku bahwa uang itu berasal dari tabungan sekolah yang telah dibagikan. Aku hanya menyisakan sedikit dan kuberikan pada mama. Mama hanya menghela nafas dan memelukku erat. "Apakah kamu sudah makan?" tanyanya. Aku menjawab belum, dan dia mengatakan, "Ayo, segera mandi, dan kemudian kita makan malam." Dalam hatiku, aku tahu bahwa mama tidak begitu marah padaku. Dia hanya panik dan sangat mencintai anaknya. Setelah mandi, aku menemukan bahwa bapak telah pulang kerja. Dia berdiri tegap dan menatapku. Aku terkejut dan ketakutan. Aku berpikir, "Wah, pasti bapak sangat marah padaku sekarang." Namun, akhirnya, bapak hanya berkata, "Hei, kemana kamu pergi? Haha, luar biasa, anak SD yang baru pulang malam. Lihat mama, dia sangat khawatir." Aku kaget karena bapak tidak marah. Dia memberiku banyak nasihat pada malam itu. Singkat cerita karena kebebalanku, keluargaku sekarang tahu bahwa jika aku pulang terlambat, aku pasti ada di tempat dingdong itu, dan mereka selalu datang menjemputku. Episode 02: NintendoSuatu hari, keluargaku pergi ke sebuah supermarket bernama HERO. Ketika kami berada di sana, mataku tertuju pada sebuah mesin kecil yang terpajang di bagian penjualan mainan. Mesin itu berbentuk kotak, dengan sesuatu yang menancap di atasnya (yang akhirnya aku tahu itu adalah kaset game), dan ada kabel yang menjulur keluar. Di ujung kabel, ada kotak kecil yang tipis dengan tombol kontrol (stick). Kabel itu terhubung ke televisi 14 inci, di mana ada gambar karakter yang unik dan lucu, yaitu Mario Bros. Itu adalah pertama kalinya aku melihat sebuah konsol game yang bernama Nintendo. Aku mulai berpikir, "Wow, jika aku punya ini, aku tidak perlu lagi pergi ke tempat dingdong. Aku bisa bermain sepuasnya di rumah tanpa perlu koin." Aku meminta kepada orang tuaku, tetapi mereka mengingatkan bahwa masih banyak kebutuhan dan prioritas keluarga yang harus dipenuhi selain dari mesin Nintendo ini. https://preview.redd.it/8r1571tnw6tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=87f4274c19bf65c6f9686f2e70ff8bd6b2257e78 Setiap kali kami berbelanja di HERO, aku selalu berlari dan berhenti sejenak untuk melihat benda kecil yang menakjubkan ini bersama kakak pertamaku. Izinkan aku memperkenalkannya, dia adalah kakakku yang pertama dan saya panggil AA sifatnya agak eksentrik dan sering terlihat aneh. Dia sebenarnya pendiam dan juga bisa galak terkadang, tapi kami cukup dekat ketika kami masih kecil. Dia sering mengajakku bermain di lapangan besar belakang rumah kami, seperti bermain layangan dan mencoba kegiatan ekstrem seperti menjelajah jalan di bukit yang tinggi dan curam, berenang di sungai, dan bahkan suatu kali ketika kami menemukan beberapa orang sedang membersihkan saluran air di bawah jembatan, kami berdua memutuskan untuk "bersedekah" dengan membuang tai kami di sana. Aneh dan kocak, kan? Haha. (Jika Diingat-ingat Bahkan ketika SMP aku pernah menemukan koleksi foto-foto cewe sexy di koper belakang ketika sedang beres-beres. Dan itu ternyata milik kakak pertamaku dia ngamuk dan marah besar sampai memukul kepalaku ketika itu, ya aku nangis mengadu pada mama haha) Meskipun kadang-kadang dia bisa sangat aneh dan kami sering meributkan hal kecil, dia tetaplah kakak pertamaku yang terbaik. Dia selalu membelaku, bahkan pada suatu hari ketika aku diledek oleh anak-anak dari kampung sebelah. Kakakku datang dan membela aku. Dia juga mencariku ketika aku tak pulang ke rumah pada sore hari karena aku duduk menangis saat layanganku robek oleh anak nakal lain. Terlepas dari semua keanehan dan insiden lucu yang kami alami, dia tetaplah kakak yang sangat berarti bagi hidupku. Oh, aku lupa menceritakan tentang orang tua kami. Mama adalah sosok ibu yang luar biasa, mungkin yang terbaik sepanjang masa. Beliau selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kami, anak-anaknya. Mama adalah sosok yang penuh kreativitas. Masa muda mama selalu penuh petualangan, bepergian ke berbagai tempat, mengikuti seminar di kota ini, belajar di kota itu. Mama adalah tipe yang sangat ekstrovert, suka berbicara banyak, dan selalu membanggakan silsilah keluarga "darah biru"nya (setidaknya itu yang dikatakannya). Mama tak pernah berhenti bekerja, hingga suatu hari, di tempat kerjanya, dia bertemu dengan seorang pria muda. Ya, pria itu adalah bapakku sekarang. Saat itu, dia adalah anak buah mama. Seiring berjalannya waktu, mereka menjalin kasih dan akhirnya menikah. Mama berhenti bekerja saat hamil, dan posisinya di kantor digantikan oleh bapak. Mama mengandung anak pertama (yang sayangnya tidak berhasil bertahan di dunia ini, entah karena keguguran atau meninggal saat lahir, aku lupa). Kalau dihitung-hitung, jumlah anak mama jika masih hidup bisa mencapai 7 orang, tapi yang dua di antaranya meninggal. Semoga mereka menjadi bekal di akhirat, seperti yang dikatakan orang bahwa memiliki anak yang meninggal saat baru lahir adalah jaminan surga bagi ibunya. Karena si anak menunggu mamanya di surga kelak. Aamiin. Dulu, keuangan keluarga kami cukup baik. Bahkan kami mampu menyekolahkan adik-adik bapak hingga mereka lulus dan berhasil. Keluarga bapak sering menginap dan meminta bantuan kepada keluarga kami saat itu. *2\* Mama pernah menjalankan bisnis konveksi kain dan baju, dan bahkan mencoba berjualan ikan asin, Kue-kue, Kerupuk buatan sendiri dengan menawarkannya kepada tetangga-tetangga. Mama benar-benar akrab dengan para tetangga dan sering menjadi biang tukang gosip di lingkungan kami, seperti halnya ibu-ibu pada umumnya. Bapak adalah sosok yang baik, perhatian, dan sangat menyayangi anak-anaknya. Namun, beliau jarang bicara panjang lebar. Dan nanti Bapak melakukan kesalahan besar yang sangat-sangat fatal. Ketika aku berada di depan konsol Nintendo di HERO, tiba-tiba bapak dan mama mendekatiku. Mereka bertanya, "Kamu ingin ini? Ranking 1 dahulu, nanti akan kami belikan untukmu." Rasanya seperti dunia berubah menjadi indah, hanya ada aku bersama konsol Nintendo ini, tidak ada yang lain. Aku bertekad dalam hati, "Nintendo, kita akan bersama suatu hari nanti. Aku akan menunggumu." Itu adalah secercah harapan bagiku untuk memiliki konsol game tersebut. Episode 03: GIMBOTHari, bulan, dan tahun pun berlalu. Rankingku di kelas hanya berkisar antara 2 hingga 5, belum pernah mencapai ranking 1. Namun, suatu hari, bapak mengajakku ke sebuah toko jam. Kami naik Vespa, dan aku berdiri di depannya. Bapak selalu melindungi bagian dadaku dengan satu tangan, sambil berkata, "Kamu jangan sampai masuk angin, ya. Bapak akan menjagamu." Kami melaju pelan sambil menikmati angin sore, dan aku melihat pemandangan yang masih sangat hijau dan asri saat itu. Itu adalah momen yang masih aku ingat hingga sekarang. https://preview.redd.it/7jn6rwgpx6tb1.png?width=320&format=png&auto=webp&s=ccb567f85ba7c36ba112fb0e3627dc3e84868ae5 Akhirnya, kami sampai di toko jam, dan bapak mulai bertanya-tanya kepada penjualnya. Aku melihat ada sesuatu yang menarik di laci berkaca di depan toko itu. Apa itu? Sebuah kotak kecil hitam dengan layar di dalamnya. Ya, itulah yang disebut Game Watch, atau yang kami sebut Gimbot. Di sekolah, aku sering bermain dengan perangkat ini. Ada abang-abang yang menyewakan berbagai versi Gimbot, ada yang seperti teropong dengan gambar animasi, ada yang bertema koboi, ada permainan ular, ada bola, ada mobil, ada motor, dan masih banyak lagi. Kami cukup membayar 25 atau 50 perak, aku lupa pastinya, dan bisa bermain beberapa menit saja. Abang-abangnya sering mengingatkan, "Sudah, waktu habis, ayo selesai." Terkadang, aku memohon, "Boleh bonus, bang? Kan aku sering main." Karena abangnya mengenal aku, dia sering memberiku bonus bermain lebih lama. Kembali Ketika aku melihat Gimbot dilaci berkaca tersebut dengan mata berbinar, aku tahu itu adalah versi Tetris dengan banyak mode permainan di dalamnya. Ketika kami pulang, bapak menyodorkan sebuah plastik hitam ke padaku. Didalam plastik itu ternyata ada Gimbot tersebut. Aku terkejut. Wah, dengan senang hati, aku menerimanya. Bapak telah membelikan konsol ini untukku! Aku merasa sangat senang, bahkan ketika kami akan naik motor, aku tak henti-hentinya bermain dengan tombol Gimbot ini. "Eh, sudah, nanti mainnya di rumah!" kata bapak. Aku hanya tertawa senang. Hari itu sangat indah bagiku. Episode 04: PentasKehidupanku di SD sangat menarik, dan aku sangat mengingat semua hal-hal baru yang terjadi dengan sangat jelas. Pada kelas 4 SD, aku dan temanku yang duduk di sebelahku begitu populer di kelas, meskipun entah kenapa. Sangat jelas dan teringat, nama temanku yang duduk di sebelahku adalah Niar, dia adalah seorang cowok. Meskipun dia sedikit pendiam, namun pandangan teman-temannya selalu menganggapnya keren dan menarik, bahkan menurutku dia terlihat seperti orang yang sangat kaya. Aku bahkan pernah diajak ke rumahnya.Di rumahnya, aku disuguhi dengan roti yang begitu enak, itu adalah pertama kalinya aku mencicipi sesuatu yang begitu lezat. Ibunya sepertinya sangat memanjakannya, dan dia hanya memiliki seorang kakak. Ada berbagai camilan lain seperti kue dan permen. Aku sangat lahap saat makan roti tersebut, sementara Niar hanya memandanginya di piringnya tanpa menyentuhnya. Namun, di rumahku, makanan atau minuman tidak pernah tersisa. Dalam keluarga kami yang memiliki banyak anak, camilan selalu menjadi rebutan, dan kami sering berdebat bahkan tentang wadah makanan atau gelas minuman. Kami bahkan sampai menggunakan gelas yang sama setiap kalinya secara otomatis meskipun tidak ada nama-nama pemiliknya. Oh, iya, saat itu kami masih berempat bersaudara, adikku yang paling bungsu belum lahir. Kembali ke rumah Niar, sedikit cerita dengannya, dia mengatakan bahwa dia akan pindah ke Bandung. Aku lahir di Bandung, jadi aku berharap bahwa suatu saat nanti jika aku kembali ke Bandung, kami bisa bertemu lagi. Kami berjanji seperti anak kecil biasanya, tetapi tentu saja kami tidak memiliki nomor telepon satu sama lain saat itu. Itu hanyalah janji anak kecil semata. Di kelas, ada juga seorang gadis yang menarik perhatianku, namanya dipanggil Yeyi. Dia berkacamata, pintar, cukup cantik, dan rambutnya sedikit ikal. Dia juga anak dari ibu wali kelas kami. Entah apa yang terjadi di kelas pada hari itu, tetapi semua gadis di kelas mulai bertingkah aneh dan lucu. Mereka tiba-tiba membuka rok mereka di depan kami berdua, aku dan Niar. Aku kaget dan bingung, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Mereka semua tertawa-tawa. Aku merasa malu dan menutup mataku. Yang anehnya, Yeyi juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama di depanku. Kami semua hanya tertawa-tawa. Itu adalah hari yang sangat aneh, absurd dan lucu bagiku, tapi juga sangat berkesan. Suatu hari, Bu guru wali kelas kami mengumumkan bahwa akan ada acara panggung pentas perpisahan untuk kelas 6. Setiap kelas harus memberikan pertunjukan atau penampilan, biasanya berupa nyanyian atau tarian. Bu guru bertanya, "Ada yang punya ide lain atau siapa yang ingin ikut?" Entah mengapa, aku tiba-tiba mengacungkan tangan dan mengajukan diri. Aku berkata, "Aku ingin membuat pertunjukan komedi, Bu!" Yang lainnya bengong dan terkejut. Aku hanya merasa punya ide tersebut karena kami adalah kelas yang selalu kocak. Ada teman bernama Mbleh, dia selalu punya ingus di hidungnya. Muka dan ekspresinya lucu dan sering membuat kami tertawa. Aku lupa detailnya, tapi intinya ide cerita komedi kami berasal dari Mbleh dan teman-teman yang lain. Saat itu, aku masih kelas 4 SD, jadi mungkin komedinya belum terlalu lucu, haha. https://preview.redd.it/8u03rodkf7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=3e2d65e1c0d2920598d1566163b9eefebff4d4bc Setiap hari kami berlatih bermain komedi *3\*, dan akhirnya saat pentas tiba. Kami dipanggil ke atas panggung oleh pembawa acara, dan semua orang melihat ke arah kami. Kami terlihat mencolok karena kami adalah satu-satunya yang tampil beda, mengenakan peci dan sarung ala orang Sunda, dan akan melakukan pertunjukan komedi. Hal ini sangat jarang terjadi. Aku ingat inti cerita kami adalah bahwa kami sedang berkumpul, dan tiba-tiba terdengar suara aneh. Mbleh berkata, "Ini nih, ini nih!" sambil menunjuk ke arah pantatnya sambil menungging, lalu tiba-tiba dia kentut besar, dan kami semua terhempas. Semua penonton tertawa terbahak-bahak. Pertunjukan pun berakhir, dan kami semua mendapatkan uang masing-masing sebesar 500 perak dari Bu guru wali kelas. Itu adalah pengalaman pertama kali aku tampil di depan umum, dan sangat berkesan. Episode 05: BisnisSetiap hari, mamaku selalu memberikan uang jajan pas-pasan kepada kami, dan mamaku adalah seorang ahli dalam mengelola keuangan dan membaginya dengan bijak. Karena hal ini, kakakku yang kedua memberikan ide untuk meningkatkan uang jajan kami dengan cara yang kreatif, yaitu dengan menyewakan komik. Mari perkenalkan kakakku yang kedua yang saya panggil Teteh. Dia adalah seorang perempuan tangguh dan penyabar, meskipun dia pendiam, dia selalu bijaksana dan penuh wibawa di mataku. Walaupun aku sering menggodanya, dia hanya akan marah sesaat dan kemudian menjadi seperti biasa lagi. Entah apakah dia masih mengingatnya atau tidak, tapi dia yang pertama kali mengajarkan aku tentang bisnis.*4\* https://preview.redd.it/krn5p6c6g7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=18e438d739ade629d566070fb22b4a13ae771b85 Kami berempat, termasuk kakakku yang pertama dan ketiga, berpartisipasi dengan membantu membawa buku-buku dan komik-komik ke sebuah lapangan yang disebut Lapangan Merdeka. Saat itu bulan puasa dan sore-sore selalu ramai di sana, dengan banyak penjual makanan, minuman, dan berbagai barang di acara tersebut. Kami membawa buku-buku bacaan cerita dan komik-komik yang kami miliki untuk disewakan di sana. Aku tidak tahu sebelumnya bahwa komik & buku bisa disewakan, dan ini sangat mengejutkan bagiku. Wow, lumayan banyak yang menyewa buku-buku kami, mereka duduk di tikar sambil menunggu waktu berbuka puasa. Bagi saya, saat itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan dan hal baru. Episode 06: Lil BrotherTahun itu adalah tahun yang penuh kebahagiaan. Mama telah mengandung selama hampir 9 bulan. Ya, adikku yang akan menjadi yang termuda akan segera lahir pada tahun ini. Aku, yang sekarang berstatus sebagai anak bungsu, akan segera memberikan tahtaku sebagai anak bungsu kepada adikku yang akan segera dilahirkan. Sebagai anak bungsu, ada banyak keuntungan, seperti mendapatkan perhatian lebih, dimanja, dan perlindungan ekstra. Meskipun aku tidak bisa mengingat dengan jelas apa saja manfaat yang aku nikmati saat itu, satu hal yang pasti, itu adalah momen yang sangat berharga.Ketika malam menjelang kelahiran adikku, bapakku terlihat gelisah, bolak-balik antara rumah dan rumah sakit. Seakan-akan dia khawatir tentang kami yang tinggal di rumah, sementara juga khawatir pada mama yang berada di rumah sakit. Pada satu malam, aku terbangun ketika bapakku kembali dengan membawa selimut dan pakaian dari lemari. Dia memberitahuku, "Mama akan melahirkan, jagalah dirimu baik-baik di rumah bersama kakak-kakakmu." Aku hanya mengangguk dan kembali tidur. Pagi harinya, bapakku sudah berada di rumah dengan senyum bahagia di wajahnya. Dia memberitahu kami bahwa adikku telah lahir, seorang bayi laki-laki yang sehat. Inilah adikku anggota yang kelima, sainganku dalam mencari perhatian di rumah (hehe). https://preview.redd.it/8orww639g7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=e44bac656fb92b17c5dbf697b8d445d5419ad38c Aku sering berbagi makanan kecil dengan adikku ini. Kalau dia memiliki makanan ringan, aku sering berada di sekitarnya dan berusaha baik-baik saja agar dia mau berbagi makanannya (hehe). Tingkahnya sungguh lucu; ketika dia harus buang air besar, dia akan berlari ke sudut dan teriak, "Ee eek eeek!!!" Kami semua tahu bahwa itu adalah tanda bahwa dia harus buang air besar. Ketika dia masih kecil, kulitnya sangat putih, dia tampak sangat ganteng dan lucu. Banyak orang yang ingin menggendongnya karena pesonanya yang menggemaskan. Ketika dia tumbuh besar saya selalu memanggilnya Jony, dia selalu mengikuti jejakku. Apakah itu dalam hal bermain musik, gaya berpakaian, atau bahkan selera musikku. Bahkan dia juga suka bermain game sama seperti aku. Kami memiliki banyak kesamaan dan hubungan yang erat sebagai saudara. Setiap hari dan bulan berlalu dengan lancar, kakek dan nenek sering datang ke rumah. Mama selalu menceritakan kepada mereka dan bangga padaku karena sering membantu di rumah dan merawat adik bayi. Hidupku masih berjalan normal seperti biasanya. Episode 07: The CrackTahun demi tahun berlalu, dan akhirnya, pada kenaikan ke kelas 6, aku berhasil meraih peringkat pertama. Sungguh, ini adalah momen yang selama ini telah kusimpan dan kutunggu-tunggu. Akhirnya, “pacar pertamaku”, tunggulah aku! Dengan senang dan penuh kebahagiaan, aku menagih janji pada mama. “Ma, aku ranking satu lho. Asik hadiah nya mana?” Mama hanya tersenyum dan mengiyakan.https://preview.redd.it/hq9d3mnkg7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=5799a156154699e7fc7a0ecc32ed0f6c96099caa Namun, ada yang berbeda pada mama. Sejak beberapa tahun sebelumnya, ada ketidakharmonisan dalam hubungan dikeluarga. Mama dan bapak sering bertengkar hebat, bahkan kami seringkali pindah-pindah rumah kontrakan untuk menghindari omongan tidak enak dari tetangga. Kami tinggal di kota ini dalam kondisi menyewa. Sebelumnya, kami memiliki rumah di Bandung, namun bapak dipindahkan untuk bekerja di kota ini saat aku masih duduk di kelas 1 SD. Rumah di Bandung kami kontrakan kepada orang lain. Terdapat rumor bahwa bapak terlibat dalam hubungan dengan seorang wanita rekan kerjanya di kantor. Akhirnya, mama memutuskan untuk kembali ke Bandung. Kami kembali ke rumah lama yang pernah kami tinggali saat aku masih berada di TK. Waktu saya masih TK, kompleks perumahan tempat tinggal saya belum begitu ramai, jadi apa yang kami lakukan tidak akan dilihat orang banyak. Saat itu, saya diajak bermain oleh teman-teman saya, dan kami melihat ada warung yang sepi dengan snack Chiki terpajang jelas di sana. Teman-teman saya mengajak saya untuk mengambilnya, dan karena saya masih kecil dan ikut-ikutan, saya pun mengambil Chiki dan kabur bersama mereka. Kami berlari ke belakang rumah yang tidak berpenghuni dan tertawa-tawa sambil menikmati Chiki hasil rampasan itu. Maafkan saya, pada saat itu, saya tidak tahu bahwa itu dilarang. Saya masih TK dan hanya mengikuti teman-teman. Oh iya, saya ingat, saya pernah bilang membakar sofa, kan? Gini ceritanya, waktu itu di rumah sedang ada tamu Mama, mereka sedang berbincang di ruang depan. Saya sendirian, merasa bosan, karena semua kakak-kakak saya sedang sekolah. Ketika saya duduk di teras depan yang memiliki sofa, saya mendengar suara cicit-cicit yang aneh. Saya melihat ke dalam celah-celah sofa, mencoba mencari tahu apa yang ada di sana. Mungkin itu tikus? Ah, saya akan menembakinya dengan senjata racikan saya (ini bukan senjata nyata, hanya dua batang korek api yang saya tempelkan dan balut dengan kertas rokok, saya diajari kakak pertama mengenai ini). "Pasti ada tikus, kecoa, atau makhluk-makhluk aneh di dalam sini," pikir saya yang saat itu masih TK. Tanpa berpikir panjang, saya menyalakan korek api dan menembakinya: cuw cuww cuuuwww... Api masuk ke dalam celah sofa, dan tiba-tiba api tersebut mulai membesar. Insting saya mengatakan bahwa ini semakin serius dan harus segera dipadamkan. Saya mengambil gayung kecil yang ada di taman, mengambil air dari kolam ikan di depan rumah. Saya bolak-balik beberapa kali mengambil air. Mama melihat saya bolak-balik dan mendekati, bertanya, "Hei, Ipan, apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa bolak-balik seperti itu?" "Astagaaa! Apa ini? Tolong, ini kebakaran!!!" Mama melihat api yang telah membesar di sofa. Untungnya, ada seorang tukang ojek yang sedang lewat dan memanggil temannya yang sedang nongkrong. "Wah, ini kebakaran!!" akhirnya sofa berhasil diangkat keluar dengan cepat ke jalan. Beruntungnya, api belum menjalar ke atas plafon. Kebakaran pun berhasil dipadamkan di tengah jalan. Mama menggendong saya saat itu. Banyak orang yang ikut berkerumun. Aneh, ya, kok saya masih mengingat detail peristiwa itu. Haha. Tindakan nakal lainnya juga dipengaruhi oleh teman dan lingkungan bermain. Saya bahkan pernah mengambil uang koin dari celengan kakak saya yang ketiga untuk jajan. Perkenalkan, kakak perempuan ketiga saya cukup pemberani dan keras kepala tapi mudah ditipu dan dijahili, saya memanggilnya Wie. Dia sering menjadi target jahil saya, dan kami sering bertengkar karena hal-hal remeh. Salah satunya, saya pernah mengatakan kepadanya, "Nih, rasakan aku kasih kutu!" Saya pura-pura mengambil kutu di rambut saya dan melemparkannya ke kepalanya, dan dia teriak histeris, "Ada kutu di rambut! Gara-gara si Ipon!" (Kami punya panggilan ejek sendiri, saya dipanggil Ipon). Sampai-sampai dia menangis dan mengadu kepada mama. Meskipun kami sering bertengkar ketika kecil, kakak ketiga saya selalu peduli padaku. Suatu hari, saya melihat topeng kura-kura ninja di sekolahnya ketika berkunjung ke sana. Kakak saya mungkin melihat itu. Esok harinya, ketika dia pulang sekolah, dia tiba-tiba muncul dan membuat saya kaget dengan berpura-pura menjadi kura-kura ninja. Dia berkata, "Taraaa!" sambil memakai topeng kura-kura ninja yang sudah dia belikan. Saya sangat senang ketika itu. Apapun yang terjadi, kami tetap keluarga yang saling menyayangi dan saling mengerti. Secara singkat, kami semua pindah kembali ke Bandung. Bapak tetap di kota tersebut dan bekerja di sana. Beliau hanya bisa pulang ke Bandung setiap seminggu sekali, atau bahkan dua minggu sekali. Dari saat itu, aku mulai merasa kehilangan sosok bapak dalam kehidupan sehari-hari kami. Oh, dan selama perpindahan itu, impianku untuk memiliki Nintendo pun sirna. Episode 08: HomieDi kota baru ini, dimulailah babak baru dalam kehidupanku. Aku dilahirkan di Bandung, kemudian sempat hijrah ke kota lain, tetapi akhirnya kami kembali ke Bandung. Saya pindah ke sini pada pertengahan kelas 6, dan tentu saja saya merasa tertinggal dalam pelajaran. Isi pelajarannya terasa berbeda atau mungkin saya yang belum terbiasa. Di kota sebelumnya, kami diajarkan untuk tidak menyontek dan bekerja sama saat ujian, tetapi di sini, teman-teman sering membantu satu sama lain saat ujian. Saya merasa hal ini cukup menarik.Di sekolah ini, saya menjadi dekat dengan Ryan dan Agung, dua teman yang cukup berada. Terutama Agung, dia suka membelikan saya jajanan. Aku sering berkunjung ke rumah Ryan saat itu, karena di rumahnya ada konsol SEGA. Ini adalah konsol game terbaru di zamannya. https://preview.redd.it/lzixs6gobdtb1.png?width=1200&format=png&auto=webp&s=ce860a35bb84a95e4492299e5a0c33775c3796d2 Sungguh, saya sangat senang saat pertama kali mencoba bermain konsol baru Sega ini. Konsol ini jauh lebih canggih dibandingkan dengan Nintendo. Setiap kali saya berkunjung ke rumah Ryan, kami selalu asyik bermain sampai sore bahkan kadang hingga malam jika orang tuanya tidak ada di rumah. Salah satu permainan yang paling kita sukai adalah Mortal Kombat. Kita selalu mencoba gerakan dan jurus-jurus baru dalam permainan ini, bahkan mencari panduan gerakan di sebuah kolom game dalam majalah remaja yang bernama "Fantasi." Majalah itu adalah salah satu bacaan favorit kami selain majalah "Bobo." Bagi mereka yang mengalami masa itu, pasti tahu tentang majalah "Fantasi" ini. https://preview.redd.it/5e84rdd4bdtb1.jpg?width=448&format=pjpg&auto=webp&s=a0864219a3bac074c47dcc13fade74a2ef16d86d Kembali ke masa SD di sekolah ini, ternyata beberapa artis dan penyanyi pernah bersekolah di sini, loh. Salah satunya, ada yang sekelas denganku, namanya Widya Saputra (Trio Laris). Mungkin dia tidak mengenaliku, sih, karena saya baru masuk tahun itu, haha. Selain itu, ada juga artis cilik yang bermain di sinetron atau film, Indra namanya, kalau tidak salah. Oh ya, di kelas saya juga pernah menyaksikan situasi yang mirip dengan kasus bullying, meskipun tidak secara langsung. Korban adalah siswi pintar yang selalu meraih juara dan peringkat teratas. Sayangnya, teman-teman sering menggodanya dengan menyebutkan masalah bau badan, seperti bau ketek. Ini sangat membuat saya merasa sedih. Di sekolah SD saya yang sebelumnya, saya juga pernah melihat situasi serupa, bahkan ada anak yang sampai harus pindah sekolah. Ya, begitulah, dunia sekolah bisa menjadi tempat yang cukup sulit untuk beberapa orang. Kembali ke cerita di kota ini, tahukah kamu? Di sini ada mesin permainan 'dingdong', dan itu berlokasi sangat dekat dengan sekolahku. Setiap kali ada ekstrakurikuler, saya sering mampir ke tempat dingdong, dan Ryan tahu tempat di mana saya berada. Dia suka menjemput saya, "Hei, kamu dicari oleh guru, malah main ke sini lagi." Saya hanya tertawa, saya begitu menyukai permainan game ini. Kami bertiga sering bermain bersama, baik itu renang bersama, bermain game bersama, dan sebagainya. Bahkan ketika kami lulus SD dan akan masuk ke SMP, Ryan masih sering menghubungi saya, mengajak saya bermain di sana-sini. Sayangnya, saya jarang meresponsnya. *5\* Episode 09: Finally on my HandLibur panjang menuju SMP pun tiba.Saya telah lulus dari SD dengan peringkat pertama "dari belakang" Haha. Waktu itu, ujian masih bernama EBTANAS, dan saya meraih nilai NEM yang cukup lumayan. Saya, Ryan, dan Agung akan bersekolah di SMP yang berbeda. Meskipun pertemanan kami singkat, itu adalah momen yang selalu saya ingat.Cerita masa liburan sekolah ini sungguh menghadirkan rasa campur aduk, saya menderita sekaligus senang. Waktu itu, orang tua saya membawa saya pergi ke suatu tempat yang menarik. Saat keluar dari mobil, saya melihat banyak anak yang mengenakan sarung, tapi ada yang aneh disini. Kenapa ya sarungnya kelihatan berbeda? Ternyata, kejutan yang tak terduga menanti. *Jreng! Saya dibawa untuk menjalani sunat. Itulah yang membuat sarung mereka menonjol, karena mereka memakai pelindung setelah sunat. Meskipun sebelumnya sudah ada pembicaraan tentang ini, saya tidak menyangka hari itu waktunya. Meski ada perasaan takut dan ragu, tekad yang kuat mendampingi saya. Bapak berjanji akan membelikan saya sebuah Nintendo sebagai hadiah nanti. Sekadar info buat teman-teman yang belum pernah mengalami sunat, jangan terlalu khawatir lho ya. Awalnya hanya ada sedikit rasa sakit ketika disuntik sebelum proses “penjagalan”, tapi ketika proses berlangsung, rasanya tidak terlalu sakit. Dan sensasi sakit akan terasa setelah beberapa jam disunat, berjalan harus pelan-pelan sekali, tidur harus telentang, dan ketika kencing muncrat kemana-mana. Haha! https://preview.redd.it/ijglm1oabdtb1.jpg?width=968&format=pjpg&auto=webp&s=cebaa179cdfe168fbe73b8988f710dd210d7ab14 Di sinilah hadiah yang selalu saya nantikan akhirnya tiba. Bapak membeli Sebuah konsol Nintendo hadir lengkap dengan TV 14 inci terbaru untuk menemani hari-hari saya setelah disunat. Akhirnya! Setiap hari, saya bermain game Nintendo ini, hingga banyak judul game yang telah saya tamatkan, dan saya senang bertukar kaset game Nintendo dengan teman-teman lainnya. Bahkan, saya rela mencoba game berbahasa Jepang, yang akhirnya membuat saya tertarik untuk belajar bahasa Jepang. Saya meminta kepada orang tua saya untuk membelikan saya kamus bahasa Jepang. Tanpa berpikir panjang, mereka membelikan saya kamus tebal yang berisi huruf katakana dan hiragana. *6\* Mungkin ini adalah langkah positif yang membuat saya langsung tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang. Dari situlah, saya mulai memahami sedikit tentang huruf-huruf Jepang. Ketika memainkan game Tsubasa, motivasi saya untuk belajar bahasa Jepang semakin bertambah. Singkat Cerita, saatnya saya masuk sekolah baru, Mama memberi tahu guru agar tidak terlalu keras selama ospek karena saya baru saja menjalani sunat. Duh, rasanya malu, saya sudah besar baru disunat, dan dibicarakan kepada orang lain. Tapi itulah mamah. Bersambung... Lanjut Part 02 disini yah. Support Penulis, Untuk beli susu anak gan. Disini atau Disini. Terimakasih Saya butuh bantuan teman-teman semua jika berkenan: Mohon maaf sebelumnya, saat ini saya dalam situasi kesulitan finansial. Jika anda atau ada teman sanak saudara yang membutuhkan jasa service, Translate, Transkrip Audio/Video atau butuh membuat Subtitle untuk sebuah video, podcast, wawancara dll. Silahkan kontak saya langsung. Mohon infokan kepada teman-teman anda jika berkenan, terimakasih. -------------------- Side Effect |
2023.09.01 08:02 absolutesewer My brother is insane and nobody’s doing anything, vent post
2023.08.10 07:57 rajatoto3 SLOT PULSA TANPA POTONGAN
2023.04.14 01:59 stevenzx33 Mohon kasih penilaian untuk dating life saya dong
2022.10.25 07:05 sec7or Orang susah selalu susah ketika temen ceweknya punya pacar!
2022.08.29 12:48 DoughnutPitiful5451 memulai cicilan motor pertamaku
2022.08.12 10:54 SweetyByHeart Ospek masihan aja jaman now. Ingin ku berkata "Kamu masih mending Dek! Dulu kakak dibentak2 senior di zoom, langsung off camera"
submitted by SweetyByHeart to indonesia [link] [comments] |
2022.08.04 19:18 Far_Weekend_8925 Butuh bantuan untuk belajar Bahasa Inggris
2022.05.03 18:37 11029322031hellol halo kak 😊 , tolong rekomendasikan dong, produk yang mengandung Hyaluronic acid dan Niacinamide :)
2022.05.03 18:34 11029322031hellol Rekomendasiin Produk yang mengandung Hyaluronic acid dan niacimide dong :) yang ada di indo tentuny :)
2022.04.12 16:18 One_Paradies Polisi salah target
Pada 11 April 2022 kemarin ada berita tentang demo yang beredar di seluruh media , salah satu dari bertita itu adalah anak remaja yang masih sekolah "Diduga" ikut2an demo tersebut . Nah mungkin kalian lihat di foto dibawah ini terdapat 1 barisan yang dimana mereka berseragam . Dan kebetulan seklai mereka ini ternyata kakak kelas di sekolah saya , banyak yang mengira bahwa mereka ini beneran ikut demo dan membuat malu sekolah . Namun hari ini pada tanggal 12 April 2022 , walas kami membuka suara bahwa ternyata mereka hanyalah PKL wkwkwkwkwk . submitted by One_Paradies to indonesia [link] [comments] Jadi sebenarnya mereka ini sedang PKL di sekitar area situ , dan mereka ini lagi apes2nya di kira polisi mau ikutan demo , padahal mereka hanya sedang melakukan kegiatan PKL... Hal ini membuat keironisan dan ke lucuan di sekolah kami . Namun dibalik itu semua , Media Indonesia sudah membuka luas hal ini , dan karena ku juga sekolah disana maka saya pun memakai seragam yang sama dengan mereka , nama kami pun tercemar . Saya buka suara di sini , bahwa remaja yang memakai seragam tersebut MELAKUKAN KEGIATAN PKL , jadi mungkin kawan2 semua bisa share ini ke seluruh media sosial agar bisa menjadi berita fakta yang lurus Sumber : Instagram IDN Times |
2022.02.03 02:45 Xhymera Jadi..., Kalo Pengguna lama Indihome gak bisa migrasi ke 20 Mbps....?
Jadi ceritanya itu, pas dulu masang (kakak ku yang masang) gak taunya milih yang paket 3P (Internet, Telepon, Indihome TV) 10 Mbps dengan harga setelah PPN Rp 346.000 an. Trus aku lihat2 ini ternyata ada paket yang lebih mendingan lah. Fitur TV nya aja hampir gak pernah dipake juga. Trus ikutlah jalan menuju migrasi paket, yang jadinya seperti ini. submitted by Xhymera to indonesia [link] [comments] Untuk yang pernah baru migrasi bulan2 kemarin, benarkah yang 20 Mbps dah gak ada buat pengguna lama/ yang mau migrasi. Butuh bantuan & konfirmasi gan, tulung. https://preview.redd.it/16j4l4oewif81.jpg?width=1257&format=pjpg&auto=webp&s=521c8bc4108443c0100a2622b7628d02794a6e9e https://preview.redd.it/0cf8e5oewif81.jpg?width=837&format=pjpg&auto=webp&s=eb7d61db7a7dffc096ac46afc24f9eef466e096c https://preview.redd.it/yeibw6oewif81.jpg?width=1281&format=pjpg&auto=webp&s=a4e2cbe16275700861a862adc7a87d88e7a6c495 |
2021.06.25 16:16 Majestic_Tradition32 Ada yang pernah ngalamin kejadian kaya gini gak?
2021.06.20 01:55 Funikulariti Tell me one tongue twister you know in your native language in the comment.
2020.09.06 01:33 chucknorrium Jangan Pulang ke Aceh
2020.05.29 02:38 onlineterus Gadis Malang Diperkosa Berturut – Turut
submitted by onlineterus to u/onlineterus [link] [comments] kisahmalam.com Cerita ini terjadi 7 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berumur 14 tahun, Dan sejak peristiwa itu, kemalangan demikemalangan menimpaku, sungguh jelek nasibku. Kepada siapa aku berani mengadukan nasibku ini, kecuali kepada para pembaca di situs cerita online ini, mudah-mudahan ada yang mau menolongku, mengentaskan nasibku yang jelek. Namaku Nadya, adalah anak bungsu dari 6 bersaudara, ayahku adalah pegawai rendah pemerintahan di kota Malang, keluargaku termasuk miskin, rumah setengah batu, kondisinya sudah tua, namun letaknya di tepi jalan propinsi. Di rumah, aku tinggal bersama seorang kakak laki-laki, Ayah dan Ibuku, sedang mbak-mbak dan mas-masku yang lain sudah berkeluarga. Masih ada lagi, mbak-mbak 2 orang yang membantu Ibuku, dan kadang-kadang ada seorang tukang antar beras dari desa yang menginap di rumahku kalau kemalaman. Untuk menutupi biaya hidup keluarga, Ibuku terpaksa membuka warung pecel di rumah, lumayan karena untuk keperluan sehari-hari keluarga dapat ditolong dari warung ini. Biarpun baru kelas 3 SMP, tubuhku termasuk bongsor, tinggiku sekitar 150 cm, beratku 38 kg, dan buah dadaku sudah mulai besar, sebesar mangga yang sekilonya berisi dua, kulitku kuning langsat, bersih dan wajahku terbilang cantik, badanku proporsional, kata teman-temanku. Orangtuaku mendidik dengan ketat dalam suasana jawa dan keagamaan yang taat, dan tabu akan hal-hal yang berbau erotis atau porno, lebih-lebih sampai melakukan hal itu sebelum menikah. Terlebih lagi di usiaku yang masih sangat muda, aku tidak pernah berani mau macam-macam dengan laki-laki yang mencoba menaksirku. Selain itu, aku kasihan denganorang tuaku, apabila ada kejadian yang menyusahkan beliau berdua. Kehidupanku berjalan biasa-biasa saja, sampai kejadian itu terjadi. Waktu itu, di tengah malam tiba-tiba aku terbangundari tidur, aku merasa nafasku sesak, dan mataku gelap, kaki dan tanganku sakit, serta perut dan dadaku tertekan benda yang berat. Aku menjadi panik dan mencoba bersuara tetapi tidak bisa, rupanya mulutku tertutup oleh sesuatu benda, dan juga mataku, sedang benda yang menindihku itu ternyata orang. Tangan dan kaki yang sakit ini, rupanya disebabkan karena telah diikat dengan kuat, sehingga terasa sakit dan tidak dapat bergerak. Setelah sadar betul dari tidurku ini, aku menyadari ada suatu peristiwa yang menakutkan akan terjadi. Tanganku diikat di sisi atas tempat tidur, sedangkan kakiku diikat di sisi bawah sehingga kakiku menganga. Aku telentang di tempat tidur dalam posisi seperti huruf “X”. Aku merasa bahwa sebagian pakaianku sudah tidak melekat dengan benar di badanku, BH-ku tersingkap, dan celana dalamku rupanya sudah tidak ada. Ada tangan yang dengan kasar sedang meraba-raba kemaluan dan buah dadaku, terutama pada kedua puting susuku yang terasa digigit-gigit, ngilu-ngilu sakit. Dan terdengar suara napas ngos-ngosan, sambil menggigit dan menjilat-jilat sekujur badanku, buah dadaku, leherku, telingaku, dan terus turun kebawah. Aku mulai menangis, karena merasa tidak berdaya, tapi tidak bisa, berteriak pun tidak bisa, saking ngerinya, aku kemudian tidak sadarkan diri. Tidak berselang lama kemudian, aku tersadar kembali, aku merasa posisi badanku belum berubah, masih saja telentang dengan kedua tangan dan kaki terikat pada sudut-sudut tempat tidur. Hanya saja sekarang semua baju yang melekat pada tubuhku telah terlepas, sehingga aku telentang dengan keadaan telanjang bulat. Aku sedih sekali, karena benar-benar tidak berdaya untuk mempertahankan kehormatanku, sebentar lagi hidupku akan hancur, setelah bajingan yang tidak kukenal dan tidak dapat kulihat itu selesai memerkosaku. Aku benar-benar sedih menyadari bahwa bagian terpenting dari hidupku sebentar lagi akan direnggut paksa oleh orang yang tak kukenal. Rupanya, pada saat semua keluargaku sudah tertidur, ada orang yang masuk ke dalam rumah dan kemudian masuk ke kamarku yang kebetulan kuncinya hanya dari slot kayu yang dipakukan ke kusen pintu, sehingga cukup disentak sekali saja bisa lepas. Rupanya orang tersebut sudah cukup mengetahui situasi rumahku. Tangan dan kakiku masih terikat, dan mulut serta mataku pun masih tertutup, menurut perkiraanku pada saat itu kira-kira pukul 12-1 malam, aku ketahui daribunyi jangkrik yang sayup-sayup kedengaran. Tiba-tiba aku merasa, badanku ada yang mengelus-elus dan menggerayangi, kedua buah dadaku terasa diremas-remas dan pada bagian putingku dipelintir-pelintir. Bagian perutku terasa dicium dan dijilat-jilat, terus menurun kebawah dan kemudian giliran kedua paha saya yang kemudian dicium-cium dan dijilat-jilat, terus kepangkal pahaku, akhirnya kemaluanku yang menjadi sasaran permainan mulut dan lidah orang tersebut. Terasa lidahnya menyapu kedua bibir kemaluanku dan sekali-sekali terasa lidahnya mencoba membelah bibir kemaluanku untuk menerobos kedalam lubang vaginaku. Pada saat berikutnya terasa klitorisku menjadi sasaran lidahnya. Aku tidak dapat berkutik, ingin kututup pahaku, tetapi kedua kakiku dipegangi dan diikat dengan kuat. Mula-mula terasa pedih, linu dan nyeri luar biasa. Lidah orang itu, menyapu bibir kemaluanku dan mencoba menerobos ke dalam liang vaginaku, sambil menggigit dan menjilati clitorisku, dan kadang-kadang lidahnya terjulur ke dalam liang vaginaku. Gigitan-gigitan kecilnya mula-mula membuatku merasa sakit, tapi lama-kelamaan muncul rasa lain yang belum pernah kurasakan seumur hidupku, geli, linu, sedikit perih tapi nikmat sehingga membuat seluruh badanku terasa panas dingin. Lama-kelamaan tanpa terasa aku menggoyang-goyangkan pantatku karena menahan rasa geli luar biasa yang ditimbulkan dari permainan mulut dan lidahnya pada bagian-bagian sensitifku itu. Dan dihisap-hisapnya pula, sehingga aku semakin bertambah tak dapat menahan rasa gelinya, dan tangan orang itu pun tidak tinggal diam, dipuntir-puntirnya puting buah dadaku, serta diremas-remasnya, sehingga menambah rasa geli sekaligus nikmat. Aku sudah melupakan rasa takut dan sedih, berganti dengan rasa sangat nikmat, nikmat sekali, sulit kuutarakan rasa nikmatnya. Rupanya inilah, yang disebut dengan surga dunia. Saking tidak tahannya, aku ingin menjerit tapi tidak dapat mengeluarkan suara, hanya desahan dari hidungku, tiba-tiba aku merasakan suatu kenikmatan luar biasa yang tidak dapat kulukiskan dan aku tiba-tiba merasa hendak pipis, “…crut…, crut…, crut…, nyut…, nyut…, nyut…”, dan bagian dalam kemaluanku terasa berdenyut-denyut. Badanku menjadi kejang dan bergetar dengan hebat sampai tak terasa badanku tersentak-sentak dan terangkat-angkat di atas tempat tidur. Rupanya aku telah mencapai yang disebut orgasme. Dan pipisku itu rupanya cairan yang menyemprot dari dalam vaginaku saat orgasme. Setelah saat kenikmatan yang melandaku usai, seluruh badanku terasa lemas tak bertenaga. Kemudian terasa orang itu mulai menindihku, mulutnya terasa menghisap-hisap leherku, mulutnya berbau aneh, rupanya itu adalah bau cairan yang keluar dari milikku. Tangannya meraba-raba dan meremas-remas seluruh tubuhku, terutama pada kedua bongkahan pantatku, kadang dengan halus tapi seringkali kasar, dan tiba-tiba pada pangkal pahaku, tempat dimana tadi dijilat-jilat dan di sedot-sedotnya, terasa ada benda tumpul, keras lagi besar menggesek-gesek di antara kedua pahaku yang sudah terkangkang itu. Secara otomatis aku mencoba merapatkan kedua kakiku, akan tetapi tidak bisa karena tertahan oleh ikatan pada sudut-sudut tempat tidur. Benda tumpul itu terasa mengoles-oles bibir kemaluanku dan sekali-sekali ditekan pada klitorisku. Terasa sangat geli dan ada perasaan nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhku. Tak terasa kemaluanku menjadi sangat basah dan ini rupanya disadari juga oleh orang tersebut, bahwa aku sudah sangat siap untuk permainan selanjutnya. Secara perlahan-lahan terasa benda tersebut menguak kedua bibir kemaluanku yang masih sangat rapat dan terasa benda tersebut memaksa masuk kedalam lubang vaginaku. Rupanya itu adalah penis orang itu, perasaan sakit pada kemaluanku mulai terasa, pedih, terasa penis orang tersebut yang rupanya sangat besar sulit menembus kemaluanku yang masih perawan, aku mencoba menjerit, tapi hanya terdengar lenguhan dan dengusan dari hidungku saja, karena mulutku dibekap. Aku mencoba berontak, tapi tidak bisa, karena kedua tangan dan kakiku terikat, benar-benar aku merasa tidak berdaya. Dan akhirnya, aku merasa kemaluanku seakan-akan terbelah dan ulu hatiku seakan-akan disodok oleh benda tumpul, ketika orang tersebut dengan ganas dan kasar secara brutal menekan masuk dengan paksa seluruh penisnya kedalam lubang kemaluanku. Terasa besar dan panjang, memadati serta mengisi setiap sudut ruang kemaluanku, sakit dan ingin pingsan rasanya bercampur aduk dalam diriku. Penis yang besar itu terasa memadati dan terbenam, diam sejenak dalam kemaluanku. Tidak lama kemudian terasa orang itu mulai menaikturunkan pantatnya, sehingga penisnya naik turun, masuk keluar, pada kemaluanku. Mula-mula setiap penisnya bergerak masuk atau keluar dari kemaluanku, terasa sakit dan nyeri, akan tetapi lama kelamaan, rasa perih hilang dan berganti dengan rasa nikmat, perasaan nikmat yang sukar kulukiskan, semakin lama perasaan nikmat itu mulai menjalar ke seluruh tubuhku, sehingga aku merasa seakan melayang-layang. Badanku dengan tidak sadar mulai meresponsnya dengan ikut bergoyang-goyang, dan tiba-tiba badanku bergetar lagi dengan hebat dan bagian dalam kemaluanku kembali berdenyut-denyut dengan hebat, aku mengalami orgasme lagi dan bahkan lebih hebat daripada sebelumnya. Dan rupanya, orang itu masih tetap kuat dan naik turun, terus-menerus, beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme lagi, lagi dan lagi, dan dia masih naik turun terus dengan stabil tanpa ada tanda-tanda akan berhenti, aku keluar terus menerus lagi dan lagi. Sampai seluruh badanku terasa lemas tidak bertenaga. Aku sekarang benar-benar terkapar tidak berdaya, dengan kedua kaki yang terpentang diperkosa oleh orang tersebut sesuka hatinya. Dan orang itu, suatu saat mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba dia merangkulku kuat-kuat, serta menciumi serta menghisap leherku kuat-kuat, dan terasa penisnya berdenyut-denyut, kemudian terasa cairan hangat kental menyembur dengan derasnya membasahi rongga-rongga lubang kewanitaanku. Dan karena tekanan badannya yang kuat serta denyutan-denyutan yang kurasakan dari penisnya, sehingga membuatku kemblai mengalami orgasme yang ke sekian kalinya secara bersamaan dengan orang tersebut. Badanku bergetar dan akupun merasakan denyutan-denyutan juga, nikmat sekali. Badan orang tersebut terkulai menelungkup di atas badan saya dengan penisnya yang masih terbenam di dalam liang kewanitaanku. Setelah beristirahat sebentar terasa penis orang tersebut yang masih terbenam dalam kemaluanku mengeras kembali. Dan malam itu rupanya permainan belum usai, dengan semangat menggebu-gebu orang itu mengulangi lagi permainannya, demikian diulanginya sampai tiga kali lagi pada malam itu. Aku sungguh merasa lelah dan lemas sekali, seluruh tulang-tulangku seakan-akan terasa dilolosi, tapi di sisi lain aku merasakan kenikmatan yang teramat sangat luar biasa. Sungguh ini suatu pengalaman pertama yang sulit kulupakan dan bahkan sampai kini pun aku tidak tahu, siapa pelaku sebenarnya. Barang-barang di rumahku tidak ada yang hilang satupun, jadi tentu saja dia bukan pencuri. Baru pada saat menjelang pagi, orang itu keluar dari kamar, dimana sebelumnya satu tali di tanganku dilepaskan simpulnya. Dan setelah orang itu pergi, aku buka talinya, tangan satunya aku lepaskan, rupanya mata dan mulutku diplester, pakai plester putih. Dan kakiku pun sudah kulepaskan. Kulihat, ada bekas-bekas warna merah di sepreiku yang putih warnanya dan badanku pun juga terlihat merah-merah, bekas gigitan dan sedotannya. Celana dalamku, teronggok sobek di lantai, demikian juga baju dan BH-ku. Aku merasa sedih sekali mengingat aku telah kehilangan milikku yang paling berharga, tapi di lain pihak ada perasaan puas yang melanda diriku dikarenakan perasaan nikmat yang baru saja kuperoleh. Aku tidak berani menceritakan hal itu ke orang tuaku ataupun kepada saudaraku karena malu dan takut. Aku hanya memendam kejadian ini seorang diri saja. Kejadian ini, masih terulang lagi berkali-kali, sampai aku tamat dari SMA dan herannya aku tidak hamil, entah diapakan oleh orang ini. Aku sudah tidak lagi merasa takut apabila kamarku dimasuki kembali oleh orang tersebut, bahkan aku ada semacam perasaan rindu dan kehilangan jika orang tersebut baru datang agak lama. Aku hanya dapat menduga bahwa perbuatan tersebut dilakukan oleh tukang antar beras dari desa yang memang sering bermalam di rumahku, tapi setiap aku bertemu dengannya, dia bersikap biasa saja, seolah tidak ada pernah ada kejadian apapun. Aku sebenarnya ingin meminta pertanggungjawabannya, tetapi malu, jangan-jangan bukan dia, karena sebenarnya aku tidak memiliki bukti apapun. Setelah tamat SMA, aku dilamar oleh seorang pemuda, dia bersedia menikahiku karena menurutnya dia sangat mencintaiku dan di matanya, aku adalah anak gadis yang lugu, sopan, alim dan tidak pernah macam-macam. Namun apa yang sebenarnya telah terjadi, sungguh membuatku sedih. Pemuda ini, pada malam pertama kami, mendapatiku sudah tidak perawan lagi, dan dia menuduhku sudah berpengalaman. Aku menyadari tuduhannya betul, jadi aku diam saja dan tidak menjawab. Dia bertambah marah, sehingga sering dia pulang larut malam dalam keadaan mabuk. Dalam keadaan setengah sadar itu, dia bahkan sudah mulai berani memukulku. Aku sadar, memang pada awalnya akulah yang bersalah, mengapa dulu aku tidak berterus terang saja pada pemuda yang sekarang telah menjadi suamiku ini. Lama-kelamaan aku tidak tahan lagi karena aku sering disakitinya, sehingga aku pulang ke orangtuaku dan menceritakan tentang tabiat suamiku ini serta latar belakang perlakuannya padaku. Ibuku menyesali nasibku yang jelek, dan menyarankan untuk mencari jalan tengah yang terbaik. Tapi aku sudah telanjur takut terhadap suamiku karena dia sudah sangat sering menyakitiku. Dan akhirnya dengan terpaksa aku menggugatnya cerai. Tamat Baca Cerita 18+ Lainnya Disini [Klik] |