Mertua mandi

[SERIOUS] Need advice to resolve home issue

2023.12.05 03:33 FoxtrotWhiskyTango [SERIOUS] Need advice to resolve home issue

Jadi saya (28M) tinggal bersama istri saya(28F) dan anak saya yang baru dua tahun. Pernikahan kami sebenarnya tidak terlalu smooth karena menurut istri saya, orang tua saya/mertuanya itu terlalu banyak "intervensi" to the point I cannot have casual phone with my mother anymore(who in my opinion, not perfect but good person overall).

Kami dulu menikah pas 2020 di tengah COVID. Personally kami berdua maunya acara sederhana saja, cukup ke KUA dan slametan biasa saja. However my mother pushed us to get a wedding (yang mungkin ukuran dari ortu saya nggak besar, 100 person yang anggotanya extended family). Kalau berasumsi "oh disuruh bayar sendiri?" Nggak, family paid it all. Family disini maksudnya keluarga saya, soalnya istri saya itu yatim piatu sejak SD. Diasuh oleh Budhe-nya (yang setelah talking banyak, ya orangnya baik-baik walau banyak flawnya).

Lalu alhamdulillah sekali, anak saya itu datangnya cepet banget. 2022 akhir sudah lahir. A very cute and smart babygirl. Problemnya sejak hamil, istri saya itu gampang sakit, karena saya harus kerja full, terpaksa saya minta tolong orang tua saya agar istri saya selama kehamilan dan setahun pertama anak saya bisa ikut di rumahnya. Ibu saya has no issue dan saya personally menilai ibu saya selama mendidik saya juga dididik baik-baik walau saya banyak personal flaw-nya.

Then, from here, things starts rolling over downhill.

Saya jujur paham kalau usually hubungan mertua-menantu itu akan bumpy as heck from start. Tapi karena saya (walau pas COVID) harus kerja masuk kantor, saya putuskan agar istri saya ikut orang tua saya supaya bila tiba-tiba istri saya ngedrop ada yang langsung handle. Karena tempat kerja saya dan rumah saya pada saat itu jaraknya 90 menit commuting. Then, my wife mental health starts deteriorating.

Sebelum menikah, istri saya itu orangnya "no-nonsense person" dan suka charging full speed at her issue. Kalau kata ipar saya itu, saat istri menikah sama saya jadinya itu "Ratu jalanan tiba-tiba masuk keraton" Yang biasanya suka outing tiba2 harus dirumah terus gegara COVID. Terus nggak sampe setengah tahun nikah sudah hamil. Ibu saya dokter, jadi pas COVID itu benar2 strict. Nggak boleh keluar rumah. Dari luar (apapun dan darimanapun) harus langsung mandi dan keramas. Masker hanya dibuka pas makan atau mandi saya. That strict. Karena kami sekeluarga juga terpapar COVID. walau alhamdulillah nggak ada yang sampai masuk RS.

Selama disana, istri saya selalu curhat ke saya kalau pembantu saya itu suka semena-mena (which in retrospect, memang iya). Entah ngatain "nggak bondo" atau "nunggu harta warisan doang" and some other stuff along that line including karena istri saya makannya banyak, biasnaya ada lauk yang bisa dibawa pulang dihabiskan semua sama istri saya yang hamil.. Ibu saya memang bilang ke istri saya yang hamil biar nggak usah bantu-bantu yang berat. Cukup banyak2 istirahat aja.

Sempat pecah secara terbuka dan istri saya hampir mau kabur karena kelakuan pembantu saya itu. Pembantu saya itu for the last 20+ years memang sudah ikut di rumah orang tua saya. Ibu saya mencoba menengahi dan membaikkan antara istri dan pembantu. Tapi istri saya itu suddenly, walau ratu jalanan, perkataannya itu selalu sopan, "nggak bisa saya bisa langsung memaafkan". Which in my opinion masih masuk akal walau ibu saya menerimanya agak aneh. Lalu istri saya menuduh ibu saya "berat" ke pembantu saya. Alasan istri saya, pembantu sudah 20+ tahun ikut sedangkan istri saya baru seumur jagung.

Lalu it even got worse. Saya jujur nggak tahu asal usul gosip ini dari mana, tapi di desa saya dan istri saya (kami ketemuannya di Malang dan kaget kalau desa mbah saya dan desa istri saya itu tetanggaan di kampung) muncul gosip "kalau saya ini mau dijodohkan bla bla bla". Since then, kalau ada sesuatu yang saya lakukan bagi dia tapi tidak sesuai dengan karep e selalu "kono lho, pegat o ben iso rabi karo menantu idaman mbokmu"(tuh, cerai aja ben isa nikah sama memantu idaman ibumu). Saya jujur sangat tidak senang dengan perlakuan ini. Karena walau saya masih banyak flaw saya sangat mencintai istri saya. Because I chose her with full of my consciense and judgement. Saya menyari calon istri yang mau saat hidup berada di bawah dan diatas tetapi saling cinta. And that what I see in my wife.

Setelah gosip itu beredar, semua tindakan-tindakan (yang menurut saya) baik dari keluarga inti atau extended family saya selalu direspon oleh istri saya dengan "mau ikut campur urusan rumah tangga" atau "biar nanti bisa diungkit lek ada sesuatu yang nggak sreg dengan mereka". Baik disini itu adalah kami sempat dibantu pindahan, dibantu juga dicarikan kontrakan baru karena saya pindah kerja. Dikunjungin every other week or two. and even monetary help soalnya anak saya juga sedang sakit TB.

Saya sempat dipesani oleh ibu saya, "lek cerita masalahmu, nango keluargane istrimu sebelum cerita ke ibu. Ben terbuka sama keluarganya" And I did it. and Demi Allah I swear that my wife extended family is the absolute nicest people I've ever met. And I did it religiously. Sebelum cerita ke orang tua saya, saya selalu cerita ke Budhe/Pakdhe/Mas/Mbak/Ipar istri saya dulu. And my wife responded as "Ganok sing membela aku, keluargaku ae mbelain kamu". And things also spiraling sampai kami sempat ada inciden antara pas lebaran 2022 tiba2 istri saya meledak di rumah budhenya sampe ninggal anak saya begitu saja seharian. Saya dan kakak-kakaknya nyari seharian keliling desa nyari istri saya.

Akibat insiden itu, istri saya sempat diruqyah oleh Pak Lik Ipar saya. Dan ternyata ada "yang nempelin" sehingga kadang bertindak irrasional. and things were getting better for a short respite. Istri juga sempat kami bawa ke mental health provider dan secara medis dan spiritual getting better.

Tapi good times grinds to halt. Beberapa minggu terakhir ini saya dan istri saya gesekan terus karena kita beberapa waktu terakhir memang banyak emergency spending karena anak saya sempat hospitalized dan membantu pakdhe istri saya juga habis kecelakaan. Money was become tight and we both know that we are not exactly a good thrift spender. Kita nggak hidup royal. Hidupnya menurut saya cukup mild dalam spending dan alhamdulillah gaji saya itu pretty much cukup untuk daily basis. We am trying to live independently.

Sempat saya mencoba memarahi istri saya karena perkataannya itu terkadang semakin menyakitkan. Saya juga mengiyakan karena I am not exactly a good role model even though I try my best to become one. Saya khawatirnya istri saya akan starting to (naudzubillah semoga jangan sampai) abusing my daughter entah secara verbal atau fisik. Kami sebenarnya ingin mencoba marriage conselling tapi gaji saya nggak bisa untuk mengakomodir routine visit, which we are in dire need.

Verbal abuse ke saya makin parah (walau saya nggak bisa menolak sepenuhnya karena ada beberapa hal yang memang benar). Saya mencoba bertahan untuk hanya sekedar memarahi secara lisan saya. Saya tidak ingin "kasar" ke istri saya because it is wrong to do so. But I'm running out of options. Kalau saya kabur ke desa, saya khawatir anak saya nanti gimana dan anak saya itu sangat attach dengan ibunya. Nelpon orang desa juga saya nggak yakin apakah bisa membantu. Dan menelpon orang tua saya is definitely out of option karena bakal memperkeruh suasana. Need advice on how to tackle this issue.
submitted by FoxtrotWhiskyTango to indonesia [link] [comments]


2023.06.07 15:10 not_tellingthetruth Komodos, apakah BAK di westafel rumah orang lain dibenarkan?

First of all.. kamar mandi rumah gue gaada westafelnya jd memang pipis sewajarnya
Saat ini kebetulan sedang tinggal dirumah mertua sudah 3 hari ini, dan ada westafel dalam kamar mandi. Selesai BAK selalu disiram dengan cuci tangan ala WHO. Ntah kenapa tp gue ngerasa "bersalah" setiap BAK di westafel.
Ya ada yang bilang lebih green, lebih hemat air. Tp scientifically apakah lebih bersih dan lebih hemat air sulit diukur karena tiap orang punya kebiasaan cuci tangan yg beda
Alasan kenapa gue tetap melakukan krn lebih nikmat aja, bisa nyenderin komodo gue di pinggir westafel tanpa harus ngeker
Jadi? AITA? Lanjut?
submitted by not_tellingthetruth to indonesia [link] [comments]


2020.04.09 07:11 stormy001 The tale of a Malaysian Covid-19 Positive

The tale of a Malaysian Covid-19 Positive
https://preview.redd.it/ynliqy5y6qr41.jpg?width=722&format=pjpg&auto=webp&s=14116a769174e24ab669e46e652bd386b4d26795
Fadzil Haji Aziz
Yesterday at 01:47 · Public
MCJ : My Covid-19 Journey
Assalammualaikum dan selamat sejahtera semua. Hari ni saya nak share sikit tentang pengalaman saya sebagai pesakit Covid-19, kes yang ke 3xxx saya rasa. Maaf kalau saya terguna bahasa rojak dalam karangan saya ni. Saya tak pandai sangat buat karangan, nak lukis pun tak berapa pandai jugak. Jadi saya cuba share guna cara yang paling ringkas dan senang difahami.
Berikut adalah turutan perjalanan saya sebagai pesakit Covid-19:
11 Mac 2020
Jam 10.30 malam, saya dan Ekhwan bertolak ke KLIA untuk memulakan perjalanan ke New York selama 9 hari. Hanya kami berdua, anak2 tak ikut. Sebelum ada yang bertanya kenapa decide nak teruskan jugak perjalanan ke NY, baiklah saya mengaku je kat sini. Mula2 memang kami dah berbincang nak tangguhkan trip ni, tapi rasa excited tu kadang2 melebihi rasa takut. Plus masa tu US belum termasuk lagi dalam list negara berisiko tinggi. So kami pun macam ala2 confident la nak pegi, dan dah siap bincang segala macam precaution, dekat mana nak kuarantin lepas balik nanti dan lain2 lagi. Jadi kami pun pegi la jugak (huh, degei nooo anak mak niiiii).
12 Mac 2020
Sampai di JFK Airport. Terus ke tempat penginapan di 82nd St, 2nd Avenue. Guna servis limo di airport.
12 Mac 2020 – 15 Mac 2020
Memulakan acara jalan2 di NYC. Perjalanan dari satu tempat ke tempat lain menggunakan subway. Kami cuba mengelak dari pergi ke tempat yang sesak. Memulakan hari seawal pagi mungkin untuk mengelakkan bertembung dengan ramai orang. Patuh pada perjanjian, selalu sanitize/cuci tangan, jauhkan diri dari individu yang kelihatan tak sihat, jangan sentuh pintu kedai/escalator handrails, rajin mandi, jangan mengorat pelancong lain, makan dekat rumah je dan banyak lagi.
16 Mac 2020 -19 Mac 2020
Saya mula terasa sakit tekak dan demam. Tekak rasa kering dan pedih2 sikit. Tapi sebagai seorang yang ada sinusitis perkara tu macam dah biasa bagi saya. Seperti biasa setiap kali ada simptom macam tu saya akan kumur dengan air garam atau mouthwash, makan antihistamine dan kalau demam ambik PCM. Selepas 3 hari saya sembuh. Tekak dah tak sakit, demam dah hilang. Tapi, dalam tempoh 3 hari tu saya tak keluar rumah langsung. Lagi pun NYC dah start lockdown. Kami juga ada hubungi Encik Hanafi dari Malaysia Embassy di NY, minta nasihat apa nak buat kalau symptom saya berpanjangan, ke mana nak pergi untuk buat test, apa nak buat kalau airline refuse tak bagi balik. Dan call 311 (NYC Covid Hotline) untuk tanya apa perlu saya buat sebab saya ada symptom. Tapi susahnyerrr la hai nak get through the line. Sampai la baik demam masih tak dapat bercakap dengan doctor.
20 Mac 2020
Dah baik demam. Tekak pun dah ok. Tapiiiiiii….hilang deria bau, dan deria rasa. Again, ingatkan sebab sinusitis jugak. So tak risau sangat sebab demam pun dah hilang. Takde batuk, takde sakit dada.
21 Mac 2020 – 22 Mac 2020
Travel balik ke Malaysia. Sebelum balik, kami book homestay dekat Shah Alam untuk 2 minggu for self quarantine. Taknak balik rumah sendiri lagi. Taknak risikokan anak2, mak mertua, adik2 ipar, jiran tetangga dan 3L (Lola Lulu Luna yang gebuuuuuu). Sampai KLIA, ada screening by KKM. Sebab kami tak demam, jadi pegawai KKM bagi satu surat pink untuk suruh kitorang quarantine.
24 Mac 2020
Mulakan kuarantin di homestay. Ekhwan start demam dan batuk2. Ajak pergi test dia kata takpe, tunggu kejap lagi 4-5 hari sebab kami suspect maybe sebab changed of weather je dia demam tu. Makan PCM sepanjang demam. Dan meneruskan kehidupan seperti biasa. Selain buat kerja office dari rumah, tengok Crash Landing on You. Awwww…kacak betul Hyun Bin
30 Mac 2020
Pergi MSU Drive Thru Covid-19 Screening Test. Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Test. Naso/oropharynx swab. Sekejap je dah siap.
1 April 2020
Pagi2 Ekhwan dapat result test melalui whatsapp dari Lablink. Negative. Saya belum dapat. Saspen jugak ni. Sejam kemudian kring kringggg dapat call dari Lablink. “Puan Yusneeda, saya ada sesuatu nak cakap ni. Puan bertenang ye”. OK. Dari intro tu dah tau dah apa dia nak cakap. Saya positive Covid-19. Lepas tu doctor terus explain kepada saya yang nanti pihak KKM iaitu doctor dari PKD (Pejabat Kesihatan Daerah Petaling) akan call dan arrange ambulance untuk ambil saya dekat homestay dan bawa ke Hospital Sungai Buloh. Murung sehari semalam. Penat Ekhwan bagi kata2 semangat tapi saya tak layan. Haha. Yela mana aciiiii dia yang demam saya yang positif (eh, tapi kan dah demam masa kat NY).
2 April 2020
Jam 7 petang, ambulance sampai. Abang KKM lengkap dengan PPE jemput dan masih sempat bagi kata2 semangat. Masuk ambulance, tutup pintu. Nangisssssssssss…..haaa tu la mak dah kata tak payah pi, gatai nak pi jugak. Kan dah kena!! Dah la lama tak dapat jumpa anak2. Rindu anak tak? Mesti la rindu. Tapi, saya sedar saya kena bertanggungjawab 200% terhadap keputusan dan tindakan sendiri. Saya kena sedar tanggungjawab saya pada masyarakat jugak. Tak boleh mengeluh. TANGGUNGJAWAB. Itu penting.
Sampai hospital, terus ke Ward 7B. Tukar baju, mulakan prosedur. Doktor datang interview. Tanya sejarah perjalanan. Tanya semua contact yang pernah ada dengan saya. Part ni paling penting. Kena JUJUR. Sebab sebarang ketidakjujuran akan memberikan impak yang besar pada orang lain. Pada frontliners, pada seluruh warga KKM, pada masyarakat. Pada kerajaan Malaysian yang awesome (bodek sikit).
Jadi selepas habis sesi dengan doctor, kesimpulan yang diberikan adalah, kemungkinan besar saya telah mendapat jangkitan sama ada di airport, dalam kapal terbang atau ketika di NYC sendiri. Dan Doktor mengambil kira tempoh jangkitan adalah dari hari pertama saya mendapat symptom, yakni pada 16 Mac 2020. Maka ketika saya tiba di hospital, itu adalah hari ke-18 saya bersama Cik Corona.
Owh lupa nak cakap, saya juga kena update majikan tentang keadaan saya. Penting. Syarikat saya bekerja memang ada Special Taskforce untuk manage hal2 berkaitan Covid-19. Hai Ridhuan, hai Farina
Selepas habis bagi maklumat dekat doctor, buat chest x-ray dan ambil darah. Check blood pressure, body temperature dan oxygen level. Chest X-ray tu untuk tengok keadaan paru2 sama ada terdapat jangkitan atau tidak. Walaupun saya tak ada symptom. Menurut doctor, itu adalah prosedur. Sebab ada jugak pesakit yang tak batuk tapi jangkitan dah ada dekat paru2.
Jumpa kawan baru di ward. S, N dan KL. Baik2 belaka. Siap ada whatsapp group dah. Dan follow each other di socmed.
3 April 2020
Jam 5.30 pagi Doktor kejutkan untuk buat another swab test. Result mungkin dapat within 24 hours. Ok doctor. Saya yang menurut perintah. In the mean time, teruskan kehidupan seperti biasa. Dan sebab saya tak ada symptom lain selain loss of smell, saya tak perlu makan apa2 ubat. Saya cuma makan nasik dan segala macam makanan yang hospital sediakan je. Habis pulak tu. Haha.
Ekhwan sekarang dah jadi close contact, dia pun perlu hadir ke hospital untuk melakukan swab test lagi sekali. Dan beliau pun datanglah ke hospital Sg Buloh untuk buat test. Waktu saya tulis ni, result masih belum dapat lagi.
4 April 2020
Alhamdulillah. Latest result adalah negative. Jadi saya dibenarkan keluar. Dan WAJIB kuarantin diri lagi selama 14 hari untuk pastikan saya betul2 bebas dari virus sebelum pulang ke pangkuan keluarga. Tapi jika ada sebarang symptom sepanjang 14 hari, saya diminta untuk menghubungi pihak hospital dan PKD semula untuk memaklumkan keadaan saya. Dan saya pun balik semula ke homestay.
Sedih jugak tak dapat balik lagi ke rumah. Tapi lagi sedih kalau apa2 terjadi pada keluarga saya. Jadi saya redha dan reset balik tempoh kuarantin. Demi insan2 tersayang dan negara tercinta…takpe, kejap je 14 hari tu. Jom layan Money Heist pulak, sambil2 buat kerja.
…………………………………………………………..

https://preview.redd.it/8202zxd37qr41.jpg?width=721&format=pjpg&auto=webp&s=3c8740f2023212ff6b89836d6cf3bb579d941234
Itulah serba sikit kisah saya. Saya bersyukur kerana Allah berikan kesihatan yang baik kepada saya, walaupun dijangkiti saya boleh sembuh tanpa sebarang ubat. Sebagai seorang yang telah pulih, saya sentiasa berdoa semoga Allah SWT memberikan kesembuhan dan memudahkan urusan pesakit2 Covid-19 yang lain yang sedang berjuang. Saya juga bercadang untuk menderma plasma saya, sebagai salah satu bentuk sumbangan dan berharap dapat membantu ramai lagi pesakit untuk pulih, insya Allah jika saya lulus segala syarat sebagai penderma. Semoga cepat sama2 dapat balik bersama keluarga.
Perasaan tak dapat berjumpa insan2 tersayang ni bukan main2. Saya mengaku ada ketika saya murung, salahkan diri sendiri kenapa tergamak menjadi selfish dan pergi jugak travel tu. Tinggalkan anak2. Percayalah memang setiap hari saya hidup dengan rasa bersalah tu. Tapi setiap hari jugak saya berpesan pada diri sendiri, ada hikmahnya semua ni berlaku. Salah satu adalah saya diberikan kesempatan berjumpa dengan insan2 yang berhati mulia, mengambil berat, tabah, ikhlas dan penyayang. Saya anggap itu satu anugerah di sebalik semua dugaan ini.
Jadi di kesempatan ini juga, saya ingin mengambil kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu saya. Terima kasih yang tidak terhingga. Semoga AllahSWT sentiasa merahmati kalian semua.
Jutaan terima kasih kepada:
o Suami saya (Ekhwan Fahmy), keluarga saya, keluarga suami saya. Lebiuuuuuu….
o Kawan2 yang memberikan sokongan moral
o Wakil2 dari syarikat saya bekerja yang selalu bertanya khabar, setiap hari
o Encik Hanafi, pegawai di Kedutaan Malaysia di NY
o Host saya, Ruz yang awesome and her father Uncle Suffian
o Bobby dan seluruh building management team
o Abang guard yang selalu tolong hantar barang sampai depan pintu
o Abang2 Grabfood dan FoodPanda
Tak lupa juga kepada wardmate saya S, N dan Kak L. you gais are osemmmm...keep on fighting k!!
Setingggi-tinggi penghargaan dan terima kasih juga kepada :
seluruh warga KEMENTERIAN KESIHATAN MALAYSIA dan Hospital Sungai Buloh diatas pengorbanan dan usaha tanpa jemu dalam memerangi wabak Covid-19, dan memberikan servis yang terbaik kepada kami rakyat Malaysia.
Dan juga kepada doktor2 yang tanpa jemu memberi nasihat percuma kepada rakyat Malaysia di sosial media. Itulah tempat saya merujuk dan mencari ilmu kesihatan terutama sekali pada waktu dunia diancam wabak ni. Terima kasih Dr Rusyainie Ramli, Dr Sakinah, Dr Imelda, Dr Erna Nadia, Dr Hana dan banyak lagi para doktor dan jururawat yang banyak berkongsi ilmu. Serta team Public Health Malaysia, PQ Community, The Dressar, TheDiagnosa dan banyak lagi page berkaitan kesihatan yang lain.
Terima kasih semua!!
Source: facebook.com/permalink.php?story_fbid=10220006048674810&id=1031110522 Internet Wayback Archive: https://web.archive.org/web/20200409004709/https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10220006048674810&id=1031110522
submitted by stormy001 to malaysia [link] [comments]


2020.04.09 02:29 stormy001 A tale of a Corona Virus positive from Malaysia

A tale of a Corona Virus positive from Malaysia
https://preview.redd.it/k01kuo9etor41.jpg?width=722&format=pjpg&auto=webp&s=7d6d276f3c5ed5d022876a1eadcb372f357fcc27
Fadzil Haji Aziz
Yesterday at 01:47 · Public
MCJ : My Covid-19 Journey
Assalammualaikum dan selamat sejahtera semua. Hari ni saya nak share sikit tentang pengalaman saya sebagai pesakit Covid-19, kes yang ke 3xxx saya rasa. Maaf kalau saya terguna bahasa rojak dalam karangan saya ni. Saya tak pandai sangat buat karangan, nak lukis pun tak berapa pandai jugak. Jadi saya cuba share guna cara yang paling ringkas dan senang difahami.
Berikut adalah turutan perjalanan saya sebagai pesakit Covid-19:
11 Mac 2020
Jam 10.30 malam, saya dan Ekhwan bertolak ke KLIA untuk memulakan perjalanan ke New York selama 9 hari. Hanya kami berdua, anak2 tak ikut. Sebelum ada yang bertanya kenapa decide nak teruskan jugak perjalanan ke NY, baiklah saya mengaku je kat sini. Mula2 memang kami dah berbincang nak tangguhkan trip ni, tapi rasa excited tu kadang2 melebihi rasa takut. Plus masa tu US belum termasuk lagi dalam list negara berisiko tinggi. So kami pun macam ala2 confident la nak pegi, dan dah siap bincang segala macam precaution, dekat mana nak kuarantin lepas balik nanti dan lain2 lagi. Jadi kami pun pegi la jugak (huh, degei nooo anak mak niiiii).
12 Mac 2020
Sampai di JFK Airport. Terus ke tempat penginapan di 82nd St, 2nd Avenue. Guna servis limo di airport.
12 Mac 2020 – 15 Mac 2020
Memulakan acara jalan2 di NYC. Perjalanan dari satu tempat ke tempat lain menggunakan subway. Kami cuba mengelak dari pergi ke tempat yang sesak. Memulakan hari seawal pagi mungkin untuk mengelakkan bertembung dengan ramai orang. Patuh pada perjanjian, selalu sanitize/cuci tangan, jauhkan diri dari individu yang kelihatan tak sihat, jangan sentuh pintu kedai/escalator handrails, rajin mandi, jangan mengorat pelancong lain, makan dekat rumah je dan banyak lagi.
16 Mac 2020 -19 Mac 2020
Saya mula terasa sakit tekak dan demam. Tekak rasa kering dan pedih2 sikit. Tapi sebagai seorang yang ada sinusitis perkara tu macam dah biasa bagi saya. Seperti biasa setiap kali ada simptom macam tu saya akan kumur dengan air garam atau mouthwash, makan antihistamine dan kalau demam ambik PCM. Selepas 3 hari saya sembuh. Tekak dah tak sakit, demam dah hilang. Tapi, dalam tempoh 3 hari tu saya tak keluar rumah langsung. Lagi pun NYC dah start lockdown. Kami juga ada hubungi Encik Hanafi dari Malaysia Embassy di NY, minta nasihat apa nak buat kalau symptom saya berpanjangan, ke mana nak pergi untuk buat test, apa nak buat kalau airline refuse tak bagi balik. Dan call 311 (NYC Covid Hotline) untuk tanya apa perlu saya buat sebab saya ada symptom. Tapi susahnyerrr la hai nak get through the line. Sampai la baik demam masih tak dapat bercakap dengan doctor.
20 Mac 2020
Dah baik demam. Tekak pun dah ok. Tapiiiiiii….hilang deria bau, dan deria rasa. Again, ingatkan sebab sinusitis jugak. So tak risau sangat sebab demam pun dah hilang. Takde batuk, takde sakit dada.
21 Mac 2020 – 22 Mac 2020
Travel balik ke Malaysia. Sebelum balik, kami book homestay dekat Shah Alam untuk 2 minggu for self quarantine. Taknak balik rumah sendiri lagi. Taknak risikokan anak2, mak mertua, adik2 ipar, jiran tetangga dan 3L (Lola Lulu Luna yang gebuuuuuu). Sampai KLIA, ada screening by KKM. Sebab kami tak demam, jadi pegawai KKM bagi satu surat pink untuk suruh kitorang quarantine.
24 Mac 2020
Mulakan kuarantin di homestay. Ekhwan start demam dan batuk2. Ajak pergi test dia kata takpe, tunggu kejap lagi 4-5 hari sebab kami suspect maybe sebab changed of weather je dia demam tu. Makan PCM sepanjang demam. Dan meneruskan kehidupan seperti biasa. Selain buat kerja office dari rumah, tengok Crash Landing on You. Awwww…kacak betul Hyun Bin
30 Mac 2020
Pergi MSU Drive Thru Covid-19 Screening Test. Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Test. Naso/oropharynx swab. Sekejap je dah siap.
1 April 2020
Pagi2 Ekhwan dapat result test melalui whatsapp dari Lablink. Negative. Saya belum dapat. Saspen jugak ni. Sejam kemudian kring kringggg dapat call dari Lablink. “Puan Yusneeda, saya ada sesuatu nak cakap ni. Puan bertenang ye”. OK. Dari intro tu dah tau dah apa dia nak cakap. Saya positive Covid-19. Lepas tu doctor terus explain kepada saya yang nanti pihak KKM iaitu doctor dari PKD (Pejabat Kesihatan Daerah Petaling) akan call dan arrange ambulance untuk ambil saya dekat homestay dan bawa ke Hospital Sungai Buloh. Murung sehari semalam. Penat Ekhwan bagi kata2 semangat tapi saya tak layan. Haha. Yela mana aciiiii dia yang demam saya yang positif (eh, tapi kan dah demam masa kat NY).
2 April 2020
Jam 7 petang, ambulance sampai. Abang KKM lengkap dengan PPE jemput dan masih sempat bagi kata2 semangat. Masuk ambulance, tutup pintu. Nangisssssssssss…..haaa tu la mak dah kata tak payah pi, gatai nak pi jugak. Kan dah kena!! Dah la lama tak dapat jumpa anak2. Rindu anak tak? Mesti la rindu. Tapi, saya sedar saya kena bertanggungjawab 200% terhadap keputusan dan tindakan sendiri. Saya kena sedar tanggungjawab saya pada masyarakat jugak. Tak boleh mengeluh. TANGGUNGJAWAB. Itu penting.
Sampai hospital, terus ke Ward 7B. Tukar baju, mulakan prosedur. Doktor datang interview. Tanya sejarah perjalanan. Tanya semua contact yang pernah ada dengan saya. Part ni paling penting. Kena JUJUR. Sebab sebarang ketidakjujuran akan memberikan impak yang besar pada orang lain. Pada frontliners, pada seluruh warga KKM, pada masyarakat. Pada kerajaan Malaysian yang awesome (bodek sikit).
Jadi selepas habis sesi dengan doctor, kesimpulan yang diberikan adalah, kemungkinan besar saya telah mendapat jangkitan sama ada di airport, dalam kapal terbang atau ketika di NYC sendiri. Dan Doktor mengambil kira tempoh jangkitan adalah dari hari pertama saya mendapat symptom, yakni pada 16 Mac 2020. Maka ketika saya tiba di hospital, itu adalah hari ke-18 saya bersama Cik Corona.
Owh lupa nak cakap, saya juga kena update majikan tentang keadaan saya. Penting. Syarikat saya bekerja memang ada Special Taskforce untuk manage hal2 berkaitan Covid-19. Hai Ridhuan, hai Farina
Selepas habis bagi maklumat dekat doctor, buat chest x-ray dan ambil darah. Check blood pressure, body temperature dan oxygen level. Chest X-ray tu untuk tengok keadaan paru2 sama ada terdapat jangkitan atau tidak. Walaupun saya tak ada symptom. Menurut doctor, itu adalah prosedur. Sebab ada jugak pesakit yang tak batuk tapi jangkitan dah ada dekat paru2.
Jumpa kawan baru di ward. S, N dan KL. Baik2 belaka. Siap ada whatsapp group dah. Dan follow each other di socmed.
3 April 2020
Jam 5.30 pagi Doktor kejutkan untuk buat another swab test. Result mungkin dapat within 24 hours. Ok doctor. Saya yang menurut perintah. In the mean time, teruskan kehidupan seperti biasa. Dan sebab saya tak ada symptom lain selain loss of smell, saya tak perlu makan apa2 ubat. Saya cuma makan nasik dan segala macam makanan yang hospital sediakan je. Habis pulak tu. Haha.
Ekhwan sekarang dah jadi close contact, dia pun perlu hadir ke hospital untuk melakukan swab test lagi sekali. Dan beliau pun datanglah ke hospital Sg Buloh untuk buat test. Waktu saya tulis ni, result masih belum dapat lagi.
4 April 2020
Alhamdulillah. Latest result adalah negative. Jadi saya dibenarkan keluar. Dan WAJIB kuarantin diri lagi selama 14 hari untuk pastikan saya betul2 bebas dari virus sebelum pulang ke pangkuan keluarga. Tapi jika ada sebarang symptom sepanjang 14 hari, saya diminta untuk menghubungi pihak hospital dan PKD semula untuk memaklumkan keadaan saya. Dan saya pun balik semula ke homestay.
Sedih jugak tak dapat balik lagi ke rumah. Tapi lagi sedih kalau apa2 terjadi pada keluarga saya. Jadi saya redha dan reset balik tempoh kuarantin. Demi insan2 tersayang dan negara tercinta…takpe, kejap je 14 hari tu. Jom layan Money Heist pulak, sambil2 buat kerja.
…………………………………………………………..

https://preview.redd.it/1vshncigtor41.jpg?width=721&format=pjpg&auto=webp&s=01253c2f44589111ce3f970821f2a7c1aa08f32e
Itulah serba sikit kisah saya. Saya bersyukur kerana Allah berikan kesihatan yang baik kepada saya, walaupun dijangkiti saya boleh sembuh tanpa sebarang ubat. Sebagai seorang yang telah pulih, saya sentiasa berdoa semoga Allah SWT memberikan kesembuhan dan memudahkan urusan pesakit2 Covid-19 yang lain yang sedang berjuang. Saya juga bercadang untuk menderma plasma saya, sebagai salah satu bentuk sumbangan dan berharap dapat membantu ramai lagi pesakit untuk pulih, insya Allah jika saya lulus segala syarat sebagai penderma. Semoga cepat sama2 dapat balik bersama keluarga.
Perasaan tak dapat berjumpa insan2 tersayang ni bukan main2. Saya mengaku ada ketika saya murung, salahkan diri sendiri kenapa tergamak menjadi selfish dan pergi jugak travel tu. Tinggalkan anak2. Percayalah memang setiap hari saya hidup dengan rasa bersalah tu. Tapi setiap hari jugak saya berpesan pada diri sendiri, ada hikmahnya semua ni berlaku. Salah satu adalah saya diberikan kesempatan berjumpa dengan insan2 yang berhati mulia, mengambil berat, tabah, ikhlas dan penyayang. Saya anggap itu satu anugerah di sebalik semua dugaan ini.
Jadi di kesempatan ini juga, saya ingin mengambil kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu saya. Terima kasih yang tidak terhingga. Semoga AllahSWT sentiasa merahmati kalian semua.
Jutaan terima kasih kepada:
o Suami saya (Ekhwan Fahmy), keluarga saya, keluarga suami saya. Lebiuuuuuu….
o Kawan2 yang memberikan sokongan moral
o Wakil2 dari syarikat saya bekerja yang selalu bertanya khabar, setiap hari
o Encik Hanafi, pegawai di Kedutaan Malaysia di NY
o Host saya, Ruz yang awesome and her father Uncle Suffian
o Bobby dan seluruh building management team
o Abang guard yang selalu tolong hantar barang sampai depan pintu
o Abang2 Grabfood dan FoodPanda
Tak lupa juga kepada wardmate saya S, N dan Kak L. you gais are osemmmm...keep on fighting k!!
Setingggi-tinggi penghargaan dan terima kasih juga kepada :
seluruh warga KEMENTERIAN KESIHATAN MALAYSIA dan Hospital Sungai Buloh diatas pengorbanan dan usaha tanpa jemu dalam memerangi wabak Covid-19, dan memberikan servis yang terbaik kepada kami rakyat Malaysia.
Dan juga kepada doktor2 yang tanpa jemu memberi nasihat percuma kepada rakyat Malaysia di sosial media. Itulah tempat saya merujuk dan mencari ilmu kesihatan terutama sekali pada waktu dunia diancam wabak ni. Terima kasih Dr Rusyainie Ramli, Dr Sakinah, Dr Imelda, Dr Erna Nadia, Dr Hana dan banyak lagi para doktor dan jururawat yang banyak berkongsi ilmu. Serta team Public Health Malaysia, PQ Community, The Dressar, TheDiagnosa dan banyak lagi page berkaitan kesihatan yang lain.
Terima kasih semua!!
Source: facebook.com/permalink.php?story_fbid=10220006048674810&id=1031110522 Internet Wayback Archive: https://web.archive.org/web/20200409004709/https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10220006048674810&id=1031110522
submitted by stormy001 to u/stormy001 [link] [comments]


http://swiebodzin.info