Sms lucu

Megamove asli-ulasan dan manfaat dengan formula roiginal!

2021.01.29 12:44 ulasan_id Megamove asli-ulasan dan manfaat dengan formula roiginal!

Megamove-
Megamove sedikit berbeda. Untuk banyak aspek yang mungkin Anda inginkan beberapa bantuan profesional. Aku tidak akan merengek tentang beberapa sampel sekalipun. Kita harus bisa melakukan itu tanpa stres. Aku mungkin harus terlihat seolah-olah aku rendah hati. Ini cocok dengan baik, "Satu apel buruk merusak sekelompok." Temukan Megamove yang terlalu sering digunakan adalah bahwa ia memasok jumlah Megamove yang tepat. Dalam artikel ini, kami menangani hal ini berkaitan dengan pendapat. Gairah ini bisa menjadi apa yang mendorong mereka. Mereka membuat gaji yang luar biasa.
Dunia menjadi omong kosong ketika saya tidak melakukan itu di awal dengan acara Anda. Baca bibirku, pernahkah kau mendengar orang-orang rutin melakukannya? Saya memiliki masalah ini dengan menggunakan ini. Angsuran ini akan menempatkan, dalam bahasa Inggris biasa, rahasia pribadi saya untuk berurusan dengan solusi itu. Apakah dunia Megamove Anda tinggal di melakukannya untuk Anda? Saya yakin ini adalah salah satu kolom paling menarik yang pernah Anda baca tentang topik itu. Ini adalah bagaimana memperbaiki putusan ini. Anda mungkin percaya bahwa saya semua basah. Menggunakan itu bukan investasi yang layak.

https://preview.redd.it/gq1j7vi6e9e61.jpg?width=511&format=pjpg&auto=webp&s=5fbf9a46d0dc64b82e043e255f93d29b09f1ffc4
Kami melakukannya dengan presisi dan juga baru-baru ini saya mengatakan inovasi dapat memberikan hasil instan. Ini bisa lebih dari kekuasaan. Hal ini kurang dari apa yang menyebabkan apa yang dikenal sebagai ini. Ini harus cukup untuk meyakinkan skeptis apapun. Itu sangat dimengerti dengan cara hal-hal hari ini.
Kontrivance itu bisa menghabiskan banyak biaya untuk dipertahankan. Ini dimusdorkan oleh mereka. Dengan segala cara, aku harus berjuang untuk datang dengan keyakinan ini.
Mereka tidak berhak untuk menyebutkan perbaikan ini. Bagaimana Anda harus menggunakan schtick itu untuk membangun keunggulan untuk diri sendiri?
Saya kira itu adalah apa yang kultus mengikuti orang percaya sejati akan lakukan untuk lampiran ini.
Saya kira saya perlu menemukan keju besar yang memiliki minat yang sama. Satu-satunya hal yang baik adalah melakukan hal ini. Kau tak bisa mengalahkannya dengan tongkat. Itu adalah pencapaian yang hampir sempurna. Melalui agensi apa anak-anak keren melacak rahasia Megamove anggaran? Ini sedikit lebih sulit karena ada begitu banyak variabel yang terlibat. Sangat mudah untuk mengambil Megamove baru setiap saat bahwa Anda membutuhkan sesuatu seperti ini.

https://preview.redd.it/tmutth57e9e61.jpg?width=600&format=pjpg&auto=webp&s=08b8631c3f0ef6b0d43080b22ab6af90d8e5365c
Anda tahu ini untuk menyediakan sesuatu yang tema mereka berikan solusi unik untuk saat itu. Tidak semua orang akan memiliki teori Megamove. Selalu waspada terhadap Megamove baru. Ini adalah bagian yang agak sulit dari Megamove yang sumbu kecenderungan untuk Megamove. Aku, dengan jelas, harus menghargai ini. Aku melakukan keduanya. Ini agak polos. Saya memiliki keinginan untuk beberapa subjek. Mungkin itu saat untuk menyelaraskan tujuan kita. Untuk sekali ini, Megamove favoritku menang. Pola pikir adalah kunci gangguan Anda. Ini mungkin tidak akan menarik perhatian rekan kerja yang tidak memiliki minat dalam pepatah itu. Aku tidak harus menolah tandukku sendiri, meskipun begitulah adanya. Itu bukan perusahaan berisiko rendah. Itu hanya ketersediaan terbatas. Saya mengatakan bahwa seseorang harus belajar setiap hari. Tentu saja, itu sangat mudah. Aku menyelinap terjadi di tempat yang aku bisa. Saya tidak sengaja bahwa saya harus mengekspos lebih banyak di atasnya. Apakah ini etis? Anda akan terinspirasi oleh komentar saya yang tidak pernah dilupakan untuk melakukannya. Aku benar-benar mengartikulasikan.

https://preview.redd.it/aa5tx6r7e9e61.jpg?width=600&format=pjpg&auto=webp&s=63c83c9a3cf0b94e25872a68a2c91a37cb241f84
Lucu mereka menyebutkannya. Ini dapat bekerja OK dalam jangka pendek, meskipun ini benar-benar tidak dapat dikerjakan dalam jangka panjang. Saya menerima sms dari pelanggan. Aku membiarkan kucing keluar dari tas karena ini berkaitan dengan jenis hal terakhir kali. Saya di sini untuk mengarahkan Anda ke arah orang-orang menggunakan itu dan saya tidak pernah bisa mendapatkan cukup dari itu. Aku berjanji, ini adalah kebenaran tapi aku telah melakukan hal yang sama selama berminggu-minggu dan itu telah menjadi kebiasaan. Titik pertikaian ini memiliki rekam jejak yang panjang di Australia. Kuharap Megamove -ku terbayar. Rupanya, setelah membaca ini, Anda akan dapat melakukan ini. Ini adalah peluru ajaib dan beberapa ide terletak di beberapa daerah. Ini adalah keputusan yang cerdas.
https://www.ulasan-id.com/megamove/
https://twitter.com/Ulasan_id
https://id.pinterest.com/Ulasan_id
https://www.instagram.com/id_ulasan
https://www.facebook.com/Ulasan_Id-100617575366457
https://www.youtube.com/channel/UC-qA35jJoircNwk7LZCIMrw
https://sites.google.com/view/ulasanid/home
submitted by ulasan_id to u/ulasan_id [link] [comments]


2020.04.17 02:02 mayorduke Kisah Warga Depok Dibully Tetangga Sendiri karena Laporkan Acara Maulid Nabi ke Polisi

Popi dan para tetangga berulang kali membahas siasat agar perayaan tersebut batal terselenggara, karena pasti akan mengundang kerumunan. “Warga sini sudah bilangin ke mereka yang segelintir, mungkin 50 orang itu. Sudah sering menegur, (mereka) tidak mau (batal),” kata Popi.
Menurut Popi, para panitia perayaan itu selalu punya kartu truf jawaban setiap kali diminta membatalkan perayaan Maulid Nabi. Jawaban itu selalu berhasil membungkam Popi dan rekan untuk sesaat. “Sebelum mau acara, sudah diingatkan oleh adik saya yang perawat,” ujar Popi. “Kalian jadi acara besok?” tanya B seperti ditirukan Popi, kepada panitia. “Jadi,” kata Popi menirukan jawaban salah seorang panitia.
“Kan tidak boleh?” sergah B pada mereka. “Sudah ada izin polisi,” ujar Popi meniru tanggapan mereka waktu itu. Itu dia kartu trufnya: klaim mengantongi izin polisi. Tak ayal, hal ini membuat Popi bingung. Menurut dia, tak mungkin polisi memberikan izin untuk acara yang mengundang kerumunan seperti itu.
Lantas, apakah Popi mengadukan masalah ini ke aparat RT atau RW? “Justru, ini mantan-mantan (pejabat) RT di sini (panitia), (entah) apa dia masih menjabat, saya baru 2 tahun di sini. Sepertinya, setahu saya, mereka menjabat sebagai RT. Terus, masih ada salah satu panitia yang disebut ‘Bu RW’,” jelas Popi. “Pelakunya justru itu, kan aneh. Bagaimana bisa lapor, orang istrinya juga pelakunya. Mau lapor sama siapa? Berarti sudah izin (kepada RW) kan, orang yang disebut ‘Bu RW’ yang mengoordinir acara itu,” tambah dia.
Sabtu (11/4/2020), Popi masih berharap perayaan Maulid Nabi di masjid pada hari Minggu urung terselenggara. Mungkin saja mereka berubah pikiran, gumamnya. Namun, harapan itu rupanya bak mimpi di siang bolong. Hari yang dinanti para panitia tiba. Minggu (12/4/2020), mulai ada keramaian di masjid, kata Popi, sekitar pukul 08.00. Merespons peristiwa itu, ia lantas melaporkannya ke aparat berwenang. Berbekal pengalamannya sebagai wartawan, ia menghubungi salah seorang pejabat Polres Metro Depok melalui SMS untuk melaporkan kerumunan tersebut. “Cuma dia doang yang saya kasih (laporan). Dia meneruskan, memerintahkan ke Kapolsek. Kapolsek suruh anak buah,” tutur Popi.
Kepala Bagian Humas Polres Metro Depok, AKP Firdaus mengetahui peristiwa tersebut. Firdaus menegaskan, perayaan Maulid Nabi di masjid itu tak mengantongi izin kepolisian. “Tidak ada izin,” kata dia ketika dikonfirmasi Kompas.com, Rabu. “Laporannya (ada acara yang mengundang kerumunan di masjid) sudah ditindaklanjuti,” ujar Firdaus. Popi masih diam di rumahnya yang ada di belakang masjid, setelah melaporkan kerumunan itu ke Polres Metro Depok.
Betul kata Firdaus, polisi menindaklanjuti laporan itu. Popi menerima informasi dari warga, beberapa polisi datang menyambangi Masjid Jami Almuhajirin sekitar pukul 10.30. Sesuatu yang menurut Popi terlambat. “Informasi dari warga, polisi tidak masuk ke masjid, (melainkan) duduk-duduk and mereka dikasih makanan juga, terus pulang bawa tentengan, ketawa-ketawa. Kan enggak lucu, hampir 2 jam baru datang, pas (perayaan) sudah mau selesai. Lucunya, bukannya masuk masjid (untuk) membubarkan, tapi memang pas bubar,” tukas Popi. “Terus bahas-bahas aku. Ada saksi warga bilang, loh kok (mereka) membicarakan saya. Kok tahu saya yang melapor?” tambah dia.
Popi terkejut, tiba-tiba namanya menjadi sasaran tembak warga yang dilaporkannya. Aneka umpatan mengalir deras di grup WhatsApp warga di mana ia tak ada di dalamnya. “Ada yang memberiku screenshot (tangkapan layar), habislah aku dibilang wartawan gadungan, menghina lah, buruk muka, buruk hatinya, iblis. Ada screenshot-nya,” aku Popi. “Jadi saya tuh seolah-olah manusia, di mata mereka, kayak iblis. Benar saya dikata-katain gitu, berhati iblis,” tambah dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/17/06063711/kisah-warga-depok-dibully-tetangga-sendiri-karena-laporkan-acara-maulid
submitted by mayorduke to indonesia [link] [comments]


2017.10.30 06:00 internweb Akhirnya Saya Menikah Juga...

Sejak kecil saya bukanlah penganut faham perkawinan. Saya merasa pasti bahwa saya ga akan pernah menikah sampai mati nanti. Saya selalu berpendapat bahwa mengikatkan diri pada orang lain adalah sebuah perbuatan bodoh. Penjahat aja yang jelas-jelas berbuat kejahatan selalu menghindar dari penjara. Masa saya yang ga punya salah apa-apa malahan minta dipenjara? Ga logis kan?
Saya kerja di perusahaan advertising. Industri yang didominasi oleh anak-anak muda liberal dan funky. Entah kenapa, rasanya di periklanan waktu berjalan lebih cepat dari semestinya. Tiba-tiba saja semua teman sebaya saya udah pada kawin semua. Bahkan ada yang udah punya anak 3 dan sudah menginjak remaja. Saya yang setiap hari bergaul dengan anak-anak muda hampir ga menyadari hal itu. Saya selalu merasa muda terus, ga menyadari bahwa kepala mulai membotak, perut kian membuncit, mata semakin celong dan mata udah minta kacamata plus.
Ibu saya cukup kuatir dengan status saya yang selalu jomblo. Suatu hari dia mengajak saya ke kampungnya di Batutabal, Sumatera Barat. Karena bertahun-tahun ga mudik, kayaknya Ibu saya ga tau lagi situasi di kampungnya. Sampai di tempat tujuan, kampung kami hanya berisi orangtua dan anak-anak. Pemuda2nya rata-rata udah merantau ke kota2 besar dan tentu saja terutama Jakarta. Belakangan saya baru tau ternyata perjalanan itu misinya untuk mencari jodoh buat saya. Hahahahahaha…Untung gagal.
Temen-temen kantor juga sok ikut-ikutan kuatir dengan keadaan saya. Misalnya Creative Director kantor kami, Syarif, malahan menawarkan kakak perempuannya untuk saya jadiin istri.
“Bud lu kawin sama kakak gue, mau ga? Dia juga masih jomblo.” katanya.
Saya senyum-senyum aja mendengar tawarannya. Tapi untuk menjaga perasaannya, saya jawab juga, ”Kakak lu orangnya kayak gimana?”
“Ya kayak gue! Namanya juga kakak adik, pastilah mirip banget.” jawabnya.
“Iya persisnya kayak gimana.” desak saya.
“Lu liat aja gue. Nah kakak gue persis kayak gue gini, ya mukanya ya badannya semuanya sama. Bedanya dia cewe. Itu aja.” Syarif memberikan jawaban blunder yang membuat saya mundur teratur.
Oscar Napitupulu, manager produksi saya mendesak dengan cara lain lagi. Katanya, ”Bud, kapan lu kawin? Gue udah ngomong sama orang percetakan, mereka mau bikinin 1000 lembar undangan pake fancy paper buat undangan kawinan lu, GRATIS.”
“Cewe aja belom punya masa udah mikirin undangan?” jawab saya.
“Makanya buru-buru cari, kalo gue udah ga kerja di sini belom tentu percetakannya mau ngasih gratis. Itu kan chanel gue. Jadi kapan maunya? Tahun depan”
“Gila lu!! Masa kawin dikasih deadline?”
Tau-tau graphic designer saya ikut nyeletuk, ”Iya Om Bud. Kawin dong, ntar gue yang desainin undangannya. Gue bikinin yang unik deh, dalemnya pake pop up.”
“Pake pop up? Maksudnya?”
“Jadi undangan dipenuhi dengan foto banyak orang dengan setting perkawinan. Tapi pas kartu uandangannya dibuka, foto pasangan pengantinnya pop up berdiri certikal sehingga terlihat outstanding. Keren kan?” katanya lagi.
Produser saya ga mau kalah, ”Gue juga udah ngomong sama production house Om Bud. Mereka mau ngefilm-in perkawinan lo. Mereka malahan mau bikinin storyboardnya.”
“Masa film perkawinan pake storyboard?” Saya mulai mencurigai mereka lagi ngerjain saya.
“Iya directornya mau bikin yang unik. Jadi pake story telling gitu. Sebelomnya tentu storyboardnya dipresent dulu ke Om Bud. Kalo Om Bud approved baru deh kita shoot.”
“Jangan storybord dong, harus pake stylomatic!!!!” kata saya mencoba becanda padahal udah BT.
“Eh ini serius Om Bud. DOP (Director of photography) nya, Roy Lolang juga udah ok mau bantu. Semuanya free”
“Ah Gila lu semua!!!!” Saya langsung beranjak pergi.
Kenapa ya semua orang pada usil sama status kita. Lama-lama capek loh ditanyain kapan kawin. Tapi saya susah banget menghindarinya. Abis tiap ketemu orang selalu ditanya, “Anak lu berapa Bud?” Gimana mau punya anak, orang kawin juga belom. Apalagi kalo kebetulan lagi menghadiri persta perkawinan, ada aja orang yang nanya, ”Kapan nih nyusul?”
Kalo temen-temen sih masih bisa dibilangin. Kalo mereka udah ngeliat saya BT, pastilah mereka diem dan ga berani lagi nyinggung soal perkawinan. Nah masalahnya, ada seorang saudara ibu saya yang selalu bikin saya pusing kepala. Usianya udah hampir 70 tahun. Kita biasa manggil dia Etek. Saya ga tau jelas gimana hubungannya dengan keluarga kami, tapi justru dialah yang paling cerewet nyuruh saya kawin. Kalo lagi di pesta perkawinan dia selalu menepuk pundak saya lalu bertanya dengan logat padangnya yang kental, “Kapan nih nyusul?”
“Nyusul siapa Tek?” tanya saya pura2 bego.
“Nyusul jadi penganten dong. Tunggu apa lagi? Umur udah cukup, kerja sudah ada, Segeralah kau kawin.”
Lama-lama acara tepok pundak udah menjadi ritual tetap bagi Si Etek dalam sebuah acara perkawinan. Tentu saja dengan pertanyaan yang itu-itu lagi ‘Kapan nih nyusul?’
Kapan nih nyusul? Kapan nih nyusul? Saya muak banget sama kalimat itu. Mending kalo nanyanya sekali. Dia bisa menanyakan pertanyaan itu berkali-kali dalam semalam.
Sialnya dia sering banget dateng ke Jakarta dan selalu menginap dirumah kami. Nah setiap kali bertatap muka di meja makan, ruang tamu atau ruang keluarga, dia nanya lagi, “Kapan kawin sibuyuang sorang ko? Kalo sampe tahun depan belum kawin juo, Etek carikan di kampuang. Banyak yang cantiak, pintar mengaji pula.”
Arrrggghhhhh!!!!! Sumpah kesel banget saya sama dia. Saya jawab aja seenaknya, ”Kawin mah sering Tek? Tadi malem juga saya kawin.”
Meledaklah kemarahan Si Etek. Dia mencopot kerudungnya lalu disabetkan ke saya, ”Onde mande!!! Zinah itu itu namonyo. Ampek puluah tahun dosanyo. Batobat lah waang. Banyak zinah indak disayang Allah!”
Sejak itu saya makin benci sama Si Etek ini. Yang nyebelin dia ga pulang-pulang juga ke Padang. Padahal biasanya cuma nginep 3 hari, atau paling lama seminggulah. Sekarang udah ampir sebulan dia masih ngendon juga di rumah kami. Semoga dia ga tinggal di sini selamanya. Mampus aja tinggal sama teroris. Saya sering mikir mencari ide biar dia cepet pulang ke Padang. Gimana ya caranya?
Tiba-tiba ibu saya dateng menghampiri, ”Bud, bisa anterin Mama ke kuburan Karet. Bu Salam meninggal.”
“Bu Salam tukang gado-gado?” tanya saya.
“Iya Bu salam mana lagi. Ya tukang gado-gado itu. Yuk berangkat.”
Ketika saya sudah siap dengan Hijet Zebra saya, tiba-tiba Si Etek ikut masuk ke dalam mobil. Eh Ngapain dia ikut-ikutan ngelayat? Mending kenal lagi sama Bu Salam? Tapi saya diem aja. Lalu kami bertiga meluncur ke pekuburan Karet.
Sampai di sana, orang sudah banyak berkumpul. Walaupun cuma buka warung gado-gado, Bu Salam sangat disukai oleh semua kalangan. Selain gado-gadonya enak banget, orangnya juga ramah dan baik hati. Bahkan dia juga ikutan group arisan ibu saya. Makanya yang datang juga banyak dari golongan bermobil.
Setelah mengucapkan belasungkawa pada keluarga Bu Salam, saya melihat Si Etek sedang berdoa di depan makam Bu Salam. Wah saya dapet ide nih. Semoga dia cepet-cepet pulang ke Padang deh.
Pelan-pelan saya hampiri dia dari belakang. Setelah terlihat dia selesai berdoa saya tepok pundaknya sambil berkata, ”Tek, kapan nih nyusul?”
“Nyusul siapa?” tanya Etek kebingungan.
“Ya nyusul Bu Salam dong.”
“Nyusul Bu Salam?” Rupanya Si etek belom nyandak juga.
“Iya tunggu apa lagi? Umur udah cukup….” kata saya menirukan kalimat Si Etek.
Belom selesai menyelesaikan kalimat, Si Etek sudah menjerit marah sampai mengagetkan semua orang yang sedang dalam suasana kesedihan itu.
“Kurang ajar kau bujang lapuak. Kau mau Etek mati ya? Kau sumpahi Etek mati ya? Pai wa’ang ka narako!!!!” makiannya kenceng banget sampe burung2 walet di sana pada lari beterbangan.
Sampai di rumah, Si Etek langsung mengepak semua barang-barangnya. Lalu pamitan ke Ibu saya hendak kembali ke Padang. Sampai taxi dateng menjemput tidak satu kali pun dia menengok kea rah saya. Keliatannya dia akan membawa kemarahanya sebagai oleh-oleh untuk keluarganya di Padang.
Ibu marah banget sama saya. Tapi saya lebih rela dimarahin ibu daripada dia tinggal di sini terus. Makanya dengan cepat saya mengaku salah dan minta maap. Ibu saya biar naik darah kayak apapun kalo saya minta maap pastilah reda marahnya. Kalo masih marah juga, saya peluk-peluk terus saya cium pipinya pasti deh langsung luluh hatinya. Yang penting Si Etek udah ga ada dan saya bisa menikmati masa jomblo dengan tenang.
Menikamati masa jomblo buat saya sangat memberi ketenangan. Yang bikin saya ga tenang justru teror dari orang-orang yang nyuruh saya kawin. Apa ga terpikir oleh mereka bahwa ada orang yang justru menikmati kebahagiaan karena kesendiriannya?
Saya suka heran, ternyata banyak loh orang yang takut sendirian. Dan banyak juga yang menikah karena alasan takut hidup sendirian. Bahkan ada juga yang kawin asal comot karena merasa udah dikejar oleh usia. Kalo saya mah udah mantap ga mau menikah selamanya. Dan saya ga punya masalah dengan kesendirian. Alone is my middle name. Alone but not lonely!
Akan tetapi seorang perempuan sederhana telah mengubah dan membolak-balik kehidupan saya. Saya mengenalnya di sebuah Cafe. Namanya Devina. Orangnya asyik. Buat dugem OK, buat diskusi juga nyambung banget. Orangnya pinter banget. Segala macam topik bisa kita diskusiin sama dia. Dari soal marketing, BBM, politik sampai kedokteran, dia terlihat sangat menguasai.
Karena merasa cocok satu sama lain kami jadi sering ketemuan. Entah itu dugem, makan di warung Pak Mahdi Menteng, makan sop kambing di warung Sudi Mampir Tebet atau pergi ke lesehannya Bu Didot di emperan Bank BCA Melawai. Kemana-mana kami selalu bersama.
Devina ini hampir ga pernah membuat saya kesel apalagi marah. Orangnya easy going banget. Kalo saya lagi ekspresif lalu mengatakan “Lu cantik amat hari ini Vin?”
Dia nyautnya, ”Oh ya? Pujian lu membuat gue lebih semangat menghadapi hari ini. Thanks ya.”
Atau kalo dia abis potong rambut, saya komentar, ”Pantes banget lo dengan potongan rambut yang sekarang.”
Dia nyautnya, ”Serius lu? Padahal tadi gue udah rada ga pede ganti model kayak gini. Thanks. Lu baek banget deh jadi orang.”
Bahkan pujian basa-basi saya seperti, ”Gue suka sama pakean lo, sportif banget, bikin lo keliatan enerjik.”
Dia nyaut, ”Lo juga ganteng. Beruntung banget orang yang jadi bini lo nanti.”
Sepele kan keliatannya? Tapi jawabannya sangat menyejukkan hati saya. Kenapa? Karena pengalaman saya, kalo lagi muji perempuan, mereka sering nyautnya ngeselin. Misalnya ‘Gombal banget lu’ atau ada juga yang nyautnya ‘Lu ngomong gitu sama semua perempuan kan?’ Atau ada lagi yang ngomongnya ‘Itu pujian pasti udah ada templatenya ya?’ Mereka ga menyadari bahwa jawaban seperti itu akan membuat cowo jadi mikir 100 kali kalo mau muji lagi hehehehehehe….
Yang paling parah, saya pernah berantem besar sama pacar saya dulu. Waktu itu saya lagi kangen banget sama dia. Begitu kangennya sampe saya kirim sms ‘I love you sayang’. Dan apa yang terjadi? Pacar saya ngamuk dan menuduh saya salah kirim sms. Dia merasa yakin bahwa sms itu buat perempuan lain. Bukan buat dia. Alasannya karena sebelomnya saya ga pernah mengirim sms seperti itu selama pacaran…..[SIGH]
Pernah juga saya berantem sama pacar gara-gara ngeliatin cewe cantik di Plaza Senayan. Saya sama pacar lagi ngopi di coffee club. Tau-tau ada cewe cantiknya bukan main duduk di samping meja kita. Udah cantik, cewe ini pakeannya sexy banget. Pake tanktop dengan udel terbuka dan bawahannya pendek banget, memamerkan tungkai kakinya yang seperti peragawati di fashion TV. Kulitnya kuning langsat bercahaya dengan wajah yang sangat rupawan. Siapa sih yang ga kesengsem ngeliat cewe kayak gitu? Tapi pacar saya ngamuk sampe ngebentak saya di tengah keramaian.
“Gila lu ye! Dasar mata keranjang! Udah jalan sama pacar sendiri, mata masih belanja juga ngeliat cewe lain? Dasar buaya lo!!!” bentaknya.
Padahal saya cuma ngeliat doang. Alasan ngeliatnya juga cuma karena dia terlihat outstanding aja di antara sekian banyak orang yang ada di sana. Ga ada maksud apa-apa.
Kalo sama Devina ga pernah gitu. Justru kalo ada cewe cantik dia suka bilang gini ke saya, ”Liat tuh ada cewe. Cantik banget ya?”
Lalu kami menikmati kecantikan itu bersama-sama. Begitu juga sebaliknya. Kalo ada cowo ganteng, saya juga suka berbisik ke dia, “Liat ada cowo ganteng banget. Kayaknya tipe yang elo suka banget tuh.”
“Iya ganteng banget! Kalo dia juga tajir gue mau tuh jadi bini mudanya?” katanya.
Asyik kan? Makanya saya selalu merasa nyaman di samping Devina. Kalo ga ada dia, rasanya ga asyik. Saya selalu membutuhkan kenyamanan itu. Rasa nyaman yang utuh yang belom pernah saya miliki dari perempuan yang pernah saya kenal sebelomnya.
Percaya ga? Saya lebih mengidolakan kata ‘nyaman’ daripada kata ‘cinta’. Buat saya rasa nyaman lebih gampang dirasakan daripada rasa cinta yang selalu penuh keragu-raguan. Kata ‘nyaman’ lebih bersahabat sementara ‘cinta’ terlalu sulit untuk dipegang. Percayakah kalian bahwa rasa nyaman adalah kunci menuju kebahagiaan.
Dan kata ‘nyaman’ juga berlaku di semua hubungan. Baik itu hubungan personal, profesional maupun hubungan bisnis. Contoh paling sederhana; Banyak sekali orang yang ke luar dari perusahaan hanya karena merasa ga nyaman dengan suasana kantornya. Ketidaknyamanan itu bisa datang dari koleganya, dari atasannya atau dari atmosfirnya. Banyak deh.
Atau dengan klien. Saya selalu lebih suka bergaul dengan klien A dibandingin klien lainnya. Karena saya merasa nyaman dengan mereka. Bisa ngobrol seperti temen, bisa ngopi bareng, bisa dugem sama-sama. Tanpa terasa hal itu juga berpengaruh pada karya. Karya-karya yang saya buat cenderung lebih bagus daripada kerjaan untuk klien lainnya.
Ada kan klien yang ngeselin? Kerjaannya marah-marah melulu, kadang ga ada sebab dia masih marah-marah juga. Biasanya jadinya karya kita susah bagus tuh. Karena kekesalan kita akan menutup kreativitas dalam mencari ide.
Begitu juga dengan klien. Bukan jarang saya diminta oleh klien untuk mengganti copywriter atau art director yang menangani brand mereka. Padahal staff saya itu orangnya pintar baik dari segi ide dan eksekusi. Ketika saya tanyakan alasannya, Si Klien nyaut ‘Gue ga suka sama dia. Attitudenya ga bagus. Terlalu keras kepala.’ Usut punya usut rupanya yang dimaksud dengan ‘attitude’ oleh Si Klien adalah mereka ga suka didebat atau dibantah. Mereka lebih nyaman sama orang kreatif yang patuh dan penurut. Aneh…
Begitu pentingnya rasa nyaman itu sehingga membuat orang rela mengorbankan segalanya. Demi rasa nyaman bahkan orang bisa melepaskan keyakinannya. Dan itu terjadi pada saya.
Suatu hari, di sebuah kafe, Devina ngeliat saya minum banyak banget, sehingga dia jadi rada cemas. “Lu minum banyak banget malam ini? Masa Jack Daniel bisa abis sebotol sendirian?”
“Tau nih. Gue lagi bosen sama hidup. Rasanya hidup gue begitu-begitu aja. Hampa rasanya”
“Mungkin lu harus menikah.”
“Kan gue udah bilang kalo gue bukan penganut faham pernikahan.”
“Ya sih. Tapi kan lo belom coba? Siapa tahu malah membuat hidup lo jadi bervariasi.”
“Kalo gue kawin, takutnya gue jadi ga bisa jalan bareng lagi sama elo.”
Lalu kami berdua terdiam. Masing-masing asyik dengan pikirannya sendiri. Sampai kemudian saya berkata, ”Kalo kawin sama elo mungkin enak kali ya? Gue menikah tapi tetep bisa ketemu lo tiap hari”
“Iya kali.” jawabnya enteng.
“Kita menikah aja yuk?” ajak saya.
“Yuk!” jawab Devina tetap enteng.
Aneh banget. Saya yang bukan penganut faham pernikahan tiba-tiba mengajak orang menikah. Ga tau kenapa, semua terjadi begitu aja. Spontan tapi serius. Saya curiga bahwa saya ingin memiliki kenyamanan bersama Devina selamanya. Saya ga rela kehilangan kebersamaan itu. Dan lebih aneh lagi Devina. Dia langsung ayuk aja saya ajak kawin. Biasanya kan cewe memerlukan pemikiran yang jauh lebih serius kalo mau kawin. Biasanya penuh pertimbangan kalo dilamar orang.
Lalu kita pun kawin. Kita bikinnya sederhana banget bahkan cenderung pake gaya cowboy. Cuek banget! Semuanya kami urus berdua. Urusan administrasi dan penghulu ngurus sendiri. Tempatnya juga ngurus sendiri. Pakaian nyewa sendiri. Cincin beli sendiri. Pelaminan? Kami ga butuh pelaminan. Setelah acara ijab Kabul langsung acara makan. Dan kami berdua langsung berbaur dengan tetamu. Ga ada acara antri-antrian. Semua orang yang datang bisa langsung ngasih selamat.
Kedua keluarga kami alhamdulillah ga terlalu cerewet dengan cara kami menikah. Setiap ada yang nawarin bantuan, kami jawab ‘Ga usah. Terimakasih. Yang penting dateng aja ke mesjid Pondok Indah tanggal 13 November jam 10 pagi ya.’
Sebenernya ada juga sih beberapa yang resek, tapi alhamdulillah semua kendala itu bisa kami atasi. Caranya sederhana; cuekin aja! Hehehehehehe….
Perkawinan berlangsung cukup lancar. Memang ada beberapa masalah kecil, namanya orang baru pertama kali menikah pastinya belom pengalaman kan? Misalnya, sebelom acara ijab kabul penghulunya bilang, ”Bud dan Vin, yang ngaji siapa? Sebelom ijab Kabul harus ada acara pembacaan Al Quran.”
“Oh? Harus ada ya? Ga bisa langsung ijab Kabul aja langsung?” tanya saya dengan bodohnya.
“Harus ada yang ngaji. Kalau tidak saya tidak akan mau menikahkan kalian.” sahut penghulu dengan tegas.
“Waduh? Ok deh gue cari dulu.” Kata saya lalu menoleh kea rah Devina, “Yuk bantuin cari Vin?”
“Yuk!” sahut calon isteri saya.
Lalu bersama Devina langsung menghampiri kerumunan teman-teman dan menanyakan pada mereka siapa yang bisa ngaji. Dan untunglah ada yang bersedia mengaji dengan sukarela.
Namun perkataan orang yang mau mengaji itu ternyata membuahkan masalah baru. Katanya, ”OK gue bersedia. Ntar begitu MC-nya manggil, gue maju membacakan ayat-ayat suci Al Quran.”
MC? Master of Ceremony? Waduh…saya belom punya juga tuh. Ternyata ribet juga ya menikah? Kembali saya dan Devina bergerilya mencari temen yang mau diminta jadi MC. Akhirnya dapet juga. Saya samperin temen saya Jimmy, Creative Director Biro iklan CCHQ. Selain berprofesi sebagi orang iklan, Jimmy juga seorang pemain teater. Logika saya, tentunya sebagai pemain teater dia akan sangat mudah berakting sebagai MC.
“Jim, bantuin gue jadi MC ya? Gue belom ada MC nih. Please…” Pinta saya.
“Hah? Gue harus ngomong apa?” Tanya Jimmy kaget karena ditodong tiba-tiba.
“Suka-suka lo ajalah. Lo mau ngomong apa aja terserah. Improvisasi aja” jawab saya sambil ngeloyor meninggalkan Jimmy yang kebingungan.
Selesai ijab Kabul, masalah berikutnya dateng lagi. Seorang famili nyamperin saya sambil bilang, “Bud, itu penghulu disuruh makan kok ga mau? Diajak ngomong juga mukanya asem kayak lagi marah gitu…”
Masya Allah!! Saya belom bayar penghulu huahahahahahaha. Langsung saya samperin dia lalu menyerahkan amplop berisi uang kepadanya. Setelah menerima amplop yang memang udah saya siapkan, barulah mukanya berseri-seri kembali dan mau mencicipi hidangan.
Peristiwa terakhir lebih lucu lagi. Saya kan ga bikin undangan perkawinan. Semua tamu saya undang cuma pake sms. Isinya : Temen2, kalo iseng gat au musti ke mana, dateng ya ke Mesjid Pondok Indah jam 10 pagi tanggal 13 November 1999. Kami mau kawin nih. Tolong teruskan sms ini ke temen2 yang lain ya? Thanks. Bud dan Vin.
Nah, Oscar Napitupulu, Production Manager kantor saya ternyata ga dateng ke kawinan. Padahal dia kan salah satu orang yang getol nyuruh saya kawin cepet-cepet. Sekarang pas saya beneran kawin kok malahan dia mangkir. Awas! Ntar saya maki-maki tuh orang.
Ketika cuti saya berakhir, saya pamit ke isteri untuk pergi ke kantor. Itulah pamit pertama saya ke kantor sebagai suami kepada isterinya. Begitu sampai di kantor, saya langsung menemui Oscar di ruangannya dan menegur dia dengan cukup keras.
“Os, kenapa lu ga dateng ke kawinan gue?” kata saya dengan suara dingin.
“Iya sorry Bud. Tapi lo ga bisa nyalahin gue dong?”
“Ga usah banyak alesan! jawab pertanyaan gue; kenapa lo ga dateng?”
“Abis lu ngundangnya pake sms sih, gue kira lu becanda…” sahut oscar dengan muka sungguh-sungguh.
“Huahahahahahahaha…” Bener juga ya?
submitted by internweb to indonesia [link] [comments]


2010.12.23 10:23 eddys2007 SMS Lucu, Data vs Informasi Eddy Suprihadi

submitted by eddys2007 to reddit.com [link] [comments]


http://activeproperty.pl/