Ngentot kakak ipar

Advice on Life after marriage

2024.02.14 21:17 chocbananana Advice on Life after marriage

Aku (22F) rencana nikah sama pacar (32M) november tahun ini, and i need some advice. Pls dont attack me for our age gapšŸ™ i can create a separate post if youā€™re curious of our relationship
Kita memutuskan untuk nikah karena umur suami yg sudah ā€œmepetā€ dan kita mau spent time together dulu sebelum punya anak. Suami rencana mau sekolah spesialis tahun depan, makanya kita memutuskan untuk menikah tahun ini secara sekolah spesialis itu berlangsung selama 4 tahun. Kita rencana having kids setelah suami lulus. Kita tidak mau menikah setelah suami lulus, karena setelah nikah harus segera punya anak (tidak bisa spent time together dulu).
Aku butuh saran mengenai:
  1. Career
Keluarga suami mempunyai usaha UMKM yg masih bisa terus berkembang. Perusahaan ini sudah memiliki banyak langganan tetap. Suami mau aku bantu mengurusi usaha ini bersama adiknya, dan aku sekarang baru mulai membantu dalam bagian pembukuan (karena aku lulusan accounting). Sampai saat ini yg mengurus usaha ini ada 3 orang (aku, adik ipar (31F), teman adik ipar (31F)). Hubungan adik ipar & temannya sudah begitu dekat secara mereka sudah berteman sejak SD. Sedangkan aku sering merasa tidak cocok dengan mereka (apalagi sama temannya adik ipar), karena karakter mereka dengan aku berbeda jauh (opposites) dan ide2 dan cara pemikiranku selalu berbeda dengan mereka, dan aku tidak terlalu bisa berinisiatif karena belum ada pengalaman kerja. Aku merasa tidak berguna (karena ada tidaknya aku tidak mempengaruhi usaha ini) dan tidak cocok untuk bekerja disini.
Tetapi aku juga mempertimbangkan kalau mencari pekerjaan diluar itu tidak mudah, dan gaji yg didapatkan belum tentu bisa se-berkembang gaji yg didapatkan dari usaha UMKM ini kalau sudah berkembang.
  1. Home
Suami ingin aku tinggal bersama keluarganya sampai dia lulus spesialisnya, lalu kita akan cari rumah dekat keluarganya & tinggal dirumah sendiri setelah itu. Mereka tinggal di ruko yg cukup besar (ruko bagian depan untuk usaha UMKM, dan rumahnya berada di bagian belakang). Yg tinggal dirumah tersebut ada 5 orang (suami, mama(61F) & papanya(64M), adik & kakak ipar(36F)). Aku merasa tidak nyaman tinggal bersama mereka karena keluarganya yg cukup ā€˜ramaiā€™ dan aku tipe org yg butuh privasi tinggi (apalagi masalah hubungan aku & suami). Dan aku juga kurang cocok sama keseharian mereka (menurutku keluarganya terlalu kaku & formal).
Aku sebenarnya memiliki apartemen, tetapi jika aku bekerja di usahanya, artinya aku harus tetap kerumahnya senin-jumat karena usaha tersebut berada dirumahnya. Tidak jauh berbeda jika aku tinggal di tempat lain.
Jadi apakah aku harus bantu mengurus usaha keluarga mereka dan tinggal bersama mereka, atau mencari pekerjaan baru dan tinggal di apartemenku? Atau apakah ada solusi lain?
submitted by chocbananana to Perempuan [link] [comments]


2023.12.25 06:23 dindt-21 I want to move on. Aku pengin berubah, barangkali Komodos disini ada yang butuh asisten di bidang data Aku sangat ingin punya mentor.

Aku cowo 24 tahun semenjak pandemi hidupku berantakan mulai dari bapak kena stroke, laptop satu - satunya gue rusak sampe kuliah berantakan. Beruntungnya Aku hidup di desa terus ada sawah jadi untuk kehidupan sehari - hari masih terpenuhi.
Baru belakangan ini aku dihibahin laptop bekas dari kakak ipar, dan Aku memutuskan pengin move on, pengin nyelesain kuliah, pengen lanjutin fokus belajar data di umur Aku yang sekarang. Aku sadar dengan portofolio ku sekarang bakalan makan waktu dan susah untuk qualify diterima kerjaan. Maka dari itu, dipikiranku cara paling cepat dan efektif buat ningkatin skill+nambah portfolio adalah dengan nyari mentor.
Barangkali Komodos disini ada yang butuh asisten di bidang data ngga dibayarpun ngga papa aku cuman butuh mentor mau jadi sponge yang ngeresap ilmu sekaligus teman diskusi. Untuk gambaran skill yang aku punya, aku pernah enroll sertifikasi data analytic google di coursera, bisa excel/google spreadsheet, beginner ke itermediate sql dan beginner ke itermediate di python. Bisa dicek juga portofolio.
submitted by dindt-21 to indonesia [link] [comments]


2023.12.05 03:33 FoxtrotWhiskyTango [SERIOUS] Need advice to resolve home issue

Jadi saya (28M) tinggal bersama istri saya(28F) dan anak saya yang baru dua tahun. Pernikahan kami sebenarnya tidak terlalu smooth karena menurut istri saya, orang tua saya/mertuanya itu terlalu banyak "intervensi" to the point I cannot have casual phone with my mother anymore(who in my opinion, not perfect but good person overall).

Kami dulu menikah pas 2020 di tengah COVID. Personally kami berdua maunya acara sederhana saja, cukup ke KUA dan slametan biasa saja. However my mother pushed us to get a wedding (yang mungkin ukuran dari ortu saya nggak besar, 100 person yang anggotanya extended family). Kalau berasumsi "oh disuruh bayar sendiri?" Nggak, family paid it all. Family disini maksudnya keluarga saya, soalnya istri saya itu yatim piatu sejak SD. Diasuh oleh Budhe-nya (yang setelah talking banyak, ya orangnya baik-baik walau banyak flawnya).

Lalu alhamdulillah sekali, anak saya itu datangnya cepet banget. 2022 akhir sudah lahir. A very cute and smart babygirl. Problemnya sejak hamil, istri saya itu gampang sakit, karena saya harus kerja full, terpaksa saya minta tolong orang tua saya agar istri saya selama kehamilan dan setahun pertama anak saya bisa ikut di rumahnya. Ibu saya has no issue dan saya personally menilai ibu saya selama mendidik saya juga dididik baik-baik walau saya banyak personal flaw-nya.

Then, from here, things starts rolling over downhill.

Saya jujur paham kalau usually hubungan mertua-menantu itu akan bumpy as heck from start. Tapi karena saya (walau pas COVID) harus kerja masuk kantor, saya putuskan agar istri saya ikut orang tua saya supaya bila tiba-tiba istri saya ngedrop ada yang langsung handle. Karena tempat kerja saya dan rumah saya pada saat itu jaraknya 90 menit commuting. Then, my wife mental health starts deteriorating.

Sebelum menikah, istri saya itu orangnya "no-nonsense person" dan suka charging full speed at her issue. Kalau kata ipar saya itu, saat istri menikah sama saya jadinya itu "Ratu jalanan tiba-tiba masuk keraton" Yang biasanya suka outing tiba2 harus dirumah terus gegara COVID. Terus nggak sampe setengah tahun nikah sudah hamil. Ibu saya dokter, jadi pas COVID itu benar2 strict. Nggak boleh keluar rumah. Dari luar (apapun dan darimanapun) harus langsung mandi dan keramas. Masker hanya dibuka pas makan atau mandi saya. That strict. Karena kami sekeluarga juga terpapar COVID. walau alhamdulillah nggak ada yang sampai masuk RS.

Selama disana, istri saya selalu curhat ke saya kalau pembantu saya itu suka semena-mena (which in retrospect, memang iya). Entah ngatain "nggak bondo" atau "nunggu harta warisan doang" and some other stuff along that line including karena istri saya makannya banyak, biasnaya ada lauk yang bisa dibawa pulang dihabiskan semua sama istri saya yang hamil.. Ibu saya memang bilang ke istri saya yang hamil biar nggak usah bantu-bantu yang berat. Cukup banyak2 istirahat aja.

Sempat pecah secara terbuka dan istri saya hampir mau kabur karena kelakuan pembantu saya itu. Pembantu saya itu for the last 20+ years memang sudah ikut di rumah orang tua saya. Ibu saya mencoba menengahi dan membaikkan antara istri dan pembantu. Tapi istri saya itu suddenly, walau ratu jalanan, perkataannya itu selalu sopan, "nggak bisa saya bisa langsung memaafkan". Which in my opinion masih masuk akal walau ibu saya menerimanya agak aneh. Lalu istri saya menuduh ibu saya "berat" ke pembantu saya. Alasan istri saya, pembantu sudah 20+ tahun ikut sedangkan istri saya baru seumur jagung.

Lalu it even got worse. Saya jujur nggak tahu asal usul gosip ini dari mana, tapi di desa saya dan istri saya (kami ketemuannya di Malang dan kaget kalau desa mbah saya dan desa istri saya itu tetanggaan di kampung) muncul gosip "kalau saya ini mau dijodohkan bla bla bla". Since then, kalau ada sesuatu yang saya lakukan bagi dia tapi tidak sesuai dengan karep e selalu "kono lho, pegat o ben iso rabi karo menantu idaman mbokmu"(tuh, cerai aja ben isa nikah sama memantu idaman ibumu). Saya jujur sangat tidak senang dengan perlakuan ini. Karena walau saya masih banyak flaw saya sangat mencintai istri saya. Because I chose her with full of my consciense and judgement. Saya menyari calon istri yang mau saat hidup berada di bawah dan diatas tetapi saling cinta. And that what I see in my wife.

Setelah gosip itu beredar, semua tindakan-tindakan (yang menurut saya) baik dari keluarga inti atau extended family saya selalu direspon oleh istri saya dengan "mau ikut campur urusan rumah tangga" atau "biar nanti bisa diungkit lek ada sesuatu yang nggak sreg dengan mereka". Baik disini itu adalah kami sempat dibantu pindahan, dibantu juga dicarikan kontrakan baru karena saya pindah kerja. Dikunjungin every other week or two. and even monetary help soalnya anak saya juga sedang sakit TB.

Saya sempat dipesani oleh ibu saya, "lek cerita masalahmu, nango keluargane istrimu sebelum cerita ke ibu. Ben terbuka sama keluarganya" And I did it. and Demi Allah I swear that my wife extended family is the absolute nicest people I've ever met. And I did it religiously. Sebelum cerita ke orang tua saya, saya selalu cerita ke Budhe/Pakdhe/Mas/Mbak/Ipar istri saya dulu. And my wife responded as "Ganok sing membela aku, keluargaku ae mbelain kamu". And things also spiraling sampai kami sempat ada inciden antara pas lebaran 2022 tiba2 istri saya meledak di rumah budhenya sampe ninggal anak saya begitu saja seharian. Saya dan kakak-kakaknya nyari seharian keliling desa nyari istri saya.

Akibat insiden itu, istri saya sempat diruqyah oleh Pak Lik Ipar saya. Dan ternyata ada "yang nempelin" sehingga kadang bertindak irrasional. and things were getting better for a short respite. Istri juga sempat kami bawa ke mental health provider dan secara medis dan spiritual getting better.

Tapi good times grinds to halt. Beberapa minggu terakhir ini saya dan istri saya gesekan terus karena kita beberapa waktu terakhir memang banyak emergency spending karena anak saya sempat hospitalized dan membantu pakdhe istri saya juga habis kecelakaan. Money was become tight and we both know that we are not exactly a good thrift spender. Kita nggak hidup royal. Hidupnya menurut saya cukup mild dalam spending dan alhamdulillah gaji saya itu pretty much cukup untuk daily basis. We am trying to live independently.

Sempat saya mencoba memarahi istri saya karena perkataannya itu terkadang semakin menyakitkan. Saya juga mengiyakan karena I am not exactly a good role model even though I try my best to become one. Saya khawatirnya istri saya akan starting to (naudzubillah semoga jangan sampai) abusing my daughter entah secara verbal atau fisik. Kami sebenarnya ingin mencoba marriage conselling tapi gaji saya nggak bisa untuk mengakomodir routine visit, which we are in dire need.

Verbal abuse ke saya makin parah (walau saya nggak bisa menolak sepenuhnya karena ada beberapa hal yang memang benar). Saya mencoba bertahan untuk hanya sekedar memarahi secara lisan saya. Saya tidak ingin "kasar" ke istri saya because it is wrong to do so. But I'm running out of options. Kalau saya kabur ke desa, saya khawatir anak saya nanti gimana dan anak saya itu sangat attach dengan ibunya. Nelpon orang desa juga saya nggak yakin apakah bisa membantu. Dan menelpon orang tua saya is definitely out of option karena bakal memperkeruh suasana. Need advice on how to tackle this issue.
submitted by FoxtrotWhiskyTango to indonesia [link] [comments]


2023.11.26 16:33 Cinthimn YOUR OPINION ON ALIF TEEGA?

YOUR OPINION ON ALIF TEEGA? submitted by Cinthimn to Bolehland [link] [comments]


2023.11.24 14:24 Kosaki_MacTavish Wakil Kepala Bidang Ekonomi Pemerintah Hindia Belanda, Hubertus Johannes van Mook, bersama istri, kakak ipar, dan anak kedua (1936)

Wakil Kepala Bidang Ekonomi Pemerintah Hindia Belanda, Hubertus Johannes van Mook, bersama istri, kakak ipar, dan anak kedua (1936) submitted by Kosaki_MacTavish to indonesia [link] [comments]


2023.10.19 16:53 TruthversusSlander Mungkin wanita ni penat dgn 'extra burden'.

Mungkin wanita ni penat dgn 'extra burden'. submitted by TruthversusSlander to NegarakuMalaysia [link] [comments]


2023.09.01 13:04 Jituslot Paspampres Kejam!! Tega Bunuh Orang Hanya Karena Uang!!

Paspampres Kejam!! Tega Bunuh Orang Hanya Karena Uang!!
https://preview.redd.it/6hor91axlmlb1.jpg?width=1002&format=pjpg&auto=webp&s=f0f00787c6a3ab4d02c7b564be9722481c30202e
JITUSLOT, JAKARTA -- Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengungkapkan tiga tentara yang terjerat kasus penculikan dan pembunuhan terhadap seorang warga Aceh, Imam Masykur mereka memang saling kenal sejak awal. Ketiganya ternyata berasal dari satu angkatan TNI yang sama.
Kasus ini melibatkan tiga tentara yaitu anggota Paspamres Praka RM, Praka HS dari kesatuan Direktorat Topografi dan Praka J dari Satuan Kodam Iskandar Muda. Belakangan terungkap ada pelaku warga sipil berinisial MS yang merupakan kakak ipar Praka RM.
"Ketiga tersangka ini ternyata satu angkatan di RTP JITUSLOT," kata Irsyad kepada wartawan, Selasa (29/8/2023).
Lebih mirislagi, para tersangka ini juga berasal dari Aceh seperti korban. Adapun ketiga pelaku tentara tengah berdinas di Jakarta saat menjalankan aksi tak manusiawinya.
Irsyad menyampaikan para pelaku mengorganisir penculikan terhadap korban. Tujuannya guna mendapat pundi Jackpot dari hasil pemerasan. "Mereka melakukan itu secara bersamaan terencana untuk penculikan dan pemerasannya itu memang dari kelompok orang yang sama," ujar Irsyad.
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono sudah menyatakan akan mengawal kasus ini hingga tuntas. Panglima TNI menjamin pelaku bakal dihukum berat atas perbuatan kejinya. Panglima TNI setuju terhadap peluang agar pelaku dihukum mati.
Sebelumnya, seorang warga sipil Imam Masykur (25 tahun) kehilangan nyawanya usai diduga diculik dianiaya hingga tewas oleh tiga oknum tentara. Peristiwa penculikan pria asal Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh itu terjadi pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023 lalu di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Pihak TNI beralasan penculikan Imam dilakukan karena berstatus penjual obat-obatan. Sehingga tiga oknum penculik ingin meminta tebusan.
Lantaran tebusan Rp50 juta tak dibayar, beberapa hari kemudian jenazah korban ditemukan oleh warga di sebuah sungai di Karawang Barat, Jawa Barat. Pihak keluarga korban sempat membuat laporan polisi ke Polda Metro Jaya.
Pada Sabtu (26/8/2023), pihak keluarga dihubungi oleh Pomdam Jaya/Jayakarta terkait terduga pelaku yang sudah ditangkap. Kasus tindak pidana keji ini selanjutnya ditangani oleh pihak TNI.
submitted by Jituslot to u/Jituslot [link] [comments]


http://swiebodzin.info