Pak nangi

Just did my third LPDP interview, gimana sih cara LPDP assign pewawancara ke peserta?

2024.04.26 19:28 kitten1932 Just did my third LPDP interview, gimana sih cara LPDP assign pewawancara ke peserta?

Hi all, ini post pertamaku di reddit since I never had any inclinations to write any. In this case however, aku bener-bener merasa frustasi dan sedih. Aku merasa butuh pov dari orang lain mengenai what has happened during my interview process di LPDP (ku sudah cerita ke orang-orang terdekat, so reddit is not my only place to vent). Didn't find any relevant subreddit, jadi maaf kalau misalnya kurang tepat ya postingannya :(
Hari ini adalah seleksi substansi LPDP ketiga yang sudah kujalanin. Tahun lalu aku daftar 2 kali, dua-duanya gagal di seleksi substansi juga. Pengalaman ku di previous rounds was okay, tiap gagal aku bisa derive sekiranya kenapa sih aku gagal dan try to improve so that I can hopefully succeed di next attempt. Ga pernah juga punya masalah dengan interviewernya. Tapi hari ini aku kedapetan interviewer yang sangat "wah".
Saat pertama kali perkenalan, karena namaku itu sama dengan salah satu penyanyi barat (lets's call her Cecille), interviewer ini (let's call him A) bercanda dan bertanya "wah, kok Cecille ga nyanyi?". Aku balas "Hahah, kalo saya Cecille yang penyanyi itu saya gabakal ada disini pak". His reply was "Iya bisa bedain kok, Cecille mah gemuk kamu engga kok".
Okay, mungkin si bapak A ini memang typical ignorant boomer yang suka becancain fisik wanita. It was a small (albeit tetep unsolicited) comment. I ignored it. Btw disini interviewernya ada 3 ya guys:
  1. Bapak A
  2. Ibu B
  3. Ibu C
Mulailah interviewnya. Awalnya masih aman, Ibu B yang sepertinya psikolog nanya-nanya soal psychological things. It was amicable and respectful. Ketika gantian ke Ibu C, mulai ditanyakan apasih yang mau kucapai di S2 ini, kenapa milih negara yang mau kutuju, dan lain sebagainya. Aku membahas banyak hal dan memang kedapetan pembahasan seperti kenapa aku ga milih S2 di Indo dan apa masalah yang mau ku solve di Indo ini. Disini aku banyak bandingin apa aja yang masih kurang di Indo dibandingin LN. Aku mengingat bahwa hal-hal yang ku bahas itu mostly dari apa yang sudah ku riset, dan dari Ibu C pun juga ga menyangkal data-data yang kubawa. Out of nowhere Ibu C bertanya:
"Oke, kalau gitu misalnya nanti kamu sudah disekolahkan ke LN menggunakan pajak negara yang kamu bodoh-bodohi ini, kamu baka abdcdef...?"
It wasn't the exact wording ya, tapi kira-kira mirip seperti itu. Aku pun kaget karena sepertinya aku memberikan impresi merendahkan Indo dari statement-statement sebelumnya. Aku tidak merasa sudah mengatakan hal yang out of line, tapi aku mikir kalau intensi kita itu mungkin belum tentu dianggap orang dengan tepat. Jadi sebelum menjawab pertanyaan sebenarnya, aku mencoba untuk minta maaf.
Aku: "Oh, bu sebelumnya minta maaf ya kalau saya ngasih impresi seperti membodoh-bodohi Indonesia, saya-" (ini langsung dipotong, dan memang dalam interview bersama Ibu C ini beliau cukup sering memotong pembicaraanku)
Ibu C: "Oh gapapa gapapa. Kan kamu punya asumsi, saya tidak menyalahkan asumsi kamu. Lanjut langsung jawab aja pertanyaannya."
I feel weird. Somewhere during the interview, perkataanku di misinterpret and I can't pinpoint perkataan mana yang menghasilkan impresi itu. Tapi yasudah, aku lanjutkan interviewnya. Akhirnya giliran si Pak A yang menginterview saya.
Guys, it wasn't an interview. The guy literally went batshit crazy. Dia nguliahin aku dan in any given time dia ingin bertanya, dia lakuin itu untuk mojokin aku.
Basically dia punya asumsi bahwa aku ini some arrogant S1 graduate yang gatau apa-apa dan aku nantangin senior-senior yang ada di bidang yang mau kutempuh di S2 (which is him, apparently). Some notable quotes:
"Kamu ini kan istilahnya baru punya gelar S1, tapi seakan-akan lebih tau dari senior-senior di bidangmu yang udah bertahun-tahun di bidangnya"
"Kamu pakai kata 'doang', itu offensive loh" => this is the only tangible indication of where I went wrong, whether whatever data I stated previously was incorrect or not I would never know.
"Kamu manggil saya dan ibu B dan C pakai kata 'kak' itu ga oke loh. Ya mungkin karena kamu kerja di tempat semacam (insert a startup name here)"
Iya, dia marah karena aku sering slip up manggil 'kak' dan dia cukup merendahkan hal itu karena dia melihat itu culture dari startup. But ffs, di startup we don't even use 'kak', we directly use names.
Selain itu dia berusaha menchallenge studi yang mau kulakukan, tapi dia bener-bener gamau dengerin apapun yang kujawab. Dia seperti sudah punya definisi sendiri dan gamau sama sekali untuk menerima apapun yang aku coba jelaskan, ketika aku berusaha untuk menjelaskan dengan elaborate (because it is a complex subject dan a straightforward answer is not gonna cut it), dia bakal motong pembicaraanku, mengulang pertanyaannya secara memaksa dan menyerang hal-hal kecil yang bisa dia serang (nitpicky). From this convo (if it can be called a convo at all), pak A ini ga melihat apa yang mau aku pelajari itu sesuatu yang real tapi dia juga ga mencoba untuk mendengar apa yang mau kusampaikan. Dia lagi-lagi kembali ke gagasan bahwa aku ini sok tau dan ga seharusnya aku merendahkan (dan memakai kata 'doang') in the first place. Semua point yang dia bawa ke argumen ini sebenernya bisa kusanggah dan ingin sekali rasanya aku menjelaskan pov ku, but he really didn't give a damn.
Bahkan I tried apologizing 2 times untuk own up to my possible mistakes. I don't want to offend anyone, dan aku ingin bisa kembali untuk membicarakan yang seharusnya dibicarakan di seleksi substansi pada umumnya. Tapi semuanya tidak didengar karena langsung dipotong.
Aku nahan nangis sepanjang sisa interview itu, karena aku ga dikasih kesempatan untuk present my case, kenapa aku mau kuliah S2 dan apa yang membuat aku bisa mencapai goal yang ingin kulakukan setelah lulus S2. He didn't even ask about the universities I want to go to (padahal aku udah dapet LoA di salah satu uni bagus di UK). Mind you, ini question ter-basic sepanjang sejarah seleksi substansi LPDP yang memang harusnya dibahas. Dan semua ini terjadi karena pak A benar-benar ga professional dalam mengatur emosinya sebagai pewawancara. Honestly kalau memang benar aku membuat kesalahan during the interview, I would own up to it. Tapi mau membuat kesalahan seperti apapun, ga seharusnya pak A malah merendahkan aku, memojokkan aku dan memotong pembicaraanku di setiap saat dia rasa aku ga menjawab sesuai ekspektasinya. Interview dengan pak A itu bahkan 80-90% dia yang berbicara, bukan aku sebagai peserta yang diberikan waktu untuk bercerita.
Pada akhirnya, interview selesai dan aku diberikan waktu untuk mengatakan closing statement. Disitu aku berterima kasih dan juga mengharapkan mereka untuk sukses, walaupun pak A hanya menjawab "Kok jadi kamu yang pengen kita sukses, harusnya kita yang doain kesuksesanmu. Kita mah disini diem-diem aja hahaha".
Segera setalah aku leave Zoom meetingnya, aku melepas tangis selama kurang lebih 2 jam :')
Aku ini orangnya sangat berhati-hati dalam bicara dan dari semua good feedback yang orang kantorku sering kasih, strong point ku selalu ada di bagian komunikasi (especially since I work as a software engineer). Aku juga sangat nyaman melakukan interview, I consider it as my forte during any selection process. Aku ga nyangka journeyku selama 1,5 tahun kebelakang dalam persiapan S2 ku akan berakhir karena aku give a wrong impression during the interview. So much time and money wasted.
It makes me wonder, sebenarnya gimana sih pihak LPDP memilih seorang interviewer? Identitas interviewer disamarkan sehingga aku juga gabisa nebak-nebak apa sih profesi si pak A ini. I guess they do it on purpose supaya gaada kasus sakit hati seperti diriku yang berujung fatal ya haha.
Anyway, aku sayangnya gabisa ngasih banyak detail mengenai banyak hal karena mau maintain anonymity jadi pasti gabisa determine apa yang went wrong gitu. Aku pun masih gatau aku terdengar seperti apa pas interview sehingga bisa memancing respon seprti itu dari pak A. All that I have done itu cuma ngisi survey setelah interviewnya, disitu aku complain mengenai treatmentku dalam interview kali ini. Tapi entahlah, kayaknya gaakan ada tanggapan apapun dari pihak LPDP.
Yang udah baca sampai sejauh ini, terima kasih yaa. Semoga kalian sehat-sehat terus dan terhindar dari orang-orang seperti pak A (dan mungkin dari orang arogan seperti diriku lol).
submitted by kitten1932 to indonesia [link] [comments]


2023.08.27 15:01 PomegranateFar4132 New to the DK Family

New to the DK Family submitted by PomegranateFar4132 to gamecollecting [link] [comments]


2023.01.16 12:45 ANNfik475 Pengalaman temen temen dengan PC di lab sekolah

Jadi beberapa hari yang lalu pas ngerjain tugas disekolah, flashdisk saya dipinjem temen saya buat copy file ke pc lab sekolah karena mau nge print sambil dibantu teknisi PC lab sekolah, nah didalam pc lab sekolah yang satu itu ada antivirus yang nge detect flashdisk saya ada virusnya, padahal sy colok di laptop saya sama laptop temen saya yang lain sih normal aja.
Langsung dah tuh si antivirusnya sok sok an bekerja dan nge hapus semua data di flashdisk saya, nah temen saya tadi yang pinjem flashdisk nya juga bingung karena semua file di flashdisknya hilang, disitu saya kesel banget dan hampir nangis karena file file penting saya seperti dokumen laporan, file gambar kerja dan lainya hilang semua, bahkan world minecraft saya yg umurnya hampir 5 tahun yang saya taroh situ juga gak selamat.
ya saya ke temen saya rada gk enak mau marah makanya saya coba paksain buat maafin, lagian temen saya yang satu itu emang sedikit gaptek, nah disini sy makin kesel karena teknisi PC di lab sekolah saya juga bukanya bantuin gimana malah bilang "walah yaudah, hilang itu filenya" pake muka datar, disitu saya sempat protes dikit sama teknisinya tapi malah dijawab "gurumu kemarin ada yang hilang filenya sampai hampir 1tb, file mu mah nggak ada apa apanya" dalem hati saya "ya saya ga peduli pak, file dia ya urusan dia, bukan urusan saya...." kurang lebih gitu ceritanya, sampe sekarang saya masih jengkel kalo ketemu tuh orang.
kalo dari temen temen sendiri ada gak cerita atau pengalaman mau lucu ato jengkel dengan PC di lab sekolahnya?
submitted by ANNfik475 to indonesia [link] [comments]


2022.06.21 22:43 Buntalan Gue kira ga akan kena penipuan lewat telepon, ternyata gue salah

Barusan jam 2.30 pagi, ada yang nelfon ke telfon rumah. Yang ngangkat emak gue. Gue bingung liatin raut muka emak yang semi-panik, semi-bingung.
"diam mendengarkan Kenapa? - Ini siapa ya?"
Gue yang emang orangnya paranoid, ditelp malem2 dikirain ada kabar duka. Gue ambil alih telefonnya. Isinya ada suara pemuda nangis-nangis, suara dan gaya nangisnya mirip banget sama pacar gue. Salahnya gue adalah, gue langsung nebak ini siapa, bukannya nanya dulu ini siapa.
" Huhu huhu huhu" nangis sesenggukan
" Ini Andy?? (Nama disamarkan)" -> salahnya gue adalah gue langsung nebak nama, bukan nanya ini siapa. Don't be like me
" Huhu iya. Aku dirampok sesenggukan"
"Hah dirampok?? Hmm yaudah gapapa sayang, yang sabar ya" aku berusaha nenangin "dia"
" Tapi rampoknya masih ada di sini huhuhu"
"HAH?!"
Tiba2 telefon beralih ke si penipu, bapak2. Gue lupa detilnya dia ngomong apa, tapi kira2 kaya gini:
"Sekarang anak ibu saya rampok! Ya, akan saya lepaskan kalau ibu memberikan uang tebusan 70jt! Saya lepaskan dengan syarat ibu tidak boleh hubungin siapa-siapa. Ibu punya rekening tabungan apa?"
Gue langsung sebadan2 dingin banget dong. Panik, gue langsung megang hp, niatnya utk hubungin orang tua pacar. Tp si bapak2 ini SANGAT memaksa gue utk langsung trf saat itu juga.
"YA, Ibu langsung ya transfer ke rekening XYZ, ke nomer ini!"
Gue panik dong, langsung istigfar sambil jalan ke kamar gue. UNTUNGNYA BANGET adalah, tiap malam gue dan pacar selalu telefonan sebelum tidur pake laptop. Teleponnya masih nyambung dong, dan pacar gue yang light-sleeper kebangun sama suara panik gue.
Bayangkan kagetnya gue ketika gue panik, tiba2 pacar gue ngechat [Kenapa sayang?] NAH LHO, gue bingung bgt. Pacar gue ngechat kaya gitu, brrt ga kenapa-kenapa dong!
Waktu itu gue lagi nego sama si bapaknya, krn gue gapunya uang se 70jt utk dispare dalam rekening ;_; (mon maap, anak kere). Didiskon sama bapaknya jd 20jt :"D
Gue langsung chattingan sm pacar gue, [beneran lu ga kenapa2? Coba video call, sekarang juga!]
Ini gue sambil stalling si bapak2 penipu ini. Gue bilang maaf pak saya gemeteran. Boleh diulang pak nomor rekeningnya? SAMBIL gue catet nomor rekening tsb di notes HP
Begitu video call sm pcr gue, dan konfirmasi bahwa pcr gue beneran ga kenapa2, baru gue mulai ky anjir kena tipu gue.
Trs begitu nyadar gue kena tipu, gue bingung gimana memutuskan telefon si bapaknya ini wkwkwkwk. Apakah gue harus bilang kl gue tau bapaknya nipu? Tp nnt dia malah marah2. Yaudah gue langsung putusin telpnya. Langsung nelfon lagi dong bapaknya wkwkwk. Untungnya nomor telp rumah gue yg ada layar digitalnya, jd gue foto nomer telpnya (meskipun ada nomer yg ga muat di layar telp rumah gue). Tapi at least gue bisa ngantongin nomor rekening dan banknya apa.
Nah, pertanyaan gue adalah, gue bisa lapor ke mana sih kejadian kaya gini? Apakah bisa lapor cuma bermodalkan nomor rekening, dan potentially nomor telepon?
Ingin lapor supaya si penipu ga makan korban lagi aja sih. Makasih yang udh baca smp selesai 🙏😖 Kalau ada pengalaman yg sama, kl mau bisa sekalian sharing, biar gue makin banyak pengetahuan ttg scamming
submitted by Buntalan to indonesia [link] [comments]


2022.04.18 15:49 iyekrempeyek Gue pernah ikut tahapan rekrutmen paling bertele-tele di suatu pemda, ada yang pernah ngalamin? Di instansi manapun boleh sharing

Tahun 2019 silam, sebelum negara api menyerang (pandemik), gue memutuskan untuk resign dari sebuah BUMN. Berkat koneksi (orang dalem) yang ngasih tau ada lowongan jadi tenaga kontrak di suatu pemda bergengsi, gue coba apply lah.
Jadi, karena gue dianggap sebagai vendor, karena nilai kontrak gue yang 9 bulan itu melebihi jumlah minimum pengadaan barang dan jasa jadi ga bisa pake Surat Penunjukan Pengadaan Barang dan Jasa — atau istilahnya bisa langsung nunjuk vendor. Ada website khususnya untuk: LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah), gue lupa, gue daftar kerjaannya itu melalui LPSE pemda bergengsi tersebut atau LPSE LKPP. (BTW, kalo kalian ada yang lagi nyari kerjaan, bisa loh browsing2 di LPSE Pemda, pasti ada yang nyari tenaga kontrak)
Oke, next, ternyata persyaratannya puanjaaaang banget. Pertama, mesti bikin akun di LPSE. Karena gue perseorangan (vendor) jadi bisa daftar pake NPWP pribadi. Oh iya, karena gue vendor otomatis wajib punya NPWP. Persyaratan untuk jadi tenaga kontrak tersebut harus taro sertifikasi terkait dengan bidang hukum ketatanegaraan sebanyak 3 buah, legalisir ijazah S1/S2, legalisir transkip nilai, Surat keterangan sehat, SKCK, berbagai surat pernyataan, formulir dan yang gue ga pernah bikin: Proposal Pengadaan Barang dan Jasa.
Karena gue ga pernah kan ikut beginian dan anggep sotoy (berhubung udah ga kuat kerja sama atasan toxic), gue maksa banget buat lanjutin. Jadi gue sempet izin ke atasan untuk urus ini lamaran. Gue mesti ke kantor pemda pusatnya (kantor gubernur), untuk DAFTAR AKUN LPSE (GAAAHHH ga efisien bgt). Gue nunggu dari jam 9 pagi, baru dipanggil masuk sesuai antrian itu jam 11:15, kejadiannya hari jumat. Eh, ternyata pas di cek sama petugas LAPS-nya, gue masih ada yang kurang. Mesti print2 lagi. “Mbak, ntar isiannya gini-gini ya (dikasih instruksi), berkas yang kurangnya saya email aja ya biar mbak gampang printnya”, gue pun mengiyakan.
Di sana? Tidak bisa bantu print (gue padahal bawa laptop tapi ga bisa numpang print), pada saat itu, gue bertanya ke sekitar, “gak ada tempat fotokopi/print di sini bu”, lah gue bingung ya, tempat orang ngurus administrasi tapi gak ada fotokopian……akhirnya gue berjalan kaki sepanjang 3km nyari fotokopian jam 12 siang, belom makan siang pula, sambil nangis di jalan. Akhirnya gue print2 tuh, nemu warnet. Sambil nangis juga.
Setelah selesai, gue ngegojek aja deh (padahal gue bawa motor tapi itu kantor gubernur satu arah semua jalannya jadi rempong kalo mau keluar lagi cari2 fotokopian) ke kantor gubernur itu lagi. Udah tuh, gue sampe sana jam 12:15. Eits, petugas sepi, oh iya pada jumatan semua. Oke sip ditunggu. Udah jam stgh 2 nih, ah anjrit mana gue izinnya cuman sebentar aja, tapi malah ngilang dari kantor jam 9 pagi. Udah mulai hawa-hawa mau nangis lagi gue. Iya gue tau gue cengeng wkwk
Akhirnya ada petugas datang. Oke dilanjut periksa, nah pas di cek, eh ternyata ada yang salah lagi….”mohon maaf bu, ini harus di print ulang, nanti balik ke sini lagi aja.. tapi karena hari jumat, kita tutup stgh jam lagi” —weettsss, langsung marah lah gue, “PAK, SAYA TADI UDAH JALAN KAKI KE JLN ****, DI SEKITAR SINI GAK ADA TEMPAT PRINT. KENAPA SAYA GA DIKASIH TAU SEBELUM NGEPRINT KALO ISIANNYA TERNYATA TDK SESUAI INSTRUKSI?” Langsung deh buyar air mata aing. Abis itu dikasih air minum, bapaknya jadi kasian, yaudah akhirnya dia bantu ngeprint-in in the end, gue tinggal ttd, akhirnya akun LPSE gue jadi deh. Pake acara nangis dulu wkwk.
Btw masih ada lagi sih prosesnya, gue dipanggil pada tanggal dan jam tertentu untuk verifikasi data. Agak ngaret tapi ga separah bikin akun LPSE itu wkwkk nanti di akun LPSE kita keliatan gitu tahapannya udah sampe mana. Kebetulan karena ada orang dalem itu bisa ketauan kurangnya di mana jadi gue bisa revisi. Untuk proposal pengadaan barang dan jasa gue dpt contohnya dari temen gue itu. Terus ya gue dikasih tau, nawarnya sekian-sekian2 ya biar bisa masuk harganya. Finally, gue keterima deh jadi tenaga kontrak pemda. Tapi karena keribetan birokrasi, gue ngerasain kaga gajian 1,5 bulan (nombok) karena gajinya rada susah buat dicairin. Abis itu kapok ga mau lanjut, mana pake ada acara diusir ama atasan gue. Itu lain cerita lagi for next time.
submitted by iyekrempeyek to indonesia [link] [comments]


2021.10.19 07:31 Paraparapapa My partner sering ga ngabisin makanan dan somehow bikin aku kesel bangeeeettttt aaaaa.....

Pak/Bu petani nangis!!! 😭😭😭
submitted by Paraparapapa to Perempuan [link] [comments]


2021.07.09 10:45 Maxm485930 Streak 4: Di Dunia Atas

Dengan kebisingan yang memekakkan pesawat megah mendarat ke stasiun ibu kota, mengangkut ratusan orang dari Dunia Bawah. Ukurannya raksasa, sebesar stadion sepak bola, dan logam yang menutupi eksteriornya berkilau di bawah sinar matahari seperti bintang.
Hanya beberapa kali seminggu pesawat raksasa ini berangkat ke Dunia Atas, dan cuma orang-orang tertentu diperbolehkan menumpang. Ujung-ujungnya Dunia Atas adalah tempat untuk para pengusaha, tak semua orang sanggup bertahan hidup di dunia mengerikan itu. Untuk yang tahu rahasia-rahasia ibu kota Dunia Atas, pasti mereka akan menemukan kesempatan untuk menjadi kaya raya, tapi untuk yang kurang beruntung bisa dibilang itu seperti neraka.
Gerbang pesawat langsung terbuka dan semua penumpang keluar – satu per satu mereka orang yang cukup berani dan cukup percaya diri, orang yang percaya bahwa mereka terlalu berbakat dan terlalu cerdas untuk Dunia Bawah. Orang yang sedang mencari kesuksesan.
Pelan-pelan pesawatnya semakin kosong, sampai hampir semua penumpang sudah memasuki stasiunnya. Cuma tinggal seorang lagi yang baru muncul di gerbang kapal udara itu.
Pada pandangan pertama, dia sangat berbeda dengan yang lainnya yang telah meninggalkan pesawatnya. Dia gadis kecil berumur kira-kira tiga belas tahun dengan muka yang polos. Sedangkan bagian terbesar dari penumpang sebelumnya memakai pakaian yang mewah dan mengesankan, dia berpakaian khas Dunia Bawah. Sepertinya dia bahkan tidak mencoba untuk mirip warga Dunia Atas, seolah-olah dia tak peduli dengan semua itu.
Dia melangkah ke arah stasiun, namun sebelum dia masuk gedungnya, dia sekali lagi melihat ke belakang. Kalau mendekati pagar peron kapal udaranya, terlihat Dunia Bawah yang terletak jauh di bawah tempat itu, mungkin kedalamannya sekitar puluhan kilometer. Sayangnya, sekarang pemandangannya disembunyikan oleh awan-awan yang melayang di antara kedua dunianya.
Si gadis tetap berdiri selama beberapa detik, lalu menoleh dan melanjutkan jalannya.
Pertama-tama dia melewati stasiunnya dan masuk pusat kota yang sangat ramai sehingga dia langsung ditelan kerumunan.
Langkahnya cepat dan penuh percaya diri, seakan-akan menandakan dia tak takut. Saat gadis itu melalui, dia disusul oleh belasan mata milik orang yang tak terbiasa melihat sosok seperti dia. Jarang sekali ada pengunjung dari Dunia Bawah yang enggan menyamar sebagai orang Dunia Atas. Apakah gadis itu tidak tahu malu?
Tetapi dia tidak peduli sedikit pun dengan tatapan-tatapan di sekitarnya. Tatapan dirinya sendiri diarahkan ke tujuannya yang terdapat di depan.
Di belakangnya para penduduk Dunia Atas mulai berbisik, rasanya cukup risih dengan situasi ini, atau lebih tepatnya mereka sedikit gugup. Bagaimana gadis itu berhasil tiba di Dunia Atas? Sudah jelas dia tidak termasuk kelompok yang berbakat dan cerdas. Dan apa saja tujuannya?
Akhirnya si gadis tiba di bangunan yang tinggi sekali, puncaknya menerobos angkasa seperti jarum panjang berwarna perak, yaitu balai kota.
Tanpa ragu-ragu, dia mengetuk pintu logam itu dan menunggu hingga ketukannya terjawab. Semenit berlalu, dua menit, sampai akhirnya pintunya dibuka karyawan balai kota. Itu seorang pria dengan raut muka ramah dan sopan sekali, namun saat dia melihat gadis di hadapannya lantas ekspresinya diubah menjadi sebal.
“Siapa kau?” tanyanya dengan suara bernada ketat. “Sebaiknya kau segera pulang ke Dunia Bawah.”
“Nama saya Awan, pak,” sahut si gadis dengan sopan, tapi raut mukanya datar. “Saya minta izin berbicara dengan Walikota.”
Sang karyawan tertawa mengejek dan menggelengkan kepalanya. “Walikota tak ada waktu untuk berbicara dengan anak. Sudah kubilang sebaiknya kau langsung pulang.”
Tetapi gadis bernama Awan tidak berniat menyerah secepat itu, wajahnya masih memancarkan kepercayaan diri yang tak bisa dihancurkan oleh omong kosong seperti itu. Dia menatap lurus pria di hadapannya tanpa berkedip sekali pun, lalu dia menghela nafas.
“Tolong beri tahu kepada Walikota bahwa Awan sudah sampai. Beliau pasti ingin bertemu dengan saya,” katanya lirih.
Saking tenang suaranya bahwa si karyawan mulai merasa sedikit gugup. Belum pernah dia melihat atau menghadapi sosok seperti gadis ini, dan walaupun jelas bahwa dia sendiri yang paling besar dan kuat di antaranya, tetap saja terasa seolah-olah gadisnya yang paling berkuasa. Sejenak dia tertegun-tegun, terus dia mengangguk-angguk.
“Siap, akan kusampaikan pesanmu, tapi jangan kecewa kalau nanti beliau tak ingin berbicara dengan kamu ya?”
Awan mengangguk singkat sebagai jawaban dan menunggu di luar gerbang sementara si karyawan terburu-buru ke kantor Walikota. Sepuluh menit berlalu sebelum akhirnya dia kembali diekor oleh seorang perempuan tinggi yang umurnya masih muda, mungkin sekitar dua puluh tahun. Pakaiannya tidak terlalu mewah dan lebih mirip seragam militer, seolah beliau seorang prajurit.
“Walikota menerima permintaanmu,” ujar si karyawan dengan getir, tapi dia langsung dipotong oleh perempuan di sebelahnya, yaitu Walikota.
“Awan,” gumam Walikota. “Kok ada di sini?”
Gadis bernama Awan tak langsung menjawab – sepertinya matanya sedikit berkaca-kaca, tapi dia berhasil menjaga raut muka datar. Dalam batinnya dia sadar bahwa lingkungan Dunia Atas tidak memaafkan, jika dia sesaat pun kehilangan sikap kuatnya dan menampilkan emosinya, semuanya sudah usai. Orang lemah tidak bisa bertahan di Dunia Atas.
“Maafkan Awan ya, kak,” kata gadis itu dengan hati-hati. “Awan disuruh mama untuk minta tolong kakak.”
Walikota memandangi gadis di hadapannya sejenak, lalu dia mendesah. “Ayolah, Awan, aku kan udah bilang? Kita bukan saudara lagi, semua hubungan dengan keluarga sudah diputus. Sebagai Walikota aku nggak diizinkan terlibat sama warga Dunia Bawah.”
Kalaupun Awan disakiti kata-kata itu, sosoknya tidak menampilkannya, dia tetap berdiri tanpa bergerak seperti patung. Percuma membiarkan perasaan mengendalinya.
“Mama lagi hamil,” ucap Awan akhirnya, dan suarnya mulai bergetar sedikit. “Dunia Bawah dilanda paceklik dan semakin sulit dapat makanan buat mama dan adik-adik kita. Awan mohon, kak, tolongkan kami.”
Sepertinya Walikota sedang ragu-ragu, bibirnya digigitnya sebagai tanda kegugupannya. Tentu saja dia ingin membantu mantan keluarganya di Dunia Bawah, namun dia pun sadar bahwa Dunia Atas tidak memaafkan – jika dia memang memutuskan untuk memberi pertolongan kepada warga Dunia Bawah, kemungkinan besar dia langsung kehilangan jabatannya dan diusir dari Dunia Atas. Setiap orang, setiap posisi bisa dibilang rapuh di Dunia Atas.
“Ya ampun, Awan,” katanya pelan-pelan. “Itu berita buruk, tapi… aku nggak sanggup. Mending kamu pulang aja, berbahaya tetap di sini.”
Setetes air mata mengalir dari pipi Awan, terus turun ke tanah.
Kedua saudara perempuan bertatapan terkejut. Rupanya akhirnya emosi Awan berhasil menimbul dari balik topeng kuat dan percaya diri yang sudah dia pakai sejak menurun dari pesawat raksasa.
Walikota menggenggam pundak adiknya dengan erat dan menatapnya lurus. “Jangan, Awan!” mohonnya putus asa. “Jangan nangis, kumohon! Nanti ada yang lihat!”
Tapi sudah telat, setetes air mata sudah cukup untuk menarik perhatian masyarakat Dunia Atas, seolah-olah mereka bisa mencium kalau emosi keluar. Seakan-akan anjing pelacak yang dilatihkan untuk menangkap orang lemah yang tidak layak tinggal di Dunia Atas.
“Awan, jangan!” usaha Walikota, tapi semua percuma. Dia sudah sadar, Awan pun sudah sadar. Aturan-aturan Dunia Atas jelas sekali dan terkenal di seluruh dunia.
Sesaat kamu menggagal jaga emosi, semua usai.
submitted by Maxm485930 to writestreakindonesian [link] [comments]


2020.05.30 02:46 onlineterus Mahasiswi Kampus Diperkosa Security

Mahasiswi Kampus Diperkosa Security

kisahmalam.com
Sebagai seorang gadis 21 tahun yg sedang mekar-mekarnya, kehidupan Monic, mahasiswi sastra Inggris semester lima di Universitas dipenuhi keceriaan, hari-harinya dilalui dgn kuliah, dugem, ngerumpi bareng teman-teman, shopping, pacaran, dan kegiatan-kegiatan gadis kuliahan pada umumnya. Anak tunggal seorang pemilik pabrik makanan ringan ternama, dia jg dianugerahi wajah yg cantik dan tubuh jangkung yg indah serta kulit yg putih bersih, rambutnya coklat sebahu lebih dan ujungnya agak bergelombang. Monic jg amat menjaga penampilannya dgn fitness, spa, dan ke salon secara rutin, dia memang ingin selalu terlihat cantik di depan Frans, pacarnya sehingga banyak cowok lain sirik dgn Frans ketika sedang jalan bareng.
Cerita sex terbaru, Terlepas dari itu semua, Monic jg memiliki perangai buruk, sebagai seorang anak tunggal keluarga kaya yg hidup serba berkecukupan seringkali dia memandang rendah orang yg lebih rendah kedudukannya, salah satunya yg sering kena marah olehnya adalah Agus, sopir yg bertugas mengantar-jemputnya. Pernah sekali waktu dia telat menjemput karena jalan macet akibat ada demo, sesampainya disana Monic menyemprotnya habis-habisan dgn judesnya di lapangan parkir sampai terlihat beberapa orang lewat dan satpam disana.
Sungguh pedih hati sopir itu direndahkan di depan umum oleh nona majikannya, dia sdh lama bersabar menghadapi keangkuhan gadis ini, kali ini dia sdh tdk tahan lagi dan berpikir akan mengundurkan diri saja, tp sebelum mundur sebuah kesempatan emas utk memberi ‘pelajaran’ pada nona majikannya yg sombong itu menghampirinya lewat obrolan dgn Yono, si penjaga kampus bejat yg hobi memperkosa korbannya lewat foto-foto memalukan yg diambil dgn cameraphone hasil temuannya.
Mimpi buruk Monic berawal ketika suatu hari setelah bermain basket di bangsal kampus, dia bersama teman-temannya menuju toilet di sana utk ganti baju. Dia memasuki toilet kedua dari ujung yg ternyata adalah sebuah pilihan fatal, karena di sebelahnya Yono telah lama menanti mangsa yg masuk kesana selama hampir setengah jam.
Dgn sabarnya dia menanti dan melihat situasi melalui celah di pintu. Memang yg memasuki toilet sebelahnya bukan cuma Monic, sebelumnya telah ada beberapa orang masuk ke sana, namun saat itu di depan toilet jg masih banyak orang, sehingga kalau Yono menjulurkan tangannya melalui tembok pembatas yg bagian atasnya terbuka utk mengarahkan cameraphonenya tentu akan ketahuan oleh orang dari luar.
Diapun sempat melihat tubuh-tubuh mulus mereka yg ganti baju di luar toilet, tp utk mengambil gambarnya susah, risiko utk ketahuan terlalu besar dan ketika dia coba memotret dari celah pintu yg sempit itu hasilnya tdk maksimal, maka dia memutuskan menunggu orang memasuki toilet sebelah ketika situasi di luarnya sdh sepi, sambil berharap orang itu cantik.
Kesalahan Monic adalah dia memasuki toilet saat orang lain banyak yg sdh keluar, karena sebelumnya dia ke kantin dulu membeli minum dan duduk sebentar merenggangkan otot. Ketika dia memasuki toilet, dua temannya yg masih disanapun sdh hampir selesai, Yono tersenyum kegirangan begitu dilihatnya kedua orang itupun akhirnya keluar jg.
“Yuk, Nic…kita duluan yah !” seru salah satunya sambil membuka pintu keluar “Iya-iya, see you, duluan aja gih !” balasnya dari dalam
Monic melepaskan bajunya yg berkeringat dan disusul celana olah raganya bersamaan dgn celana dalamnya, hanya dgn memakai bra pink dia duduk di kloset utk buang air kecil. Dia tdk menyadari diatasnya Yono dgn hati-hati mengintipnya sambil menyutingnya dgn kameraphone. Tiga menit saja, video klip yg terekam cukup jelas memperlihatkan wajah, tubuh, dan adegan buang air kecilnya. Sebelum gadis itu keluar, Yono cepat-cepat turun dari pijakannya lalu keluar dari toilet itu dgn hati-hati.
Hari itu masih sekitar jam dua siang dan masih banyak tugas yg harus diselesaikan Yono, terutama karena sempat tertunda ketika menanti mangsa di toilet itu. Maka niat buruknya lebih baik ditundanya daripada melakukannya dgn diburu-buru pekerjaan, lagipula rekaman tiga menitan itu sdh menjadikan gadis itu sdh dalam genggamannya, selain itu jg dia mengenal sopir yg mengantar jemputnya yg sering ngobrol di waktu senggang. Kebetulan belum lama ini dia mendengar keluhan Agus, si sopir itu tentang anak gadis majikannya dan berencana mengundurkan diri mencari kerja lain. Yono sendiri pernah mendapat perlakuan tdk enak dari gadis itu setahun sebelumnya.
Saat itu Monic sedang terburu-buru menuruni tangga, karena memakai sepatu sol tinggi dan tdk hati-hati dia terpeleset jatuh, jatuhnya tdk tinggi sehingga tdk berbahaya, tp karena waktu itu dia memakai rok diatas lutut tentu saja paha mulus dan celana dalamnya sempat tersingkap. Yono, yg waktu itu sedang menyapu dekat tangga itu memunguti tasnya dan membantunya bangkit, namun Monic malah membalasnya dgn makian kasar
“Tua bangka, lepasin tangan lo, mau cari kesempatan yah pegang-pegang !” katanya dgn sengit menepis tangan Yono “Emang sy ga tau apa daritadi mata lu ngeliat kemana aja ? lu pikir siapa lu, dasar kampungan ga tau diri !” bentak Monic sambil berlalu darinya, tangannya masih memegangi pantatnya yg kesakitan.
Yono hanya tertunduk menerima penghinaan itu tanpa sempat memberi penjelasan, walaupun ada rasa marah tp dia mencoba memendamnya mengingat usahanya merubah diri, namun begitu menemukan cameraphone itu niat jahat dan nafsu balas dendamnya bangkit kembali dan menghantui kampus itu.
Hari itu, Monic sedang di perpustakaan mencari buku utk tugas ketika sebuah MMS masuk ke ponselnya. Dibukanya pesan dgn nomor tak dikenal itu. Wajahnya langsung pucat dgn mulut ternganga, jantungnya seakan berhenti berdetak sehingga buku yg dipegangnya jatuh terlepas dari genggamannya begitu melihat rekaman yg memperlihatkan dirinya sedang ganti baju dan buang air kecil di toilet, dibawahnya jg ada pesan :
“kalau tdk mau ini tersebar, sy tunggu di gedung kesenian ruang F-307 jam empat hari ini” “Nic, kenapa lu ? ga enak badan ?” tanya temannya yg sedang mencari buku tdk jauh darinya. “Ohh…ngga-ga papah kok, cuma buku jatuh aja ehehhe !” Monic menutupi kekagetannya dgn tawa dipaksa.
Setelah itu buru-buru dia keluar dari perpustakaan mencari tempat sepi utk menelepon nomor itu.
“Hehehe, udah diterima pesannya Non ? bagus kan ?” kata suara berat diseberang sana begitu ponsel diangkat. “Heh, kurang ajar lu yah, siapa lu sebenernya hah !” suaranya meninggi menahan amarah dalam dadanya. “Udah gak sabar yah Non, tunggu aja nanti sore, kita bakal membicarakan penawaran menarik buat film Non itu !” jawab Yono dgn kalem “Bajingan, lu emang setan, jangan macem-macem yah sama gw !” Monic demikian marah dan frustasinya sampai mau nangis. “Udahlah Non, capek marah-marah gitu, pokoknya sy tunggu nanti di F-307, sy sekarang masih banyak kerjaan, dan satu lagi, pastikan jangan ada orang lain yg tahu kalau ga mau dapat susah !” selesai berkata Yono menutup ponselnya.
Sebenarnya jam tiga kurangpun dia sdh tdk ada kuliah lagi. Setelah menyuruh Agus yg telah menjemputnya utk menunggu dia pergi ke kantin utk menunggu waktu yg ditentukan. Matanya tertuju ke novel yg dibawanya tetapi pikirannya tdk di sana, yg ada di pikirannya adalah bayangan mengerikan tentang apa yg diinginkan pengintip misterius itu pada dirinya dan bagaimana kalau rekaman itu tersebar. Saking stressnya, tanpa terasa dua batang rokok telah dihabiskannya.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi, pengintip misterius itu menghubunginya.
“Udah keluar yah Non, kalo gitu sekarang aja ke atas aja supaya lebih cepat beres, sy sdh nunggu di sini jg kok”
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Monic langsung mematikan ponselnya dan beranjak ke tempat yg ditentukan. Lantai itu memang sdh sepi, ketika naik tangga saja dia cuma berpapasan dgn dua orang pegawai tata usaha fakultas yg baru selesai kerja. Semakin langkahnya mendekati ruang itu, semakin berdebar pula jantungnya.
“Halo Non Monic, datang jg akhirnya !” sapa Yono begitu Monic memasuki pintu yg setengah terbuka itu. ”Mungkin Non lagi nyari orang yg merekam ini ya ?” tanyanya sambil menunjukkan cameraphonenya.
Monic melihat dalam layar kecil itu dimana dirinya sedang ganti baju lalu buang air kecil, wajahnya kontan memerah karena marah dan malu.
“Bajingan, serahkan barang itu !” Monic berteriak sambil merangsek ke depan.
Dia berusaha merebut cameraphone itu, tp pria setengah baya itu lebih sigap dan tenaganya lebih besar. Dgn mudah didorongnya gadis itu hingga tersungkur di lantai. Sambil menyeringai matanya memandang tajam tubuh Monic yg terbungkus baju biru bermotif bunga tanpa lengan, rok putihnya yg mini sedikit tersingkap memperlihatkan pahanya yg panjang dan mulus.
“Mau apa kamu bangsat, jangan mendekat, pergi !” Monic menggeser-geser tubuhnya menjauh dari Yono yg mendekatinya, dalam kepanikannya dia tdk sadar bahwa roknya semakin tersingkap dan celana dalamnya pun sempat terlihat. “Tenang Non, jangan takut, bapak ga bakal nyakitin Non kok, malah ngasih Non kenikmatan yg luar biasa !” katanya sambil cengengesan.
Baru pernah seumur hidupnya Monic mendengar perkataan yg sangat merendahkannya itu, omongannya benar-benar rendah dan menjijikkan menyebabkan bulu kuduknya merinding ketakutan. Susah payah akhirnya dia bisa bangkit kembali dan berusaha mencapai pintu, namun ketika sdh dekat pintu itu membuka, Agus, sopirnya muncul di depan pintu. “Bang Agus, tolong Bang…ada orang gila !” katanya terbata-bata karena masih gemetar.
Namun kelegaannya cuma sebentar saja, karena Agus malah mendorongnya ke arah Yono yg dgn sigap menangkap tubuhnya, ketika dia mau menjerit, tangan kokoh Yono langsung membungkam mulutnya sementara tangan satunya mengunci kedua pergelangannya yg telah ditelikung ke belakang. Agus menggeser meja dosen utk mengganjal pintu, setelahnya dia mulai menghampiri nona majikannya itu.
“Lebih baik Non berhenti ngelawan, inget Non kesini buat apa ? Non pengen rekaman ini diliat orang lain ? dimana nanti mukanya mau ditaruh Non ?” ancam Yono sambil tetap membekap mulut Monic “Coba aja kabur atau teriak, rekaman ini bakal tersebar, tinggal kirim ke sembarang nomor di HP ini !”
Monic tdk tahu harus berbuat apa lagi dalam situasi seperti itu. Ketakutan akan dicelakai dan rekamannya tersebar membuat rontaannya berkurang dan pasrah pada nasibnya.
“Binatang lu, tega-teganya berbuat gini ke gw, kacung ga tau diuntung !” maki Monic pada Agus dgn tatapan penuh kebencian. “Hehehe, udah gini masih bisa galak jg Non !” Agus terkekeh sambil mengelus pipi majikannya “denger yah, sy jg udah ga tahan kerja buat cewek sombong kaya Non ini, besok sy jg mau keluar kok, tp sebelum keluar sy mau ngasih Non kenangan manis dulu dong !”
Wajahnya makin pucat mendengar perkataan itu, dia sadar sdh tdk bisa berbuat apa-apa lagi, dia sdh dalam cengkeraman mereka. Keangkuhannya runtuh seketika itu jg, dadanya sesak dipenuhi emosi karena dikhianati, direndahkan dan diancam.
Cerita Sex Hot Terbaru Penjaga Kampus Bejat
Tatapan mata Agus yg penuh nafsu binatang itu membuat nyalinya ciut sehingga memalingkan muka tak berani menatapnya, wajahnya jadi memelas memohon belas kasih. Tiba-tiba dirasakan darahnya berdesir ketika Agus menggeraygi pahanya yg jenjang.
“Udah daridulu gw pengen megang nih paha, akhirnya bisa jg sekarang, gile mulusnya!” komentarnya
Tangan Agus meraba makin naik hingga menyingkap roknya dan meremasi bongkahan pantatnya, sementara dari belakang Yono meremas payudara kirinya. Air mata Monic pun mengalir dan memohon-mohon minta dilepaskan.
“Jangan, jangan perkosa sy, ampun !” katanya terisak “Santai Non, nanti jg enak kok” sahut Yono
Agus mulai menciumi pipi Monic, leher dan telinga jg tak luput darinya, Hembusan nafas dan lidahnya membuatnya bergidik jg merasakan sensasi aneh yg meskipun dia menolaknya tp ingin terus merasakannya.
Kemudian tangannya meraih kepala Monic dan mencium bibirnya yg tipis dgn kasar, dia menggeleng-gelengkan kepala berusaha menolak, namun Agus pegangan Agus pada kepalanya terlampau kuat sehingga terpaksa diterimanya serbuan bibir sopirnya itu.
“mmmpphhhh…mmpphhhh!” hanya itu yg terdengar dari mulutnya yg tersumbat bibir Agus yg atasnya ditumbuhi kumis tipis seperti tikus.
Tangan Agus kini sdh meraba kemaluannya yg masih tertutup celana dalam, jari-jarinya bergerak liar mengosoki belahan kemaluannya. Sementara Yono makin bernafsu meremasi payudara Monic, perlakuan kasarnya membuatnya ingin menjerit kesakitan tp mulutnya tersumbat bibir Agus sehingga bibirnya yg terkatup malah terbuka dan lidah Agus pun menerobos masuk, lidahnya menyapu rongga mulut Monic dan beradu dgn lidahnya.
Yono mulai mempreteli kancing baju Monic dan menarik lepas baju itu dari tubuhnya. Kini tubuh atas Monic cuma tersisa bra pink.
“Bukain kaitnya Pak Yono, daridulu gw penasaran pengen liat toked majikan gw ini !” kata Yono tak sabaran Yono pun melucuti branya, Monic menutupi payudaranya dgn tangan dan terus memohon agar mereka tdk meneruskan aksinya.
Tanpa mempedulikan ocehannya, Agus menyingkirkan tangan yg menghalanginya itu. Terpesonalah keduanya melihat keindahan buah dada Monic yg putih, kencang dan berputing kemerahan itu.
“Wah majikanlu tokednya bagus banget, putih bulat kaya bakpao !” kata Yono sambil mengusap-usap payudara itu. “Iya nih, pentilnya jg ngegemesin, imut gini !” timpal Agus yg tangannya memencet puting itu dan menarik-nariknya.”Nah, sekarang coba kita liat bawahnya !”
Monic berusaha menahan roknya dgn tangan ketika Agus akan memelorotinya, tp kemudian Yono kembali menelikung tangannya ke belakang sehingga dgn leluasa
Agus membuka sabuk dan resletingnya, rok itu pun meluncur jatuh melalui kakinya, disusul celana dalamnya dipeloroti hingga ke lutut. Kedua orang itupun kini dapat menikmati tubuh polos Monic, tangan-tangan hitam kasar itu berkeliaran menggeraygi lekuk tubuhnya yg indah. Agus yg berjongkok mulai menyentuh kemaluannya yg dilebati bulu-bulu tipis yg tercukur rapi.
“Hhmm…meqi yg bagus, masih rapat, jembutnya jg rapih, gw suka yg kaya gini !” celoteh Agus
Dari belakang Yono mencaplok kedua payudaranya, jari-jarinya memencet-mencet dan memilin-milin putingnya sehingga Monic pun terpancing libidonya, nafasnya makin berat. Walaupun sesekali dia memelas minta dilepaskan, namun tubuhnya berkata lain, terlebih ketika lidah panas Yono menyapu telak leher dan belakang telinganya. Saat itu satu tangan Yono turun ke bawah dan meremas pantatnya, jarinya terkadang menyentuh anusnya, belum lagi jari dan lidah Agus yg kini sedang bermain di meqinya. Perbuatan mereka membuat Monic semakin tak berdaya, tak berdaya karena nikmat dan tak cukup tenaga utk melawan.
Mereka lalu menurunkan tubuhnya hingga terbaring di lantai, dia merasakan dinginnya lantai menyentuh punggungnya. Agus melepas celana dalam yg menygkut di tungkainya dan dibukanya sepasang paha itu, wajahnya mendekati kemaluannya, lidahnya menjilati paha, pangkal paha, hingga akhirnya menyentuh bibir meqinya. Di tempat lain Yono dgn rakus mencium dan menghisap payudaranya, lidahnya yg menari-nari liar itu menyebabkan puting itu makin mengeras.
“Toked yg montok, eemmhh…sluurpp…!”
Beberapa menit lamanya Yono mengeksploitasi payudara Monic sebelum akhirnya jilatannya meluas ke lekuk tubuh lainnya, ketiak, bahu, leher, hingga akhirnya bibir mereka bertemu. Dari matanya yg terpejam air mata terus mengalir, namun birahinya terus naik tak terkendali.
“Hhhmmpphh…!” rintih Monic tersendat saat lidah sopirnya menyentil-nyentil klitorisnya, tubuhnya menggeliat-geliat menahan siksaan birahi itu. “Udah mulai kerasa enaknya kan Non,tuh udah banjir gini !” ejek Agus sambil terus menjilatinya.
Kalah oleh desakan nafsunya, Monic pun tak terasa membalas permainan lidah Yono, utk mengurangi rasa jijik dia membayangkan yg dicium itu adalah Frans. Dia merasakan kemaluannya sdh sangat basah akibat jilatan sopirnya, tak lama kemudian dirasakan badannya menggelinjang. Mereka tertawa-tawa melihat reaksinya.
“Hahaha…akhirnya nikmatin jg kan !” ejek Yono “Dasar perek, munafik, tadi sok jual mahal, tp baru digituin dikit aja udah keenakan !” timpal Agus
Betapa panasnya telinga Monic mendengar hinaan seperti itu, apalagi yg mengucapkan adalah sopirnya sendiri, dia tak menygka sopirnya sampai setega itu padanya, dia mulai menyesali seandainya dulu dia bersikap baik padanya mungkin kejadian hari ini tdk akan menimpanya, tp segalanya sdh terlambat.
Kini Agus menariknya hingga berlutut di depan selangkangannya, lalu dia membuka celananya sendiri. Dan terlihatlah kemaluannya yg membuat Monic terkesiap karena panjangnya, lebih kaget lagi saat dia melihat milik Yono yg sdh berdiri di sebelahnya karena miliknya walaupun tak sepanjang sopirnya namun lebih kokoh dan berurat. Sambil berkacak pinggang seolah tanda kemenangan, Agus memerintahkan anak majikannya mengoral k0ntolnya. Di bawah ancaman, Monic meraih k0ntol itu dgn tangan gemetar lalu sambil menutup mata menahan rasa jijik dimasukkannya benda itu ke mulutnya.
“Huehehehehehe…baru kali ini gw liat majikan nyepongin sopirnya, hebat, hebat !” ejek Yono melihat adegan itu. “Sepongannya yahud banget, daripada nyepongin pacar Non yg k0ntolnya kecil itu mendingan yg sy kan, lebih gede, lebih muasin lagi !” Agus menimpali “Ayo Non, yg sy jg pengen diservis !” Yono meraih tangan Monic dan meletakkannya pada k0ntolnya.
Monic mengulum dan mengisap k0ntol sopirnya sambil tangannya sesekali mengocoknya, sementara tangan satunya mengocok punyanya Yono. Sepuluh menit lebih dia mengocok dan mengulum k0ntol kedua jahanam itu secara bergantian. Dia menyadari betapa kotor dirinya saat melakukan hal itu, tp entah dorongan apa yg membuatnya merasa terangsang dan menikmati perlakuan mereka.
“Mmmmpphhh…sshh…mau ngecrot nih Non, ditelen yah…awas kalo dimuntahin !” perintah Yono sambil melenguh nikmat.
Akhirnya dgn satu lenguhan panjang Yono, menekan kepala Monic ke selangkangannya sehingga batang itu melesak lebih dalam ke tenggorokan gadis itu lalu menumpahkan isinya yg kental disana. Cairan itu langsung memenuhi mulutnya dan tertelan tanpa bisa ditahan. Monic gelagapan dan meronta ingin melepaskan benda itu tp Yono menahan kepalanya dan kalah tenaga. Dia langsung terbatuk-batuk dan nafasnya terengah-engah mencari udara segar begitu Yono mencabut k0ntolnya, aroma sperma yg menusuk itu masih terasa di mulutnya.
Monic sempat beristirahat sekitar 2 menitan sebelum Agus menarik pergelangan kakinya dan membentangkan kedua pahanya, lalu dia mengambil posisi diantara kedua paha itu.
“Ok, Non sekarang saatnya ngejos hehehe!” seringainya mesum “Jangan Bang, sy mohon…oohh, maafin sy !” Monic mengiba dgn berurai air mata. “Waktu sy minta maaf dulu, Non jg ga maafin, enak aja sekarang minta maaf !” cibir Agus tanpa menghentikan aksinya mendorong k0ntolnya memasuki meqinya. “Sakit…akh…lepaskan…uuhh !” rintihnya saat k0ntol sopirnya menyeruak masuk menggesek dinding kemaluannya. “Ooohh…enak tenan meqinya Non biar udah ga perawan tp masih seret !” komentar Agus “Tuh kan kebukti k0ntol pacarnya kecil, kalo ngga pasti udah ga seseret sekarang, ya ga Din !” sahut Yono disambut gelak tawa keduanya. “Siap yah Non, sy bakal ngebuktiin kalo sy lebih bisa muasin Non daripada pacar Non itu, hiihh !” habis mengucapkan kalimat itu Agus langsung menyodokkan k0ntolnya diiringi erangan panjang Monic.
Agus terus menghentak-hentakkan pinggulnya membuat tubuh Monic berkelejotan, mulutnya mengap-mengap mengeluarkan rintihan yg justru membuat kedua orang itu tambah bernafsu.
“Ayo liat sini, asyik nih buat nambah koleksi gw !” sahut Yono mengarahkan cameraphone itu pada mereka. “Jangan…tolong jangan ahhh…direkam…ahhh !” Monic mencoba menutupi wajahnya dgn tangan
Namun Agus malah merentangkan kedua tangannya itu ke samping sehingga Monic tdk bisa menutupi wajahnya lagi.
Agus tertawa-tawa melihat ke arah kamera seolah bangga bisa menikmati tubuh majikannya yg cantik itu. Sekitar tiga menit Yono mengabadikan adegan perkosaan itu sebelum dia sendiri bergabung menikmati tubuh mulus itu.
Yono menggeraygi seluruh tubuh Monic serta menjilatinya, leher jenjang itu dicupangi sampai memerah. Lidah Yono yg menggelitik tubuhnya membuatnya makin menggelinjang.
“Busyet, baru pernah gw main sama anak juragan sendiri, ternyata asoynya ga ketulungan !” kata Agus sambil terus menyetubuhinya tanpa ampun.
Tak lama kemudian, tubuh Monic mengejang dan menekuk ke atas sampai tulang-tulang rusuknya terjiplak di kulitnya. Dia merasa seperti ada suatu ledakan hebat dari dalam tubuhnya yg tdk bisa ditahan dan menyebabkan tubuhnya menggelepar-gelepar bak ikan keluar dari air.
Tdk dapat disangkal bahwa perasaan itu nikmat luar biasa melebihi kenikmatan yg pernah dirasakan bersama pacarnya. Agus masih terus menggenjotnya selama beberapa menit ke depan, dan akhirnya dia pun mencabut k0ntolnya lalu buru-buru mendekati wajah Monic dimana dia menyemprotkan spermanya. Cairan putih kental pun berceceran membasahi wajah dan rambut gadis itu. Sebelum sempat membersihkan cairan berbau tak sedap itu dari wajahnya, Yono sdh mengambil giliran memperkosanya.
Yono membalikkan tubuhnya yg masih lemas itu ke posisi telungkup, kemudian pantatnya dia tarik hingga menungging.
“Aaahhkkk…aahh !” erang Monic dgn mata terbelakak, kedua tangannya mengepal keras ketika Yono melakukan penetrasi dari belakang.
Setdknya dia masih bersyukur karena Yono tdk mengincar anusnya, terbayang olehnya betapa sakitnya di anal seks dgn k0ntol sebesar itu sementara anusnya masih perawan. Berkat bantuan cairan kemaluannya, k0ntol Yono lebih mudah menusuk meqinya, itupun masih terasa nyeri.. Dia mulai mengocok meqinya, mulanya perlahan tp lama-lama kecepatannya semakin meningkat. Monic sebentar mendesah, sebentar menggigit bibir merasakan kenimatan yg diberikan Yono, sepertinya dia sdh begitu mengikuti permainan yg dipimpin oleh dua pemerkosanya itu.
Rasa jijik dan marah yg sedari tadi menyelubunginya berubah menjadi gairah kenikmatan, setdknya utk saat ini. Semakin kasar perlakuan yg diterimanya semakin nikmat rasanya, pinggulnya pun ikut bergoyang mengimbangi irama genjotan Yono. Desahan yg keluar dari mulutnya makin menunjukkan kenikmatan bukannya desahan korban perkosaan. Agus menaruh kursi di depan Monic dan duduk di sana, selain kaos berkerahnya, bagian bawahnya sdh telanjang. Tubuh atas Monic yg bertumpu di lantai itu diangkatnya ke antara dua pahanya.
“Ayo…Non tadi belum dibersihin nih, jilatin sampai bersih yah !” suruhnya
Tanpa harus disuruh kedua kalinya, Monic yg sdh setengah sadar itu, meraih batang itu lalu menyapukan lidahnya membersihkan cairan yg belepotan di sana, sesekali dimasukkan ke mulut dan diemut sehingga pemiliknya merem-melek dan melenguh keenakan, k0ntol itu pun perlahan-lahan membesar lagi di dalam mulutnya.
Sementara dari belakang Yono masih asyik menyodok-nyodok meqinya sambil kedua tangannya berpegangan pada kedua payudaranya. Butir-butir keringat sdh nampak pada kulit punggungnya seperti embun, wajahnya pun sdh bersimbah peluh bercampur sperma. Suatu saat Yono membenamkan k0ntol itu hingga mentok dan memuntahkan isinya di dalam sana, tubuh pria itu mengejang sambil mengerang dgn suara berat. Nampak cairan putih itu meluber di sela-sela kemaluan Monic membasahi daerah sekitar selangkangannya.
Mereka berganti posisi lagi, Agus berkata bahwa dia ingin mencoba posisi yg pernah dilihatnya di sebuah film porno. Mula-mula diperintahkannya Monic naik ke pangkuannya berhadapan. Dia sdh memegangi k0ntolnya yg mengacung tegak itu ketika Monic menurunkan tubuhnya sehingga otomatis k0ntol itupun melesak ke meqinya diiringi desahan.
“Pegangan yah Non, kalo jatuh jangan salahin sy ntar !” suruhnya
Setelah Monic berpegangan pada bahunya, Agus pelan-pelan bangkit dari bangku, kedua tangannya menopang pantat Monic sehingga kini posisinya digendong Agus dgn kedua tungkai menjepit pinggang Agus. Merasa pijakannya telah mantap, Agus pun menyentakkan badannya menggenjot meqi majikannya dgn gaya berdiri.
“Wow…boleh jg jurus baru lu Din, sekali-sekali bisa gw coba nih !” kata Yono “Berguna jg tuh film bokep, dapat pelajaran baru yg emang sip” sahut Agus yg makin ganas menggenjot Monic.
Dgn posisi demikian Monic merasa meqinya ditusuk dgn lebih keras dan dalam, payudaranya pun turut bergoyang-goyang seirama badannya.
Agus dapat bertahan sekitar belasan menit dalam posisi yg cukup menguras tenaga itu, namun selama itu dia berhasil mengirim Monic mencapai klimaks. Mereka terus menggarapnya tanpa mempedulikan kondisi Monic yg sdh kepayahan. Sekarang Yono berbaring di lantai dgn memakai pakaiannya sebagai alas kepala, disuruhnya Monic melakukan gaya woman on top dgn bergoyang di atas k0ntolnya. Dgn pertimbangan mengakhiri perkosaan itu secepatnya, Monic pun menaiki k0ntol Yono lalu mulai menaik-turunkan tubuhnya. Belum sampai semenit bergoyang, dari belakangnya Agus mendorong punggungnya ke depan sehingga pantatnya agak terangkat.
“Ntar Pak Yono, gw belum keluar nih tadi, sekarang mo nyoba ngejos disini nih !” katanya sambil memasukkan dua jari ke anusnya. “Jangan Bang, jangan disana, sy takut !” mohonnya saat Agus mulai meludahi daerah itu agar licin serta mengeluarmasukkan jarinya sejenak. “Heh, udah diem aja Non, ntar jg enak kok !” Agus mulai membuka lubang itu dan tangan satunya mengarahkan senjatanya ke sana.
Yono yg dalam posisi berbaring memegangi kedua lengan Monic agar tdk berontak.
“Aaahh…aduh…sakit, ampun Bang, tolong hentikan !” rintih Monic menyayat hati, tubuhnya mengejang, dan wajahnya meringis menahan perih
Tanpa merasa iba, sopir bejat itu terus saja melesakkan k0ntolnya dan menikmati jepitan dubur itu terhadap k0ntolnya, begitu jg Yono di bawahnya, dia malah makin bergairah melihat ekpresi kesakitan Monic, sesekali dia menyapukan lidahnya pada payudara yg menggelantung dekat wajahnya. Mereka berdua pun mulai menggenjot tubuh Monic, dua k0ntol menghujam-hujam meqi dan anusnya, sungguh suatu derita birahi yg luar biasa dialami gadis malang itu.
“Gile, masih perawan loh pantatnya, sempit banget sampe berdarah gini !” kata Agus sambil meremasi bongkahan pantatnya.
Darah segar memang mulai nampak pada kulit pantatnya yg putih dan tangisan Monic pun makin menjadi, namun itu tdk mengurangi kebiadaban kedua orang itu.
Beberapa saat kemudian ketiganya mencapai orgasme dalam waktu hampir bersamaan, yg paling awal adalah Agus, mungkin karena sempitnya, sperma itu menyemprot di dalam pantatnya dan meluber keluar bercampur cairan darah. Monic pun menyusul beberapa menit kemudian bersamaan dgn Yono yg menumpahkan spermanya di dalam meqi Monic. Tubuh Monic pun akhirnya ambruk menindih Yono dgn k0ntol masih menancap. Agus memakai kembali celananya, dia tersenyum puas sambil menyalakan sebatang rokok. Bacaan sex top Sebentar kemudian Yono pun bangkit dan melihat jam yg sdh menunjukkan jam 5 kurang, dia membuka pintu dan memantau keadaan sekitar, sepi tdk ada ada tanda seseorang lewat sini. Monic masih terbaring di lantai menangis sesegukan, keringat telah membasahi badannya, daerah selangkangannya penuh lelehan sperma dan di pantatnya sperma itu bercampur darah. Yono mengancamnya bahwa bila dia berani buka mulut atau pindah ke kampus lain, foto dan video klip itu akan disebarluarkan bahkan keselamatan pacarnya pun mungkin terancam.
Setiba di rumah, kedua orang tua Monic masih belum ada di rumah, papanya memang sedang di luar kota sejak kemarin lusa dan mamanya sedang ikut arisan. Kesempatan ini tdk disia-siakan Agus utk menikmati tubuh Monic sepuas-puasnya. Dia memperkosa nona majikannya itu di kamar gadis itu serta di kamar mandi yg menyatu dgn kamar itu sekaligus mandi bersama. Monic sendiri sepertinya sdh pasrah saja menikmati dirinya diperkosa seperti itu, pikirnya toh sdh telanjur basah, mandi saja sekalian.
Perkosaan itu baru berhenti ketika mamanya pulang sekitar jam sembilan. Di depan nyonya besar itu, baik Agus dan Monic bersikap seperti biasa, yg satu demi menutupi perbuatan bejatnya, yg lain demi menutupi rasa malu dan tdk ingin menyusahkan orang tuanya. Besoknya memang benar Agus mengundurkan diri dgn alasan ingin bekerja di kota lain bersama saudaranya, namun derita Monic belum berakhir karena dia telah menjadi salah satu budak seks Yono, si penjaga kampus bejat itu..
Tamat
Baca Cerita Hot Lainnya Disini [Klik]
submitted by onlineterus to u/onlineterus [link] [comments]


2019.06.28 21:01 lustphemy Sekeluarga Terkena Guna-Guna.

Sedikit background.
Keluarga saya di rumah hanya ibu dan adik, buka usaha kecil-kecilan, buat kue, tumpeng, jajan pasar,dsb. Kalau ada pesanan besar, kita nyewa tukang masak cabutan, sekitar 4 atau 5 orang. Kena Guna-guna 3 kali.

-----------------------------------------------
PERTAMA - Tahun 2012. Ibu saya rekrut tukang masak, ibu-ibu umur 50an untuk menginap di rumah, bukan ART/Pembantu, karena gak ngurusi bersih-bersih dan cuci-cuci, hanya untuk MASAK. Sebut saja namanya LATIFA.
Latifa ini dikenalkan dari tukang masak Ibu saya yang lain, bapak-bapak umur 50an juga, sebut saja Pak WAHMI, 2 orang ini asalnya sama, sekampung.
3 Bulan setelah direkrut, pas rame-ramenya pesanan, suami Latifa datang berkunjung dengan luka-luka bonyok, babras di lengan dan lehernya. Curiga dong orang-orang serumah.
Latifa minta ijin ke Ibu saya untuk menginapkan suaminya di rumah.Pak Wahmi melarang Ibu saya, karena sepengetahuan Pak Wahmi, suami Latifa selalu kena urusan sama polisi.
Akhirnya orang serumah dan Pak Wahmi maksa tanya si suami Latifa, nawarin ke puskesmas, dan jawabannya seperti diduga. Suaminya Latifa lari dari polisi mbrobos alang-alang setelah dipaksa ngaku digebukin polisi karena kasus narkoba, lari waktu ijin pipis, jelas kalo ke puskesmas takut.
Ibu ketakutan dan ngusir alus si suami Latifa.
Latifa sering pinjam duit terus ke Ibu, 2 juta – 4 juta, alesan untuk biaya anaknya yang imut itu, dan nggak pikir panjang, ibu ngasih aja. Pak Wahmi sampai geleng-geleng protes, kalo Wak Wahmi pinjem 400rb aja, Ibu mikir-mikir, lha kalo Latifa langsung dikasih...
Sewaktu Ibu naik haji ke Arab selama 1 bulan, saudara dari ibu (om 01, om 02 & om 03) dan saya, dan adik, selalu bertengkar, sampai Ibu pulang 1 bulan berikutnya. Gua & adik nggak sedekat itu sama om-om saudara, dan nggak pernah gegeran sampe mbentak-bentak, baru terjadi ya ini. Gara-gara Latifa terima pesenan padahal sudah ijin.
Satu waktu, suami Latifa kedapatan nginep di rumah, waktu rumah kosong. Ibu dengan takut-takut, ngusir alus. Latifa minta ijin nganterin suaminya ke terminal bis. Pak Wahmi wanti-wanti, "hati-hati, ntar dia nyimpan satu poket narkoba di kamarnya Latifa, dowo urusane buk! (panjang urusannya Bu)".
Kita nggeledah kamarnya Latifa, sudut dan kolong, dan apa yang kita temukan:
Otomatis Pak Wahmi langsung bilang: "Bakar aja bu, jangan dibuang"
Ibu langsung SMS Latifa yang OTW ke terminal bis, nyuruh jangan kembali lagi, suruh beli tiket sendiri satu lagi buat dia sendiri. Latifa protes, baju-baju masih di rumah. Ibu bilang nanti bakal diantar sama Pak Wahmi, toh ya satu desa.
Beberapa hari kemudian, Latifa SMS ke saya, ibu dan adik, minta maaf sebesar-besarnya, dan ngaku kalau guna-guna itu bukan Latifa yang buat, tapi suaminya. Diam-diam masuk ke kamar ibu saya ngambil foto & pakaian ibu yang nggak kepake.
Goblok banget, bilang gitu, Ibu tambah takut, kok bisa orang asing masuk-masuk kamar ngambil barang. SMS nggak dijawab.
1 Bulan kemudian, salah satu dari saudara ibu, om gua yang lain (sebut saja om 02), setress. Karena uang pensiunannya dikasih ke LATIFA, untuk bayar utang Latifa di desa. Om gua yang nomer 2 ini, gak pernah ketemu Latifa sebelumnya. Si Latifa mengguna-gunai om gua ditarget dari kumpul-kumpul syukuran sebelum berangkat haji. si om ngaku seperti blank diperalat.
1 minggu setelah om gua nomer 02 kena Latifa. (Berarti 1 bulan 1 minggu setelah Latifa diusir). Gantian Pak Wahmi yang kena. Sewaktu ngembalikan baju-baju Latifa di desanya. Pak Wahmi tanpa sadar, blank, nyerahin sertifikat rumahnya ke Latifa...
wtf...

-----------------------------------------------
KEDUA - Tahun 2015. Satu kompleks rumah, tetangga-tetangga heboh, duit mereka lenyap di laci masing-masing. Karena setiap nyimpan duit segebok. Misal 10 juta dibendel per 1 juta x 10. Setiap lembar per bendel hilang 1, jadi total akhir 9 juta.
Kalo satu bendel 1 juta x 3 (3 juta). Hilang 3 lembar. Jadi 2 juta 700 rb.
Diomongin rame-rame dan sudah disimpulkan, ada yang pake tuyul, dan sudah ketahuan orangnya (sebut saja Pak Sundal). Gerak-geriknya mencurigakan, setiap mau beli sesuatu, atau ketemu orang, satu tangannya selalu seperti menggandeng anak kecil yang gak terlihat. Sempat dibencandain sama Ibu saya, dipikir asam urat ato kolesterol. Agen elpiji juga ngelihat aneh, beli air gelas satu kardus, masa dibawa tangan satu. Tangan satunya kalo nggak disembunyiin di punggung, selalu ngawang seperti pose IronMan mau terbang. ibayar, duit dimasukin ke tas bally-nya pak elpiji, dicek lagi, hilang duitnya.

-----------------------------------------------
KETIGA - Tahun 2019. Terbaru, yang paling bangsat. Yang mengguna-gunai, salah satu pekerjanya ibu (sebut saja PINDANG).Ibu-ibu gembrot umur 40 an yang punya sejarah mencuri, bertengkar, kasar, provokator di tempat Ibu.
Dimulai dari Ibu saya yang nggak bisa lihat, didiagnosa katarak, dan vertigo. Simptom gua yang marah karena hal kecil dan sepele juga kembali lagi dan familiar banget, sampai banting barang dan minggat (sorry).
Pertanda pertama, waktu pijat ke suatu tempat, kebetulan si tukang pijat memperingati Ibu saya dan menyarankan banyak berdoa, karena ada orang jahat yang berniat sangat jelek sekali (niat membunuh). Dia bilang Ibu saya pasti nyumbang anak yatim secara rutin, kalo enggak, nggak bakalan hidup normal sampai saat ini. Si tukang pijat membaca mantra dan "mencabut" sebagian guna-guna. (FYI, di desa gua memang ada rutin sumbangan menafkahi anak yatim piatu dari Muadzin setempat yang nampung, sukarela, tapi untuk SEMUA penduduk).
Curiga disantet, waktu tukang sayur keliling bercanda ke Ibu saya, "wong sugih garem larang diguwak-guwak". Ada taburan garam banyak di depan rumah. Tetangga yang melihat membantu nyapu taburan garam.
Tahu pasti disantet, gara-gara anak tetangga umur 2 tahun yang selalu mainan di teras rumah Ibu pagi-pagi (gua di kantor), nemu boneka di bawah meja ruang tamu. Ibu dari bocah itu langsung ngenali mainan itu sebagai boneka santet.
Yang dahsyat nih, gua tahu wujud boneka itu dari mimpi, mimpi gua nightmare beneran, setara film horor. Seolah-olah peringatan. Ada 3 boneka, orang rumah baru nemu 1. Wujud boneka seperti penolak hujan di jepang tinggi sekitar 10 cm. dan Ibu saya mengkonfirmasi cocok. Hiiiyyy.
Peringatan mimpi juga nyambung, Ibu mimpi diserang ular coklat-hitam, gua mimpi ngelihat Ibu diserang ular coklat-hitam.
Setelah boneka dibakar siangnya, Ibu bisa ngelihat normal dari jauh. Dan amarah gua langsung ngilang.
Pak Wahmi tukangnya Ibu, yang tahu berita ini, sepertinya trauma dan emosi nanyain kita siapa pelakunya. Kalo kita kasih tahu, bisa kalap dan ngebunuh si Pindang.
Salah satu tukang masaknya Ibu kembali dari desa balik ke kompleks rumah kita. Satu desa sama si Pindang. Cerita dia kalo si Pindang baru beli tanah, TANAH BOK! duitnya dari gebetan baru, siapa dia? Jeng jeng!... Salah satu supir cabutan Ibu... Istri sah si supir, diusir entah kenapa.
Jadi inget beberapa bulan sebelum diagnosa katarak, si Pindang nangis-nangis pinjem duit 4 juta ke Ibu buat entah apa. Nggak dikasih.
Motifnya balas dendam karena pekerja-pekerja cabutan kemarin dikasih tarif lebih mahal dari si PINDANG. Salah satu pekerja sesumbar "Wah enak kerja di Ibu, satu hari nginep dapet seGINI", si PINDANG mencak-mencak ke pekerja itu "KAMU KE IBU LAGI BESOK-BESOK... TAK HAJAR KAMU !!... TAK HAJAR". Si pekerja takut dong, kalah fisik.
Ceritanya kerjaan repot, semua pekerja nginep, cuma si Pindang yang pinjam SEPEDA MOTORNYA IBU buat pulang, kembali besok, waktu sudah tinggal menata jajanan. Ya jelas beda dong bayarannya.
Update cerita, ada pendatang dari desa si Pindang ke perumahan gua, cerita kalo si Pindang emang kerap pake genjutsu nya untuk ngambil duit orang hampir satu desa cuma sekitar 100rb-150rb setiap hari.
-----------------------------------------------
KONKLUSI
Pertama, gua orang biasa, garden-variation-weeb, standard-neckbeard, bukan ahli atau suhu klenik, ini cuma share yang tidak 100% foolproof*.* Saya share observasi saya yang memungkinkan si pelaku berhasil menyihir, mungkin setiap dukun punya metode skillset yang beda. Gua sudah obok-obok kaskus dan memutuskan tidak share ke sana, karena kalau ujung-ujungnya kirim foto, agak keberatan saya diterawang.
Suhu asli yang punya kemampuan silahkan saya dikoreksi. Karena ini domain asing buat saya.
Panjang banget, sekian my Indonesian digital wizard.

edited for: TL,DR
submitted by lustphemy to indonesia [link] [comments]


2016.10.20 09:14 BotSpeaks Lock, stock and no smoking barrel

A shorter version (reduced by 94.0%) can be found on IndiaSpeaks.
This is an extended summary, original article can be found here

Extended Summary:

Lock, stock and no smoking barrel.
There was no surgical strike.
A surgical strike, says the Macmillan Dictionary, is a military attack, especially by air, that is designed to destroy something specific and to avoid wider damage.
The classic example is Israels air raid on Iraqs Osirak nuclear reactor in 1981.
But they did it.
The Indian Army had done it earlier, too (see graphics).
The idea of a covert counterstrike was mooted on September 18 night, when Defence Minister Manohar Parrikar and Army chief Dalbir Singh Suhag were flying back to Delhi from the brigade headquarters in Uri, where 18 soldiers had been killed in a terror strike early that morning.
He wanted to know whether the attack had a confirmed Pakistani link.
That night, on Gen Suhags orders, the directorate-general of military operations headed by Lt Gen Ranbir Singh burnt the midnight oil.
The Armys Northern Command had informed him of the existence of 30-odd launchpads across the LoC within striking distance, but they had all been emptied out immediately after the Uri attack.
The training camps, mostly run by ex-army officers on the payroll of outfits like Lashkar-e-Taiba, are deep inside Pakistan-occupied Kashmiroften 30 to 40km inside.
At the cabinet committee on security the following day, the Armys proposals (not one, but several, said a senior officer) were discussed.
) Meanwhile, Doval advised the committee to discuss other options like revisiting the Indus Water Treaty, stopping trade and suspending diplomatic relations.
The trick worked.
It would start snowing in a few days and the infiltration routes would get blocked.
We need to be offensive-defensive, he is said to have told Modi.
Share as much as you can among yourselves, Doval is said to have told them.
All such actions in the past had been cleared at the brigade, division, corps or command level.
The uphill task was to decipher the satellite imagery and provide real-time technical intelligence to the Armys Northern Command headquarters in Udhampur, which would have to supervise the strike.
For the first time, we allowed the Army inside our base and they allowed our men.
Meanwhile, the Northern Command, headed by Lt Gen D.S.
So was the timing.
By then, the militarys own intelligence, too, had provided targets across Uri, Poonch and Bhimber sectors.
The two units chosen for the task were the Udhampur-based 9 Para (SF) and 4 Para (SF), commanded by Col Kapil Yadav and Col J.S.
But Hooda correctly assessed that the operation could not just be outsourced to the special forces.
They were to avenge the death of their buddies.
Artillery batteries were asked to open up all along to keep the Pakistani posts engaged.
As the airspace on the Indian side got saturated with Indian fighter flying, the Pakistan Air Force suspended all civilian air activity over PoK and Gilgit-Baltistan, and kept its air defences on high alert.
As soon as Modi returned from Kozhikode, there were further diversionary tactics at the political and diplomatic level.
The spin the following day was about severing trade ties and diplomatic links.
By then, the assault troops of 24 each from 9 Para (SF) and 4 Para (SF) had been divided into four groups of 12 each.
A couple of teams slipped out between the Beloni and Nangi Tekri battalion areas in Poonch sector and across the Tutmari Gali in the Nowgam sector.
Around 11pm on September 28, Parrikar and Doval reached the Armys operations room.
The Ghatak teams had crossed the LoC the previous evening, and had been lying in wait.
About an hour after the midnight of September 28, the commandos crossed the barbed-wire fences, which in most places are about a kilometre short of the LoC.
That also meant another certainty, confirmed by the NTROs decoded maps: the launchpads had been peopled again with infiltrators.
There are local villagers who help the infiltrators.
By around 1am, most teams had traversed the stretch between the fence and the LoC, and crossed into enemy territory.
A few maps had also shown unusual activity at some of the launchpads on previous days.
The Pak army never allowed terrorists to roam around the nearby villages with arms.
There was little resistance from the Pakistan troops.
As the SF troops reached the villages housing the launchpads, they barged into the buildings and used the Russian RPO7 flamethrowers, which created a temperature of 3,000 degrees Celsius and caused massive explosions.
The commandos returned before daybreak with Ghatak troopers guarding their rear.
Four to five launchpads (whether one was actually a launchpad or an abandoned village hut was not certain), located up to 2km deep in enemy territory, had been destroyed.
No one knows how many were there inside.
The most realistic estimate is that about 30 were killed in three launchpads.
The casualty on the Indian side? Two para commandos injured in land-mine blasts on their way back.
30am on September 30, the operation was declared successful and Modi was briefed.

Stats For Nerds:

Original Length 14102
Summary Length 5029
Summary Ratio: 64.34
If I am not working properly, please contact Blackbird-007 or send a message to moderators of /IndiaSpeaks.
submitted by BotSpeaks to SummarySpeaks [link] [comments]


http://activeproperty.pl/