Kote abang keras

Bali Belly? Food poisoning stories you have, share here

2024.02.11 02:53 alialharasy Bali Belly? Food poisoning stories you have, share here

Bali Belly karena food poisoning di Indonesia adalah fenomena umum yang kerap terjadi di kalangan wisata mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
Lantas, bagaimana pengalaman food poisoning yang di alami oleh penduduk Indonesia di Indonesia sendiri? Bagaimana cara dan tips menghindari food poisoning di Indonesia secara umum? Dan apa yang baiknya dilakukan klo sampe kena food poisoning?
This is my story, saat balik liburan ke Jakarta tahun kemarin, dua hari setelah landing, aku menikmati gorengan dari abang gorengan dekat rumah. Udah lama banget gak makan tahu goreng, tempe goreng, bakwan, risol, cireng, dll dari tukang gorengan pinggir jalan dengan cabe rawit yang menggigit. Ane beli deh itu gorengan beberapa biji seharga 15ribuan. Masih panas dan anget ditambah cabe rawit kriwis pedes, enak banget itu rasanya di mulut. Tapiiiiiii... beberapa jam setelah makan ini rupa-rupa gorengan, perut ane langsung keram dan mules tak tertahan. Ini literally karena gorengan pinggir jalan, karena setelahnya belum makan makanan yang lain. Perut melilit, pala pusing, dan rasa mau muntah tak tertahankan. Akhirnya itu gorengan keluar dari jalur bawah dan jalur atas bergantian. Perut gak enak, wajah pucat, badan lemas diduga keras karena gorengan pinggir jalan tersebut. Setelah muntah-muntah dan mencret, cuma bisa rebahan di kasur karena badan lemas, wajah pucet, perut melilit, pala berat dan gak berenergi lagi.
Waktu liburan yang ada akhirnya dipake buat recovery kondisi badan dari food poisoning. 2 hari lamanya harus bedrest, gak bisa masuk makanan apapun, gak bisa kemana-mana, cuma minum air kelapa hijau fresh dari buahnya dan minum beberapa obat untuk menangani food poisoning ini. Alhamdulilah setelah 2 hari, bisa recover lagi dan setelahnya bakal lebih selektif dalam memilih makanan. Faktor higienis itu penting banget dan jangan sampai food poisoning malah mengorbanin waktu liburan yang ada. Sayang banget klo waktu liburan di Indo yang terbatas itu, wasted cuma gara-gara keracunan makanan murahan gak higienis dari pinggir jalan. Tiket pesawat PP 1000 dolar, rusak cuma karena street food seharga 2 atau 3 dolar, no thanks!
Klo story kalian gimana?
submitted by alialharasy to indonesia [link] [comments]


2024.01.19 05:26 senseischale mau nolong crush gua. cuman...

gua ada crush. dulu tinggal masih satu provinsi. pertama ketemu pas di event jejepangan beberapa tahun masih chat dan akhirnya sebelum covid 2020 bisa ketemu. mungkin sebanyak 2 kali sampai dipertemuan terakhir dia bakal balik ke kalimantan. dia balik karena kebetulan itu ajakan keluarganya.
after that, kita hanya kontak via messaging app sama social media. dia udah nggak make facebook(gua pengguna akut) lebih banyak make twitter.
tapi sebenernya bukan itu yang jadi masalah. doi beberapa kali cerita soal keluarganya yang terlalu abusive(sometimes physically), ibunya yang sering ngejelekin dia kehadapan tetangganya, bapaknya yang terlalu keras(sampai kadang gua ngajak telfon dia gak mau) dan beberapa lainnya. dia juga cerita kalo dia menerma pekerjaan online sebagai designer dan juga ikut pelatihan bahasa jepang (gua mikir kalo lulus bakal dapet job disana, eh kudu bayar which is i dont know very much about it jadi dai terkesan putus asa dan mengikuti jalur). there is new problem. stalker. dia cerita kalo salah satu orang di pelatihannya itu ...how do i say this...menurut dia, "terobsesi" dengan dia. ngejar, selalu ngirim pesan (kinda sounded like me but i m not there) ke dia, telfon dan terakhir ngirim ancaman bunuh diri. gua gak pernah dapet ginian jadi gua gak begitu paham skenarionya gimana. dia juga menambahkan kalo si stalker ini pernah beberapa kali kerumah dia. yang mana membuat gua mempertanyakan suatu hal. kenapa keluarganya mengijinkan? apa orang ini mau ngelamar? aku kira orang tuanya nggak mau nerima orang luar dari keluarganya. tapi kenapa si stalker ni bisa?
gua mencoba memberi saran, mulai ignore, minta tolong sahabat dia bahkan ngasih nomer stalker itu ke gua biar gua omongin sekalian(she call me abang in the past which kinda pathetic kalo dipikir lagi). kadang ngasih saran dia buat ignoring semua gambar bukti dia mau bundir karena ya bundir adalah bundir. urusan dia. gua gak mau dia merasa bersalah sama orang obsesive kayak gini.
kadang ada pikiran apa mending gua kesana aja. yang jadi masalah adalah, dia gak mau ngasih alamatnya dimana. gua gak berani kesana kalo gak ada alamat yang bisa dituju. ditambah lagi, gua juga gak ada budget. sekarang emang bisa 250k ke kalimantan tanpa ada backingan keluarga?. gua gak bisa ngomong ke kakak dan bapak gua kalo gua mau kekalimantan buat yelamatin crush gua. sounds illogical in this time. gua terus mikir itu. ini bukan manga atau anime yang dimana MC aja bisa terbang ke amerika buat nyelamatin bagian dari harremnya. tapijuga guamikir,masa lucintadia tapi gak ada usaha? masa cintalu sebatas chat dan telfon jarak jauh?
sekarang gua kudu bagaimana? pengen nolong gak ada budget dan bahkan lokasi juga tidak dikasih tau. banyak keraguan dari semua ini. kayak situasi keluarga dia disana. keadaan dia disana. memang ada yang bilang kalo kehidupan di dunia online gak sama gak di IRL, tapi gua liat dia twitter keliatan baik baik saja dan malah bisa lebih happy dari gua! mau bertanya tapi gua itu siapa? pacar bukan, suami juga bukan kakak kandung apa lagi. punya hak apa mempertanyakan kehidupan seseorang? dan akhirnya gua harus merelakan aja dan kadang menerima fakta "bukan gua".
so what should i do? should i start to ignoring it? forget this crush and find another one? gua sebenernya ada masalah sama berhubungan dengan orang online atau irl. tapi mungkin itu masalah yang bakal gua ceritain nanti aja lah.
submitted by senseischale to indonesia [link] [comments]


2024.01.12 15:31 BlckMrktz Keluarga saya didenda oleh PLN 65 Juta gara-gara malfungsi di meteran listrik

Tiba-tiba hari ini orang PLN turun lapangan akibat laporan, bahwa rumah saya biaya listriknya semenjak 2018an pelan-pelan turun dari sekitar 1 Juta ke 400 Ribu padahal rumahnya memiliki daya yang besar. Akibat dari turunnya biaya listrik dikarenakan banyak anggota keluarga telah pindah ke rumah baru mereka. Termasuk saya dan abang-adik saya yang pergi kuliah pada tahun 2018, 2019 dan 2020.
Berdasarkan pengujian orang PLN katanya meteran listrik yang gunakan perlu diganti karena sudah model lama, mengakibatkan perhitungan listrik tidak akurat. Untuk menerima listrik seterusnya, keluarga saya diharuskan untuk membayar denda 65 Juta dengan DP 22 Juta, sisanya boleh dicicil 4 juta/bulan kalau tidak mereka mengacam akan memutuskan listrik rumah saya.
Permasalahannya, sebelumnya mereka sudah pernah datang menanya-nanya tanpa mengecek menggunakan alat. Kenapa menjadi tanggung jawab keluarga saya padahal sebelumnya mereka pernah sempat datang tanya-tanya? Kalau mereka ngecek pas mereka datang pertama kali, mungkin dendanya tidak sebesar ini. Keluarga saya pas-pas an, duit yang digunakan terpaksa harus minta pinjaman dari keluarga-keluarga. Orang tua saya sudah berhenti bekerja akibat covid-19. Pegawai PLN tidak bisa mengurangi biaya denda dikarenakan mereka hanya megikuti prosedur. Apakah ada yang tau solusinya harus bagaimana?
Update: Hari ini, orang PLN sudah kelar mengganti meteran listrik rumah saya dan listrik kembali hidup, setelah telah membayar 22 Juta DP. Orang tua saya keras kepala tidak mau pergi konsultasi dengan LBH/Pengancara karena takut akan panjangnya proses dan bisa jadi membutuhkan uang lebih banyak akibat proses pengadilan dan sebagainya. Hal ini juga dikarenakan ketidakpercayaan mereka terhadap badan hukum Indonesia. Mereka hanya menganggap ini sebagai kesialan dan lanjut begitu saja dengan proses penyicilannya. Karena bukan saya yang mengurus pembayaran/kasus ini dengan PLN akan susah untuk saya pergi mencari LBH tanpa detail dan dokumentasi yang lengkap.
submitted by BlckMrktz to indonesia [link] [comments]


2023.10.19 15:48 DigitalChildish Anto: Secangkir Kopi

Anto: Secangkir Kopi
Angin kencang berderu-deru di atas rel kereta api, dan tepat di sana, terdengar suara seseorang berteriak dan tertawa-tawa, "HA HA HA! Tinggal ini yang terakhir, aku akan menyelamatkanmu AHA HA HA!" Namun, dari kejauhan, terdengar suara sirine polisi dan orang-orang yang panik berteriak dan memanggil, "Bang, awas! Ada kereta api datang! Awas!" Tanpa menghiraukan teriakan orang-orang di sekitarnya, tiba-tiba...
Tuuut-tuuut-tuuut!
Suara gemuruh mesin dan derasnya rel yang bergesekan semakin keras dan mendekat, dan kemudian…
BRRRRUUUUUMMMMM! BRAKK! …
Perkenalkan diriku, namaku Anto umur 25 tahun, seorang pegawai swasta di bidang konsultan. Aku masih single dan tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil. Rutinitas harianku seperti sebuah mesin, bangun, mandi, sarapan, pergi ke kantor, pulang, mandi, makan, tidur, bangun, mandi, makan, bekerja, pulang, dan tidur... Begitulah setiap hari sampai negara api menyerang. Sungguh membosankan, hingga suatu saat, sebuah peristiwa misterius mengubah hidupku. Secangkir Kopi telah merubah semuanya. Apakah ini sebuah keberuntungan atau kutukan? Kejadian ini sangat aneh, membuatku merinding namun juga sangat menarik. Dan inilah awal dari kisahku.

https://preview.redd.it/fofthmdox5vb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=cba97df05c8787363ea883d974888fe7a8c77f37
Dengan nafas terengah-engah, aku membuka mata perlahan-lahan. Kulihat secangkir kopi yang telah habis tergeletak di atas meja, dengan sebuah sendok dan setengah bungkus bekas sachet kopi yang memiliki lambang segitiga dengan titik biru terang di tengahnya. Aku duduk setengah tertidur di atas meja, kemudian membalikan kepala sambil tersenyum, "Yah, ini berhasil lagi, hehe."
Setiap kali aku mati, aku tiba-tiba kembali ke titik ini. Aku telah mati dan hidup kembali berulang kali. Tertabrak mobil, ditusuk, ditembak, dibacok, jatuh dari gedung, keracunan, dan ditabrak kereta. Sepertinya aku mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki hidupku yang berantakan.
Aku cepat-cepat mengenakan jaket hitam andalanku, sepatu boot hitam, dan kacamata hitam kesukaanku hari ini. Di jalanan, aku menyelamatkan seorang kakek yang hampir tertabrak oleh truk sampah. Ini sudah berapa kali aku menyelamatkan kakek ini dari malapetaka. Aku meraih ember berisi air sambil berjalan, dan beberapa langkah kemudian, seseorang mulai berteriak-teriak. Peristiwa yang sama terjadi lagi, rambutnya terbakar karena korek api yang dia nyalakan saat merokok meledak tiba-tiba. Aku segera menyiramnya dengan air dari ember yang kubawa, dan dia selamat lagi.
Kemudian, aku berbelok ke sebuah warnet seperti yang selalu kulakukan. Aku mempertaruhkan seluruh uangku pada tim esports dalam sebuah pertandingan, dan tentu saja, uang cash dengan mudah mengalir ke dalam kantongku. Aku sudah memenangkan taruhan ini berkali-kali, haha.
Setelah itu, aku memberikan sejumlah uang kepada satpam di sebuah bank dan memberi tahu, "Pak, sepertinya di gang sebelah sana ada orang yang sedang dipalak, bisa diperiksa? Bawa senjata ya Pak, mungkin berbahaya." Meskipun ragu, Pak satpam itu memanggil teman-temannya dan pergi ke gang yang kusebutkan. Dan benar saja, di sana sedang terjadi pemalakan terhadap seseorang. Dan tahukah kamu? Disanalah pertama kali aku ditusuk. Itu adalah momen yang sangat membagongkan pada saat itu. Haha.
Setelah mengambil uang dari ATM, aku bergegas pergi kesebuah toko baju. Disana kubeli satu setel kemeja putih kerja untuk wanita. Untuk apa ini? Kamu akan tahu nanti. Kemudian ku ambil sebuah handuk yang ada di toko lalu membentangkannya di depan pintu luar. Tiba-tiba, Pluk! Ngeeooonggg... Ya, aku menyelamatkan seekor anak kucing yang jatuh dari atap. Hari ini terasa seperti hari-hari sebelumnya, namun kali ini aku sudah dapat memprediksi apa yang akan terjadi.

https://preview.redd.it/2g92hz6zx5vb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=b8ec7deeb442ba079e09212dba03fc84c291e412
Aku pergi ke sebuah kafe yang berdekatan dengan kantorku, disana aku menunggu seseorang. Tak lama berselang seorang wanita cantik dengan wangi khas berjalan depanku. Dia adalah rekan kerja kantor ku. Namanya Jasmine, seorang wanita yang sangat cantik. Dia memiliki wajah oval dengan mata besar berwarna cokelat. Alisnya tebal dan terawat, memberikan kerangka yang sempurna untuk mata indahnya. Bibirnya merah muda alami. Rambutnya panjang, berkilau, dan berwarna hitam sering diikat kebelakang. Dan dia adalah cinta pertamaku. Sudah berapa kali aku mengalami kematian hanya untuk mengenalnya lebih dalam. Tanpa berlama-lama aku langsung bergegas mengambil pesananku, dua cup vanila susu dan empat sedotan.
Di dalam lift kantor aku sudah menunggunya. Kemudian dari kejauhan aku melihat Jasmine datang dengan terburu-buru, melihat jam tangan dengan panik. Seperti yang sudah kuduga, dia tergelincir dan hampir jatuh. "Plak!" dengan suara yang menarik perhatian, dia berusaha untuk masuk ke dalam lift. Baju basah dari tumpahan minuman dan wajahnya penuh kekesalan. Tanpa ragu, aku memberikannya saputanganku, dia melihatku, "Eh, makasih mas. Gak usah."
Aku tersenyum ramah, "Ga apa-apa, bajumu agak basah. Nanti mau ketemu Pak Roshi kan?" Jawabku.
"Kok kamu tahu?" tanya Jasmine dengan rasa penasaran yang tersirat di matanya.
"Kenalkan, namaku Anto. Kita satu ruangan, cuman beda divisi," jawabku dengan ramah.
"Oh Hai, namaku Jasmine. Makasih sudah nahan pintu lift nya ya. Maaf tangan ku agak basah, minumanku tumpah tadi lari buru-buru," ungkap Jasmine.
"Kamu suka minum Vanilla Susu ya?" tanyaku.
Dengan tatapan curiga, Jasmine bertanya, "Kamu tahu darimana aku suka Vanilla Susu?"
"Tuh bajumu, kelihatan warnanya dan aromanya. Itu minuman favoritku, jadi aku tahu," ujarku sambil menunjukkan isi kantong kresek yang kubawa, dua gelas Vanilla Susu. Lalu, aku memberikan satu gelas kepadanya.
"Nih, untukmu, aku beli lebih tadi," kataku sambil meminum gelasku dan memasukkan dua sedotan ke dalamnya.
"Makasih. Eh, kamu pakai dua sedotan juga? Kebetulan aku juga suka seperti itu, kayak gak kesedot gitu kalau cuma satu. Kalau dua kan lebih kerasa rasanya," kata Jasmine.
"Eh, sama donk kita," ujarku, dan akhirnya, kami berkenalan di sana sambil tertawa-tawa kecil.
Sebelum kami keluar dari lift, dengan sebuah alasan, aku memberitahunya tentang kemeja wanita baru yang awalnya kubeli untuk sepupu perempuanku yang berulang tahun. Sayangnya, dia sudah pergi keluar negeri sebelum aku bisa memberikannya. Kemeja itu masih baru, daripada mubazir dan terbuang sia-sia, jadi aku memutuskan memberikannya kepada Jasmine. Kebetulan saat ini dia membutuhkannya. Akhirnya dia menerimanya tanpa curiga sedikitpun. Bagi Jasmine, ini adalah perkenalan pertama kami, namun bagi ku, ini adalah perkenalan yang telah terjadi berulang kali.
Aku telah terlanjur jatuh hati pada Jasmine - sifatnya, senyumnya, kepribadiannya, ambisinya, kepeduliannya, dan bahkan humor recehnya. Aku sangat mencintainya. Kami sering tertawa bersama, jalan-jalan bersama, dan menghabiskan waktu bersama. Hari demi hari berlalu, dan aku terus berusaha untuk memenangkan hatinya. Namun, ada yang aneh di sini. Setiap kali aku mengungkapkan perasaanku, Jasmine selalu menolak dengan berbagai alasan. Yang terakhir kali, dia mengatakan bahwa ibunya sedang sakit dan ingin lebih fokus pada merawatnya.
Tanpa berpikir panjang, aku melompat dari lantai 7 gedung kantor untuk kembali ke titik awal. Aku ingin menciptakan momen yang sempurna untuk mengungkapkan perasaanku tanpa keraguan. Dan yah, diperjalanan kali ini aku berusaha menjadikan kehidupan nya lebih baik bagi ibunya, dengan cara apa pun yang bisa aku lakukan. Ketika akhirnya aku "menembak" dia lagi, Jasmine menangis dan berkata, "Kamu terlalu baik untukku, aku sangat kotor." Aku bingung. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Kenapa begitu sulit untuk bersama Jasmine? Tanpa pikir panjang, aku pun langsung lari ketengah jalan menabrakan diri kemobil yang melintas, dan *Brakkk!
Semua terasa gelap dengan nafas terengah-engah, aku membuka mataku perlahan. Aku melihat secangkir kopi yang sudah kosong di atas meja, di sampingnya ada sebuah sendok dan setengah bungkus bekas sachet kopi dengan lambang segitiga berwarna biru terang di tengahnya. Aku duduk setengah tertidur di atas meja sekali lagi. Ok Kembali ke awal.

https://preview.redd.it/hz9sqolay5vb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=5df3d8b797dcc9220cd584c37d8ece49a91dc919
Setelah kejadian demi kejadian kecil yang terulang, aku merasa bodo amat dengan itu semua sekarang. Aku tidak menyelamatkan seorang kakek, tidak menyelamatkan orang terbakar, bahkan kubiarkan kucing tewas terjatuh. Tujuanku hanya satu: Jasmine, setelah kubeli sesetel kemeja wanita. Dan dua cup vannila susu dengan empat sedotan seperti biasa. Aku bergegas menuju lift, kutunggu dia. Hal sama terulang, perkenalan yang sama terulang. Kupikir-pikir tidak ada yang salah disini. Namun setelah keluar lift, kali ini aku membuntutinya dari kejauhan, hal ini belum pernah kulakukan sebelumnya.
Dari jauh, kulihat Jasmine pergi ke toilet dan mengganti kemejanya yang basah dan kotor. Kemudian, dia pergi ke ruangan Pak Roshi. Jendela ruangan ditutup dari dalam oleh pak Roshi. Setelah beberapa menit, Jasmine belum juga keluar. Aku menunggu selama satu jam penuh, namun Jasmine tetap di dalam. Dengan perasaan penasaran, aku membuka pintu ruangan Pak Roshi dan menemukan kekacauan di dalamnya. Barang-barang kantor berserakan, kertas berserakan, dan di balik meja Pak Roshi, aku melihat kaki seorang wanita yang menjuntai dan ditindih seseorang. Itu adalah kaki Jasmine.
Tanpa ragu, aku menyadari bahwa sesuatu yang sangat buruk telah terjadi. Jasmine tergeletak di lantai, dengan kemejanya yang sedikit robek dan acak-acakan dia terkulai lemas, luka memar di wajah dan luka di leher. Yang dahulu ku ingat ketika beberapa kali bersama dia, dia mengatakan bahwa itu adalah luka saat dia jatuh, luka saat memasak, luka tertimpa tangga. Kenapa aku sangat bodoh! Kenapa aku tidak sadar dengan berbagai macam alasan konyolmu, dia memberikan alasan luka yang berbeda-beda.
Ternyata si BAJINGAN ini melecehkan dan memperkosa Jasmine!!! “Anjing kau!” Dengan emosi yang memuncak Kutarik sibangsat ini dan kuhajar habis-habisan, “Bangsat Lu!” kupukul wajahnya! Dengan emosi yang tak terkendali Kuhajar Matanya! “BABI TAI!!” Ku tinju hidungnya berulangkali, kubanting kepalanya ketembok. Tanpa sadar Jasmine menepuk pundakku “Sudah mas..” kuhiraukan, Kemarahanku tidak terkendali. Akhirnya, aku melemparkan pria tua ini melalui jendela kaca. *Prank! Kaca pecah dan dia jatuh dari ketinggian 10 lantai. Aku berteriak padanya saat dia jatuh, Sambil mengacungkan jari tengah “Mati lu goblok!”
Dengan nafasku yang masih terengah-engah, aku teringat “Jasmine!” segera kuhampiri Jasmine, “Jasmine, kamu tidak apa-apa?” Dia hanya tersenyum lirih, kupeluk dirinya dengan putus asa. Kurasakan hangatnya cairan merah ditanganku, kukira itu darah pak Roshi yang ku hajar habis-habisan, Astaga! Ini adalah darah Jasmine, ternyata dia terdorong saat mencoba menepukku dan dia tertusuk pecahan kaca tepat dipunggung nya, ini salah ku mengamuk membabi buta tanpa memikirkan sekitar.
Sambil menahan air mata kupeluk erat dirinya “Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja.. Tidak apa-apa Jasmine semua akan baik-baik saja..” Jasmine pun sedikit tesadar, dengan tersenyum dan air mata kesakitan diwajahnya, Air mataku pun tak terkendali banjir, dia menyentuh pipi dan menatapku lalu berkata pelan “A.. aku menyukaimu”. Kemudian matanya perlahan-lahan terpejam, terkulai lemas dan tangannya terjatuh. Dia ‘pergi’ meninggalkanku. "Aku mencintaimu, Jasmine!" teriakku sambil menangis dengan tersedu-sedu. Aku merasa marah, sedih, dan frustrasi. Mengapa peristiwa ini harus menimpa Jasmine? Ini semua salahku, jika saja aku tidak memberikan kemeja baru tersebut, mungkin dia tidak jadi bertemu si bang*at itu disini hari ini. Maka peristiwa ini tidak akan terjadi.
Jasmine sudah tak bernyawa, kubaringkan dia di atas kursi. Aku pun bergegas bangkit, dengan tatapan kosong ku ambil tongkat bisbol yang ada disana, aku merasa bersalah atas tindakanku yang terlalu emosional. Dengan perasaan yang marah dan sedih ku pukul-pukul dan kuhancurkan semua yang ada diruangan itu, kunyalakan korek dan rokok lalu berjalan ke dalam lift menuju lantai bawah.
https://preview.redd.it/7udkvvwdy5vb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=5b0aaebf6c63e4de2b406758a0e45ddd4e1dc99a
Lift terbuka, sambil berjalan santai dengan rokok menyala dan menempel di bibir, satu tangan memegang tongkat bisbol di pundak, tubuh dan bajuku terlihat compang camping penuh dengan luka dan darah. Terdengar suara alarm kebakaran di dalam gedung kantor. Sambil tersenyum aku tersadar, di kehidupan ini aku baru berkenalan dengannya secara langsung hari ini, apakah ini artinya dia sudah menyukaiku sebelumnya tanpa aku sadari? Apakah dia telah melihatku selama ini? Haha hidup ini sangat konyol, untuk apa kalau begitu aku berpura-pura berkenalan dengan nya di dalam lift selama ini? “Haha haha” Sambil tertawa-tawa akupun berjalan keluar kantor, orang-orang sekitar pun berhamburan berlarian panik dengan alarm yang berbunyi dalam gedung. Diluar banyak orang berkumpul di sekitar mayat pak Roshi yang sudah hancur, terdengar suara sirine dari kejauhan.
Akupun berjalan lurus tanpa arah, sambil memikirkan betapa konyolnya hidup ini mempermainkanku. Tak berapa lama kulihat ada penjual minuman di pinggir jalan, sambil menghisap rokok kuhampiri si abang starlink ini “Bang kopinya satu bang” akupun duduk jongkok dipinggir jalan sambil menatap orang-orang berlarian panik, terlihat dari jauh gedung kantorku yang berasap dan sudah terbakar oleh api. Tongkat bisbol yang kubawa ku taruh di sampingku. Lalu si abang starlink menghampiri “Ini kopinya a, waduh hidup mah ada-ada saja nya a. Ada yang jatuh tuh tadi disana dari lantai atas. Terus tiba-tiba ada kebakaran. Aduh roda hidup terus berputar, susah senang itu pilihan nya a. Musibah mah aya weh” ucap si abang starlink sambil permisi pergi. Akupun hanya mengangguk dengan tatapan kosong memandang kekacauan yang sudah kubuat ini, kuteguk beberapa kopi sampai habis. Aku pun berdiri, membayar dengan beberapa uang kertas merah. “Aduh a banyak banget ini, gak salah?” ucap si abang. Aku tak menghiraukan nya dan terus berjalan ke arah rel kereta api yang kulihat dari kejauhan.
Angin kencang berderu-deru di atas rel kereta api, dan tepat di sana, aku berdiri, berteriak dan tertawa-tawa, "HA HA HA! Tinggal ini yang terakhir, aku akan menyelamatkanmu AHA HA HA!" Namun, dari kejauhan, terdengar suara sirine polisi dan orang-orang yang panik berteriak dan memanggil, "Bang, awas! Ada kereta api datang! Awas!" Tanpa menghiraukan teriakan orang-orang di sekitarku, tiba-tiba...
Tuuut-tuuut-tuuut!
Suara gemuruh mesin dan derasnya rel yang bergesekan semakin keras dan mendekat, dan kemudian…
BRRRRUUUUUMMMMM! BRAKK! …
Semua serba gelap, dengan nafas terengah-engah, aku membuka mata perlahan-lahan. Kulihat keramaian orang-orang berlarian panik depan gedung yang terbakar, Kepalaku terasa pusing. Akupun berusaha berdiri, dengan sempoyongan kulihat bisbol disampingku dan jariku masih memegang sebatang rokok. Dengan perasaan takut dan panik kulihat gerobak abang starlink. Disitu terlihat bekas sachet kopi yang memiliki lambang segitiga dengan titik biru terang di tengahnya.
End.

Support Penulis, Untuk beli susu anak gan. Disini atau Disini. Terimakasih
Saya butuh bantuan teman-teman semua jika berkenan:
Mohon maaf sebelumnya, saat ini saya dalam situasi kesulitan finansial. Jika anda atau ada teman sanak saudara yang membutuhkan jasa service, Translate, Transkrip Audio/Video atau butuh membuat Subtitle untuk sebuah video, podcast, wawancara dll. Silahkan kontak saya langsung. Mohon infokan kepada teman-teman anda jika berkenan, terimakasih.
------------------------------------------------------
Autobiografi Saya

Side Effect
- Kemelekatan (Inspirasi)
- Andi (Misteri Horror)
submitted by DigitalChildish to indonesia [link] [comments]


2023.10.09 17:00 DigitalChildish Perjalan Hidup Seorang Gamer

Perjalan Hidup Seorang Gamer
Perkenalkan, namaku Irfan. Usiaku diakhir tigapuluhan mendekati empatpuluh tahun, Saya menikah dan mempunyai seorang putri yang cantik berumur 4 tahun. Dikehidupanku sejauh ini tak pernah mencapai kepemilikan rumah, mobil, motor, bahkan sepeda. Saat ini, saya berada dalam situasi tanpa pekerjaan tetap, dan saya sangat membutuhkan bantuan kalian. Namun, sebelum itu izinkan saya berbagi kisah hidup, semoga ceritaku memberikan penjelasan, inspirasi atau pelajaran hidup kepada banyak orang. Oh iya sebelum mulai, sedikit penjelasan ceritanya akan maju mudur dan pada angka-angka *1*,*2*,*3\*,dll dalam cerita merupakan titik point penting yang seharusnya saya fokuskan dalam hidup. Akan saya jelaskan di akhir cerita. Terimakasih.
Aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Di masa lalu dinegaraku, orang sering mengatakan, "banyak anak, banyak rejeki." Jika diartikan bahwa rejeki itu adalah materi, Tidak salah memang jika semua anak nya sukses, bagaimana jika tidak?
Dan Ini adalah kisah hidupku.

https://preview.redd.it/1j51llpgv6tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=9b2f04b585c00579817aaa1353b5594770b4c505
Kami hidup dalam keluarga sederhana, bapak ku adalah seorang pegawai swasta di sebuah perusahaan asuransi dan ibuku merupakah ibu rumah tangga yang berhenti bekerja ketika menikah. Waktu kecilku penuh dengan energi yang meluap-luap, dari keisengan mengambil camilan dari warung tetangga lalu lari tanpa membayar, hingga pulang larut malam saat masih SD. Aku bahkan pernah mengambil celengan uang kakakku untuk jajan dan bahkan membakar sofa di teras rumah. Tapi, jangan ditiru ya, waktu itu aku masih sangat polos.
Meski begitu, aku adalah anak yang rajin. Aku sering membantu ibuku membersihkan rumah dan mencuci piring tanpa diminta. Aku juga mulai menunjukkan minatku dalam memperbaiki dan memodifikasi mainan elektronik agar terlihat lebih keren *1\* (Aku tertarik pada elektronik ketika pamanku berkunjung dan meperbaiki mobil-mobilanku yang rusak, dari situ aku baru tahu bahwa alat elektronik bisa diperbaiki dan tidak dibuang), yang membuat ibuku bangga padaku. Di sekolah, aku cukup cerdas dan pernah menduduki peringkat 1-3. Aku bahkan pernah mengikuti kompetisi cerdas cermat disekolah. Hanya dalam olahraga, aku selalu kesulitan karena tubuhku yang agak lemah. Aku selalu merasa pusing dan mual saat berolahraga. Guru-guruku sudah mengetahui kondisiku. Pelajaran favorit ku adalah matematika saat itu, ya betul matematika lho. Tapi saat itu.. sekarang? Sudahlah jangan ditanya, udah lupa berhitung saya, ada kalkulator bro.
Sekarang, izinkan aku bercerita tentang titik krusial dalam hidupku, pertemuan pertamaku dengan sesuatu yang disebut "Game" yang akan mengubah segalanya..

Episode 01: Pacarku ‘Dingdong’

Hari itu adalah hari Minggu yang tak terlupakan. Aku masih jelas mengingat saat itu, bapakku mengajakku naik motor Vespa-nya untuk pergi ke tukang cukur. Setelah cukuran selesai, giliran bapak yang harus dipangkas. Aku mulai merasa bosan dan memutuskan untuk keluar sebentar. Saat berjalan, aku melihat kerumunan orang yang sangat ramai, penasaran, aku mendekat.
Saat aku mendekati, aku melihat sejumlah besar layar berwarna-warni dengan gambar-gambar bergerak yang dikendalikan oleh orang-orang di sekitarnya. Aku bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi di sana? Tiba-tiba, seseorang memasukkan koin ke dalam mesin, dan permainan dimulai. Ada yang berteriak, ada yang tertawa, bahkan ada yang terlihat marah. Aku tak bisa mengerti apa yang terjadi, tapi rasanya sangat seru dan penuh gairah. Ya, permainan ini disebut DINGDONG.

https://preview.redd.it/kx3ygys6w6tb1.jpg?width=1500&format=pjpg&auto=webp&s=21ce3d44f122fbb76fd172c14dfc7ac5b90e20b7
Tanpa berpikir panjang, aku berlari kembali ke tempat bapak dan memohon padanya untuk memberiku beberapa koin. Dengan senang hati, aku kembali ke mesin dingdong itu. Aku pun mencoba permainan itu, dan rasanya luar biasa! Itu adalah pengalaman pertamaku bermain game di mesin dingdong, dan aku tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang istimewa.
Hari-hari di tukang cukur menjadi saat yang selalu kutunggu-tunggu. Alasannya sederhana: itu adalah kesempatan bagiku untuk bertemu lagi dengan si 'game' ini. Bahkan ketika kami pergi berbelanja di daerah sana, aku selalu lari ke tempat dingdong itu. Walaupun aku hanya seorang anak SD ketika pertama kali bertemu dengan 'game' ini (ya, aku masih kecil), aku akhirnya tahu cara menuju ke sana sendiri.
Kadang, jika aku memiliki sedikit uang ekstra setelah pulang sekolah, aku akan mampir ke sana. Rasanya seperti pacaran, karena aku selalu bertemu dengan si 'game' ini. Pernah suatu hari, ketika aku mendapatkan uang tabungan sekolahku, aku langsung pergi ke sana setelah sekolah dan bermain sampai malam. Hingga akhirnya pulang kerumah, Mama sangat marah menungguku di pintu depan. "Kemana kamu malam-malam baru pulang? Mama cari kamu di sekolah, Kakak cari ke teman-teman kamu tidak ada. Mama sangat khawatir!" katanya.
Aku menjawab, "Aku pergi ke tempat dingdong, mama." Mama bertanya “Main Dingdong?! Sampai malam gini? dari mana uang nya?!” Aku mengaku bahwa uang itu berasal dari tabungan sekolah yang telah dibagikan. Aku hanya menyisakan sedikit dan kuberikan pada mama. Mama hanya menghela nafas dan memelukku erat. "Apakah kamu sudah makan?" tanyanya. Aku menjawab belum, dan dia mengatakan, "Ayo, segera mandi, dan kemudian kita makan malam." Dalam hatiku, aku tahu bahwa mama tidak begitu marah padaku. Dia hanya panik dan sangat mencintai anaknya.
Setelah mandi, aku menemukan bahwa bapak telah pulang kerja. Dia berdiri tegap dan menatapku. Aku terkejut dan ketakutan. Aku berpikir, "Wah, pasti bapak sangat marah padaku sekarang." Namun, akhirnya, bapak hanya berkata, "Hei, kemana kamu pergi? Haha, luar biasa, anak SD yang baru pulang malam. Lihat mama, dia sangat khawatir." Aku kaget karena bapak tidak marah. Dia memberiku banyak nasihat pada malam itu. Singkat cerita karena kebebalanku, keluargaku sekarang tahu bahwa jika aku pulang terlambat, aku pasti ada di tempat dingdong itu, dan mereka selalu datang menjemputku.

Episode 02: Nintendo

Suatu hari, keluargaku pergi ke sebuah supermarket bernama HERO. Ketika kami berada di sana, mataku tertuju pada sebuah mesin kecil yang terpajang di bagian penjualan mainan. Mesin itu berbentuk kotak, dengan sesuatu yang menancap di atasnya (yang akhirnya aku tahu itu adalah kaset game), dan ada kabel yang menjulur keluar. Di ujung kabel, ada kotak kecil yang tipis dengan tombol kontrol (stick). Kabel itu terhubung ke televisi 14 inci, di mana ada gambar karakter yang unik dan lucu, yaitu Mario Bros. Itu adalah pertama kalinya aku melihat sebuah konsol game yang bernama Nintendo. Aku mulai berpikir, "Wow, jika aku punya ini, aku tidak perlu lagi pergi ke tempat dingdong. Aku bisa bermain sepuasnya di rumah tanpa perlu koin." Aku meminta kepada orang tuaku, tetapi mereka mengingatkan bahwa masih banyak kebutuhan dan prioritas keluarga yang harus dipenuhi selain dari mesin Nintendo ini.

https://preview.redd.it/8r1571tnw6tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=87f4274c19bf65c6f9686f2e70ff8bd6b2257e78
Setiap kali kami berbelanja di HERO, aku selalu berlari dan berhenti sejenak untuk melihat benda kecil yang menakjubkan ini bersama kakak pertamaku. Izinkan aku memperkenalkannya, dia adalah kakakku yang pertama dan saya panggil AA sifatnya agak eksentrik dan sering terlihat aneh. Dia sebenarnya pendiam dan juga bisa galak terkadang, tapi kami cukup dekat ketika kami masih kecil. Dia sering mengajakku bermain di lapangan besar belakang rumah kami, seperti bermain layangan dan mencoba kegiatan ekstrem seperti menjelajah jalan di bukit yang tinggi dan curam, berenang di sungai, dan bahkan suatu kali ketika kami menemukan beberapa orang sedang membersihkan saluran air di bawah jembatan, kami berdua memutuskan untuk "bersedekah" dengan membuang tai kami di sana. Aneh dan kocak, kan? Haha. (Jika Diingat-ingat Bahkan ketika SMP aku pernah menemukan koleksi foto-foto cewe sexy di koper belakang ketika sedang beres-beres. Dan itu ternyata milik kakak pertamaku dia ngamuk dan marah besar sampai memukul kepalaku ketika itu, ya aku nangis mengadu pada mama haha)
Meskipun kadang-kadang dia bisa sangat aneh dan kami sering meributkan hal kecil, dia tetaplah kakak pertamaku yang terbaik. Dia selalu membelaku, bahkan pada suatu hari ketika aku diledek oleh anak-anak dari kampung sebelah. Kakakku datang dan membela aku. Dia juga mencariku ketika aku tak pulang ke rumah pada sore hari karena aku duduk menangis saat layanganku robek oleh anak nakal lain.
Terlepas dari semua keanehan dan insiden lucu yang kami alami, dia tetaplah kakak yang sangat berarti bagi hidupku.
Oh, aku lupa menceritakan tentang orang tua kami. Mama adalah sosok ibu yang luar biasa, mungkin yang terbaik sepanjang masa. Beliau selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kami, anak-anaknya. Mama adalah sosok yang penuh kreativitas. Masa muda mama selalu penuh petualangan, bepergian ke berbagai tempat, mengikuti seminar di kota ini, belajar di kota itu. Mama adalah tipe yang sangat ekstrovert, suka berbicara banyak, dan selalu membanggakan silsilah keluarga "darah biru"nya (setidaknya itu yang dikatakannya). Mama tak pernah berhenti bekerja, hingga suatu hari, di tempat kerjanya, dia bertemu dengan seorang pria muda. Ya, pria itu adalah bapakku sekarang. Saat itu, dia adalah anak buah mama. Seiring berjalannya waktu, mereka menjalin kasih dan akhirnya menikah. Mama berhenti bekerja saat hamil, dan posisinya di kantor digantikan oleh bapak. Mama mengandung anak pertama (yang sayangnya tidak berhasil bertahan di dunia ini, entah karena keguguran atau meninggal saat lahir, aku lupa). Kalau dihitung-hitung, jumlah anak mama jika masih hidup bisa mencapai 7 orang, tapi yang dua di antaranya meninggal. Semoga mereka menjadi bekal di akhirat, seperti yang dikatakan orang bahwa memiliki anak yang meninggal saat baru lahir adalah jaminan surga bagi ibunya. Karena si anak menunggu mamanya di surga kelak. Aamiin.
Dulu, keuangan keluarga kami cukup baik. Bahkan kami mampu menyekolahkan adik-adik bapak hingga mereka lulus dan berhasil. Keluarga bapak sering menginap dan meminta bantuan kepada keluarga kami saat itu. *2\* Mama pernah menjalankan bisnis konveksi kain dan baju, dan bahkan mencoba berjualan ikan asin, Kue-kue, Kerupuk buatan sendiri dengan menawarkannya kepada tetangga-tetangga. Mama benar-benar akrab dengan para tetangga dan sering menjadi biang tukang gosip di lingkungan kami, seperti halnya ibu-ibu pada umumnya.
Bapak adalah sosok yang baik, perhatian, dan sangat menyayangi anak-anaknya. Namun, beliau jarang bicara panjang lebar. Dan nanti Bapak melakukan kesalahan besar yang sangat-sangat fatal.
Ketika aku berada di depan konsol Nintendo di HERO, tiba-tiba bapak dan mama mendekatiku. Mereka bertanya, "Kamu ingin ini? Ranking 1 dahulu, nanti akan kami belikan untukmu." Rasanya seperti dunia berubah menjadi indah, hanya ada aku bersama konsol Nintendo ini, tidak ada yang lain. Aku bertekad dalam hati, "Nintendo, kita akan bersama suatu hari nanti. Aku akan menunggumu." Itu adalah secercah harapan bagiku untuk memiliki konsol game tersebut.

Episode 03: GIMBOT

Hari, bulan, dan tahun pun berlalu. Rankingku di kelas hanya berkisar antara 2 hingga 5, belum pernah mencapai ranking 1. Namun, suatu hari, bapak mengajakku ke sebuah toko jam. Kami naik Vespa, dan aku berdiri di depannya. Bapak selalu melindungi bagian dadaku dengan satu tangan, sambil berkata, "Kamu jangan sampai masuk angin, ya. Bapak akan menjagamu." Kami melaju pelan sambil menikmati angin sore, dan aku melihat pemandangan yang masih sangat hijau dan asri saat itu. Itu adalah momen yang masih aku ingat hingga sekarang.

https://preview.redd.it/7jn6rwgpx6tb1.png?width=320&format=png&auto=webp&s=ccb567f85ba7c36ba112fb0e3627dc3e84868ae5
Akhirnya, kami sampai di toko jam, dan bapak mulai bertanya-tanya kepada penjualnya. Aku melihat ada sesuatu yang menarik di laci berkaca di depan toko itu. Apa itu? Sebuah kotak kecil hitam dengan layar di dalamnya. Ya, itulah yang disebut Game Watch, atau yang kami sebut Gimbot. Di sekolah, aku sering bermain dengan perangkat ini. Ada abang-abang yang menyewakan berbagai versi Gimbot, ada yang seperti teropong dengan gambar animasi, ada yang bertema koboi, ada permainan ular, ada bola, ada mobil, ada motor, dan masih banyak lagi. Kami cukup membayar 25 atau 50 perak, aku lupa pastinya, dan bisa bermain beberapa menit saja. Abang-abangnya sering mengingatkan, "Sudah, waktu habis, ayo selesai." Terkadang, aku memohon, "Boleh bonus, bang? Kan aku sering main." Karena abangnya mengenal aku, dia sering memberiku bonus bermain lebih lama. Kembali Ketika aku melihat Gimbot dilaci berkaca tersebut dengan mata berbinar, aku tahu itu adalah versi Tetris dengan banyak mode permainan di dalamnya.
Ketika kami pulang, bapak menyodorkan sebuah plastik hitam ke padaku. Didalam plastik itu ternyata ada Gimbot tersebut. Aku terkejut. Wah, dengan senang hati, aku menerimanya. Bapak telah membelikan konsol ini untukku! Aku merasa sangat senang, bahkan ketika kami akan naik motor, aku tak henti-hentinya bermain dengan tombol Gimbot ini. "Eh, sudah, nanti mainnya di rumah!" kata bapak. Aku hanya tertawa senang. Hari itu sangat indah bagiku.

Episode 04: Pentas

Kehidupanku di SD sangat menarik, dan aku sangat mengingat semua hal-hal baru yang terjadi dengan sangat jelas. Pada kelas 4 SD, aku dan temanku yang duduk di sebelahku begitu populer di kelas, meskipun entah kenapa. Sangat jelas dan teringat, nama temanku yang duduk di sebelahku adalah Niar, dia adalah seorang cowok. Meskipun dia sedikit pendiam, namun pandangan teman-temannya selalu menganggapnya keren dan menarik, bahkan menurutku dia terlihat seperti orang yang sangat kaya. Aku bahkan pernah diajak ke rumahnya.
Di rumahnya, aku disuguhi dengan roti yang begitu enak, itu adalah pertama kalinya aku mencicipi sesuatu yang begitu lezat. Ibunya sepertinya sangat memanjakannya, dan dia hanya memiliki seorang kakak. Ada berbagai camilan lain seperti kue dan permen. Aku sangat lahap saat makan roti tersebut, sementara Niar hanya memandanginya di piringnya tanpa menyentuhnya. Namun, di rumahku, makanan atau minuman tidak pernah tersisa. Dalam keluarga kami yang memiliki banyak anak, camilan selalu menjadi rebutan, dan kami sering berdebat bahkan tentang wadah makanan atau gelas minuman. Kami bahkan sampai menggunakan gelas yang sama setiap kalinya secara otomatis meskipun tidak ada nama-nama pemiliknya.
Oh, iya, saat itu kami masih berempat bersaudara, adikku yang paling bungsu belum lahir. Kembali ke rumah Niar, sedikit cerita dengannya, dia mengatakan bahwa dia akan pindah ke Bandung. Aku lahir di Bandung, jadi aku berharap bahwa suatu saat nanti jika aku kembali ke Bandung, kami bisa bertemu lagi. Kami berjanji seperti anak kecil biasanya, tetapi tentu saja kami tidak memiliki nomor telepon satu sama lain saat itu. Itu hanyalah janji anak kecil semata.
Di kelas, ada juga seorang gadis yang menarik perhatianku, namanya dipanggil Yeyi. Dia berkacamata, pintar, cukup cantik, dan rambutnya sedikit ikal. Dia juga anak dari ibu wali kelas kami. Entah apa yang terjadi di kelas pada hari itu, tetapi semua gadis di kelas mulai bertingkah aneh dan lucu. Mereka tiba-tiba membuka rok mereka di depan kami berdua, aku dan Niar. Aku kaget dan bingung, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Mereka semua tertawa-tawa. Aku merasa malu dan menutup mataku. Yang anehnya, Yeyi juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama di depanku. Kami semua hanya tertawa-tawa. Itu adalah hari yang sangat aneh, absurd dan lucu bagiku, tapi juga sangat berkesan.
Suatu hari, Bu guru wali kelas kami mengumumkan bahwa akan ada acara panggung pentas perpisahan untuk kelas 6. Setiap kelas harus memberikan pertunjukan atau penampilan, biasanya berupa nyanyian atau tarian. Bu guru bertanya, "Ada yang punya ide lain atau siapa yang ingin ikut?" Entah mengapa, aku tiba-tiba mengacungkan tangan dan mengajukan diri. Aku berkata, "Aku ingin membuat pertunjukan komedi, Bu!" Yang lainnya bengong dan terkejut. Aku hanya merasa punya ide tersebut karena kami adalah kelas yang selalu kocak. Ada teman bernama Mbleh, dia selalu punya ingus di hidungnya. Muka dan ekspresinya lucu dan sering membuat kami tertawa. Aku lupa detailnya, tapi intinya ide cerita komedi kami berasal dari Mbleh dan teman-teman yang lain. Saat itu, aku masih kelas 4 SD, jadi mungkin komedinya belum terlalu lucu, haha.

https://preview.redd.it/8u03rodkf7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=3e2d65e1c0d2920598d1566163b9eefebff4d4bc
Setiap hari kami berlatih bermain komedi *3\*, dan akhirnya saat pentas tiba. Kami dipanggil ke atas panggung oleh pembawa acara, dan semua orang melihat ke arah kami. Kami terlihat mencolok karena kami adalah satu-satunya yang tampil beda, mengenakan peci dan sarung ala orang Sunda, dan akan melakukan pertunjukan komedi. Hal ini sangat jarang terjadi. Aku ingat inti cerita kami adalah bahwa kami sedang berkumpul, dan tiba-tiba terdengar suara aneh. Mbleh berkata, "Ini nih, ini nih!" sambil menunjuk ke arah pantatnya sambil menungging, lalu tiba-tiba dia kentut besar, dan kami semua terhempas. Semua penonton tertawa terbahak-bahak. Pertunjukan pun berakhir, dan kami semua mendapatkan uang masing-masing sebesar 500 perak dari Bu guru wali kelas. Itu adalah pengalaman pertama kali aku tampil di depan umum, dan sangat berkesan.

Episode 05: Bisnis

Setiap hari, mamaku selalu memberikan uang jajan pas-pasan kepada kami, dan mamaku adalah seorang ahli dalam mengelola keuangan dan membaginya dengan bijak. Karena hal ini, kakakku yang kedua memberikan ide untuk meningkatkan uang jajan kami dengan cara yang kreatif, yaitu dengan menyewakan komik. Mari perkenalkan kakakku yang kedua yang saya panggil Teteh. Dia adalah seorang perempuan tangguh dan penyabar, meskipun dia pendiam, dia selalu bijaksana dan penuh wibawa di mataku. Walaupun aku sering menggodanya, dia hanya akan marah sesaat dan kemudian menjadi seperti biasa lagi. Entah apakah dia masih mengingatnya atau tidak, tapi dia yang pertama kali mengajarkan aku tentang bisnis.*4\*

https://preview.redd.it/krn5p6c6g7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=18e438d739ade629d566070fb22b4a13ae771b85
Kami berempat, termasuk kakakku yang pertama dan ketiga, berpartisipasi dengan membantu membawa buku-buku dan komik-komik ke sebuah lapangan yang disebut Lapangan Merdeka. Saat itu bulan puasa dan sore-sore selalu ramai di sana, dengan banyak penjual makanan, minuman, dan berbagai barang di acara tersebut. Kami membawa buku-buku bacaan cerita dan komik-komik yang kami miliki untuk disewakan di sana. Aku tidak tahu sebelumnya bahwa komik & buku bisa disewakan, dan ini sangat mengejutkan bagiku. Wow, lumayan banyak yang menyewa buku-buku kami, mereka duduk di tikar sambil menunggu waktu berbuka puasa. Bagi saya, saat itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan dan hal baru.

Episode 06: Lil Brother

Tahun itu adalah tahun yang penuh kebahagiaan. Mama telah mengandung selama hampir 9 bulan. Ya, adikku yang akan menjadi yang termuda akan segera lahir pada tahun ini. Aku, yang sekarang berstatus sebagai anak bungsu, akan segera memberikan tahtaku sebagai anak bungsu kepada adikku yang akan segera dilahirkan. Sebagai anak bungsu, ada banyak keuntungan, seperti mendapatkan perhatian lebih, dimanja, dan perlindungan ekstra. Meskipun aku tidak bisa mengingat dengan jelas apa saja manfaat yang aku nikmati saat itu, satu hal yang pasti, itu adalah momen yang sangat berharga.
Ketika malam menjelang kelahiran adikku, bapakku terlihat gelisah, bolak-balik antara rumah dan rumah sakit. Seakan-akan dia khawatir tentang kami yang tinggal di rumah, sementara juga khawatir pada mama yang berada di rumah sakit. Pada satu malam, aku terbangun ketika bapakku kembali dengan membawa selimut dan pakaian dari lemari. Dia memberitahuku, "Mama akan melahirkan, jagalah dirimu baik-baik di rumah bersama kakak-kakakmu." Aku hanya mengangguk dan kembali tidur. Pagi harinya, bapakku sudah berada di rumah dengan senyum bahagia di wajahnya. Dia memberitahu kami bahwa adikku telah lahir, seorang bayi laki-laki yang sehat. Inilah adikku anggota yang kelima, sainganku dalam mencari perhatian di rumah (hehe).

https://preview.redd.it/8orww639g7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=e44bac656fb92b17c5dbf697b8d445d5419ad38c
Aku sering berbagi makanan kecil dengan adikku ini. Kalau dia memiliki makanan ringan, aku sering berada di sekitarnya dan berusaha baik-baik saja agar dia mau berbagi makanannya (hehe). Tingkahnya sungguh lucu; ketika dia harus buang air besar, dia akan berlari ke sudut dan teriak, "Ee eek eeek!!!" Kami semua tahu bahwa itu adalah tanda bahwa dia harus buang air besar.
Ketika dia masih kecil, kulitnya sangat putih, dia tampak sangat ganteng dan lucu. Banyak orang yang ingin menggendongnya karena pesonanya yang menggemaskan. Ketika dia tumbuh besar saya selalu memanggilnya Jony, dia selalu mengikuti jejakku. Apakah itu dalam hal bermain musik, gaya berpakaian, atau bahkan selera musikku. Bahkan dia juga suka bermain game sama seperti aku. Kami memiliki banyak kesamaan dan hubungan yang erat sebagai saudara.
Setiap hari dan bulan berlalu dengan lancar, kakek dan nenek sering datang ke rumah. Mama selalu menceritakan kepada mereka dan bangga padaku karena sering membantu di rumah dan merawat adik bayi. Hidupku masih berjalan normal seperti biasanya.

Episode 07: The Crack

Tahun demi tahun berlalu, dan akhirnya, pada kenaikan ke kelas 6, aku berhasil meraih peringkat pertama. Sungguh, ini adalah momen yang selama ini telah kusimpan dan kutunggu-tunggu. Akhirnya, “pacar pertamaku”, tunggulah aku! Dengan senang dan penuh kebahagiaan, aku menagih janji pada mama. “Ma, aku ranking satu lho. Asik hadiah nya mana?” Mama hanya tersenyum dan mengiyakan.
https://preview.redd.it/hq9d3mnkg7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=5799a156154699e7fc7a0ecc32ed0f6c96099caa
Namun, ada yang berbeda pada mama. Sejak beberapa tahun sebelumnya, ada ketidakharmonisan dalam hubungan dikeluarga. Mama dan bapak sering bertengkar hebat, bahkan kami seringkali pindah-pindah rumah kontrakan untuk menghindari omongan tidak enak dari tetangga. Kami tinggal di kota ini dalam kondisi menyewa. Sebelumnya, kami memiliki rumah di Bandung, namun bapak dipindahkan untuk bekerja di kota ini saat aku masih duduk di kelas 1 SD. Rumah di Bandung kami kontrakan kepada orang lain. Terdapat rumor bahwa bapak terlibat dalam hubungan dengan seorang wanita rekan kerjanya di kantor. Akhirnya, mama memutuskan untuk kembali ke Bandung. Kami kembali ke rumah lama yang pernah kami tinggali saat aku masih berada di TK.
Waktu saya masih TK, kompleks perumahan tempat tinggal saya belum begitu ramai, jadi apa yang kami lakukan tidak akan dilihat orang banyak. Saat itu, saya diajak bermain oleh teman-teman saya, dan kami melihat ada warung yang sepi dengan snack Chiki terpajang jelas di sana. Teman-teman saya mengajak saya untuk mengambilnya, dan karena saya masih kecil dan ikut-ikutan, saya pun mengambil Chiki dan kabur bersama mereka. Kami berlari ke belakang rumah yang tidak berpenghuni dan tertawa-tawa sambil menikmati Chiki hasil rampasan itu. Maafkan saya, pada saat itu, saya tidak tahu bahwa itu dilarang. Saya masih TK dan hanya mengikuti teman-teman. Oh iya, saya ingat, saya pernah bilang membakar sofa, kan? Gini ceritanya, waktu itu di rumah sedang ada tamu Mama, mereka sedang berbincang di ruang depan. Saya sendirian, merasa bosan, karena semua kakak-kakak saya sedang sekolah. Ketika saya duduk di teras depan yang memiliki sofa, saya mendengar suara cicit-cicit yang aneh. Saya melihat ke dalam celah-celah sofa, mencoba mencari tahu apa yang ada di sana. Mungkin itu tikus? Ah, saya akan menembakinya dengan senjata racikan saya (ini bukan senjata nyata, hanya dua batang korek api yang saya tempelkan dan balut dengan kertas rokok, saya diajari kakak pertama mengenai ini).
"Pasti ada tikus, kecoa, atau makhluk-makhluk aneh di dalam sini," pikir saya yang saat itu masih TK. Tanpa berpikir panjang, saya menyalakan korek api dan menembakinya: cuw cuww cuuuwww... Api masuk ke dalam celah sofa, dan tiba-tiba api tersebut mulai membesar. Insting saya mengatakan bahwa ini semakin serius dan harus segera dipadamkan. Saya mengambil gayung kecil yang ada di taman, mengambil air dari kolam ikan di depan rumah. Saya bolak-balik beberapa kali mengambil air.
Mama melihat saya bolak-balik dan mendekati, bertanya, "Hei, Ipan, apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa bolak-balik seperti itu?"
"Astagaaa! Apa ini? Tolong, ini kebakaran!!!" Mama melihat api yang telah membesar di sofa. Untungnya, ada seorang tukang ojek yang sedang lewat dan memanggil temannya yang sedang nongkrong.
"Wah, ini kebakaran!!" akhirnya sofa berhasil diangkat keluar dengan cepat ke jalan. Beruntungnya, api belum menjalar ke atas plafon. Kebakaran pun berhasil dipadamkan di tengah jalan. Mama menggendong saya saat itu. Banyak orang yang ikut berkerumun. Aneh, ya, kok saya masih mengingat detail peristiwa itu. Haha.
Tindakan nakal lainnya juga dipengaruhi oleh teman dan lingkungan bermain. Saya bahkan pernah mengambil uang koin dari celengan kakak saya yang ketiga untuk jajan. Perkenalkan, kakak perempuan ketiga saya cukup pemberani dan keras kepala tapi mudah ditipu dan dijahili, saya memanggilnya Wie. Dia sering menjadi target jahil saya, dan kami sering bertengkar karena hal-hal remeh. Salah satunya, saya pernah mengatakan kepadanya, "Nih, rasakan aku kasih kutu!" Saya pura-pura mengambil kutu di rambut saya dan melemparkannya ke kepalanya, dan dia teriak histeris, "Ada kutu di rambut! Gara-gara si Ipon!" (Kami punya panggilan ejek sendiri, saya dipanggil Ipon). Sampai-sampai dia menangis dan mengadu kepada mama. Meskipun kami sering bertengkar ketika kecil, kakak ketiga saya selalu peduli padaku.
Suatu hari, saya melihat topeng kura-kura ninja di sekolahnya ketika berkunjung ke sana. Kakak saya mungkin melihat itu. Esok harinya, ketika dia pulang sekolah, dia tiba-tiba muncul dan membuat saya kaget dengan berpura-pura menjadi kura-kura ninja. Dia berkata, "Taraaa!" sambil memakai topeng kura-kura ninja yang sudah dia belikan. Saya sangat senang ketika itu. Apapun yang terjadi, kami tetap keluarga yang saling menyayangi dan saling mengerti.
Secara singkat, kami semua pindah kembali ke Bandung. Bapak tetap di kota tersebut dan bekerja di sana. Beliau hanya bisa pulang ke Bandung setiap seminggu sekali, atau bahkan dua minggu sekali. Dari saat itu, aku mulai merasa kehilangan sosok bapak dalam kehidupan sehari-hari kami. Oh, dan selama perpindahan itu, impianku untuk memiliki Nintendo pun sirna.

Episode 08: Homie

Di kota baru ini, dimulailah babak baru dalam kehidupanku. Aku dilahirkan di Bandung, kemudian sempat hijrah ke kota lain, tetapi akhirnya kami kembali ke Bandung. Saya pindah ke sini pada pertengahan kelas 6, dan tentu saja saya merasa tertinggal dalam pelajaran. Isi pelajarannya terasa berbeda atau mungkin saya yang belum terbiasa. Di kota sebelumnya, kami diajarkan untuk tidak menyontek dan bekerja sama saat ujian, tetapi di sini, teman-teman sering membantu satu sama lain saat ujian. Saya merasa hal ini cukup menarik.
Di sekolah ini, saya menjadi dekat dengan Ryan dan Agung, dua teman yang cukup berada. Terutama Agung, dia suka membelikan saya jajanan. Aku sering berkunjung ke rumah Ryan saat itu, karena di rumahnya ada konsol SEGA. Ini adalah konsol game terbaru di zamannya.

https://preview.redd.it/lzixs6gobdtb1.png?width=1200&format=png&auto=webp&s=ce860a35bb84a95e4492299e5a0c33775c3796d2
Sungguh, saya sangat senang saat pertama kali mencoba bermain konsol baru Sega ini. Konsol ini jauh lebih canggih dibandingkan dengan Nintendo. Setiap kali saya berkunjung ke rumah Ryan, kami selalu asyik bermain sampai sore bahkan kadang hingga malam jika orang tuanya tidak ada di rumah. Salah satu permainan yang paling kita sukai adalah Mortal Kombat. Kita selalu mencoba gerakan dan jurus-jurus baru dalam permainan ini, bahkan mencari panduan gerakan di sebuah kolom game dalam majalah remaja yang bernama "Fantasi." Majalah itu adalah salah satu bacaan favorit kami selain majalah "Bobo." Bagi mereka yang mengalami masa itu, pasti tahu tentang majalah "Fantasi" ini.

https://preview.redd.it/5e84rdd4bdtb1.jpg?width=448&format=pjpg&auto=webp&s=a0864219a3bac074c47dcc13fade74a2ef16d86d
Kembali ke masa SD di sekolah ini, ternyata beberapa artis dan penyanyi pernah bersekolah di sini, loh. Salah satunya, ada yang sekelas denganku, namanya Widya Saputra (Trio Laris). Mungkin dia tidak mengenaliku, sih, karena saya baru masuk tahun itu, haha. Selain itu, ada juga artis cilik yang bermain di sinetron atau film, Indra namanya, kalau tidak salah. Oh ya, di kelas saya juga pernah menyaksikan situasi yang mirip dengan kasus bullying, meskipun tidak secara langsung. Korban adalah siswi pintar yang selalu meraih juara dan peringkat teratas. Sayangnya, teman-teman sering menggodanya dengan menyebutkan masalah bau badan, seperti bau ketek. Ini sangat membuat saya merasa sedih. Di sekolah SD saya yang sebelumnya, saya juga pernah melihat situasi serupa, bahkan ada anak yang sampai harus pindah sekolah. Ya, begitulah, dunia sekolah bisa menjadi tempat yang cukup sulit untuk beberapa orang.
Kembali ke cerita di kota ini, tahukah kamu? Di sini ada mesin permainan 'dingdong', dan itu berlokasi sangat dekat dengan sekolahku. Setiap kali ada ekstrakurikuler, saya sering mampir ke tempat dingdong, dan Ryan tahu tempat di mana saya berada. Dia suka menjemput saya, "Hei, kamu dicari oleh guru, malah main ke sini lagi." Saya hanya tertawa, saya begitu menyukai permainan game ini. Kami bertiga sering bermain bersama, baik itu renang bersama, bermain game bersama, dan sebagainya. Bahkan ketika kami lulus SD dan akan masuk ke SMP, Ryan masih sering menghubungi saya, mengajak saya bermain di sana-sini. Sayangnya, saya jarang meresponsnya. *5\*

Episode 09: Finally on my Hand

Libur panjang menuju SMP pun tiba.Saya telah lulus dari SD dengan peringkat pertama "dari belakang" Haha. Waktu itu, ujian masih bernama EBTANAS, dan saya meraih nilai NEM yang cukup lumayan. Saya, Ryan, dan Agung akan bersekolah di SMP yang berbeda. Meskipun pertemanan kami singkat, itu adalah momen yang selalu saya ingat.
Cerita masa liburan sekolah ini sungguh menghadirkan rasa campur aduk, saya menderita sekaligus senang. Waktu itu, orang tua saya membawa saya pergi ke suatu tempat yang menarik. Saat keluar dari mobil, saya melihat banyak anak yang mengenakan sarung, tapi ada yang aneh disini. Kenapa ya sarungnya kelihatan berbeda? Ternyata, kejutan yang tak terduga menanti. *Jreng! Saya dibawa untuk menjalani sunat. Itulah yang membuat sarung mereka menonjol, karena mereka memakai pelindung setelah sunat.
Meskipun sebelumnya sudah ada pembicaraan tentang ini, saya tidak menyangka hari itu waktunya. Meski ada perasaan takut dan ragu, tekad yang kuat mendampingi saya. Bapak berjanji akan membelikan saya sebuah Nintendo sebagai hadiah nanti.
Sekadar info buat teman-teman yang belum pernah mengalami sunat, jangan terlalu khawatir lho ya. Awalnya hanya ada sedikit rasa sakit ketika disuntik sebelum proses “penjagalan”, tapi ketika proses berlangsung, rasanya tidak terlalu sakit. Dan sensasi sakit akan terasa setelah beberapa jam disunat, berjalan harus pelan-pelan sekali, tidur harus telentang, dan ketika kencing muncrat kemana-mana. Haha!

https://preview.redd.it/ijglm1oabdtb1.jpg?width=968&format=pjpg&auto=webp&s=cebaa179cdfe168fbe73b8988f710dd210d7ab14
Di sinilah hadiah yang selalu saya nantikan akhirnya tiba. Bapak membeli Sebuah konsol Nintendo hadir lengkap dengan TV 14 inci terbaru untuk menemani hari-hari saya setelah disunat. Akhirnya! Setiap hari, saya bermain game Nintendo ini, hingga banyak judul game yang telah saya tamatkan, dan saya senang bertukar kaset game Nintendo dengan teman-teman lainnya. Bahkan, saya rela mencoba game berbahasa Jepang, yang akhirnya membuat saya tertarik untuk belajar bahasa Jepang. Saya meminta kepada orang tua saya untuk membelikan saya kamus bahasa Jepang. Tanpa berpikir panjang, mereka membelikan saya kamus tebal yang berisi huruf katakana dan hiragana. *6\* Mungkin ini adalah langkah positif yang membuat saya langsung tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang. Dari situlah, saya mulai memahami sedikit tentang huruf-huruf Jepang. Ketika memainkan game Tsubasa, motivasi saya untuk belajar bahasa Jepang semakin bertambah.
Singkat Cerita, saatnya saya masuk sekolah baru, Mama memberi tahu guru agar tidak terlalu keras selama ospek karena saya baru saja menjalani sunat. Duh, rasanya malu, saya sudah besar baru disunat, dan dibicarakan kepada orang lain. Tapi itulah mamah.
Bersambung...
Lanjut Part 02 disini yah.

Support Penulis, Untuk beli susu anak gan. Disini atau Disini. Terimakasih
Saya butuh bantuan teman-teman semua jika berkenan:
Mohon maaf sebelumnya, saat ini saya dalam situasi kesulitan finansial. Jika anda atau ada teman sanak saudara yang membutuhkan jasa service, Translate, Transkrip Audio/Video atau butuh membuat Subtitle untuk sebuah video, podcast, wawancara dll. Silahkan kontak saya langsung. Mohon infokan kepada teman-teman anda jika berkenan, terimakasih.
--------------------
Side Effect
- Andy (Misteri Horror)
- Kemelekatan (Inspirasi)
- Anto: Secangkir Kopi (Misteri)

submitted by DigitalChildish to indonesia [link] [comments]


2022.10.18 12:12 lovetuberose [Serious discussion] Membahas privilege dan hubungannya dengan interaksi antar manusia di medsos

Halo, gue 25F. Chindo (Kok harus sebutin ras? Soalnya ada konteksnya nanti.)
Dari kecil hingga gede sekarang ini, gue hidup di lingkungan yang menurut gue gak mewah. Biasa aja. Abang bubur, tukang nasgor, sama tukang sayur boleh jualan dengan leluasa. Kompleknya juga kadang banjir.
Pas gue kecil (awal 2000an), temen-temen gue ya semuanya sama, sesama Chindo, rumahnya sebelah-sebelahan sama gue. Semua orang pasti punya mobil, motor, dan sepeda minimal 1. TV, PC, dan konsol game adalah hal yang biasa. Gue dan temen2 gue semuanya sekolah swasta.
Selama menempuh pendidikan, gue gak pernah dipaksa untuk ambil jurusan tertentu. Gue juga diberi kebebasan oleh ortu untuk memilih mau kerja jadi apa, dan perusahaannya juga terserah.
Karena gue tumbuh di lingkungan yang seperti ini, gue menganggap semua orang juga hidup seperti gue. Dan pemikiran ini kebawa sampe gue......... kerja. Tahun 2019. Posisinya waktu itu gue jadi intern di perusahaan internasional.
Perlu diketahui bahwa seumur hidup gue gak pernah "berhubungan" dengan pemerintah. Sekolah gue swasta, universitas gue swasta, dan kantor gue juga swasta. Nyokap gue dan bokap gue juga demikian.
Waktu itu gue aktif Twitter lagi setelah beberapa tahun off. Waktu itu HRD Bacot lagi naik-naiknya, dan banyak banget twitwor soal gaji dan pekerjaan. Di twitwor ini, gue inget beberapa hal: 1. Banyak orang mau bekerja di BUMN, 2. Tes CPNS lagi buka dan banyak orang yang tertekan, 3. Netizen marah2 soal selebtwit yang pengen punya suami gaji Rp. 30 juta.
Gue tentunya cuma scroll-scroll aja bacain, soalnya seru. Tapi dalam kepala gue waktu itu, gue melengos gini "Ngapain sih orang kerja di BUMN? Apa enaknya? Enakan swasta", "Ngapain sih orang tua maksa anak jadi PNS", "Kenapa perkara gaji Rp. 30 juta dihebohin ya? Disekeliling gue banyak", dst.
Ini bukan karena gue ngatain mereka. Tapi murni 100% karena gue waktu itu BELUM mengerti tentang kehidupan yang sebenarnya, kenyataan yang harus dijalankan jutaan orang di Indonesia, dan gue masih hidup di dalam "bubble" gue sendiri. Bubble stereotipe Chindo yang penuh privilege.
Setelah beberapa tahun bekerja, gue baru mengerti bahwa orang-orang berusaha keras untuk jadi karyawan BUMN karena tunjangannya besar dan karirnya bisa lebih stabil, namanya juga perusahaan milik negara kan. Meski gaji pokok kecil, benefitnya besar.
Terus ternyata banyak orang tua menyuruh anak untuk jadi PNS dengan alasan yang kurang lebih sama.
Terakhir... ternyata orang Indonesia hidupnya gak sama dengan gue. Pas gue sadar hal ini, gue tertegun sama diri sendiri. Kok dulu gue se-ignorant itu ya? Gue gak sadar bahwa hidup yang selama ini gue anggap "biasa aja", ternyata bisa jadi "luar biasa", bahkan "mewah" di mata orang lain.
Ternyata bagi banyak orang, hal-hal yang gue anggap "murah" bisa jadi "mahal". Sekadar makan meja, belanja bulanan, atau beli barang di e-commerce, semua bisa jadi "terlalu mahal" bagi orang lain.
Setelah gue sadar tentang hal-hal ini, gue kadang jadi merasa takut dianggap sombong atau pamer kalau lagi ngomong tentang gaya hidup ke sesama kolega gue. Gue jadi serba mikir dulu, dan akhir2nya gak ngomong apapun karena takut dianggap sok.
Kalau kalian, pernah mengalami hal yang sama gak? Atau yang mirip? Gimana cara menghadapinya? Thanks.
submitted by lovetuberose to indonesia [link] [comments]


2020.06.24 18:26 ModReeny Apa ada komodos di sini yang memutuskan untuk tidak punya SIM? Apa alasannya?

Mohon maap kalo tulisan di bawah kurang elok, karena sy bukan penulis dan sy juga jarang curhat begini.
Sebelum gw masuk kuliah, gw dulu sering naik motor utk menuhin beberapa kebutuhan (beli barang, nganterin abang dll). Tapi saat itu, gw ga pernah kepikiran pake motor utk menjangkau tempat2 yg jauh. Alasannya karena belum berani dan belum butuh juga utk pergi jauh2. Dulu mikirnya kalo yg jauh2, 'ah kan ada taksi' ato 'kalo lagi ga mau ngeluarin duit, kan ada bonyok.' Intinya, gw itu males bgt berpergian jauh2 pake kendaraan pribadi. Di waktu yg sama, ortu gw juga selalu neken gw utk bisa nyetir mobil (utk menuhin kebutuhan keluarga dan supaya bisa pergi kemana2 sendiri). 'Selalu' nya di sini ga setiap hari, cuma kalo lagi ngobrol dan nyentuh topik mobil, biasanya disinggung. Akhirnya ortu ngedaftarin saya utk ngajuin SIM, dan dengan berat hati gw jalanin karena ortu gw agak keras waktu itu dan gw ga berani ngelawan. Akhirnya dapet dah tu SIM A dan C. Ini tahun 2010.
Pas masuk kuliah di tahun yg sama, gw dan ortu setuju supaya gw ngekos aja, biar ga ngerepotin ortu yang harus anter2 terus, dan ga buang2 uang (kalo pake taksi). FYI, jarak rumah-kampus itu sekitar 30 km (Bekasi-Kebon Jeruk). Meski begitu, ortu gw ga pernah ngelepasin pendapatnya bahwa gw bisa nyetir mobil itu adalah sebuah kewajiban. Bahwa gw bisa nyetir mobil itu penting bgt dan akan dibutuhkan di waktu2 yg ga terduga (kalo ortu jatuh sakit misalnya). Selama gw kuliah sampe lulus, gw selalu diingetin begitu.
FYI, jarak kosan gw ke kampus itu cuma 500 meter doang. Setiap hari, selama 4 tahun gw kuliah, gw selalu jalan kaki. Gw mulai dan selalu berpikir saat itu betapa enaknya dan simpelnya jalan kaki; sehat dan ga perlu repot2 ngerawat mobil/motor, ga perlu bayar parkir, bayar pajak dsb. Dengan pola pikir ini, gw makin cuek dengan saran ortu supaya bisa nyetir mobil. Respon gw iya2 aja dan ortu gw jg ga maksa secara keras agar gw bisa nyetir mobil (mungkin krn udh umur juga, jadi ga sekeras dulu sikapnya). Fast forward ke 2014, gw lulus kuliah dan kalo gw ngeliat ke belakang, selama periode 2010-14, gw belum pernah dihadapi situasi/masalah dimana 'gw bisa nyetir mobil' itu suatu hal yg wajib dan krusial utk bisa berhasil keluar dari situasi/masalah itu. Selama 4 tahun itu juga, gw kadang disindir sama org2 karena ga bisa nyetir mobil.
Setelah gw lulus kuliah, gw nganggur selama 2,5 tahun. Karena, jujur, gw ga tau harus ngapain, gw suka apa, keterampilan gw apa, pokoknya bener2 nge-blank, dan gw cuma di rumah aja jadinya. Beres2, cuci piring, jemur pakaian dan segala macem, dan make uang yg selama ini gw tabung utk bantuin nyokap beli sayur2an dan makanan. Gw juga bantu2 usaha bokap jualan makanan. Otomatis, krn gw di rumah mulu, mulai disinggung lagi sama ortu supaya bisa nyetir. Tapi tetap sama, gw iya2 aja dan mereka ga maksa juga. FYI, karena SIM gw terbit 2010, gw perpanjang di 2015, supaya bisa nunjukin dan ngasi harapan ke ortu bahwa suatu saat nanti, gw bakal bisa nyetir mobil.
Di pertengahan 2017, gw diterima utk kerja di kantor temen gw di Jakarta Pusat. Karena rumah gw di Bekasi, pola pikirnya kembali kek dulu pas kuliah, 'ngekos aja yg deket supaya pulang pergi kantor jalan kaki' dan memang itu yg gw lakukan. Cuma kali ini agak beda. Karena temen gw rumahnya ga jauh dari rumah gw di Bekasi, kadang gw pulang bareng dia naik KRL. Disinilah gw pertama kali bgt mencicipi rasanya naik transportasi umum dan juga online. Naik transportasi umum rasanya memang capek tapi worth it bgt. Udah gtu murah lagi. Dan yang online, sangat praktis. Dengan pengalaman baru ini, gw makin yakin dan bulat keputusannya utk tidak belajar nyetir mobil. Dan ortu gw gtu2 aja, cuma nyinggung2 kalo lagi dlm keadaan yg berkaitan dg mobil. Ga maksa gw dengan keras.
Fast forward ke sekarang, SIM gw mau abis lagi. Gw mau perpanjang tapi kuota penuh terus gara2 COVID ini dan waktunya cukup mepet. Ada kemungkinan SIM gw bakal mati dan gw harus ngulang dari nol lagi, dan I'm lazy af when I think about it. Belum lagi belakangan ini, gw ngeliat ortu makin tua, meski masih tetep sehat dan bugar. Gw makin kepikiran kalo ada apa2 terjadi dan gw ga bisa nyetir utk ke rumah sakit misalnya, keknya gw bakal ngerasa bersalah seumur hidup. Tapi kmarin ortu bilang, 'gpp nak kamu ga bisa nyetir, jaman kan udh berubah, kalo terjadi apa2, tinggal pesen aja transportasi online.' Meski itu agak menenangkan gw sedikit, tapi tetap ada rasa bersalah dan nyesel, krn selama 10 tahun terakhir, gw ga pernah bisa nyetir mobil dan pengalaman nyetir cuma pas ngajuin SIM doang. Gw jg was2 kalo transport online ga memadai/cocok utk kebutuhan darurat.
Menurut komodos, (1) Apakah gw overthinking tentang ini semua? (2) Apakah gw org yang egois karena tidak mau punya SIM (hence ga bisa nyetir) a.k.a. cuma mikirin diri sendiri? (3) Gimana cara gw ngadepin kolega/temen kantor, ato orang2 pas gw bilang gw gak punya SIM dan ga bisa nyetir mobil?
Apa ada komodos disini yang memutuskan utk tidak pernah punya SIM, karena merasa sudah cukup dengan transport online dan umum? Sharing ya!
submitted by ModReeny to indonesia [link] [comments]


2019.07.16 07:24 7Terbaik 7 Tempat Makan Nasi Uduk Enak Jakarta

Nasi Uduk sudah menjadi makanan favorit orang Jakarta sejak lama. Banyak Nasi Uduk Enak di Jakarta yang bisa ditemukan. Tak heran mengapa banyak yang suka, menu ini ternyata sudah ada sejak abad ke 14.
7 Tempat Makan Nasi Uduk Enak Jakarta
Nasi Uduk berasal dari tanah Melayu, datang ke Jakarta dibawa oleh pedagang-pedagang. Lauk pendamping Nasi Uduk boleh beragam, tapi karakteristik Nasi Uduk di mana saja tetap sama. Nasi yang dipakai diubah dengan kiat diaron dan dikukus dengan santan serta sekian tidak sedikit bumbu. Lauk yang paling sering disajikan bersama Nasi Uduk, antara lain tahu, tempe, ayam, atau telur dadar. Menu ini cocok untuk dimakan kapanpun, baik pagi, siang, atau malam.
Jika butuh referensi lokasi santap Nasi Uduk Enak di Jakarta, anda dapat mengunjungi 7 tempat berikut ini!
📷
1. Nasi Uduk Kebon Kacang Zainal Fanani
Kalau jalan-jalan ke Kebon Kacang di Tanah Abang, kamu akan mengejar banyak warung Nasi Uduk. Tapi sebenarnya hanya ada satu tempat yang menjadi pelopor Nasi Uduk yang membuat Kebon Kacang populer, yaitu Nasi Uduk Kebon Kacang Zainal Fanani.
Tempat makan Nasi Uduk enak di Jakarta ini sudah buka dari tahun 1967. Warungnya sering kali ramai sampai sekarang. Satu porsi Nasi Uduk di sini besarnya sama seperti kepalan tangan orang dewasa. Nasinya dibungkus daun pisang yang menambah harum aromanya. Tekstur nasinya sempurna, tidak terlalu lembek atau keras.
Cocok dimakan bareng ragam lauk yang disediakan, ada ayam goreng kampung, tahu tempe, dan yang paling enak ada paru serta jeroan.
Lokasi:
Nasi Uduk Kebon Kacang Zainal Fanani - Jl. Kebon Kacang 8 No. 5, Tanah Abang, Jakarta. Telp. (021) 31903863. - Ruko Jalur Sutera 29D, Jl. Jalur Sutera, Serpong Utara, Tangerang. Telp. (021) 53140657.
📷
2. Nasi Uduk Babi Buncit
Biasanya Nasi Uduk disajikan dengan lauk pauk khas Indonesia. Tapi Nasi Uduk Babi Buncit berani tampil beda. Kali ini, nasi yang dikukus pakai santan ini dihidangkan dengan daging babi.
Kamu tidak akan menyesal mencoba Nasi Uduk enak di Jakarta ini karena dagingnya begitu garing. Paket spesialnya sangat recommended untuk dipesan karena isinya lengkap, ada babi panggang, telor dadar, kentang, telur semur, kerupuk, sambal kacang, dan sambal bawang.
Lokasi: Nasi Uduk Babi Buncit Food Plaza, Jl. Outer Ring Road, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Telp. 0823 82828287.
📷
3. Nasi Uduk Ibu Jum
Warga Kelapa Gading tentu familiar dengan Nasi Uduk Ibu Jum. Tempat makan Nasi Uduk enak di Jakarta ini sangat terkenal. Tempat ini jadi tujuan yang tepat untuk kamu yang sedang berkeinginan menyantap masakan rumahan.
Pilihan lauknya sangat variatif. Mulai dari bakwan jagung, sayur asem yang segar, ayam kalasan yang sama sekali tidak alot, sampai ada tumis bunga pepaya khas Sulawesi. Semuanya tersebut sesuai ketika disantap bersama Nasi Uduk yang begitu pulen dan terasa gurih.
Lokasi: Nasi Uduk Ibu Jum - Jl. Kelapa Hybrida Raya Blok QK 1 No. 1, Kelapa Gading, Jakarta. - Jl. Pantai Indah Kapuk Boulevard, Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
📷
4. Nasi Uduk Gondangdia
Satu lagi Nasi Uduk enak di Jakarta legendaris yang bisa dicoba, yaitu Nasi Uduk Gondangdia. Restoran ini sudah ada sejak tahun 1993. Bentuk nasinya cukup unik, kerucut seperti tumpeng, tetapi lebih ramping dan dibungkus dengan daun pisang. Kamu bebas memilih lauk yang diletakkan di etalase kaca. Ayam goreng dan parunya jadi lauk terfavorit di sini. Jangan lupa menyantap menu ini dengan sambal gorengnya yang sedap.
Lokasi: Nasi Uduk Gondangdia - Jl. Cikini 4, Cikini, Jakarta. Telp. (021) 98566900.
Nasi Uduk Viral Jakarta
📷
5. Nasi Uduk Ibu Sum
Ada yang unik di Nasi Uduk Ibu Sum Mangga Dua, jam buka lokasi santap ini dimulai dari jam 10 malam sampai jam 3 pagi. Cocok sekali buat tempat isi perut pulang lembur atau clubbing.
Meski baru buka di malam hari, banyak sekali pengunjung yang memadati restoran Nasi Uduk enak di Jakarta ini. Sebagai teman untuk menyantap Nasi Uduk, tempat ini menyediakan 34 jenis lauk pauk serta sayuran yang bisa dipilih.
Mulai dari lele, sekian tidak sedikit macam telur, tumis kikil, pindang, semur, semuanya begitu lezat. Jenis sambalnya pun bermacam-macam, ada sambal teri, sambal kacang, dan sambal tempe. Tidak hanya Nasi Uduk, di sini kamu juga dapat merasakan Lontong Sayur yang kelezatannya tidak tertandingi.
Lokasi: Nasi Uduk Ibu Sum Jl. Mangga Dua Raya No. 51A, Mangga Dua, Jakarta. Telp. 0813-1725-5702.
📷
6. Nasi Uduk Kota Intan
Saat malam, Jalan Samanhudi di Pasar Baru memang sering kali ramai dengan warung tenda. Salah satu warung yang paling terkenal di sana merupakan Nasi Uduk Kota Intan. Begitu masuk, kamu akan disambut dengan jejeran lauk.
Setelah memilih lauk yang kamu mau, lauk tersebut akan digoreng dan disajikan panas untukmu. Nasi Uduk enak di Jakarta yang dapat anda temukan di sini harumnya sampai merasuki hidung. Rasanya gurih dan terasa makin nikmat dengan taburan bawang goreng serta tambahan sambal kacang.
Tak perlu bingung memilih lauknya, ayam goreng di sini sangat pas di lidah. Walaupun menggunakan ayam kampung, tetapi dagingnya tetap empuk saat digigit.
Lokasi: Nasi Uduk Kota Intan Jl. Kyai Haji Samanhudi, Pasar Baru, Jakarta.
📷
7. Nasi Uduk Baba
Siapa sangka di lokasi Pondok Indah terdapat lokasi santap Nasi Uduk Betawi. Tepatnya di Haji Nawi, ada Nasi Uduk Baba yang siap memanjakan kamu dengan sepiring nasi hangat, pulen, dan wangi, dan aneka lauk pauk yang Betawi banget.
Kamu pasti puas menyantap bakwan, bihun, telur semur, ayam goreng, dan sambal yang menemani Nasi Udukmu. Ada satu lagi yang tidak boleh dilewatkan, yaitu semur jengkol. Meski wanginya semerbak, tetapi rasanya akan membuatmu terlena.
Lokasi:a Nasi Uduk Baba Jl. H. Nawi No. 29, Pondok Indah, Jakarta.
Bagaimana menurutmu referensi Nasi Uduk enak di Jakarta yang anda kupas di atas? Adakah yang menarik perhatianmu? Atau kamu sudah punya lokasi santap Nasi Uduk favorit? Bagikan di kolom komentar ya guys.
Artikel Kuliner Lainnya : 10 Bubur Terkenal di Jakarta Wajib Dicoba 10 Warung Sop Buntut Enak di Jakarta 19 Tempat Makan Seafood Enak di Jakarta Pecel Lele Paling Rekomended Di Jakarta 5 Tempat Makan Soto Ayam Jakarta
submitted by 7Terbaik to u/7Terbaik [link] [comments]


2018.09.03 13:32 roflpaladin A little bit of perspective from a Prabowo supporter

Jadi kamis kemarin sesudah terjebak macet dari Thamrin-Mayestik selama dua jam, gue memutuskan untuk makan nasi goreng di dekey SMP 19.
Disitu sudah ada dua lelaki, kira-kira sudah 50an lah. Yang satu itu supir Silver Bird dan satu lagi itu kurang jelas kerjanya apa. Kami bertiga arah pulang sama, ke arah selatan menuju Bintaro dan Pdk Betung.
Selagi menunggu abang memasak nasi goreng, kami saling complain tentang lalu lintas.
"Gila ya pak sudirman masyaalah macetnya!"
"Iya gila, saya tiga jam loh dari harmoni. Biasanya satu jam sampe padahal. Bukan main itu ya"
"Wah untung saya hari ini nolak orderan, kemaren saya lima jam dua penumpang pak di daerah situ"
Kira-kira kita gak jauh dari situ topik pembicaraan, mulai dari investigasi penyebab kemacetan, small talk bahas kerjaan. Kalo bapak-bapak omongannya gak jauh dari kolesterol dan gula darah hehehehe.
Terus akhirnya si bpk supir Silver Bird ini mulai masuk ke topik politik.
"Ah pemerintah ini gak bener"
Saat nasi goreng kami semua disajikan, kami langsung makan dan kayaknya si bapak pengendara motor ini males ngomongin politik karena dia lsg ngangguk-ngangguk aja. Si bapak Silver Bird melanjutkan......
"Masa bensin naik terus sih, susah kan setoran"
"Itu nanti di daerah bagaimana kalau bensin mahal? Bahan baku jadi mahal juga"
"Pemerintah malah gaspol ke infrastruktur. Bikin jalaaan mulu, emang warga mau dikasih semen?"
Kami berdua sudah malas berdiskusi ini sepertinya. Kami malah sibuk menyantap nasi goreng. Raut muka bapak pengendara motor juga blank.
Awalnya gue pengen bgt diskusi, sudah menyiapkan rebuttal dengan poin-poin menarik nan menusuk. Siapa tau ia bisa ganti haluan?
Lalu ia menuturkan kata-kata yang membuat saya berempati dengan si bapak.
"Di jaman Jokowi saya susah pak cari kerjaan. Dua puluh tahun saya tinggal di jalan, alhamdulillah anak bisa sekolah, tapi saya gini-gini aja. Pulang malem, makan seadanya. Saya mau kemana coba abis ini?"
Oh shit now I know where he comes from. Kami semua langsung hening, hanya ada suara sendok dan garpu, beserta knalpot Kawasaki Ninja 250 yang lewat. Ternyata ini toh motivasi dibalik kebencian mereka.
Kalo gue bisa bayangin ya, dua puluh tahun jadi supir taksi, syukur2 sekarang narik Silver Bird dan bs sekolahin anak. Tapi abis itu ngapain? Si bapak ini umurnya udah susah untuk dapet kerjaan. Skill apa sih? Afal jalanan, nyetir, P3K, dan paling maintenance mobil mendasar. Udah tua, udah bahas gula darah. Hidup mayoritas di jalanan, belajar skill lain juga susah. Reaksi hidup mereka cuma jutaan penumpang dan jalanan.
Kurang bersyukur? Gak tau deh.
Gak kerja keras? Kayaknya enggak.
Salah jalur hidup? Udah telat.
Sesudah makanan selesai, para bapak barter rokok dan kami membahas jalan pulang. Gue lewat Cipulir, begitu juga kedua bapak ini. Gue dan supir taksi berpisah di belokan Seskoal, lalu gue dan bapak satu lagi berpisah sebelum kita sempet pamit.
submitted by roflpaladin to indonesia [link] [comments]


2017.10.09 09:10 runeza43 13 Hari Pembantaian Orang Cina di Jakarta

tirto.id - “Seluruh jalanan dan gang-gang dipenuhi mayat, kanal penuh dengan mayat. Bahkan kaki kita tak akan basah ketika menyeberangi kanal jika melewati tumpukan mayat-mayat itu,” demikian kesaksian G. Bernhard Schwarzen dalam buku Reise in Ost-Indien yang terbit tahun 1751.
Schwarzen termasuk pelaku sejarah berdarah yang dimulai pada 9 Oktober 1740. Ia adalah salah satu serdadu VOC yang turut melakukan “pembersihan” warga Cina di Batavia (sebutan lama untuk Jakarta). Selama 13 hari, ribuan orang Tionghoa dibantai tentara Belanda. Tidak kurang dari 10 ribu jiwa melayang dalam tragedi yang terkenal dengan nama Geger Pecinan itu.
Geger Pacinan dikenal pula sebagai Tragedi Angke, merujuk nama daerah di pesisir utara Jayakarta atau Sunda Kelapa. Awalnya, Batavia –yang menjadi pusat kekuasaan VOC– dibangun di atas puing-puing kota pelabuhan Jayakarta sebelum dipindahkan lebih ke tengah atau wilayah Jakarta Pusat sekarang.

Pembersihan Imigran Cina

Tindakan keji Belanda itu merupakan puncak masalah kependudukan di Batavia. Orang-orang Cina dan peranakan merasa resah karena Gubernur Jenderal VOC saat itu, Adriaan Valckenier, memberlakukan kebijakan keras untuk mengurangi populasi etnis Cina di Batavia yang saat itu dianggap sudah terlalu banyak.
Mulailah pengiriman orang-orang Cina dari Batavia ke wilayah koloni Belanda lainnya, termasuk Sri Lanka atau ke Afrika (Paul H. Kratoska, South East Asia, Colonial History: Imperialism Before 1800, 2001:122). Yang menjadi persoalan dan membuat resah, ada rumor mengerikan terkait pemberlakuan kebijakan tersebut.
Maka, mereka lantas membentuk gerakan perlawanan terhadap pemerintah VOC. Willem G.J. Remmelink (2002:164) dalam Perang Cina dan Runtuhnya Negara Jawa 1725-1743, menuliskan bahwa orang-orang Tionghoa itu berkumpul, mempersenjatai diri, dan mulai menyerang unit-unit penting, termasuk pabrik-pabrik gula.
September 1740, situasi bertambah panas karena gerakan perlawanan semakin kerap terjadi. Salah satunya adalah insiden di Meester Cornelis (kini Jatinegara) dan Tanah Abang. Orang-orang Cina membunuh 50 serdadu Belanda yang membuat Valckenier murka dan mengirimkan 1.800 tentara untuk membalasnya (Dharmowijono, Mengenai Kuli, Klontong, dan Kapitan: Citra Orang Tionghoa dalam Sastra Indonesia-Belanda 1880-1950, 2011:302).
Valckenier pun menggelar rapat darurat dengan Dewan Hindia pada 26 September 1740 dan ingin agar dilakukan tindakan tegas untuk membasmi gerakan yang mengancam stabilitas itu. Namun, Gustav Willem Baron van Imhoff selaku Ketua Dewan Hindia tidak setuju (Benny G. Setiono, Tionghoa dalam Pusaran Politik,2008:113).
Sidang digelar beberapa kali lagi karena masih terjadi perdebatan alot dari kedua belah kubu yang bersilang pendapat. Hingga akhirnya, van Imhoff terpaksa menyetujui cara Valckenier karena ancaman ternyata semakin nyata, apalagi setelah benteng Batavia dikepung oleh kelompok pemberontak Tionghoa itu.

Banjir Darah di Batavia

Sejak Valckenier menjabat sebagai Gubernur Jenderal VOC pada 1737, populasi orang Tionghoa di Batavia meningkat pesat seiring lesunya perekonomian dunia (Greg Purcell, South East Asia Since 1800, 1965:14). Gelombang imigran dari Cina pun berdatangan ke Nusantara, termasuk membanjiri Batavia.
Pada 1740 itu, jumlah imigran Cina dan keturunannya (peranakan) yang bermukim di dalam benteng Batavia menembus angka 4 ribu orang. Sementara yang hidup di luar tembok jauh lebih besar, yakni mencapai 10 ribu orang.
Tanggal 8 Oktober 1740, orang-orang Tionghoa dari wilayah sekitar Batavia, termasuk Tangerang dan Bekasi, turut bergabung dalam pemberontakan. Jumlah mereka tidak kurang dari 10 orang. VOC pun melawan. Thomas Stanford Raffles (1830) dalam The History of Java mencatat, 1.789 orang peranakan Cina terbunuh dalam insiden ini.
Aksi keji pun terjadi. Hampir seluruh orang Cina yang ditemukan, tua-muda, pria-wanita, bahkan bayi hingga lansia, dihabisi dengan membabi-buta. Bahkan, mereka yang sedang dirawat di rumah sakit pun tidak luput dari pembantaian (Lilie Suratminto, “Pembantaian Etnis Cina di Batavia 1740”, Jurnal Wacana, April 2004:24).
Valckenier memanfaatkan situasi ini dengan menggelar sayembara. Ia menjajikan hadiah besar untuk setiap kepala orang Cina yang berhasil dipancung (Hembing Wijayakusuma, Pembantaian Massal 1740: Tragedi Berdarah Angke, 2005:103). Dampaknya signifikan. Ratusan orang Cina ditangkap dan disembelih di halaman Balai Kota Batavia, termasuk para tahanan.
Pembantaian berlangsung setidaknya hingga 22 Oktober 1740, belum termasuk rangkaian upaya pembersihan setelahnya. Tidak kurang dari 10 ribu orang Cina tewas, dan 500 orang lainnya luka berat, juga lebih dari 700 rumah warga Tionghoa dijarah dan dibakar baik oleh serdadu VOC maupun kaum pribumi (W.R. van Hoevell, Batavia in 1740, 1840:447-557).
Aksi berdarah yang mirip genosida alias pemusnahan etnis ini kemudian dikenal dengan istilah Chinezenmoord (Pembunuhan Orang Tionghoa), selain Geger Pacinan atau Tragedi Angke dalam ungkapan lokalnya.
Angke sendiri konon berasal dari dua kata dalam bahasa Hokkian: ang yang artinya “merah” dan ke yang berarti “sungai” (Alwi Shahab, Betawi: Queen of the East, 2002:103). Dengan demikian, "angke” dapat diartikan “sungai merah”, semerah banjir darah kaum Tionghoa yang dibantai di Batavia pada 1740 itu.
Inilah salah satu cerita paling berdarah, juga perih, dalam sejarah Nusantara.
https://amp.tirto.id/13-hari-pembantaian-orang-cina-di-jakarta-cx2Y
submitted by runeza43 to indonesia [link] [comments]


http://rodzice.org/