Bbm lucu

Panduan Download Aplikasi Poker Online Android

2018.07.11 23:05 bolazeuscs Panduan Download Aplikasi Poker Online Android

Panduan Download Aplikasi Poker Online Android
https://preview.redd.it/co9u8v5uvd911.jpg?width=900&format=pjpg&auto=webp&s=fa517db840298082bff619cd5de377983373ddb2
Perubahan masa sekarang udah buat banyak seluruhnya technologi jadi lebih cainggih. Seperti yang kita kenal dulunya utk dapat pencarian mesti ke warung internet (warnet) sampai saat ini agar bisa pencarian udah bisa lewat suatu fitur handphone smartphone hingga tak perlu lagi pencarian di ke warung internet. Perkembangan technologi ini benar-benar menunjang warga Indonesia dalam semua sektor, menjadi misalnya saja dalam bermain judi online. Permainan judi online juga ikuti perubahan masa yang makin hari makin kekinian, utk bermain permainan judi online terlebih poker online saat ini udah tak perlu lagi bermain di computer lagi.
Perkembangan technologi ini buat banyak penggemar judi online bisa bermain permainan poker online udah bisa dimainkan di handphone smartphone android anda. bermain poker online memanfaatkan handphone kedengaran sedikit lucu bila bermain lewat browser, karenanya ada perubahan technologi ini permainan poker tidak dimainkan di browser akan tetapi lewat suatu aplikasi. Pastinya anda penasaran bagaimanakah bermain lewat suatu aplikasi. Nah, jawabannya yakni dengan tehnik DOWNLOAD POKER ONLINE lewat situs poker online. Dengan andanya keringanan mirip ini anda tak perlu lagi buka browser dan linknya, anda cukup buka segera dari aplikasi anda, login dan mulai bermain.
Bermain memanfaatkan suatu aplikasi adalah suatu inovasi paling baru ditambah lagi dengan makin banyak pemakai smartphone android. Banyak penggunakan android smartphone buat situs poker online buat aplikasi utk smartphone android. Aplikasi yang disiapkan situs poker online amatlah gampang dan sederhana bisa didownload dengan cara gratis tanpa ada cost apa pun. DOWNLOAD APLIKASI POKER ONLINE ANDROID amatlah gampang.
Seseorang pemain pemula pastinya dapat terasa kebinggungan melalui cara mengunduh aplikasi poker online android, untuk anda yang pemula pastinya benar-benar perlu panduan komplit kerjakan download aplikasi poker online. banyak pemain pemula cukup mendatangi suatu situs poker online terpercaya yang ingin dimainkan lalu di penampilan situs judi online dapat ada menu download aplikasi, tombol itu bisa anda click dan anda tentukan tipe penerapannya utk Android. Sesudah udah sukses download anda bisa segera memakainya utk mengawali permainan poker online.
Sebagian pemula dalam poker online dapat berfikir berulang-kali utk mengawali permainan dengan kerjakan deposit terlebih dulu. Tetapi, menjadi suatu situs poker online terpercaya dapat berikan permain pemula agar bisa bermain tanpa ada mesti kerjakan suatu transaksi. Dengan berikan sarana bermain tanpa ada deposit ini banyak pemula bisa semangat dalam bermain poker online. agar bisa mengawali bermain JUDI ONLINE TANPA DEPOSIT terdapat banyak tehnik yang udah disiapkan oleh situs poker online. Tetapi, utk memperoleh bermain gratis tanpa ada deposit anda mesti ikuti sejumlah prasyarat dan ketentuannya.
Prasyarat bermain poker online tanpa ada deposit yakni dengan tehnik memanfaatkan refferal. Refferal ini senantiasa disiapkan situs judi online, tehnik mendapatkannya adalah dengan memberikan link refferal anda ke komunitas judi online atau media sosial yang anda pakai. Memberikan refferal ini amatlah efisien untuk pemain poker online agar bisa bermain tanpa ada kerjakan deposit. Besar kecilnya jumlahnya yang dapat di terima terkait dari berapakah banyak yang sukses daftar dan bermain dibaawah link refferal anda.
Seterusnya ada bonus privat untuk anggota baru, prasyarat dalam promosi ini amatlah gampang, anda cukup kerjakan sharing atau berikan artikel yang udah di tunjuk dan repost atau post ulang lagi. Bila seluruhnya udah djalankan dengan baik jadi pemain pemula bisa mengklaim dengan lewat customer service yang bertugas.
Demikian artikel tentang Panduan Download Aplikasi Poker Online Android. Mudah-mudahan dari artikel di atas bisa menunjang banyak pecinta judi online, Terima Kasih
Informasi Lebih Lanjut Bisa Hubungi kami Di :
BBM : zeusbola
Whatsap : 087775019947
Line : zeusbola
WeChat : zeusbola
Fanspage : zeusbola
IG : zeusbola
youtube : zeusbola official
submitted by bolazeuscs to u/bolazeuscs [link] [comments]


2017.11.18 15:07 yoonadeer 171119 Girls Generation Updates

~WHATSAPP GROUP~
GG WA chat group feel free to join and share the link with others
~PHOTOS~
Tiffany - CeCi December 2017
Sunny to narrate Channel A "개밥 주는 남자 시즌2 A Man Who Feeds the Dog Season 2", (broadcast every SAT 10.50PM)
171118 YoonA Interview photos from HK Oncc
171115 Yoona at 2017 Asia Artist Awards
Sunny from channela_insta IG
170429 Tiffany- KTMF by 801dayz
170528 Taeyeon- Press Con by Pete
Yuri - 블라키 BLACKEY 2017 Winter Lookbook
~VID~
171117 Yuri IG LIVE
~IG~
Sooyoung from arhen.j IG
Yuri from z_one798 IG
Seohyun Instagram
Taeyeon Instagram
Sunny Instagram
Tiffany from cecikorea IG
Hyoyeon from naughtykorean IG
Hyoyeon from ginospizza IG
Hyoyeon from rapq_0103 IG
Hyoyeon, by hyunwoo.park_pd
submitted by yoonadeer to SNSD [link] [comments]


2017.10.30 06:00 internweb Akhirnya Saya Menikah Juga...

Sejak kecil saya bukanlah penganut faham perkawinan. Saya merasa pasti bahwa saya ga akan pernah menikah sampai mati nanti. Saya selalu berpendapat bahwa mengikatkan diri pada orang lain adalah sebuah perbuatan bodoh. Penjahat aja yang jelas-jelas berbuat kejahatan selalu menghindar dari penjara. Masa saya yang ga punya salah apa-apa malahan minta dipenjara? Ga logis kan?
Saya kerja di perusahaan advertising. Industri yang didominasi oleh anak-anak muda liberal dan funky. Entah kenapa, rasanya di periklanan waktu berjalan lebih cepat dari semestinya. Tiba-tiba saja semua teman sebaya saya udah pada kawin semua. Bahkan ada yang udah punya anak 3 dan sudah menginjak remaja. Saya yang setiap hari bergaul dengan anak-anak muda hampir ga menyadari hal itu. Saya selalu merasa muda terus, ga menyadari bahwa kepala mulai membotak, perut kian membuncit, mata semakin celong dan mata udah minta kacamata plus.
Ibu saya cukup kuatir dengan status saya yang selalu jomblo. Suatu hari dia mengajak saya ke kampungnya di Batutabal, Sumatera Barat. Karena bertahun-tahun ga mudik, kayaknya Ibu saya ga tau lagi situasi di kampungnya. Sampai di tempat tujuan, kampung kami hanya berisi orangtua dan anak-anak. Pemuda2nya rata-rata udah merantau ke kota2 besar dan tentu saja terutama Jakarta. Belakangan saya baru tau ternyata perjalanan itu misinya untuk mencari jodoh buat saya. Hahahahahaha…Untung gagal.
Temen-temen kantor juga sok ikut-ikutan kuatir dengan keadaan saya. Misalnya Creative Director kantor kami, Syarif, malahan menawarkan kakak perempuannya untuk saya jadiin istri.
“Bud lu kawin sama kakak gue, mau ga? Dia juga masih jomblo.” katanya.
Saya senyum-senyum aja mendengar tawarannya. Tapi untuk menjaga perasaannya, saya jawab juga, ”Kakak lu orangnya kayak gimana?”
“Ya kayak gue! Namanya juga kakak adik, pastilah mirip banget.” jawabnya.
“Iya persisnya kayak gimana.” desak saya.
“Lu liat aja gue. Nah kakak gue persis kayak gue gini, ya mukanya ya badannya semuanya sama. Bedanya dia cewe. Itu aja.” Syarif memberikan jawaban blunder yang membuat saya mundur teratur.
Oscar Napitupulu, manager produksi saya mendesak dengan cara lain lagi. Katanya, ”Bud, kapan lu kawin? Gue udah ngomong sama orang percetakan, mereka mau bikinin 1000 lembar undangan pake fancy paper buat undangan kawinan lu, GRATIS.”
“Cewe aja belom punya masa udah mikirin undangan?” jawab saya.
“Makanya buru-buru cari, kalo gue udah ga kerja di sini belom tentu percetakannya mau ngasih gratis. Itu kan chanel gue. Jadi kapan maunya? Tahun depan”
“Gila lu!! Masa kawin dikasih deadline?”
Tau-tau graphic designer saya ikut nyeletuk, ”Iya Om Bud. Kawin dong, ntar gue yang desainin undangannya. Gue bikinin yang unik deh, dalemnya pake pop up.”
“Pake pop up? Maksudnya?”
“Jadi undangan dipenuhi dengan foto banyak orang dengan setting perkawinan. Tapi pas kartu uandangannya dibuka, foto pasangan pengantinnya pop up berdiri certikal sehingga terlihat outstanding. Keren kan?” katanya lagi.
Produser saya ga mau kalah, ”Gue juga udah ngomong sama production house Om Bud. Mereka mau ngefilm-in perkawinan lo. Mereka malahan mau bikinin storyboardnya.”
“Masa film perkawinan pake storyboard?” Saya mulai mencurigai mereka lagi ngerjain saya.
“Iya directornya mau bikin yang unik. Jadi pake story telling gitu. Sebelomnya tentu storyboardnya dipresent dulu ke Om Bud. Kalo Om Bud approved baru deh kita shoot.”
“Jangan storybord dong, harus pake stylomatic!!!!” kata saya mencoba becanda padahal udah BT.
“Eh ini serius Om Bud. DOP (Director of photography) nya, Roy Lolang juga udah ok mau bantu. Semuanya free”
“Ah Gila lu semua!!!!” Saya langsung beranjak pergi.
Kenapa ya semua orang pada usil sama status kita. Lama-lama capek loh ditanyain kapan kawin. Tapi saya susah banget menghindarinya. Abis tiap ketemu orang selalu ditanya, “Anak lu berapa Bud?” Gimana mau punya anak, orang kawin juga belom. Apalagi kalo kebetulan lagi menghadiri persta perkawinan, ada aja orang yang nanya, ”Kapan nih nyusul?”
Kalo temen-temen sih masih bisa dibilangin. Kalo mereka udah ngeliat saya BT, pastilah mereka diem dan ga berani lagi nyinggung soal perkawinan. Nah masalahnya, ada seorang saudara ibu saya yang selalu bikin saya pusing kepala. Usianya udah hampir 70 tahun. Kita biasa manggil dia Etek. Saya ga tau jelas gimana hubungannya dengan keluarga kami, tapi justru dialah yang paling cerewet nyuruh saya kawin. Kalo lagi di pesta perkawinan dia selalu menepuk pundak saya lalu bertanya dengan logat padangnya yang kental, “Kapan nih nyusul?”
“Nyusul siapa Tek?” tanya saya pura2 bego.
“Nyusul jadi penganten dong. Tunggu apa lagi? Umur udah cukup, kerja sudah ada, Segeralah kau kawin.”
Lama-lama acara tepok pundak udah menjadi ritual tetap bagi Si Etek dalam sebuah acara perkawinan. Tentu saja dengan pertanyaan yang itu-itu lagi ‘Kapan nih nyusul?’
Kapan nih nyusul? Kapan nih nyusul? Saya muak banget sama kalimat itu. Mending kalo nanyanya sekali. Dia bisa menanyakan pertanyaan itu berkali-kali dalam semalam.
Sialnya dia sering banget dateng ke Jakarta dan selalu menginap dirumah kami. Nah setiap kali bertatap muka di meja makan, ruang tamu atau ruang keluarga, dia nanya lagi, “Kapan kawin sibuyuang sorang ko? Kalo sampe tahun depan belum kawin juo, Etek carikan di kampuang. Banyak yang cantiak, pintar mengaji pula.”
Arrrggghhhhh!!!!! Sumpah kesel banget saya sama dia. Saya jawab aja seenaknya, ”Kawin mah sering Tek? Tadi malem juga saya kawin.”
Meledaklah kemarahan Si Etek. Dia mencopot kerudungnya lalu disabetkan ke saya, ”Onde mande!!! Zinah itu itu namonyo. Ampek puluah tahun dosanyo. Batobat lah waang. Banyak zinah indak disayang Allah!”
Sejak itu saya makin benci sama Si Etek ini. Yang nyebelin dia ga pulang-pulang juga ke Padang. Padahal biasanya cuma nginep 3 hari, atau paling lama seminggulah. Sekarang udah ampir sebulan dia masih ngendon juga di rumah kami. Semoga dia ga tinggal di sini selamanya. Mampus aja tinggal sama teroris. Saya sering mikir mencari ide biar dia cepet pulang ke Padang. Gimana ya caranya?
Tiba-tiba ibu saya dateng menghampiri, ”Bud, bisa anterin Mama ke kuburan Karet. Bu Salam meninggal.”
“Bu Salam tukang gado-gado?” tanya saya.
“Iya Bu salam mana lagi. Ya tukang gado-gado itu. Yuk berangkat.”
Ketika saya sudah siap dengan Hijet Zebra saya, tiba-tiba Si Etek ikut masuk ke dalam mobil. Eh Ngapain dia ikut-ikutan ngelayat? Mending kenal lagi sama Bu Salam? Tapi saya diem aja. Lalu kami bertiga meluncur ke pekuburan Karet.
Sampai di sana, orang sudah banyak berkumpul. Walaupun cuma buka warung gado-gado, Bu Salam sangat disukai oleh semua kalangan. Selain gado-gadonya enak banget, orangnya juga ramah dan baik hati. Bahkan dia juga ikutan group arisan ibu saya. Makanya yang datang juga banyak dari golongan bermobil.
Setelah mengucapkan belasungkawa pada keluarga Bu Salam, saya melihat Si Etek sedang berdoa di depan makam Bu Salam. Wah saya dapet ide nih. Semoga dia cepet-cepet pulang ke Padang deh.
Pelan-pelan saya hampiri dia dari belakang. Setelah terlihat dia selesai berdoa saya tepok pundaknya sambil berkata, ”Tek, kapan nih nyusul?”
“Nyusul siapa?” tanya Etek kebingungan.
“Ya nyusul Bu Salam dong.”
“Nyusul Bu Salam?” Rupanya Si etek belom nyandak juga.
“Iya tunggu apa lagi? Umur udah cukup….” kata saya menirukan kalimat Si Etek.
Belom selesai menyelesaikan kalimat, Si Etek sudah menjerit marah sampai mengagetkan semua orang yang sedang dalam suasana kesedihan itu.
“Kurang ajar kau bujang lapuak. Kau mau Etek mati ya? Kau sumpahi Etek mati ya? Pai wa’ang ka narako!!!!” makiannya kenceng banget sampe burung2 walet di sana pada lari beterbangan.
Sampai di rumah, Si Etek langsung mengepak semua barang-barangnya. Lalu pamitan ke Ibu saya hendak kembali ke Padang. Sampai taxi dateng menjemput tidak satu kali pun dia menengok kea rah saya. Keliatannya dia akan membawa kemarahanya sebagai oleh-oleh untuk keluarganya di Padang.
Ibu marah banget sama saya. Tapi saya lebih rela dimarahin ibu daripada dia tinggal di sini terus. Makanya dengan cepat saya mengaku salah dan minta maap. Ibu saya biar naik darah kayak apapun kalo saya minta maap pastilah reda marahnya. Kalo masih marah juga, saya peluk-peluk terus saya cium pipinya pasti deh langsung luluh hatinya. Yang penting Si Etek udah ga ada dan saya bisa menikmati masa jomblo dengan tenang.
Menikamati masa jomblo buat saya sangat memberi ketenangan. Yang bikin saya ga tenang justru teror dari orang-orang yang nyuruh saya kawin. Apa ga terpikir oleh mereka bahwa ada orang yang justru menikmati kebahagiaan karena kesendiriannya?
Saya suka heran, ternyata banyak loh orang yang takut sendirian. Dan banyak juga yang menikah karena alasan takut hidup sendirian. Bahkan ada juga yang kawin asal comot karena merasa udah dikejar oleh usia. Kalo saya mah udah mantap ga mau menikah selamanya. Dan saya ga punya masalah dengan kesendirian. Alone is my middle name. Alone but not lonely!
Akan tetapi seorang perempuan sederhana telah mengubah dan membolak-balik kehidupan saya. Saya mengenalnya di sebuah Cafe. Namanya Devina. Orangnya asyik. Buat dugem OK, buat diskusi juga nyambung banget. Orangnya pinter banget. Segala macam topik bisa kita diskusiin sama dia. Dari soal marketing, BBM, politik sampai kedokteran, dia terlihat sangat menguasai.
Karena merasa cocok satu sama lain kami jadi sering ketemuan. Entah itu dugem, makan di warung Pak Mahdi Menteng, makan sop kambing di warung Sudi Mampir Tebet atau pergi ke lesehannya Bu Didot di emperan Bank BCA Melawai. Kemana-mana kami selalu bersama.
Devina ini hampir ga pernah membuat saya kesel apalagi marah. Orangnya easy going banget. Kalo saya lagi ekspresif lalu mengatakan “Lu cantik amat hari ini Vin?”
Dia nyautnya, ”Oh ya? Pujian lu membuat gue lebih semangat menghadapi hari ini. Thanks ya.”
Atau kalo dia abis potong rambut, saya komentar, ”Pantes banget lo dengan potongan rambut yang sekarang.”
Dia nyautnya, ”Serius lu? Padahal tadi gue udah rada ga pede ganti model kayak gini. Thanks. Lu baek banget deh jadi orang.”
Bahkan pujian basa-basi saya seperti, ”Gue suka sama pakean lo, sportif banget, bikin lo keliatan enerjik.”
Dia nyaut, ”Lo juga ganteng. Beruntung banget orang yang jadi bini lo nanti.”
Sepele kan keliatannya? Tapi jawabannya sangat menyejukkan hati saya. Kenapa? Karena pengalaman saya, kalo lagi muji perempuan, mereka sering nyautnya ngeselin. Misalnya ‘Gombal banget lu’ atau ada juga yang nyautnya ‘Lu ngomong gitu sama semua perempuan kan?’ Atau ada lagi yang ngomongnya ‘Itu pujian pasti udah ada templatenya ya?’ Mereka ga menyadari bahwa jawaban seperti itu akan membuat cowo jadi mikir 100 kali kalo mau muji lagi hehehehehehe….
Yang paling parah, saya pernah berantem besar sama pacar saya dulu. Waktu itu saya lagi kangen banget sama dia. Begitu kangennya sampe saya kirim sms ‘I love you sayang’. Dan apa yang terjadi? Pacar saya ngamuk dan menuduh saya salah kirim sms. Dia merasa yakin bahwa sms itu buat perempuan lain. Bukan buat dia. Alasannya karena sebelomnya saya ga pernah mengirim sms seperti itu selama pacaran…..[SIGH]
Pernah juga saya berantem sama pacar gara-gara ngeliatin cewe cantik di Plaza Senayan. Saya sama pacar lagi ngopi di coffee club. Tau-tau ada cewe cantiknya bukan main duduk di samping meja kita. Udah cantik, cewe ini pakeannya sexy banget. Pake tanktop dengan udel terbuka dan bawahannya pendek banget, memamerkan tungkai kakinya yang seperti peragawati di fashion TV. Kulitnya kuning langsat bercahaya dengan wajah yang sangat rupawan. Siapa sih yang ga kesengsem ngeliat cewe kayak gitu? Tapi pacar saya ngamuk sampe ngebentak saya di tengah keramaian.
“Gila lu ye! Dasar mata keranjang! Udah jalan sama pacar sendiri, mata masih belanja juga ngeliat cewe lain? Dasar buaya lo!!!” bentaknya.
Padahal saya cuma ngeliat doang. Alasan ngeliatnya juga cuma karena dia terlihat outstanding aja di antara sekian banyak orang yang ada di sana. Ga ada maksud apa-apa.
Kalo sama Devina ga pernah gitu. Justru kalo ada cewe cantik dia suka bilang gini ke saya, ”Liat tuh ada cewe. Cantik banget ya?”
Lalu kami menikmati kecantikan itu bersama-sama. Begitu juga sebaliknya. Kalo ada cowo ganteng, saya juga suka berbisik ke dia, “Liat ada cowo ganteng banget. Kayaknya tipe yang elo suka banget tuh.”
“Iya ganteng banget! Kalo dia juga tajir gue mau tuh jadi bini mudanya?” katanya.
Asyik kan? Makanya saya selalu merasa nyaman di samping Devina. Kalo ga ada dia, rasanya ga asyik. Saya selalu membutuhkan kenyamanan itu. Rasa nyaman yang utuh yang belom pernah saya miliki dari perempuan yang pernah saya kenal sebelomnya.
Percaya ga? Saya lebih mengidolakan kata ‘nyaman’ daripada kata ‘cinta’. Buat saya rasa nyaman lebih gampang dirasakan daripada rasa cinta yang selalu penuh keragu-raguan. Kata ‘nyaman’ lebih bersahabat sementara ‘cinta’ terlalu sulit untuk dipegang. Percayakah kalian bahwa rasa nyaman adalah kunci menuju kebahagiaan.
Dan kata ‘nyaman’ juga berlaku di semua hubungan. Baik itu hubungan personal, profesional maupun hubungan bisnis. Contoh paling sederhana; Banyak sekali orang yang ke luar dari perusahaan hanya karena merasa ga nyaman dengan suasana kantornya. Ketidaknyamanan itu bisa datang dari koleganya, dari atasannya atau dari atmosfirnya. Banyak deh.
Atau dengan klien. Saya selalu lebih suka bergaul dengan klien A dibandingin klien lainnya. Karena saya merasa nyaman dengan mereka. Bisa ngobrol seperti temen, bisa ngopi bareng, bisa dugem sama-sama. Tanpa terasa hal itu juga berpengaruh pada karya. Karya-karya yang saya buat cenderung lebih bagus daripada kerjaan untuk klien lainnya.
Ada kan klien yang ngeselin? Kerjaannya marah-marah melulu, kadang ga ada sebab dia masih marah-marah juga. Biasanya jadinya karya kita susah bagus tuh. Karena kekesalan kita akan menutup kreativitas dalam mencari ide.
Begitu juga dengan klien. Bukan jarang saya diminta oleh klien untuk mengganti copywriter atau art director yang menangani brand mereka. Padahal staff saya itu orangnya pintar baik dari segi ide dan eksekusi. Ketika saya tanyakan alasannya, Si Klien nyaut ‘Gue ga suka sama dia. Attitudenya ga bagus. Terlalu keras kepala.’ Usut punya usut rupanya yang dimaksud dengan ‘attitude’ oleh Si Klien adalah mereka ga suka didebat atau dibantah. Mereka lebih nyaman sama orang kreatif yang patuh dan penurut. Aneh…
Begitu pentingnya rasa nyaman itu sehingga membuat orang rela mengorbankan segalanya. Demi rasa nyaman bahkan orang bisa melepaskan keyakinannya. Dan itu terjadi pada saya.
Suatu hari, di sebuah kafe, Devina ngeliat saya minum banyak banget, sehingga dia jadi rada cemas. “Lu minum banyak banget malam ini? Masa Jack Daniel bisa abis sebotol sendirian?”
“Tau nih. Gue lagi bosen sama hidup. Rasanya hidup gue begitu-begitu aja. Hampa rasanya”
“Mungkin lu harus menikah.”
“Kan gue udah bilang kalo gue bukan penganut faham pernikahan.”
“Ya sih. Tapi kan lo belom coba? Siapa tahu malah membuat hidup lo jadi bervariasi.”
“Kalo gue kawin, takutnya gue jadi ga bisa jalan bareng lagi sama elo.”
Lalu kami berdua terdiam. Masing-masing asyik dengan pikirannya sendiri. Sampai kemudian saya berkata, ”Kalo kawin sama elo mungkin enak kali ya? Gue menikah tapi tetep bisa ketemu lo tiap hari”
“Iya kali.” jawabnya enteng.
“Kita menikah aja yuk?” ajak saya.
“Yuk!” jawab Devina tetap enteng.
Aneh banget. Saya yang bukan penganut faham pernikahan tiba-tiba mengajak orang menikah. Ga tau kenapa, semua terjadi begitu aja. Spontan tapi serius. Saya curiga bahwa saya ingin memiliki kenyamanan bersama Devina selamanya. Saya ga rela kehilangan kebersamaan itu. Dan lebih aneh lagi Devina. Dia langsung ayuk aja saya ajak kawin. Biasanya kan cewe memerlukan pemikiran yang jauh lebih serius kalo mau kawin. Biasanya penuh pertimbangan kalo dilamar orang.
Lalu kita pun kawin. Kita bikinnya sederhana banget bahkan cenderung pake gaya cowboy. Cuek banget! Semuanya kami urus berdua. Urusan administrasi dan penghulu ngurus sendiri. Tempatnya juga ngurus sendiri. Pakaian nyewa sendiri. Cincin beli sendiri. Pelaminan? Kami ga butuh pelaminan. Setelah acara ijab Kabul langsung acara makan. Dan kami berdua langsung berbaur dengan tetamu. Ga ada acara antri-antrian. Semua orang yang datang bisa langsung ngasih selamat.
Kedua keluarga kami alhamdulillah ga terlalu cerewet dengan cara kami menikah. Setiap ada yang nawarin bantuan, kami jawab ‘Ga usah. Terimakasih. Yang penting dateng aja ke mesjid Pondok Indah tanggal 13 November jam 10 pagi ya.’
Sebenernya ada juga sih beberapa yang resek, tapi alhamdulillah semua kendala itu bisa kami atasi. Caranya sederhana; cuekin aja! Hehehehehehe….
Perkawinan berlangsung cukup lancar. Memang ada beberapa masalah kecil, namanya orang baru pertama kali menikah pastinya belom pengalaman kan? Misalnya, sebelom acara ijab kabul penghulunya bilang, ”Bud dan Vin, yang ngaji siapa? Sebelom ijab Kabul harus ada acara pembacaan Al Quran.”
“Oh? Harus ada ya? Ga bisa langsung ijab Kabul aja langsung?” tanya saya dengan bodohnya.
“Harus ada yang ngaji. Kalau tidak saya tidak akan mau menikahkan kalian.” sahut penghulu dengan tegas.
“Waduh? Ok deh gue cari dulu.” Kata saya lalu menoleh kea rah Devina, “Yuk bantuin cari Vin?”
“Yuk!” sahut calon isteri saya.
Lalu bersama Devina langsung menghampiri kerumunan teman-teman dan menanyakan pada mereka siapa yang bisa ngaji. Dan untunglah ada yang bersedia mengaji dengan sukarela.
Namun perkataan orang yang mau mengaji itu ternyata membuahkan masalah baru. Katanya, ”OK gue bersedia. Ntar begitu MC-nya manggil, gue maju membacakan ayat-ayat suci Al Quran.”
MC? Master of Ceremony? Waduh…saya belom punya juga tuh. Ternyata ribet juga ya menikah? Kembali saya dan Devina bergerilya mencari temen yang mau diminta jadi MC. Akhirnya dapet juga. Saya samperin temen saya Jimmy, Creative Director Biro iklan CCHQ. Selain berprofesi sebagi orang iklan, Jimmy juga seorang pemain teater. Logika saya, tentunya sebagai pemain teater dia akan sangat mudah berakting sebagai MC.
“Jim, bantuin gue jadi MC ya? Gue belom ada MC nih. Please…” Pinta saya.
“Hah? Gue harus ngomong apa?” Tanya Jimmy kaget karena ditodong tiba-tiba.
“Suka-suka lo ajalah. Lo mau ngomong apa aja terserah. Improvisasi aja” jawab saya sambil ngeloyor meninggalkan Jimmy yang kebingungan.
Selesai ijab Kabul, masalah berikutnya dateng lagi. Seorang famili nyamperin saya sambil bilang, “Bud, itu penghulu disuruh makan kok ga mau? Diajak ngomong juga mukanya asem kayak lagi marah gitu…”
Masya Allah!! Saya belom bayar penghulu huahahahahahaha. Langsung saya samperin dia lalu menyerahkan amplop berisi uang kepadanya. Setelah menerima amplop yang memang udah saya siapkan, barulah mukanya berseri-seri kembali dan mau mencicipi hidangan.
Peristiwa terakhir lebih lucu lagi. Saya kan ga bikin undangan perkawinan. Semua tamu saya undang cuma pake sms. Isinya : Temen2, kalo iseng gat au musti ke mana, dateng ya ke Mesjid Pondok Indah jam 10 pagi tanggal 13 November 1999. Kami mau kawin nih. Tolong teruskan sms ini ke temen2 yang lain ya? Thanks. Bud dan Vin.
Nah, Oscar Napitupulu, Production Manager kantor saya ternyata ga dateng ke kawinan. Padahal dia kan salah satu orang yang getol nyuruh saya kawin cepet-cepet. Sekarang pas saya beneran kawin kok malahan dia mangkir. Awas! Ntar saya maki-maki tuh orang.
Ketika cuti saya berakhir, saya pamit ke isteri untuk pergi ke kantor. Itulah pamit pertama saya ke kantor sebagai suami kepada isterinya. Begitu sampai di kantor, saya langsung menemui Oscar di ruangannya dan menegur dia dengan cukup keras.
“Os, kenapa lu ga dateng ke kawinan gue?” kata saya dengan suara dingin.
“Iya sorry Bud. Tapi lo ga bisa nyalahin gue dong?”
“Ga usah banyak alesan! jawab pertanyaan gue; kenapa lo ga dateng?”
“Abis lu ngundangnya pake sms sih, gue kira lu becanda…” sahut oscar dengan muka sungguh-sungguh.
“Huahahahahahahaha…” Bener juga ya?
submitted by internweb to indonesia [link] [comments]


http://activeproperty.pl/