Cerita dientot kakak

Pingin ketemu kakak beda ibu, but should I bother?

2024.04.19 13:09 Gunwing Pingin ketemu kakak beda ibu, but should I bother?

Saya punya kakak beda ibu, dari dulu penasaran tapi saat saya tanya ke keluarga mereka punya kesan buruk terhadap dia, teman bapak waktu cerita juga kurang suka, pas lebaran tak pernah muncul, baru2 ini jg kabarnya lebaran ketemu bapak langsung bahas warisan dengan beliau, yg sempat membuat beliau marah besar, entahlah ini semua kedengaran buruk tapi saya sendiri penasaran. Saya 20 tahun seumur hidup blum pernah ketemu
submitted by Gunwing to indonesia [link] [comments]


2024.03.22 12:15 Melosiar The "games"

Cerita ini Daripada abang jiran Saya Yang pindah Ke **** Di kedah,Panggil abang jiran Saya ni,hafilul, hafilul ada computer window second hand Yang power,Dia Dulu gamer,Dia Selalu upload Kat YouTube,tapi,Saya Tak Tahu kalau Dia famous Ke Tidak,Satu Hari,Dia download game betajuk the games,Masa abang Saya download,Mak Dia Panggil,make Dia Kata "hafilul,Mai Makan,mak Masak Ayam Masak kicap" Pada Pukul 12:12,Game Itu Sudah download Dan hafilul Pergi Ke computer Dan Duduk main,Saat hafilul bermain game,game Itu menanyakan kalau Dia Ingin pilih kakanya Atau ibunya,hafilul memilih Ibu,Tiba-Tiba kakaknya menjerit,Saat hafilul Masuk Bilik kakaknya,Hafilul Melihat kakaknya terangkat tercekik diatas langit,hafilul menolong kakaknya Tetapi Tidak boleh Kerana kakanya semakin tinggi Di langit,mak Bapak hafilul Datang Ke Bilik kakaknya Dan menolong kaknya,Dan innalilahi,kakaknya menningal,keeseokan harinya, kakaknya Di Kubur Di Tempat Di sekitar sekangor,Selepas kakaknya dikubur,hafilul Masih ada jiwa Tidak Tahu,Jadi Dia main Lagi game Itu Lagi Sekali,Game Itu menanyakan "Kalau Kamu tersesat Di Hutan,Selepas Itu kamu jumpa harimau Dan singa,Kamu Ingin BUNUH Mereka menggunakan Apa?,Gunting?,Pistol? Atau Pisau?'',Hafilul menjawab pisau,Tiba-Tiba,mak Dan bapanya mengambil pisau Dan BUNUH diri,hafilul Melihat hak Itu Dan hafilul menangis,hafilul call Nenek Dia Dan Nenek Dia tenangkan hafilul Dan Tidur Dengan hafilul,keeseokan harinya,Ibu Dan ayahnya dikuburkan bersebelahan Dengan Kakak hafilul, hafilul pula Sudah pindah Ke **** Di kedah bersama neneknya.
THE END
submitted by Melosiar to scarystroiestoread [link] [comments]


2024.03.17 12:37 habitbuddy Jual rumah warisan untuk re-investasi bisnis & financial product

Halo!
Saya di sini mau berbagi cerita sekaligus bertanya ke yang berpengalaman atau punya pengetahuan di sini. Sudah setahun ini ayah saya meninggal menyusul ibu yang sudah lebih dulu karena sakit. Warisan harta & utang sudah diterima saya dan kakak-adik sebagai ahli waris, utang sudah diselesaikan bersama dan harta sudah dibagi sesuai kesepakatan.
Saya kebagian rumah tinggal, namun sayangnya tidak ditinggali karena ada pekerjaan di luar kota. Sejak kuliah, saya udah terbiasa untuk investasi di saham, reksadana, dan deposito bank digital. Jadi saat ini lebih tertarik jika rumahnya dijual aja lalu diputar di instrumen keuangan dan investasi bisnis. Anggap saja nilai rumahnya sesuai NJOP Rp703.976.000
Berikut ini ada beberapa opsi yang sempat terlintas dan saya pelajari:
  1. Renovasi rumah untuk disewakan dengan estimasi nilai sewa 20jutaan per tahun. Cons: harus keluar biaya perawatan setiap selesai sewa, atau ada kemungkinan sulit tersewa)
  2. Jual rumah seharga NJOP kemudian diputar di instrumen investasi. (Misal di SBR020-T5 6.4% per tahun selama 5 tahun = 45jt/tahun)
  3. Jual rumah seharga NJOP kemudian diputar di investasi bisnis yang udah mature dengan proyeksi ROI sekitar 20% per tahun = 140jt/tahun. Cons: Bisnis termasuk investasi High risk
  4. Jaminkan rumah untuk KPR Refinance / KUR dan digunakan untuk investasi bisnis seperti poin 3. Cons = Harus bayar cicilan per bulan & resiko gagal bayar jika bisnis sedang lesu
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, kelihatan ya kalau saya lebih cocok untuk menjalankan poin 2. Karena hasil dari investasi bisa digunakan untuk biaya sewa rumah di luar kota tempat saya kerja dan sisanya bisa dipakai untuk hidup / reinvestasi. Tentunya gaji bulanan tetap akan digunakan untuk kebutuhan hidup & investasi juga.
Tapi mungkin ada yang punya pengalaman serupa dan mau berbagi cerita dari perspektfi lain monggo yaa.
submitted by habitbuddy to finansial [link] [comments]


2024.02.27 12:32 TruthversusSlander Keluarga mentua dan suaminya tamakkan harta peninggalan arwah ibubapa wanita ini.

Keluarga mentua dan suaminya tamakkan harta peninggalan arwah ibubapa wanita ini. submitted by TruthversusSlander to NegarakuMalaysia [link] [comments]


2024.02.18 03:53 maminya_mahae my love story #1

hai, hilmi. mungkin kamu nganggep ini kaya perkataan orang bodoh yang obsess sama kamu, tapi kamu harus tau, ini hal yang pengen aku bilang ke kamu dari lubuk hatiku paling dalam.
aku ketemu kamu di sekolah, tepatnya ruang 11 sekolah kita. ruang kelasku, kamu di bangku nomor satu sedangkan aku di bangku nomor delapan belas. pas itu kita lagi kelas btaq, pas aku denger suaramu, aku kagum, banget. suaramu merdu, mi.
aku ketemu kamu lagi di kelas bahasa inggris, kita sekelas lagi. aku ngeliat kamu.. lucu banget. aku pas itu nggak ada rasa apapun sama kamu kecuali kagum. satu hari, aku nganterin benieng ke kamar mandi. ada dua kakak kelas yang bilang kalo "benieng, kamu deket ya sama hilmi? aku temen sekelas kakaknya" dan mereka kaya ngeship kamu sama benieng, aku diem aja terus ketawa dikit. aku nggak cemburu, karna pas itu juga.. aku belum suka kamu.
makin lama, aku makin ngeliatin kamu, kamu itu.. lucu, banget. caramu ngobrol sama orang, caramu ngomong bahasa inggris, caramu memperlakukan orang, caramu buat bikin semua orang di sekitarmu seneng. aku suka.
satu hari, aku lagi di kopsis. duduk, mau masang sepatu. disebelahku itu kamu, yang sayangnya kakimu lagi cidera, keseleo, garagara kamu sendiri lari larian pas lagi olahraga. lucu, kamu ngerengek ke mamamu, bilang "gamau digendong, malu ada cewe". itu pertama kalinya aku punya another feeling buat kamu, hilmi.
akhirnya aku sering ngeliatin kamu, caranya kamu berinteraksi sama orang, caranya kamu senyum, caranya kamu ketawa. semua yang kamu lakuin, aku liatin dan aku dengerin, hilmi.
aku coba tanya faradisa tentang kamu, akhirnya aku memberanikan diri buat minta nomor kamu dan ngechat kamu, mi. maaf, di awal kita chatan aja aku bikin masalah, maaf ya, aku cuma bercanda sama faradisa pas itu hehe.
akhirnya aku tau, kamu anaknya ceroboh, dan lupa akan sesuatu. pas kamu mudik, aku ngetawain kelucuanmu yang dua kali salah lokasi, lucu banget. dan kamu anaknya suka sharing, suka cerita. what if kamu jadi pacarku, mungkin kamu tiap hari ngespam 100 unread yang isinya a day in ur life ya? hehe, lucu deh.
akhirnya aku juga tau kalo kita punya kesukaan yang sama, yaitu sama sama suka outer space! aku seneng banget pas tau, karna akhirnya kita bisa punya topik pembicaraan.
kamu inget ngga? pas aku ada bikin masalah kecil itu? yang sampe kamu bilang "masalah kecil nggausah dibesar-besarkan." maaf ya hilmi, maaf banget. aku bertingkah kaya gitu pasti kamu risih banget ya? that's why we can't have a relationship. issues ku terlalu banyak, hil. aku nggak pantes buat kamu. aku trust issue, aku juga ngerasa lancang buat bilang "soulmate things" ke ryuza dan faradisa. so ya, maaf ya?
aku pernah ngucapin kamu ucapan ulangtahun ke kamu hil, yaa walaupun ngucapinnya lewat faradisa dan ryuza, semoga pesannya tersampaikan ya. kalau belum, happy birthday, sayang.
i think it is enough for now karna ini cuma cerita tentang how we met? so ya, see u there.
submitted by maminya_mahae to u/maminya_mahae [link] [comments]


2024.01.19 05:26 senseischale mau nolong crush gua. cuman...

gua ada crush. dulu tinggal masih satu provinsi. pertama ketemu pas di event jejepangan beberapa tahun masih chat dan akhirnya sebelum covid 2020 bisa ketemu. mungkin sebanyak 2 kali sampai dipertemuan terakhir dia bakal balik ke kalimantan. dia balik karena kebetulan itu ajakan keluarganya.
after that, kita hanya kontak via messaging app sama social media. dia udah nggak make facebook(gua pengguna akut) lebih banyak make twitter.
tapi sebenernya bukan itu yang jadi masalah. doi beberapa kali cerita soal keluarganya yang terlalu abusive(sometimes physically), ibunya yang sering ngejelekin dia kehadapan tetangganya, bapaknya yang terlalu keras(sampai kadang gua ngajak telfon dia gak mau) dan beberapa lainnya. dia juga cerita kalo dia menerma pekerjaan online sebagai designer dan juga ikut pelatihan bahasa jepang (gua mikir kalo lulus bakal dapet job disana, eh kudu bayar which is i dont know very much about it jadi dai terkesan putus asa dan mengikuti jalur). there is new problem. stalker. dia cerita kalo salah satu orang di pelatihannya itu ...how do i say this...menurut dia, "terobsesi" dengan dia. ngejar, selalu ngirim pesan (kinda sounded like me but i m not there) ke dia, telfon dan terakhir ngirim ancaman bunuh diri. gua gak pernah dapet ginian jadi gua gak begitu paham skenarionya gimana. dia juga menambahkan kalo si stalker ini pernah beberapa kali kerumah dia. yang mana membuat gua mempertanyakan suatu hal. kenapa keluarganya mengijinkan? apa orang ini mau ngelamar? aku kira orang tuanya nggak mau nerima orang luar dari keluarganya. tapi kenapa si stalker ni bisa?
gua mencoba memberi saran, mulai ignore, minta tolong sahabat dia bahkan ngasih nomer stalker itu ke gua biar gua omongin sekalian(she call me abang in the past which kinda pathetic kalo dipikir lagi). kadang ngasih saran dia buat ignoring semua gambar bukti dia mau bundir karena ya bundir adalah bundir. urusan dia. gua gak mau dia merasa bersalah sama orang obsesive kayak gini.
kadang ada pikiran apa mending gua kesana aja. yang jadi masalah adalah, dia gak mau ngasih alamatnya dimana. gua gak berani kesana kalo gak ada alamat yang bisa dituju. ditambah lagi, gua juga gak ada budget. sekarang emang bisa 250k ke kalimantan tanpa ada backingan keluarga?. gua gak bisa ngomong ke kakak dan bapak gua kalo gua mau kekalimantan buat yelamatin crush gua. sounds illogical in this time. gua terus mikir itu. ini bukan manga atau anime yang dimana MC aja bisa terbang ke amerika buat nyelamatin bagian dari harremnya. tapijuga guamikir,masa lucintadia tapi gak ada usaha? masa cintalu sebatas chat dan telfon jarak jauh?
sekarang gua kudu bagaimana? pengen nolong gak ada budget dan bahkan lokasi juga tidak dikasih tau. banyak keraguan dari semua ini. kayak situasi keluarga dia disana. keadaan dia disana. memang ada yang bilang kalo kehidupan di dunia online gak sama gak di IRL, tapi gua liat dia twitter keliatan baik baik saja dan malah bisa lebih happy dari gua! mau bertanya tapi gua itu siapa? pacar bukan, suami juga bukan kakak kandung apa lagi. punya hak apa mempertanyakan kehidupan seseorang? dan akhirnya gua harus merelakan aja dan kadang menerima fakta "bukan gua".
so what should i do? should i start to ignoring it? forget this crush and find another one? gua sebenernya ada masalah sama berhubungan dengan orang online atau irl. tapi mungkin itu masalah yang bakal gua ceritain nanti aja lah.
submitted by senseischale to indonesia [link] [comments]


2024.01.08 10:24 kandimazu Sharing kejadian absurd di masa sekolah

Bagi yang masih sekolah ataupun udah lulus (sekolah jenjang apapun ya), coba dong share kejadian absurd yang bikin kalian mikir "hah kok bisa-bisanya?!", entah itu kejadian secara langsung ke kaliaan atau ke temen kalian.
Kalau gw, pas gw SMA (kisaran tahun 2008-2009) tu ada kakak kelas cewe sebutlah si C, kelas 3 dia. Mba C ini baek banget, ramah, suka random aja ngajak ngobrol orang2 di kantin. Pas bulan bulan mau UN (maret ato april gitu) tau tau ada info kalau mba C ini berhari-hari gak masuk, padahal kan anak kelas 3 lagi kelas intens untuk UN kan. Sampe keluarganya sendiri datengin sekolah untuk cari info si mba C ini ada dimana, dia udah gak pulang rumah beberapa hari katanya. Selang seminggu, ada info lagi kalau ternyata dia kabur sama pacarnya yang seorang abang supir angkot. Keluarganya gak mau dia pacaran sama abang angkot, trus dia kabur ber2 ama pacarnya itu pake angkot. Alhasil dia DO dan gak selesai sekolahnya. Nanggung banget kan anjir sisa berapa bulan lagi lulus SMA.
Coba share dong cerita-cerita kalian.
submitted by kandimazu to indonesia [link] [comments]


2023.12.24 12:00 Own-Ad-3221 UANG DIGUNAKAN TANPA IJIN

UANG DIGUNAKAN TANPA IJIN
Reference: [Sammy2038(twitter)](https://.com/sammy2038/status/1738395508731953631?s=46&t=2DC%7CqoMZ103ACkOp47QhTQ)
singkat cerita : 1. maker dititipkan uang sejumlah +- 6 jutaan 2. maker memakai uang tersebut untuk keperluan pribadinya 3. karena tidak bisa mengganti uang tersebut, akhirnya deal 2an untuk dibarter dengan dibuatkannya kostum Armor untuk Cosplay 4. namun selama prosesnya maker tidak menepati janjinya, hingga armornya tidak dibuat sampai sekarang, bahkan di GHOSTING dan lepas tanggungjawab !!!!
cosplayer dan juga maker bernama devbats pun bahkan menyalahkan balik Korban/customer-nya DIBAWAH merupakan bukti2 Chat percakapan korban dengan Cosplayer.
submitted by Own-Ad-3221 to indonesia [link] [comments]


2023.12.24 09:51 mattcembong bolehkah sy berubah?

diceritakan oleh sorang redditor yg malu nak menyampaikan. semoga kwn2 boleh kongsi idea dan cadangan utk membantu.
... ... ... ... ...
Sye janda. Anak 2. Umur 40.
ketika tu sye stay dengan family..mk, ayh. Kakak sye stay rumah sebelah je. sbg org kg, sye tk pernah tahu lifestyle org2 kl.
Sye telah berkenalan dgn sorang laki dari kl. walaupun pada awalnya kami tk pernah berjumpa tp, penampilannya memikat hati sye dgn minat dia yg nampak extreme. Die suka perempuan yg tindik, tattoo badan.
kami bersama hampir 7 tahun. Die selalu suruh saya tindik tetek, buat tattoo. Pendek kan cerita 2 tahun lepas akhirnya sye setuju utk tindik tetek. tak lama pastu, hidung pulak sye tindik. SAKIT!!! tp sebab sayang sye tindik la. janji die happy.
Selang setahun die mintak sye tattoo pula. kami mula bergaduh tapi, sayang punye pasal sye setuju juga buat tattoo. PERIT!!! AMAT PERIT!!! Sekarang sye ade tindik tetek dan ade tattoo.
kat rumah sye dah mula pakai singlet je. singlet putih. Selalu juga sye bergaduh dgn kakak tentang perubahan diri. Mk, ayh sye diam je walaupun dorang perasan sye tindik hidung. Mungkin jugak perasan tindik dekat tetek dan tattoo.
Nipis singlet sye. Sye malu sebenarnye. Ye la.. Umur 40 baru nk explore benda2 mcm ni kn.. Sekarang patut ke sye terus ikut kehendak die utk terus buat tattoo, tindik sane sini?
apa pendapat korang pada tindakan sye ni? lebih2 lagi di usia selewat 40 gini, patut ke?
submitted by mattcembong to SesiKonfesi [link] [comments]


2023.12.05 03:33 FoxtrotWhiskyTango [SERIOUS] Need advice to resolve home issue

Jadi saya (28M) tinggal bersama istri saya(28F) dan anak saya yang baru dua tahun. Pernikahan kami sebenarnya tidak terlalu smooth karena menurut istri saya, orang tua saya/mertuanya itu terlalu banyak "intervensi" to the point I cannot have casual phone with my mother anymore(who in my opinion, not perfect but good person overall).

Kami dulu menikah pas 2020 di tengah COVID. Personally kami berdua maunya acara sederhana saja, cukup ke KUA dan slametan biasa saja. However my mother pushed us to get a wedding (yang mungkin ukuran dari ortu saya nggak besar, 100 person yang anggotanya extended family). Kalau berasumsi "oh disuruh bayar sendiri?" Nggak, family paid it all. Family disini maksudnya keluarga saya, soalnya istri saya itu yatim piatu sejak SD. Diasuh oleh Budhe-nya (yang setelah talking banyak, ya orangnya baik-baik walau banyak flawnya).

Lalu alhamdulillah sekali, anak saya itu datangnya cepet banget. 2022 akhir sudah lahir. A very cute and smart babygirl. Problemnya sejak hamil, istri saya itu gampang sakit, karena saya harus kerja full, terpaksa saya minta tolong orang tua saya agar istri saya selama kehamilan dan setahun pertama anak saya bisa ikut di rumahnya. Ibu saya has no issue dan saya personally menilai ibu saya selama mendidik saya juga dididik baik-baik walau saya banyak personal flaw-nya.

Then, from here, things starts rolling over downhill.

Saya jujur paham kalau usually hubungan mertua-menantu itu akan bumpy as heck from start. Tapi karena saya (walau pas COVID) harus kerja masuk kantor, saya putuskan agar istri saya ikut orang tua saya supaya bila tiba-tiba istri saya ngedrop ada yang langsung handle. Karena tempat kerja saya dan rumah saya pada saat itu jaraknya 90 menit commuting. Then, my wife mental health starts deteriorating.

Sebelum menikah, istri saya itu orangnya "no-nonsense person" dan suka charging full speed at her issue. Kalau kata ipar saya itu, saat istri menikah sama saya jadinya itu "Ratu jalanan tiba-tiba masuk keraton" Yang biasanya suka outing tiba2 harus dirumah terus gegara COVID. Terus nggak sampe setengah tahun nikah sudah hamil. Ibu saya dokter, jadi pas COVID itu benar2 strict. Nggak boleh keluar rumah. Dari luar (apapun dan darimanapun) harus langsung mandi dan keramas. Masker hanya dibuka pas makan atau mandi saya. That strict. Karena kami sekeluarga juga terpapar COVID. walau alhamdulillah nggak ada yang sampai masuk RS.

Selama disana, istri saya selalu curhat ke saya kalau pembantu saya itu suka semena-mena (which in retrospect, memang iya). Entah ngatain "nggak bondo" atau "nunggu harta warisan doang" and some other stuff along that line including karena istri saya makannya banyak, biasnaya ada lauk yang bisa dibawa pulang dihabiskan semua sama istri saya yang hamil.. Ibu saya memang bilang ke istri saya yang hamil biar nggak usah bantu-bantu yang berat. Cukup banyak2 istirahat aja.

Sempat pecah secara terbuka dan istri saya hampir mau kabur karena kelakuan pembantu saya itu. Pembantu saya itu for the last 20+ years memang sudah ikut di rumah orang tua saya. Ibu saya mencoba menengahi dan membaikkan antara istri dan pembantu. Tapi istri saya itu suddenly, walau ratu jalanan, perkataannya itu selalu sopan, "nggak bisa saya bisa langsung memaafkan". Which in my opinion masih masuk akal walau ibu saya menerimanya agak aneh. Lalu istri saya menuduh ibu saya "berat" ke pembantu saya. Alasan istri saya, pembantu sudah 20+ tahun ikut sedangkan istri saya baru seumur jagung.

Lalu it even got worse. Saya jujur nggak tahu asal usul gosip ini dari mana, tapi di desa saya dan istri saya (kami ketemuannya di Malang dan kaget kalau desa mbah saya dan desa istri saya itu tetanggaan di kampung) muncul gosip "kalau saya ini mau dijodohkan bla bla bla". Since then, kalau ada sesuatu yang saya lakukan bagi dia tapi tidak sesuai dengan karep e selalu "kono lho, pegat o ben iso rabi karo menantu idaman mbokmu"(tuh, cerai aja ben isa nikah sama memantu idaman ibumu). Saya jujur sangat tidak senang dengan perlakuan ini. Karena walau saya masih banyak flaw saya sangat mencintai istri saya. Because I chose her with full of my consciense and judgement. Saya menyari calon istri yang mau saat hidup berada di bawah dan diatas tetapi saling cinta. And that what I see in my wife.

Setelah gosip itu beredar, semua tindakan-tindakan (yang menurut saya) baik dari keluarga inti atau extended family saya selalu direspon oleh istri saya dengan "mau ikut campur urusan rumah tangga" atau "biar nanti bisa diungkit lek ada sesuatu yang nggak sreg dengan mereka". Baik disini itu adalah kami sempat dibantu pindahan, dibantu juga dicarikan kontrakan baru karena saya pindah kerja. Dikunjungin every other week or two. and even monetary help soalnya anak saya juga sedang sakit TB.

Saya sempat dipesani oleh ibu saya, "lek cerita masalahmu, nango keluargane istrimu sebelum cerita ke ibu. Ben terbuka sama keluarganya" And I did it. and Demi Allah I swear that my wife extended family is the absolute nicest people I've ever met. And I did it religiously. Sebelum cerita ke orang tua saya, saya selalu cerita ke Budhe/Pakdhe/Mas/Mbak/Ipar istri saya dulu. And my wife responded as "Ganok sing membela aku, keluargaku ae mbelain kamu". And things also spiraling sampai kami sempat ada inciden antara pas lebaran 2022 tiba2 istri saya meledak di rumah budhenya sampe ninggal anak saya begitu saja seharian. Saya dan kakak-kakaknya nyari seharian keliling desa nyari istri saya.

Akibat insiden itu, istri saya sempat diruqyah oleh Pak Lik Ipar saya. Dan ternyata ada "yang nempelin" sehingga kadang bertindak irrasional. and things were getting better for a short respite. Istri juga sempat kami bawa ke mental health provider dan secara medis dan spiritual getting better.

Tapi good times grinds to halt. Beberapa minggu terakhir ini saya dan istri saya gesekan terus karena kita beberapa waktu terakhir memang banyak emergency spending karena anak saya sempat hospitalized dan membantu pakdhe istri saya juga habis kecelakaan. Money was become tight and we both know that we are not exactly a good thrift spender. Kita nggak hidup royal. Hidupnya menurut saya cukup mild dalam spending dan alhamdulillah gaji saya itu pretty much cukup untuk daily basis. We am trying to live independently.

Sempat saya mencoba memarahi istri saya karena perkataannya itu terkadang semakin menyakitkan. Saya juga mengiyakan karena I am not exactly a good role model even though I try my best to become one. Saya khawatirnya istri saya akan starting to (naudzubillah semoga jangan sampai) abusing my daughter entah secara verbal atau fisik. Kami sebenarnya ingin mencoba marriage conselling tapi gaji saya nggak bisa untuk mengakomodir routine visit, which we are in dire need.

Verbal abuse ke saya makin parah (walau saya nggak bisa menolak sepenuhnya karena ada beberapa hal yang memang benar). Saya mencoba bertahan untuk hanya sekedar memarahi secara lisan saya. Saya tidak ingin "kasar" ke istri saya because it is wrong to do so. But I'm running out of options. Kalau saya kabur ke desa, saya khawatir anak saya nanti gimana dan anak saya itu sangat attach dengan ibunya. Nelpon orang desa juga saya nggak yakin apakah bisa membantu. Dan menelpon orang tua saya is definitely out of option karena bakal memperkeruh suasana. Need advice on how to tackle this issue.
submitted by FoxtrotWhiskyTango to indonesia [link] [comments]


2023.12.02 08:40 MerkuriIntan Hi komodos, sekedar mau ngeluapin cerita disini sebagai seseorang yang mencap diri "failed as a human, brother and son" dan berfikiran untuk "menutup buku"

Hi komodos, sekedar mau ngeluapin cerita disini sebagai seseorang yang mencap diri
Halo komodos, aku izin sekedar mau cerita disini karena sejujurnya selama ini hanya jadi SR. Aku sudah sekian lama pengen menulis dan menceritakan ini, namun karena terkendala waktu, mood dan mngkn rasa takut jadi baru bisa keturutan sekarang.
Maaf, sekiranya apabila ceritanya bakalan panjang banget.
Jadi aku (M24) adalah seorang lulusan prodi sasing dari salah satu ptn di jateng. Sekarang ini aku tengah menganggur selama kurang lebih 6/7 bulan yang mostly juga karena kesalahanku sendiri yang begitu teledor dan kurang bijak dalam menyikapi usia dewasa. Aku sempat bekerja di sebuah bimbel bahasa inggris sebagai admin disana selama kurang lebih 7 bulan sebelum diriku memutuskan untuk resign dari sana, tanpa mempertimbangkan adanya pekerjaan pengganti atau tidak sebelumnya. Sebelumnya memang sudah ada beberapa interview sebelum aku benar-benar keluar dari situ, namun memang belum berjodoh apa gimana aku belum benar-benar bisa secure pekerjaan sebelum aku memutuskan resign. Aku merasa sangat unwise dan terlalu larut dalam overthinkingku kala itu (akan aku perjelas di paragraf selanjutnya).
Ada beberapa hal yang mendasari keputusanku untuk resign, namun 2 yang menjadi poin utama adalah mengenai benefit gaji dan jam kerja. Memang di awal sudah ditekankan apabila gaji yang diberikan akan dibawah UMK yang ada (hanya di angka 1 juta sekian). Itupun ternyata, masih ada potongan sekian persen dikarenakan bimbelnya masih dianggap oleh pihak Finance terdampak oleh pandemi, dan tidak dapat dipastikan untuk bisa kembali ke penghitungan gaji normal apakah bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Untuk benefit gaji sendiri aku merasa masih bisa menyanggupi karena aku juga untuk hitungan FG yang “sangat” minim skill (bahkan mngkn hampir ga punya) merasakan untuk mungkin mencoba mendapatkan pengalaman kerja yang nantinya, berharapnya, bisa dipergunakan untuk mempercantik CV. Untuk jam kerjanya, aku menanyakan soal hal itu, dan dari snaanya memberitahu apabila untuk jam kerja 6 jam dengan 2 shift (6 jam karena mngkn msh terdampak pandemi tadi, apabila sudah kembali bisa saja jadi 8 jam). Dan ada agenda-agenda lain seperti dinas ke luar kota dsb yang perlu dilakukan dan bisa saja menyita jam reguler yang sudah ada. Poin terakhir inilah yang mungkin menjadi pertimbanganku dan membuatku berfikir ulang.
Jadi untuk bimbel ini sendiri ngga cuman bergerak di kantor utama, namun juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah dalam mengisi ekstrakurikuler mereka atau menawarkan jasa pengadaan lab bahasa (include dengan guru freelance dan buku mapelnya). Jobdesc ku disini kebanyakan berfokus pada observasi dan monitoring bagaimana kegiatan belajar mengajar baik dari guru freelance di kantor utama maupun yang ditempatkan di sekolah-sekolah tadi. Aku juga berkoordinasi dengan koordinator sekolah terkait dengan performa guru yang ada, respons murid, kualitas materi yang diberikan serta pengaturan jadwal seperti sesi foreigner (disini ada freelance foreigner juga, tapi ku lihat2 yang bisa stabil dtg cuman 1 orang) ujian mid dan final test.
Pada mulanya, tepatnya 3 bulan pertama, aku masih merasakan enjoy dan senang untuk melakukan semua jobdesc yang ada. Walau terkadang masih sesekali kena tegur karena datang terlambat (jarak rumah ke kantor dulu memakan waktu krg lbh 45 menit) namun untuk perihal yang lain so far aku sendiri ngerasa masih sanggup-sanggup saja. Namun, hal yang sama mungkin ngga aku temui dengan orang rumah alias ortu yang ngerasa pekerjaanku memang dinilai masih terasa kurang dan mereka berharap jga aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Opini mereka menurutku valid karena aku sendiri punya 2 kakak yang memang sudah terlampau sukses, 1 bekerja di BUMN dan satunya lagi bekerja di sebuah perusahaan startup unicorn di Indonesia.
Memang, sedari aku kuliah semester 1 aku mulai sadar apabila aku memang super inferior dibanding kakak-kakak ku. Aku memang ngerasa gapunya sesuatu hal lebih yang mngkn ga dimiliki oleh kedua kakakku. Aku terkadang takut untuk melihat mereka di kala diriku yang super inferior ini masih belum bisa berdiri tegap “setara” dengan mereka.
Bahkan ortuku sendiri juga mengiyakan hal tersebut, dan memang aku jga merasakan hal yang sama. Pernah ada momen dimana ketika aku terselip gaji yang biasa kudapat hanya sekian 1 juta pun, ada sedikit gelak tawa dari ortuku karena merasa memang terlampau jauh bgt dari yang beliau harapkan (gajiku paling rendah di keluarga). Walau memang setelahnya mereka juga mengucap untuk tetap bersyukur akan rejeki yang ada, namun celetukan tawa tadi seolah-olah kutanggapi dengan mood negatif karena mengira memang aku akan berakhir jadi anak yang gagal di keluarga ini. Ortuku keduanya adalah seorang guru pns, bapak sudah pensiun dan ibu tahun depan ikut juga. Walau begitu, ada rasa malu dan merasa terbebani apabila aku nggak bisa mengikuti jejak anak-anak ortuku yang lain yang sudah sukses. Terlebih, kesan aku menjadi adik yang beban dan ortu yang enabling sepertinya juga jelek juga.
Kembali ke topik pekerjaan di bimbel tadi, aku mulai merasakan ketidakselarasan antara workload dan benefit yang kuterima ketika aku mulai menjalani agenda dinas keluar kota. Mulanya aku berfikir agenda biasa pergi ke luar kota gitu, namun tidak. Aku diharuskan untuk berangkat jam 3 pagi demi untuk mem-paskan waktu dengan kegiatan KBM sekolah di luar kota sana (aku sudah melakukan agenda ini sekitar 4 kali, 2 kali ke kab. di jatim dan 2 kali juga di kab. di jateng).
Biasanya, agenda ini dilakukan dengan perihal pembuatan laporan observasi lab bahasa atau untuk pelaksanaan TOEFL/TOEIC secara offline. Aku sedikit kaget mulanya karena aku berangkat pagi-pagi buta dan pulangnya pun bisa jadi melebihi jam kerja yang ada (oh iya aku lupa memberitahukan apabila tidak ada uang lembur disini). Apabila aku ngga salah, agenda ini ngga setiap waktu ada, minimum 1 bulan sekali memang. Yang mungkin lebih susah untuk ditebak adalah ketika ada agenda keluar kota terdekat (minimal 30-45 menitan jaraknya) yang mengharuskan untuk menggantikan guru freelance yang berhalangan secara mendadak.
Memang, sudah ada pemberitahuan apabila hendak ijin bisa memberitahukan lebih awal. Namun terkadang aku masih menemui kasus dimana seharusnya aku jam 2 siang sudah bisa pulang, terpaksa harus menggantikan guru yang bersangkutan karena baru memberitahukan ijinnya pada saat jam 11-12 siang. Dan hal ini benar-benar tidak bisa diprediksi, dan akupun yang memang merasa skill mengajarku sangat kalah apabila dibandingkan anak-anak pendidikan otomatis kalang kabut ketika mendadak harus menyiapkan materi, absensi dan apa yang sekiranya bakal aku lakuin di sana nantinya.
Kembali ke agenda keluar kota yang berangkat jam 3 pagi tadi, puncaknya adalah ketika aku ditugaskan untuk pergi ke cilacap dan berangkat jam 10 malam. Berbeda dengana agenda sebelumnya yang mungkin aku bisa pulang 2-3 jam dari jam seharusnya aku pulang, disini I’m literally working for 24 hours. Aku berangkat jam 10 malam dan tiba kembali disini pun jam 10 malam keesokannya pula, itupun aku sampai di kantor bukan yang sampai di rumah. Agendanya sedikit berbeda karena bukan observasi yang bisa sebentar, melainkan pendampingan untuk foreigner atas permintaan personal sekolah.
Darisitulah aku merasa kalau mungkin kayak, apakah worth it untuk tetap melanjutkan ini? Dengan benefit sekian yang gaada lembur serta mungkin tidak ada kejelasan naik benefit or jenjang karir? Terlebih kadang aku merasa berfikiran negatif dengan orang tua di rumah karena melihat anak bungsunya yang mungkin akan berakhir tragis tidak bisa mengikuti jejak kedua kakaknya. Hal ini sudah kurasakan semenjak tahun lalu saat ku masih skripsian juga, saat judulku ditolak 2x dan aku merasa hilang arah karena banyak cibiran yang kuterima kala itu dari dosen-dosen yang menanyakan mengenai progress skripsiku, karena aku jauh tertinggal drpd temen2ku. Untungnya, aku sendiri ntah bagaimana bisa menyelesaikannya tepat waktu dan aku merasa itu menjadi salah satu best experience yg pernah kualami sejauh ini (mngkn terdengar sepele, namun bagiku sangat berkesan krn aku sering pusing dan nyetok obat pusing dari apotek kala itu).
Setelah menimbang-nimbang, membaca-baca sedikit artikel tentang masa kerja normal untuk resign dsb, aku memutuskan untuk resign pada bulan ke tujuhku disana. Aku menyelesaikan semua tugasku disana dan mengucap goodbye sembari membelikan rekan-rekan disana beberapa roti dan kaleng wafer.
Satu bulan pertama aku masih giat untuk mencari pekerjaan baru. Mengirimkan lamaran di lowongan yang ada, dan menunggu balasan yang ada. Akan tetapi, ntah apa yang merasuki diriku, pada bulan 2-4 aku seperti kehilangan minat dan arah dalam menata hidupku yang kacau balau ini. Aku sering membaca curhatan salah satu komodos disini yang sering berkeluh kesah soal skripsinya yang sudah diujung tanduk semester terakhir di DCT, dan komodos itu juga bilang apabila dia merasakan dirinya seolah-olah kehilangan minat dan keuletan untuk menuntaskan studinya. Aku serasa berada di perahu yang sama dengan komodos itu, hanya berbeda konteks saja karena aku dalam urusan pekerjaan. Aku benar-benar kehilangan arah dan terkadang hanya mengisi waktu dengan main game or baca-baca sosmed (I’m really sorry for being this lazy). Terkadang masih aku coba untuk memaksa diriku untuk menulis artikel sesuatu di sebuah website gitu yang membayar kontributornya untuk sekedar mengisi waktu luang, namun juga mencari mood dan menghadapi writer block jga bukanlah hal yang mudah. Ah iya, aku masih sesekali mengajar privat gitu. Ku merasa lebih mudah menghandle satu anak daripada satu kelas begitu.
Kemarin sempat ikut tes cpns oleh ortu, aku juga coba jabanin demi serasa untuk “showing effort” ke mereka agar tidak terkesan hikkikomori/nolep bgt begitu. Namun melihat bahwa di formasiku bener2 hanya dibutuhin 1 biji orang saja, seketika mengerucutkan semangatku dan benar saja, tanpa persiapan matang aku gagal di tes nya dengan skor TIU ku dibawah passing grade. Setelahnya, sekarang ini, aku kembali mencoba untuk sekedar melamr lagi di beberapa tempat. Aku ngga terlalu tau pasti skill apa yang kupunya, terkadang aku lebih memilih untuk memasukkan lamaran di posisi seperti admin dsb, dengan berharap bisa mendapatkan gaji yang jauh lebih baik seenggaknya umk.
Dalam lubuk hati, rasanya aku begitu bingung dan linglung mau dibawa kemana jiwa dan raga ini. Serasa aku hanya menjadi aib bagi keluargaku karena banyak hal yang aku gabisa kulakukan demi bisa setara dengan kakak-kakakku. Terlebih, pikiran negatifku dan overthinkingku semakin membabibuta kala mba iparku semua memiliki adik-adik yang seumuran denganku(or lebih tua dikit) jauh lebih sukses dan bisa menata hidup mereka dengan baik. Aku serasa menjadi seorang beban bagi kakak-kakakku. Terkadang sampai-sampai aku berfikir apabila mba iparku apakah membandingkan diriku dengan adik-adik mba iparku kala mereka sedang berada di ranjang.
Aku tidak tahu darimana overthinking ini berasal, mungkin sudah terlalu lama aku bergumul dengan perasaan ini. Aku takut ketika banyak konten motivasi untuk menata hidup yang baik harus dimulai dengan memenuhi goals2 tertentu, atau membuat milestone tertentu. Seperti usia 25 harus sudah punya rumah, sudah punya tabungan/aset sekian, sudah financially independent dll. Terlebih apabila nanti sudah diburu dengan usia untuk dituntut berkeluarga. Urusan perut sendiri aja masih belum sepenuhnya kelar, apalagi perut orang lain gitu.
2x aku mencoba ke psikolog (yang masih terjangkau untuk dompetku) baik sebelum maupun sesudah resign belum bisa sepenuhnya menghilangkan overthinking dan rasa takutku akan masa depanku. Mau jadi apa aku? Mau ntar gimana setelah ortu pensiun semua, or bahkan ditinggal mangkat duluan? Apakah bakal tetep jadi aib keluarga yg gabisa dibanggain di mata ortu lain? Apakah bakal mati menyendiri sebatang kara?
Sewaktu-waktu aku melihat ventilasi ruangan, kadang ada penglihatan untuk melihat diriku menggantung disana. Sekali pernah ketika orang rumah sedang pergi keluar semua, tak ada seorang pun, aku mencoba untuk mearik sebuah kursi dibawah ventilasi tsb dan menggantungkan sebuah sarung yang coba kulilitkan diantara leherku. 2-3 menit ku terdiam memikirkan “Am I already hit the rock bottom? Will I give myself another chance? Isn’t this the perfect way to end it?”. Aku urungkan niat tersebut krn aku merasa belum bener2 hit the rock bottom, tpi pikiran soal aku menggantung itu kerapkali terngiang.

ilustrasi saja
Kalaupun memang aku matipun, aku pengen meninggalkan rekening serta barang2 elektronikku untuk mereka bisa jual nantinya. Ga banyak memang, rekeningku sendiri hanya sekitar 12jt aja aku bener2 simpen selama 6 bulan ini hasil bekerja dan sisa dana kkn dulu. Aku ga main slot, judi ataupun pijol dll. Mungkin hanya itulah yg bisa kutinggalkan untuk mereka. Aku merasa hopeless, takut, menjadi seseorang yg hanya jadi beban dan aib bagi orang lain. Takut menjadi yang paling ketinggalan kereta daripada yang lain.
Pernah saking tantrum dan bingungnya aku jedotin kepalaku ke sebuah meja beton sampai benjol, atau kepala belakang ke tembok gitu. Pengen mencoba donor darah biar seenggaknya merasa bis aada value as a human being buat bisa berguna buat org lain, selalu ditolak gara2 tensi tinggi/hb nya yg lewat. Aku pernah dulu semasa kerja kepala serasa digetok palu kencang bgt randomly gitu, dan ternyata kena tensi di angka 100an/90an lbh. Kata dokternya emg jangan terlalu banyak pikiran dulu dan jaga waktu tidur istirahat gitu.
ilustrasi saja
Semenjak awal tahun ini rasanya jadi gampang bgt terlalu larut dalam kesedihan sampai-sampai hanya krn aku trerlalu was-was akan gimana soal masa depan sendiri nantinya, aku kerap menangis sendiri di dalam kamar cukup lama. Hanya dengan membenturkan kepala di touchpad laptop saja sembari memikirkan diriku 5 tahun kedepa, seketika membuatku mataku berlinang air dan sesenggukan.
Aku malu untuk mengakuinya, karena kesan disini memang cowo lebih tegar, kuat dlm menutupi emosi yang ada. Cowo lebih membuang semua perasaan itu buat nemuin jalan keluar yg ada, namun aku sendiri ga bisa melakukan hal semacam itu, ntah kenapa. Aku malu menjadi cowo yang gampang nangis gini, kesannya ga manly gitu.
Aku pengen senggaknya bisa mengukir senyum bangga di wajah kedua orangtuaku sebelum aku bakal say goodbye for the last time ama mereka. Mba iparku pernah sekali bilang ke aku pas lebaran "gausah malu-malu dek, anggep aja kakak sendiri", serasa aku pengen jawab "I will never be your younger brother, sis, not until I am as successfull as your biological younger brother. I am worthless and only bring shame to this family". Tapi kurungkan dalam hati saja. Aku begitu takut menemui orang-orang yang kukenal.
Mungkin ini bbakal jadi post terakhirku jga dengan akun ini. Aku gamau terlalu banyak ngepost krn takut mngkn akan mengganggu komodos yang lain. Melihat postingan Quora mba Grita Amelia dulu disini jga serasa membuatku takut untuk open up cerita seperti ini. Aku sering banget membaca postingan H2H disini yang mungkin membuatku merasa I am not that alone, but stil…,
Hanya 3 orang real life yang tau aku ceritakan seperti ini, dan yah aku berharap mereka ga ngebocorinnya ke siapa2. At least sebelum aku mngkn meninggalkan mereka.
Sekali lagi, maaf komodos klo emg terkesan panjang banget , ngalor ngidul, dan hopeless gini. Thanks for reading.

TL;DR :
Aku ngerasa gagal menjadi seorang manusia, anak dan adik buat kakak-kakakku maupun kakak iparku karena aku masih belum bisa merasa "setara" dengan mereka dan ortu pun juga berharap begitu, namun aku ngga tahu cara untuk mewujudkannya. Merasa makin tertinggal dengan balapan umur yang ada with no particular skill I could offer. Severe overthinking and always seeing my future as a bleak cloud ahead of me, bagai kapal yang terombang ambing di tengah lautan gatau mau berlabuh kemana. Suicide keeps crossing in my mind as an option, cuz that's the only way to relieve my pain of being such a failure in the eyes of everyone that I know..

Maaf komodos ga ngasi TLDR, sorry for this shitty long post

submitted by MerkuriIntan to indonesia [link] [comments]


2023.12.01 16:54 snowibanan Se-dysfunctional apa keluarga kalian?

Background: orang tua masih menikah dan akur. Punya anak aku (24,F) dan adekku (19,M). Semua tinggal dalam 1 rumah. Aku mau sebutin poin-poin hal-hal tidak wajar yg terjadi di keluargaku despite keluarga kami dipandang baik-baik aja oleh orang pada umumnya: 1. Adek hampir tiap hari makan mi instan sekitar 2 bungkus. Jadi seminggu total sekitar 6-10 bungkus. Saat aku bilang ke ibu kalau ini habit yg ga sehat, dia cuma jawab "ya gapapa dia pake sayur kok". Sayurnya cuma sawi. Dan ga tiap hari dia makan sayur. Udah jadi masalah bertahun-tahun tapi kedua orang tua aku ga peduli. 2. Saat aku bilang aku rutin ke psikolog untuk terapi dan konseling, ibu bilang, "Ya kamunya sih ga bisa ngatur otakmu/pola pikirmu. Psikolognya seneng lah dapet duit terus dari kamu. Dia bakal suruh kamu dateng terus pasti." Aku sakit hati dan saat aku tantang dia buat langsumg hubungin psikolognya (aku kasih nomor HP psikologku ke dia), dia diem aja ga berani buat confront psikolognya. 3. Waktu aku kecil (sekitar TK-SD 1 2) kakak kandung ibuk (pakde) suka pegang daerah kelamin aku (kondisi seingat aku pakaianku masih lengkap), kejadian beberapa kali tiap kumpul keluarga dan dia lakuin hal ini di depan orang tuaku. Kondisinya saat itu adalah dia ngajarin aku tentang bagian tubuh (semacam kepala pundak lutut kaki) tapi dia bakal mampir untuk nyolek daerah privat aku sambil bilang "kalo ini apa hayoo" dan orang tua aku cengar cengir doang. Now that I am an adult, I realized how fucked up that was. Karena anak kecil jelas ga bisa kasih consent dan walaupun masih kecil pun tetap ada boundaries dalam bersentuhan fisik kan? 4. Orang tuaku tau aku penyintas kekerasan & pelecehan seksual tapi mereka bertindak seolah2 itu kejadian sepele yang ga berdampak. Dan aku bisa menangkap juga bahwa mereka sembunyiin ini dari orang2 termasuk keluarga besar karena mereka malu. Ibuku sendiri emang orang yang terlalu mikirin opini orang lain. Sementara bapak aku sangat pasif, ga pernah bisa nengahin/memberi saran. Cuma kasih support materi aja. 5. Adek kecanduan game online juga. Kalo ga kuliah cuma diem di kamar. Pola makan minum ga sehat. Pendiem. Orang tua ga pernah approach dia. Aku udah sering coba approach tapi relasi kami timpang. Dia ga pernah kasih feedback. Aku terus yang give, dia terus yang take. Dia sangat egois, sama sekali ga pernah mikirin orang lain. Dari kecil emang dimanjain oleh ibu dan tiap aku tegur kalo dia terlalu manjain adek, dia cuma jawab "kamu tu iri. Aku sayang kalian berdua. Kamu tu terlalu sensitif aku jadi bingung sama kamu". 6. Kami keluarga katolik (walaupun aku sendiri tidak menjalankan). Ada bulan dimana umat katolik disarankan untuk doa rosario, biasanya di lingkungan yang guyub umat2 akan giliran jadi host doa rosario di rumah2 mereka. Orang tua aku cukup religius. Waktu itu lockdown covid jadi tiap keluarga disarankan oleh gereja untuk rosario di rumah masing2. Kondisi waktu itu adek lagi teriak2 main game padahal udah jadwalnya untuk rosario. Orang tua marah-marah manggil dia untuk doa tapi adek gamau dan dia ikutan marah jadi semua orang berdoa tapi dalam keadaan marah. Dan hal itu ga pernah dibahas. Sebenernya masalah apapun ga pernah dikomunikasikan. Dibiarkan hanyut seolah-olah ga ada apa2. Buat apa sih doa kalo dipaksa dan hatinya masih penuh amarah.
Kalo keluarga kalian kaya gimana? I would really appreciate your stories. Karena aku suka sharing dan mendengar cerita orang bikin aku lebih tenang dan pasyi ada insight/hal yang bisa aku petik. Trims!
submitted by snowibanan to indonesia [link] [comments]


2023.11.25 00:18 Ok-Category-7279 Stuck life, Confusing life?

Hanya ingin share cerita saya, but maybe seeking a little bit of advice/help, i'll try to include everything that was me, jadi kalian bisa komen/nasihati/ngejek dari berbagai sisi
I am 28M, currently living.. in a state of constant i guess, but i'd say i am stuck right now. Looks? Ndak ganteng, ndak jelek juga i guess, tinggi standar, but i go to gym sometimes. ndak pinter, ndak bodo jugak, but kinda lazy. Introvert. I don't rant on social media, aku gak curhat tiap hari, mengeluh ataupun pamer di social media. Postingan ini basically curhatan yang mungkin tersimpan selama bertahun2, so i'd say not socially active. Thats me
Kerja? Ya, gaji gak gede (for me), 2x UMR daerah. Pengeluaran gak banyak, tinggal juga di tempat yg di sediakan kantor, foya2 dkit bisa (tapi bahkan sekarang sudah di state dimana rasanya gamau ngeluarin uang buat beli apa2, just bought a lot of food) Tempat kerja no pressure at all, semuanya teman (literally teman kampus), its a very easy job to do day by day, no affair at all i say. Thats job.
Family? Broken, ayah ibu pisah. Ayah sudah nikah lagi, but he choose not to do anything for his previous family, he's basically gone. Who is fighting for my family? My mom (54), she's a fighter, a family woman, semua adikku, ibuku sendiri yang urus (3 of em) 1 baru mau lulus smk, 2 masih SMP. I dont even help..i just send money sometimes. Dan pulang setiap bulan untuk ketemu adik2, mereka di ponpes, so ada sambangan tiap bulan, (aku gak tinggal di "rumah", aku kerja di kota yang jarak nya 3 jam perjalanan) Punya 1 kakak, sudah menikah, tapi lepas komunikasi juga. He's livin a good life i guess, punya 2 anak, decent job (di jakarta), kinda envy him. Sama seperti aku, kakakku kebanyakan bantu ibu dengan constant money sent. 5 brothers, amazing mom, missing father. That's family.
Love life? I have GF, 28, kita sudah pacaran dari pertengahan SMP, so you know how long we've been together, and we still do. Kuliah di kota yang sama (sama2 merantau) Aku akan bilang..we're kinda okay couple, have same dream, same taste, liked japan culture, we also both kinda artsy, love cats (god, who doesnt love that creature 💕), and we are both lazy, dan sama2 masih takut punya anak. And kinda dont want to. Sebagai pacar, aku akan bilang, kita sudah cukup lewat batas (by the standard of our country and religion) but i'll not say how far. So, what's keeping us from getting married? My job, income dan restu kami berdua dari keluarga yang cukup kaya, ayahku dan bapaknya basically kerja di satu perusahaan di luar jawa, tapi tidak saling kenal (bener2 kayak beda circle, karena bahkan dari kota asal yang sama) Orang tua kami sama2 sudah tau kami pacaran, tapi dari awal orang tua GF memang seperti tidak klik. I'm not striking as a ideal menantu untuk mereka. And im a coward, aku bahkan belum berani beneran datang ke rumah mereka. That's why we remain unmarried, dan sekarang kami LDR.. That's love life.
Religion? Islam, cukup knowledgeable, karena ayahku dulu mewajibkan aku solat lima waktu, di musholla/masjid, harus dengarkan ceramah tiap jumat and everything. he's pretty strict when it comes to religion stuff, so i dont know why he choose to leave his children Kadang sangat taat, sholat 5 waktu, bahkan sunnah, ngaji, solat malem. Tapi juga kadang tidak, paling sering ketinggalan isyak karena ketiduran (gak subuh, cz i'm a morning person) Dan semuanya di lakukan dalam jangka waktu, cukup panjang, i'd say seperti orang diet, kadang on, kadang off. Dan aku sangat percaya dengan afterlife. I guess that's what mainly keeping me from suicide. That's religion
Kayaknya itu aja, so what do you guys think? I seems to have everything, but nothing at the same time. Im living a confusing live Need more money, but dont know how, and also a lazy bastard. Maybe kalian punya cerita hidup yang sama? Kalau iya bagaimana kalian keluar dari semua itu? Atau apa yang membuat kalian bertahan hidup? for me it's religion, my gf, and my lil bro.
Give me tips, advice, anything 👌
submitted by Ok-Category-7279 to indonesia [link] [comments]


2023.10.22 06:13 Specialist-Control38 Sehat ga sih jalan-jalan keluarga kayak gini?

Jadi ceritanya Kakek dari keluarga mama(papanya mama) saya ultah terus ada acara makan-makan bareng keluarga. Ini pertama kalinya saya ikut acara ultah kakek dari keluarga mama. Tapi saya nemu sebuah keanehan di acara keluarga ini. Yaitu kedua om saya (kedua adik mama saya) kayak rada enggan ikut. Yang satu alasan nya sakit tapi saya liat kaya sehat2 aja. Yang satu memang tidak tinggal serumah tapi gamau hadir di acara ultah papanya padahal hari libur.
Acara ultah ini bakal dihadiri oleh keluarga sepupu saya (kakak mama saya). Dari beberapa bersaudara mereka memang yang paling tajir karna berangkat ke restoran aja nebeng sama mobil mereka dan makan juga dibayarin mereka. Singkat cerita kita sudah sampai di restoran. Dan saya mau ngambilin sumpit buat kakek saya dan sumpitnya tiba2 dicolong sama kakak sepupu saya baru diberi ke kakek saya seolah2 ada persaingan buat menyengankan kakek saya di acara ulang tahun nya. Mereka juga pamer prestasi mereka di acara ulang tahun itu. Ga cuma itu mereka juga semacam mengkritik etika makan saya. Padahal saya makan biasa aja gitu. Ga belepotan dan ga bersik atau ga savage lah istilahnya.
Bukanya malah belain saya, mama saya malah ikut ngomelin saya karena saya tau mama saya kayak mendewakan mereka karna mereka lebih kaya. Kedua om saya juga jadi bahan omongan karna ga ikut tapi di satu sisi saya menduga ini jadi penyebabnya. Semenjak kejadian itu saya ogah ikut acara keluarga. Entah beralasan sakit atau sedang sibuk. Kalau kamu ikut kamu dibuli dan kalau ga ikut dijadiin bahan pembicaraan. Menurut kalian gimana komodos?
submitted by Specialist-Control38 to indonesia [link] [comments]


2023.10.16 18:10 dark_phoenix86 My fellow men, kalian pernah ga sih di-stalk sama cewe yg rada-rada gangguan jiwa?

Ini bakalan kedengeran kyk alur sinetron karbitan bgt sih, tapi please dibaca smp selesai. Gue lagi pusing bgt hadapinnya krn smp ngelibatin keluarga gue segala. Bulan kemarin gue kan cuti kerja beberapa minggu gitu terus gue mudik ke kota asal gue. Pas lagi tidur siang gue tiba-tiba dibangunin sama bokap katanya ada temen yg nyariin. Orgnya nunggu di teras. Cewe namanya 'Vira'. Gue langsung agak heran soalnya ga punya temen yg nama Vira. Gue intip dari jendela ruang tamu, tu cewek sama sekali gue ga kenal. Jadi gue samperin dan nanya siapa dan ada keperluan apa.
Ternyata si Vira ini adik kelasnya adik gue waktu di SMP dulu. Umur gue sama adik gue beda sekitar tiga tahun. Terus dia cerita kalo dia sempet akrab sama adik gue karena waktu itu mereka sama-sama jadi panitia kegiatan sekolah gitu. Nah pas waktu itu deket-deket gue mo hijrah ke kota lain utk kuliah, pernah sekali dia ngelihat adik gue sama gue hari minggu boncengan pagi2 mau ke Gereja. Nah kata dia sejak ngelihat gue itu, dia langsung 'ngefans' katanya. Cringe. Tapi ini memang omongan dia sendiri.
Terus ujung-ujungnya dia ngelihatin gue di hp dia ada foto gue pas di acara perpisahan di SMA dulu lagi duduk main gitar. Gue tanya itu foto dari mana dan siapa motoin soalnya gue ga sadar lagi difoto. Kata dia, dia mintol temen kakak dia yg satu sekolah sama gue untuk motoin. Soalnya adik gue dimintol dia ogah. Iyalah pasti adik gue ngerasa jijik motoin gue abangnya sendiri. Endingnya dia bilang kalo dia ngefans (gile kyk artis aja) and pengen kenal dekat gitu. Ya karena gue orangnya sopan, gue iya2in aja. Walaupun gue agak dikit mikir nih cewe kok rada aneh ya. Dia minta no WA tapi gue ga kasih dgn alasan kita baru kenal. Gue ga enak ngasih2 no WA gitu aja. Dia pulang mama gue nanya itu siapa gue bilang kagak tahu. Temennya si (nama adik gue) tuh. Minta kenalan. Terus digodain deh gue sama mama gue "Cieh yang punya fans." Gue wanti-wanti deh adik gue sm org rumah jgn ngasih nomer gue ke dia.
Besoknya ni cewek datang2 terus ke rumah. Alasannya macam2. Pertama bawa mangga sekantung. Katanya di rumahnya lagi panen. Besoknya datang lagi katanya pengen ngobrol2 sama diajarin gitar. Gue mulai risih dan nyadar ni cewek punya maksud tertentu cuma gue orgnya ga berani confront org terang2an gitu. Besok2nya klo menjelang sore gue kabur ke rumah sepupu gue. Atau pergi kemana. Klo ga gue ngumpet di kamar dan nyuruh mama atau papa gue bilang gue lg ga ada di rumah.
Beberapa hari lalu, (gue udah balik ke kota tempat gue tinggal sekarang), pas lagi jam kerja. Tiba2 mbak2 yg di front office nelpon ke ruangan gue katanya ada temen cewe yg nyari. Perasaan gue langsung ga enak. Gue tanya siapa. Katanya namanya Vira. Temen dari kota asal gue. Disitu gue udah mikir fix ni cewe gila. Gue blg sama mbak FO, tolong kasih tahu klo gue lagi kerja dan ga bisa ditemuin dan tolong kalo besok nyari gue jgn di kantor.
Malamnya gue pulang lewat pintu belakang trus smp kontrakan gue telpon mama gue dan gue ceritain. Mama gue juga sepakat sama gue tu cewe ga beres. Tapi dia nyaranin mending gue temuin sekali aja tanya mau dia apa. Ajak ketemu di tempat ramai. Kalo bisa gue jgn sendiri. Dan dikasih tahu dgn tegas kalo gue ga suka diikutin terus sama dia karena gue ga nyaman. Gue mintalah nomor WA dia ke adik gue dan gue telpon pakai nomor lain ajak ketemu di Alfamidi yg depannya ada kursi bisa duduk2 gitu, biar ramai. Tau aja dia nekat trus nikam gue atau apa gt yg unpredictable.
Gue tanya dia lagi ngapain di sini (di kota gue tinggal). Dia jawab lagi liburan aja sekalian jalan2. Terus gue tanya ngapain cari gue di kantor dan mau dia apa. Dia bilang karena kebetulan lagi disini, ya dy cm mo dtg say hi aja krn dia ga tau gue tinggal dmn dan ga punya no WA gue.
Gue akhirnya keluarin semua uneg2 gue. Gue kasih tahu gue risih krn selama gue di rumah kemarin dy slalu datang nyariin gue. Sekarang malah nyamperin gue di kantor sini segala. Mau lu sebenarnya apa? Dia langsung nangis. Katanya dia ga ada maksud apa2. Sumpah2 demi Tuhan kalo dia cuma ngefans aja sama gue krn muka gue mirip idola dia (dia nyebut nama siapa gitu gua kagak ngerti dan kagak inget). Dan dia pengen bisa kenal deket dan sahabatan sama gue karena di mata dia gue orgnya ramah, murah senyum, tulus dll. Gue jawab "Hello? Kita cuma baru ketemu sekali lu udah ngerasa kyk kenal gue bertahun2. Mau berteman sih gpp ya. Tapi ga gini juga. Ngaku lu ngestalk gue bela2in datang kesini kan?" Dia ga jawab trus langsung pergi aja gitu masih nangis2. Gue biarin aja. Udah kesel gue lihat muka dia sumpah.
Eh kemarin malam, mama gue tiba2 nelpon katanya bapaknya tu cewek datang ke rumah. Katanya si Vira udah 3 hari kabur dari rumah. Di telepon2 sm org rumah ga diangkat. Pesan2 ga dibalas. Bapaknya cuma dapat info dari temennya katanya dia mau nyusul gue datang ke sini. Makanya bapaknya smp dtg ke rumah gue marah2 dipikirnya gue bawa kabur anaknya. Mama gue ga terimalah gue dituduh macam2. Jadi mama gue ceritain klo si Vira ini yg datang2 ke rumah slalu nyari2 gue dan selalu gue lariin. Tapi papanya ga percaya dan ngekeh kalo gue itu udah pengaruhin anaknya dll. Smp ancam2 mo laporin gue ke polisi segala. Anjing banget ga sih? Vira, you fucking psycho BITCH!
Emosi gue telpon si Vira gue labrak (percakapannya gue rekam) gue bilang eh tu bapak lu datang rumah gue ngamuk2 dipikirnya gue nyulik elu. Keluar deh kata2 kasar gue ke dia. Gue udah emosi bgt. Gue suruh dia telepon bapak dia jelasin semuanya dia cuma bilang iya nanti dia nelpon bapaknya utk jelasin. Gue desak telpon sekarang. Tapi telponnya langsung ditutup sama dia. Gue telpon ulang ga diangkat. Gue kirim rekaman percakapan gue ke mama gue supaya didengerin ke bapaknya. Terus gue juga ngomong langsung sama bapaknya. Gue bilang anak bapak yg dtg nyari2 gue ke rumah. Sampai datang nyari gue ke kantor. Ada saksi sama rekaman cctv kalo ga percaya. Tapi bapaknya malah marah dan ngancam2 gue katanya awas aja klo anaknya sampai kenapa2. Gue harus tanggung jawab. Gue jawab hih ngapain? Yg suruh dia kesini siapa? Kenal dia aja kagak. Makanya punya anak itu dididik bener2 supaya ga kegatelan sama cowok. Ribut deh kita malam itu di telepon. Bapaknya juga ultimatum ke ortu gue kalo dia bakal laporin polisi.
Duh jadi mumet kepala gue. Gue juga males mo nyari tahu keberadaan si cewe ini skrg dimana. Nginap dimana n sama siapa. Bodo amat. Bukan tanggung jawab gue. Bukan urusan gue. Lagian gue masih ngurus kerjaan gue juga numpuk di kantor selama gue cuti. Ada saran ga sih? Jujur gue ga bisa mikir. Krn pikiran gue lagi fokus sama kerjaan. Sorry rantnya kepanjangan.
submitted by dark_phoenix86 to indonesia [link] [comments]


2023.10.09 17:00 DigitalChildish Perjalan Hidup Seorang Gamer

Perjalan Hidup Seorang Gamer
Perkenalkan, namaku Irfan. Usiaku diakhir tigapuluhan mendekati empatpuluh tahun, Saya menikah dan mempunyai seorang putri yang cantik berumur 4 tahun. Dikehidupanku sejauh ini tak pernah mencapai kepemilikan rumah, mobil, motor, bahkan sepeda. Saat ini, saya berada dalam situasi tanpa pekerjaan tetap, dan saya sangat membutuhkan bantuan kalian. Namun, sebelum itu izinkan saya berbagi kisah hidup, semoga ceritaku memberikan penjelasan, inspirasi atau pelajaran hidup kepada banyak orang. Oh iya sebelum mulai, sedikit penjelasan ceritanya akan maju mudur dan pada angka-angka *1*,*2*,*3\*,dll dalam cerita merupakan titik point penting yang seharusnya saya fokuskan dalam hidup. Akan saya jelaskan di akhir cerita. Terimakasih.
Aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Di masa lalu dinegaraku, orang sering mengatakan, "banyak anak, banyak rejeki." Jika diartikan bahwa rejeki itu adalah materi, Tidak salah memang jika semua anak nya sukses, bagaimana jika tidak?
Dan Ini adalah kisah hidupku.

https://preview.redd.it/1j51llpgv6tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=9b2f04b585c00579817aaa1353b5594770b4c505
Kami hidup dalam keluarga sederhana, bapak ku adalah seorang pegawai swasta di sebuah perusahaan asuransi dan ibuku merupakah ibu rumah tangga yang berhenti bekerja ketika menikah. Waktu kecilku penuh dengan energi yang meluap-luap, dari keisengan mengambil camilan dari warung tetangga lalu lari tanpa membayar, hingga pulang larut malam saat masih SD. Aku bahkan pernah mengambil celengan uang kakakku untuk jajan dan bahkan membakar sofa di teras rumah. Tapi, jangan ditiru ya, waktu itu aku masih sangat polos.
Meski begitu, aku adalah anak yang rajin. Aku sering membantu ibuku membersihkan rumah dan mencuci piring tanpa diminta. Aku juga mulai menunjukkan minatku dalam memperbaiki dan memodifikasi mainan elektronik agar terlihat lebih keren *1\* (Aku tertarik pada elektronik ketika pamanku berkunjung dan meperbaiki mobil-mobilanku yang rusak, dari situ aku baru tahu bahwa alat elektronik bisa diperbaiki dan tidak dibuang), yang membuat ibuku bangga padaku. Di sekolah, aku cukup cerdas dan pernah menduduki peringkat 1-3. Aku bahkan pernah mengikuti kompetisi cerdas cermat disekolah. Hanya dalam olahraga, aku selalu kesulitan karena tubuhku yang agak lemah. Aku selalu merasa pusing dan mual saat berolahraga. Guru-guruku sudah mengetahui kondisiku. Pelajaran favorit ku adalah matematika saat itu, ya betul matematika lho. Tapi saat itu.. sekarang? Sudahlah jangan ditanya, udah lupa berhitung saya, ada kalkulator bro.
Sekarang, izinkan aku bercerita tentang titik krusial dalam hidupku, pertemuan pertamaku dengan sesuatu yang disebut "Game" yang akan mengubah segalanya..

Episode 01: Pacarku ‘Dingdong’

Hari itu adalah hari Minggu yang tak terlupakan. Aku masih jelas mengingat saat itu, bapakku mengajakku naik motor Vespa-nya untuk pergi ke tukang cukur. Setelah cukuran selesai, giliran bapak yang harus dipangkas. Aku mulai merasa bosan dan memutuskan untuk keluar sebentar. Saat berjalan, aku melihat kerumunan orang yang sangat ramai, penasaran, aku mendekat.
Saat aku mendekati, aku melihat sejumlah besar layar berwarna-warni dengan gambar-gambar bergerak yang dikendalikan oleh orang-orang di sekitarnya. Aku bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi di sana? Tiba-tiba, seseorang memasukkan koin ke dalam mesin, dan permainan dimulai. Ada yang berteriak, ada yang tertawa, bahkan ada yang terlihat marah. Aku tak bisa mengerti apa yang terjadi, tapi rasanya sangat seru dan penuh gairah. Ya, permainan ini disebut DINGDONG.

https://preview.redd.it/kx3ygys6w6tb1.jpg?width=1500&format=pjpg&auto=webp&s=21ce3d44f122fbb76fd172c14dfc7ac5b90e20b7
Tanpa berpikir panjang, aku berlari kembali ke tempat bapak dan memohon padanya untuk memberiku beberapa koin. Dengan senang hati, aku kembali ke mesin dingdong itu. Aku pun mencoba permainan itu, dan rasanya luar biasa! Itu adalah pengalaman pertamaku bermain game di mesin dingdong, dan aku tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang istimewa.
Hari-hari di tukang cukur menjadi saat yang selalu kutunggu-tunggu. Alasannya sederhana: itu adalah kesempatan bagiku untuk bertemu lagi dengan si 'game' ini. Bahkan ketika kami pergi berbelanja di daerah sana, aku selalu lari ke tempat dingdong itu. Walaupun aku hanya seorang anak SD ketika pertama kali bertemu dengan 'game' ini (ya, aku masih kecil), aku akhirnya tahu cara menuju ke sana sendiri.
Kadang, jika aku memiliki sedikit uang ekstra setelah pulang sekolah, aku akan mampir ke sana. Rasanya seperti pacaran, karena aku selalu bertemu dengan si 'game' ini. Pernah suatu hari, ketika aku mendapatkan uang tabungan sekolahku, aku langsung pergi ke sana setelah sekolah dan bermain sampai malam. Hingga akhirnya pulang kerumah, Mama sangat marah menungguku di pintu depan. "Kemana kamu malam-malam baru pulang? Mama cari kamu di sekolah, Kakak cari ke teman-teman kamu tidak ada. Mama sangat khawatir!" katanya.
Aku menjawab, "Aku pergi ke tempat dingdong, mama." Mama bertanya “Main Dingdong?! Sampai malam gini? dari mana uang nya?!” Aku mengaku bahwa uang itu berasal dari tabungan sekolah yang telah dibagikan. Aku hanya menyisakan sedikit dan kuberikan pada mama. Mama hanya menghela nafas dan memelukku erat. "Apakah kamu sudah makan?" tanyanya. Aku menjawab belum, dan dia mengatakan, "Ayo, segera mandi, dan kemudian kita makan malam." Dalam hatiku, aku tahu bahwa mama tidak begitu marah padaku. Dia hanya panik dan sangat mencintai anaknya.
Setelah mandi, aku menemukan bahwa bapak telah pulang kerja. Dia berdiri tegap dan menatapku. Aku terkejut dan ketakutan. Aku berpikir, "Wah, pasti bapak sangat marah padaku sekarang." Namun, akhirnya, bapak hanya berkata, "Hei, kemana kamu pergi? Haha, luar biasa, anak SD yang baru pulang malam. Lihat mama, dia sangat khawatir." Aku kaget karena bapak tidak marah. Dia memberiku banyak nasihat pada malam itu. Singkat cerita karena kebebalanku, keluargaku sekarang tahu bahwa jika aku pulang terlambat, aku pasti ada di tempat dingdong itu, dan mereka selalu datang menjemputku.

Episode 02: Nintendo

Suatu hari, keluargaku pergi ke sebuah supermarket bernama HERO. Ketika kami berada di sana, mataku tertuju pada sebuah mesin kecil yang terpajang di bagian penjualan mainan. Mesin itu berbentuk kotak, dengan sesuatu yang menancap di atasnya (yang akhirnya aku tahu itu adalah kaset game), dan ada kabel yang menjulur keluar. Di ujung kabel, ada kotak kecil yang tipis dengan tombol kontrol (stick). Kabel itu terhubung ke televisi 14 inci, di mana ada gambar karakter yang unik dan lucu, yaitu Mario Bros. Itu adalah pertama kalinya aku melihat sebuah konsol game yang bernama Nintendo. Aku mulai berpikir, "Wow, jika aku punya ini, aku tidak perlu lagi pergi ke tempat dingdong. Aku bisa bermain sepuasnya di rumah tanpa perlu koin." Aku meminta kepada orang tuaku, tetapi mereka mengingatkan bahwa masih banyak kebutuhan dan prioritas keluarga yang harus dipenuhi selain dari mesin Nintendo ini.

https://preview.redd.it/8r1571tnw6tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=87f4274c19bf65c6f9686f2e70ff8bd6b2257e78
Setiap kali kami berbelanja di HERO, aku selalu berlari dan berhenti sejenak untuk melihat benda kecil yang menakjubkan ini bersama kakak pertamaku. Izinkan aku memperkenalkannya, dia adalah kakakku yang pertama dan saya panggil AA sifatnya agak eksentrik dan sering terlihat aneh. Dia sebenarnya pendiam dan juga bisa galak terkadang, tapi kami cukup dekat ketika kami masih kecil. Dia sering mengajakku bermain di lapangan besar belakang rumah kami, seperti bermain layangan dan mencoba kegiatan ekstrem seperti menjelajah jalan di bukit yang tinggi dan curam, berenang di sungai, dan bahkan suatu kali ketika kami menemukan beberapa orang sedang membersihkan saluran air di bawah jembatan, kami berdua memutuskan untuk "bersedekah" dengan membuang tai kami di sana. Aneh dan kocak, kan? Haha. (Jika Diingat-ingat Bahkan ketika SMP aku pernah menemukan koleksi foto-foto cewe sexy di koper belakang ketika sedang beres-beres. Dan itu ternyata milik kakak pertamaku dia ngamuk dan marah besar sampai memukul kepalaku ketika itu, ya aku nangis mengadu pada mama haha)
Meskipun kadang-kadang dia bisa sangat aneh dan kami sering meributkan hal kecil, dia tetaplah kakak pertamaku yang terbaik. Dia selalu membelaku, bahkan pada suatu hari ketika aku diledek oleh anak-anak dari kampung sebelah. Kakakku datang dan membela aku. Dia juga mencariku ketika aku tak pulang ke rumah pada sore hari karena aku duduk menangis saat layanganku robek oleh anak nakal lain.
Terlepas dari semua keanehan dan insiden lucu yang kami alami, dia tetaplah kakak yang sangat berarti bagi hidupku.
Oh, aku lupa menceritakan tentang orang tua kami. Mama adalah sosok ibu yang luar biasa, mungkin yang terbaik sepanjang masa. Beliau selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kami, anak-anaknya. Mama adalah sosok yang penuh kreativitas. Masa muda mama selalu penuh petualangan, bepergian ke berbagai tempat, mengikuti seminar di kota ini, belajar di kota itu. Mama adalah tipe yang sangat ekstrovert, suka berbicara banyak, dan selalu membanggakan silsilah keluarga "darah biru"nya (setidaknya itu yang dikatakannya). Mama tak pernah berhenti bekerja, hingga suatu hari, di tempat kerjanya, dia bertemu dengan seorang pria muda. Ya, pria itu adalah bapakku sekarang. Saat itu, dia adalah anak buah mama. Seiring berjalannya waktu, mereka menjalin kasih dan akhirnya menikah. Mama berhenti bekerja saat hamil, dan posisinya di kantor digantikan oleh bapak. Mama mengandung anak pertama (yang sayangnya tidak berhasil bertahan di dunia ini, entah karena keguguran atau meninggal saat lahir, aku lupa). Kalau dihitung-hitung, jumlah anak mama jika masih hidup bisa mencapai 7 orang, tapi yang dua di antaranya meninggal. Semoga mereka menjadi bekal di akhirat, seperti yang dikatakan orang bahwa memiliki anak yang meninggal saat baru lahir adalah jaminan surga bagi ibunya. Karena si anak menunggu mamanya di surga kelak. Aamiin.
Dulu, keuangan keluarga kami cukup baik. Bahkan kami mampu menyekolahkan adik-adik bapak hingga mereka lulus dan berhasil. Keluarga bapak sering menginap dan meminta bantuan kepada keluarga kami saat itu. *2\* Mama pernah menjalankan bisnis konveksi kain dan baju, dan bahkan mencoba berjualan ikan asin, Kue-kue, Kerupuk buatan sendiri dengan menawarkannya kepada tetangga-tetangga. Mama benar-benar akrab dengan para tetangga dan sering menjadi biang tukang gosip di lingkungan kami, seperti halnya ibu-ibu pada umumnya.
Bapak adalah sosok yang baik, perhatian, dan sangat menyayangi anak-anaknya. Namun, beliau jarang bicara panjang lebar. Dan nanti Bapak melakukan kesalahan besar yang sangat-sangat fatal.
Ketika aku berada di depan konsol Nintendo di HERO, tiba-tiba bapak dan mama mendekatiku. Mereka bertanya, "Kamu ingin ini? Ranking 1 dahulu, nanti akan kami belikan untukmu." Rasanya seperti dunia berubah menjadi indah, hanya ada aku bersama konsol Nintendo ini, tidak ada yang lain. Aku bertekad dalam hati, "Nintendo, kita akan bersama suatu hari nanti. Aku akan menunggumu." Itu adalah secercah harapan bagiku untuk memiliki konsol game tersebut.

Episode 03: GIMBOT

Hari, bulan, dan tahun pun berlalu. Rankingku di kelas hanya berkisar antara 2 hingga 5, belum pernah mencapai ranking 1. Namun, suatu hari, bapak mengajakku ke sebuah toko jam. Kami naik Vespa, dan aku berdiri di depannya. Bapak selalu melindungi bagian dadaku dengan satu tangan, sambil berkata, "Kamu jangan sampai masuk angin, ya. Bapak akan menjagamu." Kami melaju pelan sambil menikmati angin sore, dan aku melihat pemandangan yang masih sangat hijau dan asri saat itu. Itu adalah momen yang masih aku ingat hingga sekarang.

https://preview.redd.it/7jn6rwgpx6tb1.png?width=320&format=png&auto=webp&s=ccb567f85ba7c36ba112fb0e3627dc3e84868ae5
Akhirnya, kami sampai di toko jam, dan bapak mulai bertanya-tanya kepada penjualnya. Aku melihat ada sesuatu yang menarik di laci berkaca di depan toko itu. Apa itu? Sebuah kotak kecil hitam dengan layar di dalamnya. Ya, itulah yang disebut Game Watch, atau yang kami sebut Gimbot. Di sekolah, aku sering bermain dengan perangkat ini. Ada abang-abang yang menyewakan berbagai versi Gimbot, ada yang seperti teropong dengan gambar animasi, ada yang bertema koboi, ada permainan ular, ada bola, ada mobil, ada motor, dan masih banyak lagi. Kami cukup membayar 25 atau 50 perak, aku lupa pastinya, dan bisa bermain beberapa menit saja. Abang-abangnya sering mengingatkan, "Sudah, waktu habis, ayo selesai." Terkadang, aku memohon, "Boleh bonus, bang? Kan aku sering main." Karena abangnya mengenal aku, dia sering memberiku bonus bermain lebih lama. Kembali Ketika aku melihat Gimbot dilaci berkaca tersebut dengan mata berbinar, aku tahu itu adalah versi Tetris dengan banyak mode permainan di dalamnya.
Ketika kami pulang, bapak menyodorkan sebuah plastik hitam ke padaku. Didalam plastik itu ternyata ada Gimbot tersebut. Aku terkejut. Wah, dengan senang hati, aku menerimanya. Bapak telah membelikan konsol ini untukku! Aku merasa sangat senang, bahkan ketika kami akan naik motor, aku tak henti-hentinya bermain dengan tombol Gimbot ini. "Eh, sudah, nanti mainnya di rumah!" kata bapak. Aku hanya tertawa senang. Hari itu sangat indah bagiku.

Episode 04: Pentas

Kehidupanku di SD sangat menarik, dan aku sangat mengingat semua hal-hal baru yang terjadi dengan sangat jelas. Pada kelas 4 SD, aku dan temanku yang duduk di sebelahku begitu populer di kelas, meskipun entah kenapa. Sangat jelas dan teringat, nama temanku yang duduk di sebelahku adalah Niar, dia adalah seorang cowok. Meskipun dia sedikit pendiam, namun pandangan teman-temannya selalu menganggapnya keren dan menarik, bahkan menurutku dia terlihat seperti orang yang sangat kaya. Aku bahkan pernah diajak ke rumahnya.
Di rumahnya, aku disuguhi dengan roti yang begitu enak, itu adalah pertama kalinya aku mencicipi sesuatu yang begitu lezat. Ibunya sepertinya sangat memanjakannya, dan dia hanya memiliki seorang kakak. Ada berbagai camilan lain seperti kue dan permen. Aku sangat lahap saat makan roti tersebut, sementara Niar hanya memandanginya di piringnya tanpa menyentuhnya. Namun, di rumahku, makanan atau minuman tidak pernah tersisa. Dalam keluarga kami yang memiliki banyak anak, camilan selalu menjadi rebutan, dan kami sering berdebat bahkan tentang wadah makanan atau gelas minuman. Kami bahkan sampai menggunakan gelas yang sama setiap kalinya secara otomatis meskipun tidak ada nama-nama pemiliknya.
Oh, iya, saat itu kami masih berempat bersaudara, adikku yang paling bungsu belum lahir. Kembali ke rumah Niar, sedikit cerita dengannya, dia mengatakan bahwa dia akan pindah ke Bandung. Aku lahir di Bandung, jadi aku berharap bahwa suatu saat nanti jika aku kembali ke Bandung, kami bisa bertemu lagi. Kami berjanji seperti anak kecil biasanya, tetapi tentu saja kami tidak memiliki nomor telepon satu sama lain saat itu. Itu hanyalah janji anak kecil semata.
Di kelas, ada juga seorang gadis yang menarik perhatianku, namanya dipanggil Yeyi. Dia berkacamata, pintar, cukup cantik, dan rambutnya sedikit ikal. Dia juga anak dari ibu wali kelas kami. Entah apa yang terjadi di kelas pada hari itu, tetapi semua gadis di kelas mulai bertingkah aneh dan lucu. Mereka tiba-tiba membuka rok mereka di depan kami berdua, aku dan Niar. Aku kaget dan bingung, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Mereka semua tertawa-tawa. Aku merasa malu dan menutup mataku. Yang anehnya, Yeyi juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama di depanku. Kami semua hanya tertawa-tawa. Itu adalah hari yang sangat aneh, absurd dan lucu bagiku, tapi juga sangat berkesan.
Suatu hari, Bu guru wali kelas kami mengumumkan bahwa akan ada acara panggung pentas perpisahan untuk kelas 6. Setiap kelas harus memberikan pertunjukan atau penampilan, biasanya berupa nyanyian atau tarian. Bu guru bertanya, "Ada yang punya ide lain atau siapa yang ingin ikut?" Entah mengapa, aku tiba-tiba mengacungkan tangan dan mengajukan diri. Aku berkata, "Aku ingin membuat pertunjukan komedi, Bu!" Yang lainnya bengong dan terkejut. Aku hanya merasa punya ide tersebut karena kami adalah kelas yang selalu kocak. Ada teman bernama Mbleh, dia selalu punya ingus di hidungnya. Muka dan ekspresinya lucu dan sering membuat kami tertawa. Aku lupa detailnya, tapi intinya ide cerita komedi kami berasal dari Mbleh dan teman-teman yang lain. Saat itu, aku masih kelas 4 SD, jadi mungkin komedinya belum terlalu lucu, haha.

https://preview.redd.it/8u03rodkf7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=3e2d65e1c0d2920598d1566163b9eefebff4d4bc
Setiap hari kami berlatih bermain komedi *3\*, dan akhirnya saat pentas tiba. Kami dipanggil ke atas panggung oleh pembawa acara, dan semua orang melihat ke arah kami. Kami terlihat mencolok karena kami adalah satu-satunya yang tampil beda, mengenakan peci dan sarung ala orang Sunda, dan akan melakukan pertunjukan komedi. Hal ini sangat jarang terjadi. Aku ingat inti cerita kami adalah bahwa kami sedang berkumpul, dan tiba-tiba terdengar suara aneh. Mbleh berkata, "Ini nih, ini nih!" sambil menunjuk ke arah pantatnya sambil menungging, lalu tiba-tiba dia kentut besar, dan kami semua terhempas. Semua penonton tertawa terbahak-bahak. Pertunjukan pun berakhir, dan kami semua mendapatkan uang masing-masing sebesar 500 perak dari Bu guru wali kelas. Itu adalah pengalaman pertama kali aku tampil di depan umum, dan sangat berkesan.

Episode 05: Bisnis

Setiap hari, mamaku selalu memberikan uang jajan pas-pasan kepada kami, dan mamaku adalah seorang ahli dalam mengelola keuangan dan membaginya dengan bijak. Karena hal ini, kakakku yang kedua memberikan ide untuk meningkatkan uang jajan kami dengan cara yang kreatif, yaitu dengan menyewakan komik. Mari perkenalkan kakakku yang kedua yang saya panggil Teteh. Dia adalah seorang perempuan tangguh dan penyabar, meskipun dia pendiam, dia selalu bijaksana dan penuh wibawa di mataku. Walaupun aku sering menggodanya, dia hanya akan marah sesaat dan kemudian menjadi seperti biasa lagi. Entah apakah dia masih mengingatnya atau tidak, tapi dia yang pertama kali mengajarkan aku tentang bisnis.*4\*

https://preview.redd.it/krn5p6c6g7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=18e438d739ade629d566070fb22b4a13ae771b85
Kami berempat, termasuk kakakku yang pertama dan ketiga, berpartisipasi dengan membantu membawa buku-buku dan komik-komik ke sebuah lapangan yang disebut Lapangan Merdeka. Saat itu bulan puasa dan sore-sore selalu ramai di sana, dengan banyak penjual makanan, minuman, dan berbagai barang di acara tersebut. Kami membawa buku-buku bacaan cerita dan komik-komik yang kami miliki untuk disewakan di sana. Aku tidak tahu sebelumnya bahwa komik & buku bisa disewakan, dan ini sangat mengejutkan bagiku. Wow, lumayan banyak yang menyewa buku-buku kami, mereka duduk di tikar sambil menunggu waktu berbuka puasa. Bagi saya, saat itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan dan hal baru.

Episode 06: Lil Brother

Tahun itu adalah tahun yang penuh kebahagiaan. Mama telah mengandung selama hampir 9 bulan. Ya, adikku yang akan menjadi yang termuda akan segera lahir pada tahun ini. Aku, yang sekarang berstatus sebagai anak bungsu, akan segera memberikan tahtaku sebagai anak bungsu kepada adikku yang akan segera dilahirkan. Sebagai anak bungsu, ada banyak keuntungan, seperti mendapatkan perhatian lebih, dimanja, dan perlindungan ekstra. Meskipun aku tidak bisa mengingat dengan jelas apa saja manfaat yang aku nikmati saat itu, satu hal yang pasti, itu adalah momen yang sangat berharga.
Ketika malam menjelang kelahiran adikku, bapakku terlihat gelisah, bolak-balik antara rumah dan rumah sakit. Seakan-akan dia khawatir tentang kami yang tinggal di rumah, sementara juga khawatir pada mama yang berada di rumah sakit. Pada satu malam, aku terbangun ketika bapakku kembali dengan membawa selimut dan pakaian dari lemari. Dia memberitahuku, "Mama akan melahirkan, jagalah dirimu baik-baik di rumah bersama kakak-kakakmu." Aku hanya mengangguk dan kembali tidur. Pagi harinya, bapakku sudah berada di rumah dengan senyum bahagia di wajahnya. Dia memberitahu kami bahwa adikku telah lahir, seorang bayi laki-laki yang sehat. Inilah adikku anggota yang kelima, sainganku dalam mencari perhatian di rumah (hehe).

https://preview.redd.it/8orww639g7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=e44bac656fb92b17c5dbf697b8d445d5419ad38c
Aku sering berbagi makanan kecil dengan adikku ini. Kalau dia memiliki makanan ringan, aku sering berada di sekitarnya dan berusaha baik-baik saja agar dia mau berbagi makanannya (hehe). Tingkahnya sungguh lucu; ketika dia harus buang air besar, dia akan berlari ke sudut dan teriak, "Ee eek eeek!!!" Kami semua tahu bahwa itu adalah tanda bahwa dia harus buang air besar.
Ketika dia masih kecil, kulitnya sangat putih, dia tampak sangat ganteng dan lucu. Banyak orang yang ingin menggendongnya karena pesonanya yang menggemaskan. Ketika dia tumbuh besar saya selalu memanggilnya Jony, dia selalu mengikuti jejakku. Apakah itu dalam hal bermain musik, gaya berpakaian, atau bahkan selera musikku. Bahkan dia juga suka bermain game sama seperti aku. Kami memiliki banyak kesamaan dan hubungan yang erat sebagai saudara.
Setiap hari dan bulan berlalu dengan lancar, kakek dan nenek sering datang ke rumah. Mama selalu menceritakan kepada mereka dan bangga padaku karena sering membantu di rumah dan merawat adik bayi. Hidupku masih berjalan normal seperti biasanya.

Episode 07: The Crack

Tahun demi tahun berlalu, dan akhirnya, pada kenaikan ke kelas 6, aku berhasil meraih peringkat pertama. Sungguh, ini adalah momen yang selama ini telah kusimpan dan kutunggu-tunggu. Akhirnya, “pacar pertamaku”, tunggulah aku! Dengan senang dan penuh kebahagiaan, aku menagih janji pada mama. “Ma, aku ranking satu lho. Asik hadiah nya mana?” Mama hanya tersenyum dan mengiyakan.
https://preview.redd.it/hq9d3mnkg7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=5799a156154699e7fc7a0ecc32ed0f6c96099caa
Namun, ada yang berbeda pada mama. Sejak beberapa tahun sebelumnya, ada ketidakharmonisan dalam hubungan dikeluarga. Mama dan bapak sering bertengkar hebat, bahkan kami seringkali pindah-pindah rumah kontrakan untuk menghindari omongan tidak enak dari tetangga. Kami tinggal di kota ini dalam kondisi menyewa. Sebelumnya, kami memiliki rumah di Bandung, namun bapak dipindahkan untuk bekerja di kota ini saat aku masih duduk di kelas 1 SD. Rumah di Bandung kami kontrakan kepada orang lain. Terdapat rumor bahwa bapak terlibat dalam hubungan dengan seorang wanita rekan kerjanya di kantor. Akhirnya, mama memutuskan untuk kembali ke Bandung. Kami kembali ke rumah lama yang pernah kami tinggali saat aku masih berada di TK.
Waktu saya masih TK, kompleks perumahan tempat tinggal saya belum begitu ramai, jadi apa yang kami lakukan tidak akan dilihat orang banyak. Saat itu, saya diajak bermain oleh teman-teman saya, dan kami melihat ada warung yang sepi dengan snack Chiki terpajang jelas di sana. Teman-teman saya mengajak saya untuk mengambilnya, dan karena saya masih kecil dan ikut-ikutan, saya pun mengambil Chiki dan kabur bersama mereka. Kami berlari ke belakang rumah yang tidak berpenghuni dan tertawa-tawa sambil menikmati Chiki hasil rampasan itu. Maafkan saya, pada saat itu, saya tidak tahu bahwa itu dilarang. Saya masih TK dan hanya mengikuti teman-teman. Oh iya, saya ingat, saya pernah bilang membakar sofa, kan? Gini ceritanya, waktu itu di rumah sedang ada tamu Mama, mereka sedang berbincang di ruang depan. Saya sendirian, merasa bosan, karena semua kakak-kakak saya sedang sekolah. Ketika saya duduk di teras depan yang memiliki sofa, saya mendengar suara cicit-cicit yang aneh. Saya melihat ke dalam celah-celah sofa, mencoba mencari tahu apa yang ada di sana. Mungkin itu tikus? Ah, saya akan menembakinya dengan senjata racikan saya (ini bukan senjata nyata, hanya dua batang korek api yang saya tempelkan dan balut dengan kertas rokok, saya diajari kakak pertama mengenai ini).
"Pasti ada tikus, kecoa, atau makhluk-makhluk aneh di dalam sini," pikir saya yang saat itu masih TK. Tanpa berpikir panjang, saya menyalakan korek api dan menembakinya: cuw cuww cuuuwww... Api masuk ke dalam celah sofa, dan tiba-tiba api tersebut mulai membesar. Insting saya mengatakan bahwa ini semakin serius dan harus segera dipadamkan. Saya mengambil gayung kecil yang ada di taman, mengambil air dari kolam ikan di depan rumah. Saya bolak-balik beberapa kali mengambil air.
Mama melihat saya bolak-balik dan mendekati, bertanya, "Hei, Ipan, apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa bolak-balik seperti itu?"
"Astagaaa! Apa ini? Tolong, ini kebakaran!!!" Mama melihat api yang telah membesar di sofa. Untungnya, ada seorang tukang ojek yang sedang lewat dan memanggil temannya yang sedang nongkrong.
"Wah, ini kebakaran!!" akhirnya sofa berhasil diangkat keluar dengan cepat ke jalan. Beruntungnya, api belum menjalar ke atas plafon. Kebakaran pun berhasil dipadamkan di tengah jalan. Mama menggendong saya saat itu. Banyak orang yang ikut berkerumun. Aneh, ya, kok saya masih mengingat detail peristiwa itu. Haha.
Tindakan nakal lainnya juga dipengaruhi oleh teman dan lingkungan bermain. Saya bahkan pernah mengambil uang koin dari celengan kakak saya yang ketiga untuk jajan. Perkenalkan, kakak perempuan ketiga saya cukup pemberani dan keras kepala tapi mudah ditipu dan dijahili, saya memanggilnya Wie. Dia sering menjadi target jahil saya, dan kami sering bertengkar karena hal-hal remeh. Salah satunya, saya pernah mengatakan kepadanya, "Nih, rasakan aku kasih kutu!" Saya pura-pura mengambil kutu di rambut saya dan melemparkannya ke kepalanya, dan dia teriak histeris, "Ada kutu di rambut! Gara-gara si Ipon!" (Kami punya panggilan ejek sendiri, saya dipanggil Ipon). Sampai-sampai dia menangis dan mengadu kepada mama. Meskipun kami sering bertengkar ketika kecil, kakak ketiga saya selalu peduli padaku.
Suatu hari, saya melihat topeng kura-kura ninja di sekolahnya ketika berkunjung ke sana. Kakak saya mungkin melihat itu. Esok harinya, ketika dia pulang sekolah, dia tiba-tiba muncul dan membuat saya kaget dengan berpura-pura menjadi kura-kura ninja. Dia berkata, "Taraaa!" sambil memakai topeng kura-kura ninja yang sudah dia belikan. Saya sangat senang ketika itu. Apapun yang terjadi, kami tetap keluarga yang saling menyayangi dan saling mengerti.
Secara singkat, kami semua pindah kembali ke Bandung. Bapak tetap di kota tersebut dan bekerja di sana. Beliau hanya bisa pulang ke Bandung setiap seminggu sekali, atau bahkan dua minggu sekali. Dari saat itu, aku mulai merasa kehilangan sosok bapak dalam kehidupan sehari-hari kami. Oh, dan selama perpindahan itu, impianku untuk memiliki Nintendo pun sirna.

Episode 08: Homie

Di kota baru ini, dimulailah babak baru dalam kehidupanku. Aku dilahirkan di Bandung, kemudian sempat hijrah ke kota lain, tetapi akhirnya kami kembali ke Bandung. Saya pindah ke sini pada pertengahan kelas 6, dan tentu saja saya merasa tertinggal dalam pelajaran. Isi pelajarannya terasa berbeda atau mungkin saya yang belum terbiasa. Di kota sebelumnya, kami diajarkan untuk tidak menyontek dan bekerja sama saat ujian, tetapi di sini, teman-teman sering membantu satu sama lain saat ujian. Saya merasa hal ini cukup menarik.
Di sekolah ini, saya menjadi dekat dengan Ryan dan Agung, dua teman yang cukup berada. Terutama Agung, dia suka membelikan saya jajanan. Aku sering berkunjung ke rumah Ryan saat itu, karena di rumahnya ada konsol SEGA. Ini adalah konsol game terbaru di zamannya.

https://preview.redd.it/lzixs6gobdtb1.png?width=1200&format=png&auto=webp&s=ce860a35bb84a95e4492299e5a0c33775c3796d2
Sungguh, saya sangat senang saat pertama kali mencoba bermain konsol baru Sega ini. Konsol ini jauh lebih canggih dibandingkan dengan Nintendo. Setiap kali saya berkunjung ke rumah Ryan, kami selalu asyik bermain sampai sore bahkan kadang hingga malam jika orang tuanya tidak ada di rumah. Salah satu permainan yang paling kita sukai adalah Mortal Kombat. Kita selalu mencoba gerakan dan jurus-jurus baru dalam permainan ini, bahkan mencari panduan gerakan di sebuah kolom game dalam majalah remaja yang bernama "Fantasi." Majalah itu adalah salah satu bacaan favorit kami selain majalah "Bobo." Bagi mereka yang mengalami masa itu, pasti tahu tentang majalah "Fantasi" ini.

https://preview.redd.it/5e84rdd4bdtb1.jpg?width=448&format=pjpg&auto=webp&s=a0864219a3bac074c47dcc13fade74a2ef16d86d
Kembali ke masa SD di sekolah ini, ternyata beberapa artis dan penyanyi pernah bersekolah di sini, loh. Salah satunya, ada yang sekelas denganku, namanya Widya Saputra (Trio Laris). Mungkin dia tidak mengenaliku, sih, karena saya baru masuk tahun itu, haha. Selain itu, ada juga artis cilik yang bermain di sinetron atau film, Indra namanya, kalau tidak salah. Oh ya, di kelas saya juga pernah menyaksikan situasi yang mirip dengan kasus bullying, meskipun tidak secara langsung. Korban adalah siswi pintar yang selalu meraih juara dan peringkat teratas. Sayangnya, teman-teman sering menggodanya dengan menyebutkan masalah bau badan, seperti bau ketek. Ini sangat membuat saya merasa sedih. Di sekolah SD saya yang sebelumnya, saya juga pernah melihat situasi serupa, bahkan ada anak yang sampai harus pindah sekolah. Ya, begitulah, dunia sekolah bisa menjadi tempat yang cukup sulit untuk beberapa orang.
Kembali ke cerita di kota ini, tahukah kamu? Di sini ada mesin permainan 'dingdong', dan itu berlokasi sangat dekat dengan sekolahku. Setiap kali ada ekstrakurikuler, saya sering mampir ke tempat dingdong, dan Ryan tahu tempat di mana saya berada. Dia suka menjemput saya, "Hei, kamu dicari oleh guru, malah main ke sini lagi." Saya hanya tertawa, saya begitu menyukai permainan game ini. Kami bertiga sering bermain bersama, baik itu renang bersama, bermain game bersama, dan sebagainya. Bahkan ketika kami lulus SD dan akan masuk ke SMP, Ryan masih sering menghubungi saya, mengajak saya bermain di sana-sini. Sayangnya, saya jarang meresponsnya. *5\*

Episode 09: Finally on my Hand

Libur panjang menuju SMP pun tiba.Saya telah lulus dari SD dengan peringkat pertama "dari belakang" Haha. Waktu itu, ujian masih bernama EBTANAS, dan saya meraih nilai NEM yang cukup lumayan. Saya, Ryan, dan Agung akan bersekolah di SMP yang berbeda. Meskipun pertemanan kami singkat, itu adalah momen yang selalu saya ingat.
Cerita masa liburan sekolah ini sungguh menghadirkan rasa campur aduk, saya menderita sekaligus senang. Waktu itu, orang tua saya membawa saya pergi ke suatu tempat yang menarik. Saat keluar dari mobil, saya melihat banyak anak yang mengenakan sarung, tapi ada yang aneh disini. Kenapa ya sarungnya kelihatan berbeda? Ternyata, kejutan yang tak terduga menanti. *Jreng! Saya dibawa untuk menjalani sunat. Itulah yang membuat sarung mereka menonjol, karena mereka memakai pelindung setelah sunat.
Meskipun sebelumnya sudah ada pembicaraan tentang ini, saya tidak menyangka hari itu waktunya. Meski ada perasaan takut dan ragu, tekad yang kuat mendampingi saya. Bapak berjanji akan membelikan saya sebuah Nintendo sebagai hadiah nanti.
Sekadar info buat teman-teman yang belum pernah mengalami sunat, jangan terlalu khawatir lho ya. Awalnya hanya ada sedikit rasa sakit ketika disuntik sebelum proses “penjagalan”, tapi ketika proses berlangsung, rasanya tidak terlalu sakit. Dan sensasi sakit akan terasa setelah beberapa jam disunat, berjalan harus pelan-pelan sekali, tidur harus telentang, dan ketika kencing muncrat kemana-mana. Haha!

https://preview.redd.it/ijglm1oabdtb1.jpg?width=968&format=pjpg&auto=webp&s=cebaa179cdfe168fbe73b8988f710dd210d7ab14
Di sinilah hadiah yang selalu saya nantikan akhirnya tiba. Bapak membeli Sebuah konsol Nintendo hadir lengkap dengan TV 14 inci terbaru untuk menemani hari-hari saya setelah disunat. Akhirnya! Setiap hari, saya bermain game Nintendo ini, hingga banyak judul game yang telah saya tamatkan, dan saya senang bertukar kaset game Nintendo dengan teman-teman lainnya. Bahkan, saya rela mencoba game berbahasa Jepang, yang akhirnya membuat saya tertarik untuk belajar bahasa Jepang. Saya meminta kepada orang tua saya untuk membelikan saya kamus bahasa Jepang. Tanpa berpikir panjang, mereka membelikan saya kamus tebal yang berisi huruf katakana dan hiragana. *6\* Mungkin ini adalah langkah positif yang membuat saya langsung tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang. Dari situlah, saya mulai memahami sedikit tentang huruf-huruf Jepang. Ketika memainkan game Tsubasa, motivasi saya untuk belajar bahasa Jepang semakin bertambah.
Singkat Cerita, saatnya saya masuk sekolah baru, Mama memberi tahu guru agar tidak terlalu keras selama ospek karena saya baru saja menjalani sunat. Duh, rasanya malu, saya sudah besar baru disunat, dan dibicarakan kepada orang lain. Tapi itulah mamah.
Bersambung...
Lanjut Part 02 disini yah.

Support Penulis, Untuk beli susu anak gan. Disini atau Disini. Terimakasih
Saya butuh bantuan teman-teman semua jika berkenan:
Mohon maaf sebelumnya, saat ini saya dalam situasi kesulitan finansial. Jika anda atau ada teman sanak saudara yang membutuhkan jasa service, Translate, Transkrip Audio/Video atau butuh membuat Subtitle untuk sebuah video, podcast, wawancara dll. Silahkan kontak saya langsung. Mohon infokan kepada teman-teman anda jika berkenan, terimakasih.
--------------------
Side Effect
- Andy (Misteri Horror)
- Kemelekatan (Inspirasi)
- Anto: Secangkir Kopi (Misteri)

submitted by DigitalChildish to indonesia [link] [comments]


2023.09.23 17:38 Starlobh Apakah saya kuliah lagi?, Kinda asking for my future..

Hai semua, sedikit cerita saya sekarang sedang di titik terendah hidup saya, yang sudah diumur cukup kritis (30 tahun). Saya ga sempat menyelesaikan kuliah (DO) dulu karena.. yah kebodohan masa muda saya sendiri dan pilihan2 yang saya sesali disaat ini. Tahun ini pukulan yang cukup berat buat saya, saya pengangguran dari sejak pandemi, tapi saat itu masih bisa survive sampai sekarang karena saya sedikit bermain di trading crypto. Hasilnya saya tabung sedikit2, sampai akhirnya awal 2023 saya gunakan untuk joinan usaha. Namun sayangnya usaha gagal dan efeknya semua merambat ke kehidupan saya, seperti terpaksa melepaskan wanita yang sangat saya cintai selama 2 tahun ini karena saya tidak bisa menepati janji yang saya buat. Efek kegagalan saya selama masa hidup saya membuat saya sangat lelah secara mental, emosi, dan fisik. Jujur, hampir 2 bulan kebelakang ini saya hanya bisa menangis sendiri dan menutup diri, saya benci diri saya sendiri dan masih belum bisa memaafkan diri karena kejadian saat ini mengingatkan saya dengan pilihan2 yang saya buat di masa lalu. Ya, saya juga berpikir untuk bunuh diri.
Beberapa hari yang lalu ketika saya sedang curhat dengan kakak, dia bilang 'kenapa ga lanjutin kuliah lagi aja?, mau dibantu?'. Saya berpikir mungkin ini 1-1nya jalan terakhir saya dan diberi kesempatan lagi oleh Tuhan, tapi pikiran saya juga bilang sudah cukup terlambat. Saat saya lulus, saya masuk kriteria umum 'susah' cari kerja karena umur saya nanti (32-33), belum lagi pengalaman dunia kerja saya cukup terbatas. Mungkin ini hanya pikiran saya yang berlebihan..
So, i'm asking for anyone here: apakah saya kuliah lagi? apakah disini ada yang memiliki pengalaman yang mirip/sama dengan saya? Oh, saya berencana untuk melanjutkan di Universitas Terbuka.
submitted by Starlobh to indonesia [link] [comments]


2023.09.20 13:42 gondorianprince Sekarang gue jadi tahu kenapa papa gue mutusin untuk low contact sama keluarga besarnya

Gue ga deket sama keluarga papa gue. Papa gue sendiri juga memang ga deket sama saudara-saudara dia. Gue ga tau ada masalah apa dulu mereka smp yg bikin papa gue jadi menjauh sama keluarganya. Apalagi setelah pindah ke kota lain, hubungan mereka makin renggang. In the end, gue juga, jadi ikutan ga akrab sama mereka.
Fast forward to a few months ago, gue baru tahu ternyata dua adik sepupu gue (anak kakak dan anak adik papa) ada yg kuliah di kota yg sama dgn gue tinggal dan kerja sekarang. Anggap aja nama mereka Diddy sm Doddy. Gue pengen kenal mereka lebih deket, gimanapun kita saudara dan gue pikir rasanya ga adil gitu kalo masalah ortu kita jadi turun ke kita anak-anak yg sama sekali ga tahu apa-apa dan ga ada urusan. Gue hubunginlah mereka lewat Instagram, dgn harapan bisa minta no telpon dan ketemu.
Dari awal gue perhatiin mmg nih anak dua responnya rada-rada datar gitu. Kyk ga antusias dan terkesan dingin. Tapi waktu itu gue berusaha positive thinking, mungkin krn belum saling kenal aja. Hampir tiap hari gue chat nanya kabar dan sekedar nanya lagi ngapain, dan mereka selalu jawabnya singkat dan terkesan kyk ga tertarik. Tiap kali gue ajak ketemu, ada aja alasannya. Kyk lg sibuk kuliah lah. Inilah itulah. Dan akhirnya g pernah ketemuan. Cuma bisa say hi lewat Whatsapp doang. Gue ga putus asa. Gue udah bertekad mau kenal akrab sama adik-adik sepupu gue ini.
Waktu gue ngomong ke papa gue ttg hal ini, respon dia sih positif. Tapi dia sempat ngomong gini "Ya semoga aja ya mereka punya niat baik-baik aja ke kamu." Gue heran dengernya jadi gue tanya maksud papa apa. Papa gue cuma senyum2 misterius terus bilang "Nanti kita lihat aja deh. Semoga dugaan papa salah."
Bulan kemarin gue ultah, gue pengen ajak mereka makan. Jadi gue hubungin satu-satu, n mereka untungnya mau. Kebetulan pas gue hbs dapat bonus lumayan gede dari kantor jadi gue ajak mereka dinner di tempat yg lumayan wah. Bulan-bulan ini mmg lagi banyak proyek kerjaan. Pas ketemu di tempat makan, gue kayak mo nangis gitu lihat mereka. Muka mereka satu-satu tuh mirip banget sama gue n abang gue. Sampai2 mbak di restonya mikir kita sodaraaan, bukan sepupuan. Gue berasa kyk ketemu saudara kandung yg udah lama hilang. Terutama si Doddy, mukanya mirip bgt sama gue.
Lanjut makan malam ngobrol-ngobrol dan gue blg sm mereka klo besok2 kita mesti sering2 ngumpul dan jgn smp hilang kontak. Gue ga mau bahas masalah ortu kita, krn gue rasa bukan momentnya dan bukan urusan kita. Gue juga ajak mereka nginap kontrakan gue kalo lagi libur. Habis foto-foto bareng trus kita pulang ke tempat masing2. Malam itu gue seneng banget rasanya.
Tapi besok2nya, tiap kali gue chat lagi, reaksi mereka kembali datar2 aja. Gue pikir apa krn mmg masih baru juga kenal jd masih agak canggung ya. Padahal wkt ktmu kmren, kita udah asyik2 aja ketawa2 ngobrol2. Smp becandaan segala. Gue mikir apa mungkin gue terlalu pushy ya jd bkin mereka ga nyaman. Jadi gue stop ngechat selama bbrp hari.
Bbrp hari kemudian, Diddy tiba-tiba ngechat gue, bilang klo minggu depan dia ultah. Dan tanpa basa basi langsung ngmong ke gue klo dy minta dibeliin laptop baru utk hadiah ultah dia. Kan kakak udah kerja. Wajarlah ngasih hadiah ke adiknya, gitu katanya. Gue agak kaget jujur. Berani amat nih bocil tiba-tiba langsung minta-minta gitu. Barang mahal lagi. Waktu itu gue cuma jawab nanti gue lihat ya klo bonus kerjaan udah cair. Soalnya gue juga banyak kebutuhan lain-lain. Dia desak gue trus bilang tapi janji kan mau beliin? Gue jawab gue ga janji. Nanti gue usahain. Eeh gue diblok sama dia.
Besoknya, Oom gue, kakaknya papa, alias papanya si Doddy tiba-tiba nelepon gue. Awalnya dia nanya kabar, terus smp bilang seneng klo gue tinggal di kota yg sama dgn adik2 gue jadi mereka ada yg jagain. Oom juga bilang seneng bisa menjalin hubungan sama gue, ponakannya. Ya gue seneng dengernya. Eh tapi ujung2nya, si Oom bilang ke gue klo dia berharap gue mau bantu biaya kuliah Doddy. Soalnya si Oom udah pensiun dan agak kesulitan ngebiayainnya. Waktu itu gue jawab klo gue juga baru aja kerja selama bbrp tahun belum ada tabungan banyak sama sekali. Blm bayar kebutuhan lain-lain gue. Belum ngirim ke ortu. Si Oom nyaranin kalo gue gajian, disisihin mmg brp gitu utk dikasih ke Doddy. Krn waktu itu gue takut salah ngmong n bkin oom jadi marah, gue cm jawab klo nanti gue usahain.
Malamnya gue cerita ke papa gue semua perihal chatnya si Diddy minta laptop, dan papa si Doddy nelpon ngarap gue bantu biaya kuliah anaknya. Papa gue langsung naik pitam. Akhirnya papa buka-bukaan cerita lama deh. Jadi dlunya dia mutusin low contact sm keluarganya juga krn masalah duit. Mereka itu matre dan cuma mikirin keuntungan diri dan maunya seenaknya sendiri. Selama bertahun-tahun dulu papa gue dimanfaatin sama mereka. Krn waktu itu di antara saudara-saudaranya, hanya papa yg serius sekolah, kuliah smp kerja bener. Pas nikah sama mama, papa stop bantuin mereka lagi dgn alasan skrg dia mau fokus sm keluarga sndri. Mereka marah dan akhirnya papa ribut besar sama mereka.
Papa akhirnya bilang gue stop kontak2an sama sepupu2 gue itu drpada gue nanti ikut dimanfaatin. Buah jatuh ga jauh dari pohonnya katanya. Tuh anak berdua udah salah didik juga. Watak mereka udah sama dgn ortunya. Papa gue malam itu juga nelpon saudara-saudaranya dan mereka bertengkar hebat di telepon kata mama gue. Mama gue sih nyaranin jgn langsung putus kontak. Besok2 klo mrk butuh bantuan dan gue bisa, ga ada salahnya gue bantu. Tapi gue ttep harus bisa tegas dan jaga boundary dan berani bilang ga sm mereka.
Skrg gue jadi kepikiran deh. Niat gue mau bangun hubungan baik sama sepupu2 gue, ujung2nya jadi kayak gini. Kemarin setelah bonus gue cair, gue langsung datengin si Diddy ke kostan dia dan gue ajak utk cari laptop. Gue bilang klo gue cuma ada duit sekitar 5 jutaan klo dia mau beli laptop. Ditambah tabungan gue, masih bisalah gue klo cuma segitu. Dia cuma jawab ga usah kak makasih. Ga jadi aja. Drpd kakak ga ikhlas ngasihnya. Terus nutup pintu.
Gue pulang tuh sakit hati banget rasanya. Marah engga sih. Tp lebih ke sedih aja sebenarnya. Smp ke kontrakan cewe gue, langsung deh mewek gue. Dan cewek gue juga bilang mending gue dengerin nasihat papa gue. Udah jelas klo mereka itu ada udang dibalik batu.
Btw thanks yg udah baca ini smp kelar. Gue cuma mo ngeluarin uneg-uneg aja. Mungkin gue udah terlalu berharap berlebihan dan ekspektasi gue terlalu tinggi. Udah seneng berasa kyk punya adik, dan ujung2nya malah jadi ribut. Harapan gue sih, gue bisa ngomong sama adik2 gue ini lagi dan bisa jalin hubungan tanpa embel-embel masalah ortu kita di masa lalu.
submitted by gondorianprince to indonesia [link] [comments]


2023.09.20 08:32 beritaselebterkini Raffi Ahmad Bantu Biaya Pendidikan Anak Almarhum Sapri Dan Sempat Lupa Pernah Memberi

Raffi Ahmad Bantu Biaya Pendidikan Anak Almarhum Sapri Dan Sempat Lupa Pernah Memberi
https://preview.redd.it/eessgpgvucpb1.jpg?width=640&format=pjpg&auto=webp&s=0fe91c5d1b9e45c3a92aa9fc1eb1b15d8906e0cf
Belakangan viral berita Raffi Ahmad yang diam-diam membantu biaya pendidikan anak komedian almarhum Sapri . Hari ini di ungkap oleh adik Sapri yang bernama Dolly.
Dolly , yang merupakan adik dari mendiang komedian Sapri Pantun membocorkan kebaikan yang di lakukan presenter Raffi Ahmad. Rupanya, suami Nagita Slavina itu menanggung biaya sekolah anak pertama almarhum Sapri.
Kedekatan Raffi Ahmad dengan sapri terjalin hingga sang pelawak tiada, Raffi Ahmad menceritakan sebelum mendapatkan kabar sapri meninggal dunia, ia masih mengisi acara di kuningan.
beberapa menit sebelum meninggal , waktu itu di Studio Kuningan , tahu bang Sapri lagi koma kan, ujar Raffi Ahmad. di Saat itu, Raffi Ahmad yang sedang fokus kerja mendadak melihat sosok Sapri.
Dalam acara FYP, Dolly menjelaskan bahwa dia sebenarnya tak bermaksud membuat situasi ini menjadi viral.Dolly tidak sengaja membeberkan kebaikan Raffi Ahmad.
Dolly enggak sengaja mengungkap apa yang telah di lakukan Raffi Ahmad terhadap anak Sapri Pantun. Sebab ia yakin, Raffi Ahmad enggak mau mempublikasikan kebaikannya ke publik.
Sebenarnya saya gak mau cerita ini tapi keceplosan. Semenjak 5 bulan almarhum meninggal, A Raffi WA saya , saat itu banyak wartawan (nanya) nggak pernah saya bahas soal itu. Saya tahu Aa Raffi begitu baik dia pasti nggak mau di umumkan ujar Dolly di kutip dari tayangan FYP yang tayang pada jumat (15/9/2023).
Sepeninggal sang kakak , Dolly bersyukur masih banyak teman-teman almarhum Sapri sesama artis yang masih peduli pada keluarga almarhum yang di tinggalkan.
Kemarin saya lagi presscon sama Vicky keceplosan ada wartawan . Ada yang nanya anaknya (almarhum sapri) gimana , alhamdulillah aman di bantu Aa Raffi. Saya kaget besoknya viral, banyak yang nanyain, ia menyambung pertanyaan tersebut.
Dibaca juga : ANIES BASWEDAN-MUHAIMIN ISKANDAR LANGSUNG MENJADI BUKTI PERANG MELAWAN PRABOWO DAN GANJAR PRANOWO
Dolly lantas menceritakan kembali momen saat Raffi Ahmad menghubunginya untuk memberi bantuan biaya anak-anak Sapri .
Kala, itu Dolly sedang melayani pelanggan yang membeli sotonya. Lagi nuangin soto tiba- tiba kok HP bergetar nih, ternyata Aa Raffi kirim voice note, Dol, apa kabar ? Semangat, semangat ! Anaknya bang Sapri insyaallah nanti saya yang bantuin biaya siswa nya , Pokok nya nanti ada orang suruhan saya yang ke rumah kamu.
Setelahnya Raffi Ahmad memberi penjelasan, Saat berita itu viral , di publik sebenarnya suami Nagita Slavina ini sudah lupa bahwa dia pernah berjasa membantu biaya sekolah ank dari almarhum Sapri.
Raffi Ahmad mengaku sempat binggung saat ditanya wartawan, dia terkejut dan ia berkata kapan saya bantu ? bahwa dia sudah lupa pernah membantu biaya dari anak Sapri tersebut.
Didi Riadi yang juga menjadi bintang tamu dalam acara tersebut langsung memuji sosok Raffi Ahmad . Dia kagum dengan sifat seorang Raffi yang tidak mengingat- ingat kebaikan yang pernah di lakukannya di masa lalu. Tak semua orang bisa bersikap seperti demikian.
Dibaca juga : Sadis Petugas Keamanan Tempat Hiburan Malam Di Bekasi Tewas Ditusuk Pengunjung
Dolly , adik Sapri Pantun , mengungkap kebaikan Raffi Ahmad kepada anak almarhum, Sheryn Alana. Dolly menyebut Raffi lah yang menanggung biaya sekolah Sheryn hingga lulus SD. Tidak tanggung-tanggung , pria yang disebut Sultan Andara itu membiayai sekolah almarhum anak sapri hingga lulus sekolah dasar (SD) nanti.
Namun , ia belum tahu apakah Raffi akan meneruskan bantuannya hingga sekolah menengah pertama (SMP) atau tidak.
Terlepas dari bantuan Raffi Ahmad , Dolly tak lantas diam begitu saja. Ia juga berjuang bekerja dan mengurus usaha warung soto peninggalan almarhum , demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Salah satu warisan yang tetap di lanjutkan Dolly adalah warung soto yang mereka buka bersama - sama . Dolly terus berjuang agar warung soto itu tetap bertahan.
Sebagai paman Dolly mengucapkan banyak terimakash kepada Raffi Ahmad , yang telah membantu biaya sekolah keponakannya. Ucapan terimakasih itu juga terlontar di mulut polos Sheryn , putri almarhum Sapri Pantun.
Keyword : enak4d, cerdas4d, balap4d,
submitted by beritaselebterkini to u/beritaselebterkini [link] [comments]


2023.09.01 08:02 absolutesewer My brother is insane and nobody’s doing anything, vent post

Long post ahead ‼️
Hi all, gua pengen curhat aja. Gua tuh punya abang, umurnya 10 tahun diatas gua. Tahun ini dia 29 tahun. Gua jg punya kakak perempuan umur 30an. Jadi gua anak terakhir.
First off, a little bit of info about my bro. Jadi abang gua itu literally radikal, like 212 supporter type beat. Rasis banget gila. Typical chindo hater. Dia lulusan PTN bagus (tebak kampus mana, hint: di jabodetabek), jurusan agronomi. And I fucking hate him.
Keluarga gua dulu tuh lumayan nyantai, dulu juga kaya, cuman bokap gua meninggal duluan akhirnya begini deh. Abang w kek nyebarin “ilmunya” ke emak gua, akhirnya nyebar tiba-tiba kita jadi keluarga “syar’i” anjir, kesel gua. Kea, beragama bagus tapi ini mah sesat.
Terus abang gua juga violent banget, gua pernah post beberapa kali di reddit mengenai physical abuse nya dia. Dia selalu main fisik ke gua, tapi gua ujung-ujungnya selalu di victim blame.
Pernah tahun ini kejadian lagi, muka gua diinjek sama dia, terus w dicekek ama kakak gua pokoknya karena masalah sepele. Emak gua nyalahin gua. Tanyain aja for full context.
Dia pernah ditawarin kerja ama temennya emak gua, lalu dia jalanin tapi setelah beberapa minggu kagak pernah dateng lagi. Lalu dia suruh jaga toko keluarga gua, eh goblok malah suka nyelonong kemana-mana weh. Kesel gua.
Ga tahan, akhirnya gua gajadi kuliah, healing dulu, figuring out what to do. Gua kabur nyari kosan murah berujung jadi freelancer. Sampe gua di stalk sama emak gua, dia nyamperin ke kosan gua. Dia ngomong segala nonsense tentang pindah ke Australia.. katanya daripada kuliah gua ke Aussie aja.
Lah gua kaget dong, kok tiba-tiba. Apalagi karena dari dulu dia ngomongin segala macem financial problems yang bikin gua kagak bisa masuk kuliah bagus. Dan akhirnya, there she went… “karena abang bilang mau cari kerja di luar negeri” LAH?? GUA KAGET DONG?!
So you’re telling me… this motherfucker yang gapernah kerja, gapernah tekun, kerjaannya cuman ngeteh.. MAU KE LUAR NEGERI? Bitch please! Emangnya kuat?
Gua udah bilang sama emak gua, dia jawabnya “ya udah lah, ibu lepasin aja.. biarkan aja dia lakukan passionnya” terus gua tanya, emangnya mau ngapain dia ke luar negeri.. like kerja apa, dia bilangnya “ya mau jadi pelayan restoran, atau kerja kecil-kecilan gitu..” ALLAHUAKBAR! Ingin ku penggal si pukimak ini.
Gua bilang “ibu, ya pikir dikit lah. Di Indo aja malas, gimana di luar negeri?” Dia jawabnya, “yaa.. kalo di luar negeri kan ga kayak disini, bayarannya bagus bla bla bla”
First of all, dia belom specify negara apaan tapi feeling gua (plus yg emak w imply) palingan negara Arab gitu lah. Jiahh, dikiranya abang gua bakalan kea di @funnyarabmemes gitu kali ya? Pertanyaan gua, kalo lu kalo dituduh mencuri lalu mesti dipenggal tangannya begimana? Setau gua disana mah kagak ramah sama orang kayak kita.
Then there she goes perihal dia cowok dan itu bikin dia lebih kuat daripada gua. Kuat fisik sama kuat mental beda, hey! Lu mau sekuat ade rai kalo lu anak rumahan doang ya lu abis di negara orang.
Temen-temen gua sampe bingung gua mesti gimana... Dan gua ogah ngomong ke temen yang ga deket” banget. Jadi yah.. gitu deh. Intinya gua post di reddit sebagai bahan curhatan. Karena gua gabisa curhat sebanyak ini irl.
Anyways, obviously gua mau kuliah dan gua takut ga cukup duit.
Nah, yaudah lah gua terpaksa balik ke rumah. Buat hemat expenses macem”, udahlah kacau. Sebenernya hari ini gua pulang ke rumah, makanya gua nulis ini.. buat cari validasi aja hehe. Karena as I said gua jarang cerita mengenai ini irl.
In case it wasn’t obvious, sakit mental gua udah banyak varian rasa, gua udah di prescribe macem-macem.
Kayaknya emang kultur boomer di keluarga besar gua dah, karena sepupu-sepupu gua pada gila juga. Ada nih org yang bipolar, dari keluarga sukses. Dulu dia suka banget sama gua, suka nginep di rumah gua. Kalo gua tidur suka bangunin w, maksa gua baca qur’an sambil nangis. Kesian. Keknya religious trauma.
TL;DR orang gila pengen kerja di luar negeri tapi somehow se keluarga ok ok aja
Menerima kritik dan saran 🙏
submitted by absolutesewer to indonesia [link] [comments]


2023.08.22 11:44 Shinkanzenzz Bagi bortha/sister, yang pernah atau hampir dijodohkan oleh orang tua, bagaimana respon lho?

Jadi ada dua orang di hidup gwe yang pernah dijodohkan oleh ortunya:
  1. Nyokap gwe (currently 50f) pernah dijodohkan oleh bokapnya (kakek gwe, sdh alm) dengan bokap (alm) gwe. Dulu bokap diceritain langsung ngelamar nyokap lewat kakek gwe. Dan dulu bilangnya nyokap gwe rada menolak karena sudah ada cowok yang ngedekatin dia. Tapi pada akhirnya, nyokap dan bokap nikah kemudian punya 2 anak, kakak gwe dan gwe. Mereka cerai wktu gwe umur 17 thn karena bokap selingkuh dan nikah lagi dengan istri mudanya. Bokap meninggal karena covid. Jujur gwe ada rasa nda suka dengan bokap karena ini. Nah anehnya, nyokap gwe tu selalu ngingatin kebaikkan bokap ke anak-anaknya setelah bokap meninggal. Dan nangis banget waktu ngingat bokap meninggal. Padahal bokap ini dah sangat nyakitin nyokap gwe. Gwe jga sadar bokap dan nyokap ni jarang sekali dulu saling menyatakan cinta dan sayang satu sama lain khususnya setelah bokap mulai selingkuh, adanya saling marah-marah. Ini bkin gwe bingung
  2. Gebetan (23f) gwe. Jadi gwe (23m) dah ngejar doi selama 3 bulan. Doi dah gwe ajak jalan, gwe beliin bunga, obrolan kami tu selalu nyambung. Dan doi selalu respon positif ketika gwe deketin doi. Trus gwe dah ngungkapin perasaan gwe ke doi. Wktu jawab pertanyaan gwe tentang doi mau pacaran atau nda (secara teknis, gwe belum nembak, cuman nanya aj doi mau pacaran apa kagak). Doi jawab doi perlu waktu untuk kasih jawaban karena doi skrg tidak berani punya hubungan dengan cowok semenjak dulu sewaktu tahun pertama/kedua kuliah sempat dilamar oleh cowok umur jauh dengannya (sekitaran 5 tahun lebih) lewat bokapnya tapi kandas karena si cowok mau cepat-cepat nikah, sedangkan doi mau nyelesain studinya dulu. Anehnya doi ini smpt agak bergelimang air mata gitu waktu cerita. Pdhal gwe yakin si cowok psti nd lama kenal dengan doi, psti hanya beberapa kali saja ketemunya, soalnya si cowok beda daerah dengan doi. Kalaupun lama, gwe yakin, nd selama interaksi gwe dengan doi sekarang. Sekarang, cowoknya sudah nikah, nikahnya terbilang cepat setelah putus dari doi.
Gwe nda perlu love advice tapi cuman referensi saja. Yang perlu gwe tanyakan, bagi brotha/sista yang pernah/hampir pernah dijodohkan oleh ortu:
  1. Saat diberitahu waktu lho mw dijodohkan, bagaiman perasaan lho dan bagaimana respon lho?
  2. Bila jadi dijodohkan, kapan mulai muncul perasaan sayang dan cinta?
  3. Bila tidak jadi dijodohkan, bagaimana perasaan lho dan bagaimana respon lho?
submitted by Shinkanzenzz to indonesia [link] [comments]


2023.08.15 07:53 alienaga Range biaya renovasi rumah

Hi Komodos,

Saya M27 single anak terakhir dari dua bersaudara dan punya pendapatan tetap.
Karena kakak saya sudah nikah dan punya rumah sendiri (dirumah mertua), dan saat ini cuma saya satu-satunya anak yang jadi harapan untuk renovasi rumah.

Singkat cerita orang tua minta untuk merenovasi rumah jadi lebih bagus, gaada request spesifik harus tembok/tingkat atau gimana.
Dan saat ini saya baru punyan tabungan yang ga seberapa (under 50) dan saya gatau range biaya untuk renovasi rumah itu brp juta, misalkan harga material sama semua di setiap daerah.

Mungkin dari para komodos disini ada pengalaman untuk renovasi/bangun rumah dengan model X memakan dana brp? untuk referensi dan target nabung saya

TIA
submitted by alienaga to indonesia [link] [comments]


http://activeproperty.pl/