Cerita gairah bapak mertua

Reddit itu seperti apa?

2024.04.28 00:38 caule07 Reddit itu seperti apa?

Reddit itu cara mainnya seperti apa ya? Bercerita atau bagaimana menurut kalian pengguna app yang sudah lama?
Karena saya masih baru disini dan melihat cerita orang seru-seru dan ya saya suka membacanya.
Tikok untuk melihat video lucu but the comment bisa dibilang sudah bisa tercemar gitu, F untuk mencari informasi tapi kebanyakan bapak-bapak main burung, then g sekarang yang paling better, twiter sangat frontal tapi bisa juga menjadi tempat berkeluh kesah untuk diri sendiri. setelah ketemu reddit seperti balik ke dimana sosial media masih natural dan no gimmick tempat berkeluh kesah dan bertanya paket kumplit.
Terimakasih untuk pengalaman baru dan saya merasa bernostalgia.
submitted by caule07 to indonesia [link] [comments]


2024.04.26 23:20 sunset_diary Siksa Neraka



Ada yang sudah nonton film siksa neraka di netflix ?
Film amburadul. Yang suka nonton sinetron indosiar pasti suka film ini.
Kalo saya yang jadi sutradara film ini di akhir cerita yang sebenarnya sudah mati itu bapaknya dan semua siksaan di neraka yang dialami anak-anaknya hanya halusinasi si bapak saat menjelang ajal.
Ini karena yang sebenarnya paling bedosa itu bapaknya yang seorang kadrun sok suci, jualan agama, merasa dirinya yang paling benar dan suka bubarin ibadah umat kristen.
Sudah seperti Joko Anwar belum ?

submitted by sunset_diary to indonesia [link] [comments]


2024.04.26 19:28 kitten1932 Just did my third LPDP interview, gimana sih cara LPDP assign pewawancara ke peserta?

Hi all, ini post pertamaku di reddit since I never had any inclinations to write any. In this case however, aku bener-bener merasa frustasi dan sedih. Aku merasa butuh pov dari orang lain mengenai what has happened during my interview process di LPDP (ku sudah cerita ke orang-orang terdekat, so reddit is not my only place to vent). Didn't find any relevant subreddit, jadi maaf kalau misalnya kurang tepat ya postingannya :(
Hari ini adalah seleksi substansi LPDP ketiga yang sudah kujalanin. Tahun lalu aku daftar 2 kali, dua-duanya gagal di seleksi substansi juga. Pengalaman ku di previous rounds was okay, tiap gagal aku bisa derive sekiranya kenapa sih aku gagal dan try to improve so that I can hopefully succeed di next attempt. Ga pernah juga punya masalah dengan interviewernya. Tapi hari ini aku kedapetan interviewer yang sangat "wah".
Saat pertama kali perkenalan, karena namaku itu sama dengan salah satu penyanyi barat (lets's call her Cecille), interviewer ini (let's call him A) bercanda dan bertanya "wah, kok Cecille ga nyanyi?". Aku balas "Hahah, kalo saya Cecille yang penyanyi itu saya gabakal ada disini pak". His reply was "Iya bisa bedain kok, Cecille mah gemuk kamu engga kok".
Okay, mungkin si bapak A ini memang typical ignorant boomer yang suka becancain fisik wanita. It was a small (albeit tetep unsolicited) comment. I ignored it. Btw disini interviewernya ada 3 ya guys:
  1. Bapak A
  2. Ibu B
  3. Ibu C
Mulailah interviewnya. Awalnya masih aman, Ibu B yang sepertinya psikolog nanya-nanya soal psychological things. It was amicable and respectful. Ketika gantian ke Ibu C, mulai ditanyakan apasih yang mau kucapai di S2 ini, kenapa milih negara yang mau kutuju, dan lain sebagainya. Aku membahas banyak hal dan memang kedapetan pembahasan seperti kenapa aku ga milih S2 di Indo dan apa masalah yang mau ku solve di Indo ini. Disini aku banyak bandingin apa aja yang masih kurang di Indo dibandingin LN. Aku mengingat bahwa hal-hal yang ku bahas itu mostly dari apa yang sudah ku riset, dan dari Ibu C pun juga ga menyangkal data-data yang kubawa. Out of nowhere Ibu C bertanya:
"Oke, kalau gitu misalnya nanti kamu sudah disekolahkan ke LN menggunakan pajak negara yang kamu bodoh-bodohi ini, kamu baka abdcdef...?"
It wasn't the exact wording ya, tapi kira-kira mirip seperti itu. Aku pun kaget karena sepertinya aku memberikan impresi merendahkan Indo dari statement-statement sebelumnya. Aku tidak merasa sudah mengatakan hal yang out of line, tapi aku mikir kalau intensi kita itu mungkin belum tentu dianggap orang dengan tepat. Jadi sebelum menjawab pertanyaan sebenarnya, aku mencoba untuk minta maaf.
Aku: "Oh, bu sebelumnya minta maaf ya kalau saya ngasih impresi seperti membodoh-bodohi Indonesia, saya-" (ini langsung dipotong, dan memang dalam interview bersama Ibu C ini beliau cukup sering memotong pembicaraanku)
Ibu C: "Oh gapapa gapapa. Kan kamu punya asumsi, saya tidak menyalahkan asumsi kamu. Lanjut langsung jawab aja pertanyaannya."
I feel weird. Somewhere during the interview, perkataanku di misinterpret and I can't pinpoint perkataan mana yang menghasilkan impresi itu. Tapi yasudah, aku lanjutkan interviewnya. Akhirnya giliran si Pak A yang menginterview saya.
Guys, it wasn't an interview. The guy literally went batshit crazy. Dia nguliahin aku dan in any given time dia ingin bertanya, dia lakuin itu untuk mojokin aku.
Basically dia punya asumsi bahwa aku ini some arrogant S1 graduate yang gatau apa-apa dan aku nantangin senior-senior yang ada di bidang yang mau kutempuh di S2 (which is him, apparently). Some notable quotes:
"Kamu ini kan istilahnya baru punya gelar S1, tapi seakan-akan lebih tau dari senior-senior di bidangmu yang udah bertahun-tahun di bidangnya"
"Kamu pakai kata 'doang', itu offensive loh" => this is the only tangible indication of where I went wrong, whether whatever data I stated previously was incorrect or not I would never know.
"Kamu manggil saya dan ibu B dan C pakai kata 'kak' itu ga oke loh. Ya mungkin karena kamu kerja di tempat semacam (insert a startup name here)"
Iya, dia marah karena aku sering slip up manggil 'kak' dan dia cukup merendahkan hal itu karena dia melihat itu culture dari startup. But ffs, di startup we don't even use 'kak', we directly use names.
Selain itu dia berusaha menchallenge studi yang mau kulakukan, tapi dia bener-bener gamau dengerin apapun yang kujawab. Dia seperti sudah punya definisi sendiri dan gamau sama sekali untuk menerima apapun yang aku coba jelaskan, ketika aku berusaha untuk menjelaskan dengan elaborate (because it is a complex subject dan a straightforward answer is not gonna cut it), dia bakal motong pembicaraanku, mengulang pertanyaannya secara memaksa dan menyerang hal-hal kecil yang bisa dia serang (nitpicky). From this convo (if it can be called a convo at all), pak A ini ga melihat apa yang mau aku pelajari itu sesuatu yang real tapi dia juga ga mencoba untuk mendengar apa yang mau kusampaikan. Dia lagi-lagi kembali ke gagasan bahwa aku ini sok tau dan ga seharusnya aku merendahkan (dan memakai kata 'doang') in the first place. Semua point yang dia bawa ke argumen ini sebenernya bisa kusanggah dan ingin sekali rasanya aku menjelaskan pov ku, but he really didn't give a damn.
Bahkan I tried apologizing 2 times untuk own up to my possible mistakes. I don't want to offend anyone, dan aku ingin bisa kembali untuk membicarakan yang seharusnya dibicarakan di seleksi substansi pada umumnya. Tapi semuanya tidak didengar karena langsung dipotong.
Aku nahan nangis sepanjang sisa interview itu, karena aku ga dikasih kesempatan untuk present my case, kenapa aku mau kuliah S2 dan apa yang membuat aku bisa mencapai goal yang ingin kulakukan setelah lulus S2. He didn't even ask about the universities I want to go to (padahal aku udah dapet LoA di salah satu uni bagus di UK). Mind you, ini question ter-basic sepanjang sejarah seleksi substansi LPDP yang memang harusnya dibahas. Dan semua ini terjadi karena pak A benar-benar ga professional dalam mengatur emosinya sebagai pewawancara. Honestly kalau memang benar aku membuat kesalahan during the interview, I would own up to it. Tapi mau membuat kesalahan seperti apapun, ga seharusnya pak A malah merendahkan aku, memojokkan aku dan memotong pembicaraanku di setiap saat dia rasa aku ga menjawab sesuai ekspektasinya. Interview dengan pak A itu bahkan 80-90% dia yang berbicara, bukan aku sebagai peserta yang diberikan waktu untuk bercerita.
Pada akhirnya, interview selesai dan aku diberikan waktu untuk mengatakan closing statement. Disitu aku berterima kasih dan juga mengharapkan mereka untuk sukses, walaupun pak A hanya menjawab "Kok jadi kamu yang pengen kita sukses, harusnya kita yang doain kesuksesanmu. Kita mah disini diem-diem aja hahaha".
Segera setalah aku leave Zoom meetingnya, aku melepas tangis selama kurang lebih 2 jam :')
Aku ini orangnya sangat berhati-hati dalam bicara dan dari semua good feedback yang orang kantorku sering kasih, strong point ku selalu ada di bagian komunikasi (especially since I work as a software engineer). Aku juga sangat nyaman melakukan interview, I consider it as my forte during any selection process. Aku ga nyangka journeyku selama 1,5 tahun kebelakang dalam persiapan S2 ku akan berakhir karena aku give a wrong impression during the interview. So much time and money wasted.
It makes me wonder, sebenarnya gimana sih pihak LPDP memilih seorang interviewer? Identitas interviewer disamarkan sehingga aku juga gabisa nebak-nebak apa sih profesi si pak A ini. I guess they do it on purpose supaya gaada kasus sakit hati seperti diriku yang berujung fatal ya haha.
Anyway, aku sayangnya gabisa ngasih banyak detail mengenai banyak hal karena mau maintain anonymity jadi pasti gabisa determine apa yang went wrong gitu. Aku pun masih gatau aku terdengar seperti apa pas interview sehingga bisa memancing respon seprti itu dari pak A. All that I have done itu cuma ngisi survey setelah interviewnya, disitu aku complain mengenai treatmentku dalam interview kali ini. Tapi entahlah, kayaknya gaakan ada tanggapan apapun dari pihak LPDP.
Yang udah baca sampai sejauh ini, terima kasih yaa. Semoga kalian sehat-sehat terus dan terhindar dari orang-orang seperti pak A (dan mungkin dari orang arogan seperti diriku lol).
submitted by kitten1932 to indonesia [link] [comments]


2024.04.19 13:09 Gunwing Pingin ketemu kakak beda ibu, but should I bother?

Saya punya kakak beda ibu, dari dulu penasaran tapi saat saya tanya ke keluarga mereka punya kesan buruk terhadap dia, teman bapak waktu cerita juga kurang suka, pas lebaran tak pernah muncul, baru2 ini jg kabarnya lebaran ketemu bapak langsung bahas warisan dengan beliau, yg sempat membuat beliau marah besar, entahlah ini semua kedengaran buruk tapi saya sendiri penasaran. Saya 20 tahun seumur hidup blum pernah ketemu
submitted by Gunwing to indonesia [link] [comments]


2024.03.22 12:15 Melosiar The "games"

Cerita ini Daripada abang jiran Saya Yang pindah Ke **** Di kedah,Panggil abang jiran Saya ni,hafilul, hafilul ada computer window second hand Yang power,Dia Dulu gamer,Dia Selalu upload Kat YouTube,tapi,Saya Tak Tahu kalau Dia famous Ke Tidak,Satu Hari,Dia download game betajuk the games,Masa abang Saya download,Mak Dia Panggil,make Dia Kata "hafilul,Mai Makan,mak Masak Ayam Masak kicap" Pada Pukul 12:12,Game Itu Sudah download Dan hafilul Pergi Ke computer Dan Duduk main,Saat hafilul bermain game,game Itu menanyakan kalau Dia Ingin pilih kakanya Atau ibunya,hafilul memilih Ibu,Tiba-Tiba kakaknya menjerit,Saat hafilul Masuk Bilik kakaknya,Hafilul Melihat kakaknya terangkat tercekik diatas langit,hafilul menolong kakaknya Tetapi Tidak boleh Kerana kakanya semakin tinggi Di langit,mak Bapak hafilul Datang Ke Bilik kakaknya Dan menolong kaknya,Dan innalilahi,kakaknya menningal,keeseokan harinya, kakaknya Di Kubur Di Tempat Di sekitar sekangor,Selepas kakaknya dikubur,hafilul Masih ada jiwa Tidak Tahu,Jadi Dia main Lagi game Itu Lagi Sekali,Game Itu menanyakan "Kalau Kamu tersesat Di Hutan,Selepas Itu kamu jumpa harimau Dan singa,Kamu Ingin BUNUH Mereka menggunakan Apa?,Gunting?,Pistol? Atau Pisau?'',Hafilul menjawab pisau,Tiba-Tiba,mak Dan bapanya mengambil pisau Dan BUNUH diri,hafilul Melihat hak Itu Dan hafilul menangis,hafilul call Nenek Dia Dan Nenek Dia tenangkan hafilul Dan Tidur Dengan hafilul,keeseokan harinya,Ibu Dan ayahnya dikuburkan bersebelahan Dengan Kakak hafilul, hafilul pula Sudah pindah Ke **** Di kedah bersama neneknya.
THE END
submitted by Melosiar to scarystroiestoread [link] [comments]


2024.02.27 12:32 TruthversusSlander Keluarga mentua dan suaminya tamakkan harta peninggalan arwah ibubapa wanita ini.

Keluarga mentua dan suaminya tamakkan harta peninggalan arwah ibubapa wanita ini. submitted by TruthversusSlander to NegarakuMalaysia [link] [comments]


2024.02.23 21:11 Ok-Fee-5623 taktahu nak luah dekat mana

aku f25 dah khawin tapi still rasa kosong, taktahu hala tuju, otak sentiasa ovthinking. boleh kata semua benda remeh aku pikir, maybe sbb jobless. act aku convo bulan 12 tahun lps. aku struggle cari kerja tapi nak lari dari bidang yg aku study sbb aku time dekat u bru aku sedar yang aku ni tak sesuai yg field tu sbb aku kena interact dgn org, tak boleh ada pressure sikit auto rasa nak pitam, even presentation aku tak penah ada yang okay sbb aku cpt sgt anxiety. aku punya intern presentation pun aku tak attend sbb takut sgt pikir bukan bukan smpai ws supervisor aku pukul 4 pagi sruh fail kan je aku sbb aku rasa aku tak cukup bagus mcm student lain, nasib sv aku paham dia still bagi chance dan terima keadaan aku yg mcm ni :(( aku tak suka dan taktahu knp aku mcm ni, aku pikir dgn aku berkahwin hidup aku akan berubah tapi tetap sama je ovthiniking jugak penat tau mmg penat, smua benda nak pikir apa org kata smpai diri ni tak boleh buat apa apa. aku ni dari dekat U rasa sorg sorg, makan sorg sorg tu dh biasa sgt sbb takda kawan, paling tak suka time grouping :( selalu aku la terkial cari kawan, kadang tu smpai org tak sedar aku je takda group lagi. aku pulak jenis takut nak bgtau lecturer takut dia kata dh besar pnjang pun tak reti nak handle sndiri ( sbb dah pernah kena) jadi benda tu yg aku pikir stiap kli nak cari group. aku boleh kata hidup aku ni 100% malang, tiap hari aku persoal hidup aku ji knp tak mcm org lain tapi dalam masa yg sama aku comfort balik diri akuyang maybe time belajar je aku malang, nanti dh kerja mesti dh ramai kawan, kerja best, tak jobless tapi tgok la skrg :)) masih sama. aku husnudzon lagi maybe time skrg je struggle cari kerja nnt kedepan mesti dpt rezeki kerja yang lagi bagus. sampai laa tup tup aku kahwin. usia perkahwinan ni baru 6 bulan. alam perkahwinana. aku pun sama dgn alam belajar aku tetap malang jugak. bru seminggu kahwin dah rasa nak give nakcerai, keluarga mertua aku tak suka aku, hari hari hidup aku seksa tiap kali melawat mertua, tak pernah mcm org lain. aku sntiasa ovthinking pikir aku tak cantik mcm org lain, aku selalu salahkan diri aku sndiri tiap kali org buat jahat dekat aku. hari hari aku cakap dkat diri aku, klau aku cantik mesti org tak treat aku mcm ni. keluarga mertua aku semua kulit cerah tau, aku sawa matang je. time nikah mmg cantik mua tu makeupkan smpaikan keluarga mertua sana ada yang seolah perli kata aku ni lain btul ya muka dgn time nikah. aku diam je senyum selalu tak pernah balas apa sbb time tu tgh gathering dgn keluarga mertua ramai sgt. apa aku boleh buat cuma luah dekat suami aku yang usia seminggu tu. suami aku salahkan aku, dia kata aaku pikir lebih sgt padahal dia pun dengar benda sama. aku bertahan lagi duduk sana. aku sorg sorg even bersuami, suami tak pernah bela aku, time tula titik terrndah aku. aku tak cerita kat sesiapa sbb aku tahu tnggungjawab aku tutup aib suami. suami aku sikit tak hirau perasaaan aku, apa yang aku terasa dgn kata kata org sana semua dia anggap remeh. time tu cuma ada aku dgn Allah je sbb aku sorg sorg dekat tempat orang. aku kahwin dgn suami majlis nikah ditanggung keluarga aku 6k buat kecik2 je. suami cuma sediakan 3k je mas kahwin dgn dia ada jugak belikan cincin dgn gelang pastu ada sikit2 barang siapan baju aku tdung yang dia keluarkan duit. aku terima dia seadanya dgn harapan dia terima aku jugak. tapi aku tak sangka perkahwinan aku diuji awal mcm ni. aku pindah ke tempat suami lepas nikah. rumah suami tak sediakan lagi. so kami terpaksa tunpang duduk rumah mertua dulu. act aku tak sebulu dgn mertua dari tunang lagi, mertua aku tak suka aku. waktu aku first time jumpa mama dia, mama dia bercakap jrang sgt buat eyecontact, layan acuh tak acuh sjaa. suami aku sedapkan hati aku kata mama tak pernah ada anak perempuan sbbtu dia kekok. aku terima sja. smpai lah beberapa bulan tetap sama, mertua aku tak dtg pun majlis nikah maybe tanda protes dia dgn calob yg anak dia pilih. aku terima. hadap ja. act banyak lagi nak cerita, sambung nanti pulak. terima kasih siapa yg sudi luangkan masa :))
submitted by Ok-Fee-5623 to SesiKonfesi [link] [comments]


2024.02.04 08:55 mrspique Tim pahat patung salju di Sapporo Snow Festival

Tim pahat patung salju di Sapporo Snow Festival
(Feb. 4, 2024) Sekadar share cerita.
Saya barusan saja mengunjungi Sapporo Snow Festival, festival internasional tahunan salju di kota Sapporo, Hokkaido. Di kompetisi pahat patung salju, perwakilan bbrp negara tampak sedang bekerja, salah satunya seorang bapak yang mewakili Indonesia.
Saya ajak ngobrol si bapak (2 team membernya lagi istirahat di tempat lain) dan tanya2 seputar proyek mereka, termasuk soal pendanaan/sponsor travel karena mereka berdomisili Indonesia.
“Nggak, semua biaya sendiri,” ujar bapak sambil menghela napas. Saya nggak terkejut lagi sih sebenarnya, tapi tetap prihatin. Si bapak curhat kalau dari dulu dia selalu mencoba ajukan proposal ke Kementrian Parwis dan Dubes tapi selalu cuma sampai di “Taruh aja proposalnya di meja.” Surel-pun ga ada yang digubris.
Karena passion dibarengi skill, si bapak memang sudah sering ikut kompetisi2 snow sculpture di berbagai negara selama puluhan tahun, spt Kanada dan KorSel. Di Sapporo Snow Fes. juga sudah pernah juara bbrp kali.
Mohon doa dan dukungannya, ya, Komodos semua!
submitted by mrspique to indonesia [link] [comments]


2024.02.04 08:22 Sea_Possibility6509 Apakah durhaka jika saya memutuskan kontak dgn ayah saya?

(Mohon maaf jika cerita saya kepanjangan dan males dibaca)
Sy benci ayah saya, dr saya kecil beliau selingkuh berkali2 diblkg ibu saya, ibu saya yg nemenin beliau dr 0 sampe ekonominya diatas tp ibu saya ttp mencintai beliau gabisa meninggalkan beliau, ibu saya ini tipikal IRT bgt gasuka keluyuran cm ngurung dirumah aja nntn tv orgnya introvert, tiap hari masak, rajin ibadah tp jujur ibu saya itu galak bgt suka marah2 suka melampiaskan amarahnya ke saya, tp sy ttp sayang ibu. emg namanya tabiat selingkuh ya udah jadi tabiat aja. Ibu saya punya simpanan 800jt habis semua buat bayarin hutang usaha ayah saya. Uang 800jt itu ibu saya kumpulkan dari uang bulanan belanja yg ayah saya kasi dan ditabung belasan tahun, hilang sekejap. 2016, ibu saya merasa ayah saya selingkuh lg, ibu saya terus mendesak ayah saya tp ayah saya sampe sumpah2 demi allah, sampe sumpah2 saya ketabrak mobil kalo sampe ayah saya boong, tp namanya insting seorang istri tdk bs dibohongi. Long story short 2020 adalah titik terendah hidup saya, ibu saya mengidap gagal ginjal yg ud tahapnya parah dan breast cancer stad 4. Ayah saya bilang ke saya "tolong senangi ibu ya, jgn buat dia beban pikiran" dokter vonis ibu saya hanya bertahan kurang dr setahun. Saya dan nenek saya (dr ibu) temani ibu saya yg sedang sakit 24/7 hrs siaga kalo ibu tb2 membutuhkan saya, tetapi esokannya saya hrs pulang kerumah karna saya mau istirahat sebentar dan ayah saya menawarkan untuk rolling, akhirnya saya pulang istirahat dan ternyata ayah saya bawa selingkuhannya yg sedang hamil beserta anaknya yg masi kecil didepan nenek & ibu saya yg saturasi oksigennya sudah 70%. Ibu saya buat sadar dan berbicara aja sudah susah. Saya tau darimana? Ibu saya telfon saya nangis2. Akhirnya saya br istirahat sebentar lsg bergegas balik kerumah sakit. Disitu ibu saya ceritain semuanya sembari beliau antara ngawang sadar / tdk sadar. Disitu amarah sy bener2 memuncak. Ayah saya sendiri yang bilang jgn buat ibu sedih tp dia sndiri yg tega buat ibu saya sedih disaat ibu saya ud kesadarannya sdh mulai menurun. Sy marah sm ayah saya, saya tanya kenapa beliau berbuat seperti itu, ayah saya jawab " ayah gamau dihantui rasa bersalah sm ibumu " egois bukan? Disaat 2016 sampai 2020 ibu saya konfrontasi ayah saya, tp ayah saya malah g ngaku2 giliran ibu saya sudah sekarat beliau br mengaku. Apa sesulit itu biarin ibu saya meninggal dalam damai? Dokter vonis ibu saya meninggal kurang setahun tetapi nyatanya stlh ayah saya confess, ibu saya meninggal lusanya, saya benar2 seperti sebatangkara dan sy bnr2 seperti orang gila sampai pasca ibu saya ga ada saya hrs bolak balik psikiater. Saya selalu mengecap ayah saya pembunuh ibu saya. Smenjak ibu ga ada, ayah saya tgl dengan wanita itu dan anaknya dgn leluasa sdh tdk ad rasa was2 lg sedangkan saya karna enggan tgl bersama mreka, memutuskan untuk kos / apart saja, tetapi ibunya pacar saya menolak, beliau khawatir saya anak perempuan sndiri ngekos. Ortunya pacar akhirnya ajak saya untuk tinggal dirumahnya beserta kakak2 dr pacar saya. Ortu pacar saya sangat menyayangi saya, antara anak sndiri dgn saya tdk dibedakan. Usaha ayah saya semenjak ibu ga ada makin jeblok. Selama 2 tahun struggling 2020-2022 akhirnya saya berusaha mengikhlaskan apa yg sudah terjadi, mungkin Tuhan lbh sayang dgn ibu saya, saya juga berusaha berdamai dgn selingkuhan ayah saya yg sudah dinikahi scr siri dan saya skrg syg sm adik2 tiri saya. 2023 pacar saya memutuskan untuk melanjutkan usaha ayahnya di daerah lain dan saya pun ikut krn tdk bs ldr. Ayah saya karna tau saya sdh bs menghasilkan uang sndiri beliau slalu minta pinjaman ke saya krn uang saya tdk cukup untuk pinjaman beliau yg trlalu besar, pacar saya bersedia meminjamkan dananya ke beliau, janjinya bulan januari diganti tapi 5 bulan br dikembalikan, sedangkan pacar saya dan saya juga punya kehidupan dan kebutuhan sndiri. Ayah saya aktif skali meminjam uang kepada kami sampai titik di akhir 2023 kmrn ayah saya baca chat saya dgn istri sirinya, saya bilang ke istri sirinya tolong jgn ganggu pinjam uang ke saya dulu, saya stress sekali karna uangnya mau saya simpan untuk biaya sangjit krn kalo sangjit( proses adat chinese sblm menikah) itu kan dr pihak wanita, sedangkan ayah saya untuk sangjit dan menikah saja enggan untuk bayarin saya maunya full dr camer saya. Makanya saya berusaha keras menabung supaya martabat ayah saya tdk direndahkan oleh calon mertua saya, walaupun saya tau calon mertua saya tdk money oriented. Tapi ayah saya murka baca chat saya dengan istri siri ayah saya. Abis itu beliau g lama pulangin uang saya dan beliau sakit hati sama perkataan saya. Saya pun bingung dimana letak sakit hati beliau dgn perkataan saya di chat tsb?. Beliau pun gapernah nanyain kabar saya, keadaan saya gmana. Saya sakitpun urus sndiri sampe kmrn tb2 ayah mau minjam uang saya lagi tp yg chat saya bukan ayah saya melainkan istri nya beliau yg chat saya. Saya bener2 sakit hati bgt. Ayah saya yg mau pinjam uang kenapa harus lewat istrinya yg chat saya. Dia yg butuh bantuan saya tapi kenapa dia malah nyuruh orang buat pinjam uang ke saya. Beliau juga lagi susah tp bisa beli durian harga 400 ribu jeruk harga 100 ribu sekali keluar sm keluarganya habis 2juta sedangkan hutang beliau banyak dimana2. Saya kesel bgt ayah saya ngutang tapi gatau kondisi keluarganya gabisa mengatur keuangan, kl saya ga pinjami hubungan saya sama ayah saya makin renggang bs2 saya ga diakui anak sm beliau, sedangkan saya masi membutuhkan beliau untuk acara pernikahan saya. Saya aja hidup di daerah lain bekerja hidup hemat2 makan senemunya yg penting sy bs nabung untuk acara sangjit & pernikahan saya. Saya pgn bgt setelah menikah ganti nomor pindah rumah tanpa sepengetahuan ayah saya. Saya cape banget dichat cuma untuk pinjam uang doang tp dia gapernah peduli sama keadaan saya. Apakah saya durhaka jika saya membuang ayah saya setelah saya menikah? Tp jujur dulu waktu saya masi kecil ayah saya sangat memanjakan saya, apa yg saya mau selalu keturutan walaupun ekonomi beliau dibawah pas2an. Makanya byk pertimbangan saya. Mohon masukan dan sarannya.
submitted by Sea_Possibility6509 to indonesia [link] [comments]


2024.01.22 18:05 oopsImessitup Merasa nggak punya value, pls help

Numpang curhat ya, gw cewe umur 20-an, berasal dari keluarga cemara, merasa ngga punya motivasi buat maju, dan berakhir menjadi ngga punya value.
Sejak lulus kuliah, gw tinggal di rumah ortu gw dan berusaha nyari kerjaan. Tapi sayangnya gw ngga berhasil-berhasil dapet pekerjaan yg mapan. Karena capek luntang-lantung gw akhirnya merambah ke freelance, dan ya ada sih penghasilannya. Tapi gajinya nggak pasti dan menurut gw itu gabisa buat jadi pegangan hidup mandiri, apalagi di kota besar.
Gw selalu berusaha untuk mencari pekerjaan yg lebih layak dibandingin freelance yg penghasilannya acak, tapi sayangnya diantara ratusan perusahaan yg pernah gw lamar gaada satupun yg tembus, selalu mentok di interview. Gpp, gw anggep itu mungkin emg belom jalannya.
Singkat cerita gw akhirnya married pas umur 23 dan gw tinggal di rumah mertua. Laki gw ngga pernah nuntut gw harus kerja dsb. Dia lebih ke model cowo semi tradisional yg lebih milih cewenya jadi IRT, tapi kalo bisa ya biar ga cuman urus rumah (krn gw jg belom punya anak) mending nyambi apalah gitu jd ga gabut. Karena model laki gw gitu, gw tetep ngelanjut freelance walaupun project ga dateng tiap saat.
Tapi masalahnya, gw malu dan merasa ga berguna bgt kalo pas lagi kosong project.
Gw berasa jadi freeloader yg kerjaannya cuman masak, nyuci piring, jemur baju, sama ngerapihin kamar, sisanya santai dan gw bisa tidur-tiduran seharian. Mertua gw emang baek bgt dan gapernah nuntut gw harus bisa cari duit, tapi gw yakin kalo gw jadi mertua gw juga lama-lama ya gemes liat mantunya gabut doang ngejalanin sisa hari gaada kegiatan.
Gw kepikiran buat nambah freelance atau merambah ke bisnis, tapi masalahnya gw ga tau harus start darimana. Selain itu karena kelamaan ada di zona nyaman dan entah kenapa gaada motivasi yg bisa negur keras gw buat lebih berkembang, gw jadi sering procrastinating buat ngelakuin hal-hal yg harusnya gw lakuin biar bisa maju dan jadi orang bener.
Pls redditors tampar gw biar gw segera termotivasi buat balik ke kenyataan dan menjauh dari status freeloader.
submitted by oopsImessitup to indonesia [link] [comments]


2024.01.20 21:46 LongEnormousSchlong Rant about my friends. Will be written in BM because I’m angry.

Assalamualaikum, nak rant pasal perangai member.
Ada member aku, Ali dan Amir bukan nama sebenar.
Ali ni jenis perangai dia tak hormat masa orang. Pernah sekali Ali nak pinjam tools bapak aku nak buat moto katanya. Aku cakap la “hantar kedai la”, dia boleh balas “hantar kedai mahal la aku buat dekat rumah kau je la”. Aku dah pening tak tau nak reply apa. Apa dia ingat rumah aku ni kedai moto ke? Aku dah la ada plan hujung minggu, dia dengan selamba nak datang buat moto dia guna barang aku. Kalau pinjam tools je boleh la, ni dia nak guna tools pastu buat moto dekat rumah aku. Aku dah jem. Dia ni tak paham ke masa aku cakap “hantar bengkel la”. Dah dia datang mesti kena layan punya ragam dia.
Sekarang pasal Amir pulak. Perangai dia ni pulak acah keras acah hebat. Bila lepak cerita dia paling hebat. Dia paling berani, dia paling rajin, dia paling baik. Setiap sekali aku cakap aku tak pergi kerja sebab sakit Amir ni akan cakap “ah kau ni pemalas, banyak alasan!”. Ayat yang sama akan keluar bila aku cakap aku tak kerja sabtu dengan ahad. EVERY FUCKING TIME AYAT YANG SAMA. Setiap kali lepak mesti keluar ayat ni. Dah la dia ni tak reti berborak, bila borak keluar ayat bodoh macam ni. Asal lepak menghadap anime, hadap tiktok. Apa function kau datang lepak babi?
Satu lagi perangai dia, semua benda dia ingat boleh buat lawak. Aku pernah kena kacau, ada orang ketuk pintu bilik tapi family aku semua dah tidur. Time ni memang aku takut gila, auto bukak semua lampu bilik. Esoknya aku pun cerita la dekat si Ali & Amir. Ali ni boleh ajak borak lagi, dia reti panjangkan conversation. Tapi si Amir ni antara spesis babi. Time aku tengah cerita dia boleh potong and cakap, “alah kena kacau sikit dah takut”. Aku balas “kau tak pernah kena kacau kau diam”. Amir balas “aku dah pernah kena la dulu, setakat bunyi jalan dekat siling rumah, bunyi ketuk2 ni dah biasa”. Aku pun balas “ha kalau macam tu kau tak boleh nak samakan level berani kau dengan aku. Kau berani jangan anggap orang lain berani macam kau babi”. Amir reply “aku mana berani” suara slow je pastu dia diam. Reti pulak guna suara slow? Selama ni cakap bukan main gah. Bukan main kuat cara kau cakap sebelum ni. Bila kena point out terus jadi slow suara?
Dia punya perangai sumpah aku tak boleh brain. Dia tak paham perasaan orang. Dia tak reti baca situasi. Tak reti berborak. Tak reti panjangkan conversation. Bila lepak jadi hiasan penuhkan ruang je. Bila cakap menyakitkan hati. Nak kata introvert, kita dah jadi kawan lebih 15 tahun kot. Nak malu menda kawan dah 15 tahun?
Sekian, terima kasih.
submitted by LongEnormousSchlong to malaysians [link] [comments]


2024.01.19 05:26 senseischale mau nolong crush gua. cuman...

gua ada crush. dulu tinggal masih satu provinsi. pertama ketemu pas di event jejepangan beberapa tahun masih chat dan akhirnya sebelum covid 2020 bisa ketemu. mungkin sebanyak 2 kali sampai dipertemuan terakhir dia bakal balik ke kalimantan. dia balik karena kebetulan itu ajakan keluarganya.
after that, kita hanya kontak via messaging app sama social media. dia udah nggak make facebook(gua pengguna akut) lebih banyak make twitter.
tapi sebenernya bukan itu yang jadi masalah. doi beberapa kali cerita soal keluarganya yang terlalu abusive(sometimes physically), ibunya yang sering ngejelekin dia kehadapan tetangganya, bapaknya yang terlalu keras(sampai kadang gua ngajak telfon dia gak mau) dan beberapa lainnya. dia juga cerita kalo dia menerma pekerjaan online sebagai designer dan juga ikut pelatihan bahasa jepang (gua mikir kalo lulus bakal dapet job disana, eh kudu bayar which is i dont know very much about it jadi dai terkesan putus asa dan mengikuti jalur). there is new problem. stalker. dia cerita kalo salah satu orang di pelatihannya itu ...how do i say this...menurut dia, "terobsesi" dengan dia. ngejar, selalu ngirim pesan (kinda sounded like me but i m not there) ke dia, telfon dan terakhir ngirim ancaman bunuh diri. gua gak pernah dapet ginian jadi gua gak begitu paham skenarionya gimana. dia juga menambahkan kalo si stalker ini pernah beberapa kali kerumah dia. yang mana membuat gua mempertanyakan suatu hal. kenapa keluarganya mengijinkan? apa orang ini mau ngelamar? aku kira orang tuanya nggak mau nerima orang luar dari keluarganya. tapi kenapa si stalker ni bisa?
gua mencoba memberi saran, mulai ignore, minta tolong sahabat dia bahkan ngasih nomer stalker itu ke gua biar gua omongin sekalian(she call me abang in the past which kinda pathetic kalo dipikir lagi). kadang ngasih saran dia buat ignoring semua gambar bukti dia mau bundir karena ya bundir adalah bundir. urusan dia. gua gak mau dia merasa bersalah sama orang obsesive kayak gini.
kadang ada pikiran apa mending gua kesana aja. yang jadi masalah adalah, dia gak mau ngasih alamatnya dimana. gua gak berani kesana kalo gak ada alamat yang bisa dituju. ditambah lagi, gua juga gak ada budget. sekarang emang bisa 250k ke kalimantan tanpa ada backingan keluarga?. gua gak bisa ngomong ke kakak dan bapak gua kalo gua mau kekalimantan buat yelamatin crush gua. sounds illogical in this time. gua terus mikir itu. ini bukan manga atau anime yang dimana MC aja bisa terbang ke amerika buat nyelamatin bagian dari harremnya. tapijuga guamikir,masa lucintadia tapi gak ada usaha? masa cintalu sebatas chat dan telfon jarak jauh?
sekarang gua kudu bagaimana? pengen nolong gak ada budget dan bahkan lokasi juga tidak dikasih tau. banyak keraguan dari semua ini. kayak situasi keluarga dia disana. keadaan dia disana. memang ada yang bilang kalo kehidupan di dunia online gak sama gak di IRL, tapi gua liat dia twitter keliatan baik baik saja dan malah bisa lebih happy dari gua! mau bertanya tapi gua itu siapa? pacar bukan, suami juga bukan kakak kandung apa lagi. punya hak apa mempertanyakan kehidupan seseorang? dan akhirnya gua harus merelakan aja dan kadang menerima fakta "bukan gua".
so what should i do? should i start to ignoring it? forget this crush and find another one? gua sebenernya ada masalah sama berhubungan dengan orang online atau irl. tapi mungkin itu masalah yang bakal gua ceritain nanti aja lah.
submitted by senseischale to indonesia [link] [comments]


2024.01.09 11:57 Specialist-Control38 Ngerasa stuck diumur 25

Hello komodos, saya lagi bingung banget di umur 20an ini. Saya sendiri sejak kecil ga tinggal sama bapak dan ibu jadinya gapernah dapet guidance hidup sama sekali dari orang tua makanya gatau mesti cerita kemana.
me (25M) uda kerja untuk company ku selama bertahun2 dengan ilmu otodidak . Jujur aja belakangan ini jenuh sama kerjaan sekarang. Ingin sesuatu yang baru. Bukan berarti gw ungrateful tapi gw jg ingin kemajuan di sisi karir gw. Sekarang gw bingung banget mau ngapain. Kaya hilang sense of purpose. Dlu awal kerja mikirnya mau buka usaha. Tapi setelah dilihat lihat butuh modal gede sementara gaji gw aja umr jadi ngumpulinya empot2an plus kena tipu investree makan terundur progressnya deh
Pengen pindah kerja tapi gw ngerasa gw itu rendah karna lulusan SMA. Kya beda orang kuliah sama non kuliah tuh , orang s1 bisa kasih proof berupa ijazah
Kalau gw kerja sambil kuliah.Yang ada bakal stress kali plus gw sendiri bingung mau ngambil jurusan apaan
Kalau kuliah fokus dan ga kerja. Sama aja tabungan yg gw kumpulin bakal terkuras banyak. Itupun kalau kuliahnya lancar
Yang lebih takutin lagi saya sering banget nemuin s1 yang ga dihargai dan saya sering banget baca2 di internet kalau batas usia yang dicari HRD itu 25 ya. Kalau begitu apakah gw uda doomed?
Gw ngerasa hidup ini bner2 ga fair dari semasa gw sekolah. Temen2 gw laptop, motor semua disediaiin ortu sementara gw mesti nabung buat beli itu semua. Bahkan di kelas hanya gw doang yg ga dikuliahin sama ortu gw.
Menurut para komodos-komodos yang bijak disini, apa yang mesti gw lakukan?
submitted by Specialist-Control38 to indonesia [link] [comments]


2024.01.08 19:44 Rakan_Dzakwan Opini Saya Terhadap Drama Postingan "Pembenci Perokok" di FB

Akhir-akhir ini lagi rame di FB (dan mungkin bentar lagi di Twitter, who know) tentang postingan komentar seseorang yang bilang "Gw kok benci ya sama perokok" yang diserang ribuan komentar oleh perokok. Tentu banyak juga yang setuju sama dia, termasuk kebanyakan redditor di sini.
Saya cuman mau ngasih opini sebagai orang yang gak merokok dan menurut saya, postingan dia emang cukup berani, tapi useless as fuck .
Sebagai konteks, awal mula cerita dari sebuah postingan meme di grup FB yang kurang lebih maksud memenya "mending rokok A atau B". Udah jelas dong, yang ngirim pasti perokok dan yang komen pasti sama-sama perokok juga. Eh gak ada angin gak ada ujan tiba-tiba ada yang komentar "Gw kok benci ya sama perokok" dengan gambar emote Hertha, karakter dari game HSR (is it? CMIIW). Ya sekarang logika aja lah, postingan tentang rokok dibales komen anti rokok. Ya gimana gak ribut gak tuh.
Ya saya tau, dia bebas berkomentar dan dia memang udah tau dia bakal diserang banyak orang. Cuman menurut saya kayak kurang kerjaan dia komentar begitu dari awal, di postingan yang jelas-jelas bahas rokok.
Kenapa saya punya opini kayak gini? Karena saya walaupun gak merokok gak pernah masalah duduk dekat sama perokok dengan banyak asap. Malah sebenarnya pas usia saya udah 18 tahun ke atas saya pernah nyoba-nyoba vape punya teman saya, yang katanya gak ada apa-apa dibanding rokok beneran. Baru sekali nyoba saya batuk-batuk. Akhirnya saya gak kepikiran buat ngerokok. Tapi saya gak pernah masalah, ngeluh, apalagi misuh kena asap rokok dari orang lain. Ya udah biasa aja gitu. Bapak ngerokok, adek ngerokok (bahkan masih dibawah umur), temen-temen ngerokok. Jadi asap rokok orang lain bukan hal yang asing dan merugikan buat saya.
Saya paham orang lain yang gak ngerokok banyak yang gak kuat sama asap rokok orang lain, cuman ya saya rasa percuman ngingetin mereka buat berhenti merokok. Jauhi ajalah mereka kalo ngengganggu kalian. Biarin mereka penyakitan gara-gara asap rokok mereka. Kita gak usah misuh-misuh di internet sampe mancing keributan.
submitted by Rakan_Dzakwan to indonesia [link] [comments]


2023.12.30 13:33 Internet_Student_23 Apa saja kejadian dan momen di tahun 2023 yang menurut kalian dampaknya lumayan gede untuk tahun 2023 maupun ke depannya?

Minggu ini adalah minggu terakhir tahun 2023. Suka duka sudah terlewati. Ada yang lahir, ada juga yang pergi. Udah banyak kejadian atau momen baik di Indonesia maupun di luar yang bisa menjadi highlight di tahun ini. Gw kasih empat hal yang menurut gw mewarnai tahun 2023.

  1. Medsos dan pejabat.
Tahun ini para pejabat Indonesia lagi diguncang dengan media sosial. Pertama dari kasus penganiyaan anak pejabat pajak yang mengakibatkan karier pejabat-pejabat pajak di Indonesia terganggu karena para netizen menemukan kebiasaan pamer mereka di medsos. Lalu viralnya kasus penganiyaan mengakibatkan bapak dari si pelaku dipanggil lalu ditahan KPK. Beberapa hari kemudian, di tengah para pejabat lagi "didoxing", muncul masalah dengan lembaga bea cukai karena cerita-cerita tidak menyenangkannya. DPR dan kementrian-kementrian harus kewalahan menghadapi masalah mencegah kepercayaan terhadap pemerintah jatuh, bahkan sampe ada rapat di DPR (tapi malah menambah masalah dengan pernyataan anggota-anggota DPR yang bukannya memadamkan, malah menyulutkan api). And this mess happened because of masalah cinta.
Beberapa minggu kemudian, heboh lagi dengan pernyataan seorang tiktoker yang menyebut jalanan Lampung sebagai Dajjal. Si tiktoker dilaporkan, namun yang ada malah streisand effect. Masalah di lampung malah makin dipantau. Para warga Lampung bikin kontek kritik jalanan rusak. Pembahasan yang viral mendorong Jokowi melakukan kunjungan ke Lampung dan seperti biasa, jalanan yang akan dilewati rombongan presiden akan diperbaiki, tapi, rombongan presiden ganti jalur (ada kemungkinanan sengaja ganti) sehingga yang dilewati justru jalanan yang sedang rusak. At the end the governor was humillated (and also he got mocked for didn't know the area he visited).

  1. Pemilu dan Jokowi.
Isu pemilu udh pasti heboh, apalagi pemilunya di awal tahun (Februari 2024). Ada yang ganti kubu dan ada juga yang meninggalkan partai. Hal yang paling heboh dan bisa dibilang keputusan yang historis adalah ketika Gibran menjadi wakil Prabowo di pemilu. Tidak hanya Gibran adalah anak dari Jokowi, tapi juga karena pencalonannya cukup kontroversial. Sebenarnya Gibran nggak bisa jadi calon karena undang-undang. Semuanya berubah ketika MK mengubah undang-undang yang intinya memperbolehkan Gibran maju. Selain itu, paman dari Gibran, Anwar Usman adalah ketua MK. And it seems there is a split between Jokowi supporter because one side backs Ganjar, while other side supports Prabowo.

  1. Israel
Pertama udah pasti soal batalnya pildun u-20. Udah direncanakan lama, tiba-tiba pada teriak menolak Israel. FIFA mencabut hak tuan rumah Indonesia dan many were pissed (Bahkan sampai dibikin thread khusus di indonesia karena banyak yang posting topik yang serupa).
Lalu, datanglah tanggal 7 Oktober 2023. Seperti biasa, orang Indo pro Palestina dan anti-Israel. Kampanye dari media sosial berkisar dari masukin semangka dalam profil sampai boikot bisnis yang diduga pro-Israel.
Masalah Israel-Palestina merambat ke masalah Rohingya. Akibat berita orang Rohingya buang-buang makanan dan warga Aceh (tempat dimana pengungsi Rohingya berlabuh) mulai memprotes, langsung muncul sentimen anti-Rohingya yang tak jarang dilandasi kabar hoax. somehow, ada narasi orang Rohingya akan mendirikan negara di Aceh (seperti orang Yahudi di Israel).
In my opinion, this year is the time is when Israel-Palestine issues is really affecting Indonesia because it can cost us (Pildun u-20) and kinda shows our hypocricy (regarding Rohingya, especially social media).

  1. Coldplay concert.
It was quite hyped in Indonesia (sampe menginspirasi Aldi Taher bikin 'konser'). Dalam waktu yang sama, langsung diprotes karena isu dukungan LGBT.

Kalau menurut para komodos, apa saja momen atau peristiwa di tahun ini yang menjadi highlight untuk tahun 2023?

Last, but not least, for this subreddit, this year is an era of Smean.
submitted by Internet_Student_23 to indonesia [link] [comments]


2023.12.05 03:33 FoxtrotWhiskyTango [SERIOUS] Need advice to resolve home issue

Jadi saya (28M) tinggal bersama istri saya(28F) dan anak saya yang baru dua tahun. Pernikahan kami sebenarnya tidak terlalu smooth karena menurut istri saya, orang tua saya/mertuanya itu terlalu banyak "intervensi" to the point I cannot have casual phone with my mother anymore(who in my opinion, not perfect but good person overall).

Kami dulu menikah pas 2020 di tengah COVID. Personally kami berdua maunya acara sederhana saja, cukup ke KUA dan slametan biasa saja. However my mother pushed us to get a wedding (yang mungkin ukuran dari ortu saya nggak besar, 100 person yang anggotanya extended family). Kalau berasumsi "oh disuruh bayar sendiri?" Nggak, family paid it all. Family disini maksudnya keluarga saya, soalnya istri saya itu yatim piatu sejak SD. Diasuh oleh Budhe-nya (yang setelah talking banyak, ya orangnya baik-baik walau banyak flawnya).

Lalu alhamdulillah sekali, anak saya itu datangnya cepet banget. 2022 akhir sudah lahir. A very cute and smart babygirl. Problemnya sejak hamil, istri saya itu gampang sakit, karena saya harus kerja full, terpaksa saya minta tolong orang tua saya agar istri saya selama kehamilan dan setahun pertama anak saya bisa ikut di rumahnya. Ibu saya has no issue dan saya personally menilai ibu saya selama mendidik saya juga dididik baik-baik walau saya banyak personal flaw-nya.

Then, from here, things starts rolling over downhill.

Saya jujur paham kalau usually hubungan mertua-menantu itu akan bumpy as heck from start. Tapi karena saya (walau pas COVID) harus kerja masuk kantor, saya putuskan agar istri saya ikut orang tua saya supaya bila tiba-tiba istri saya ngedrop ada yang langsung handle. Karena tempat kerja saya dan rumah saya pada saat itu jaraknya 90 menit commuting. Then, my wife mental health starts deteriorating.

Sebelum menikah, istri saya itu orangnya "no-nonsense person" dan suka charging full speed at her issue. Kalau kata ipar saya itu, saat istri menikah sama saya jadinya itu "Ratu jalanan tiba-tiba masuk keraton" Yang biasanya suka outing tiba2 harus dirumah terus gegara COVID. Terus nggak sampe setengah tahun nikah sudah hamil. Ibu saya dokter, jadi pas COVID itu benar2 strict. Nggak boleh keluar rumah. Dari luar (apapun dan darimanapun) harus langsung mandi dan keramas. Masker hanya dibuka pas makan atau mandi saya. That strict. Karena kami sekeluarga juga terpapar COVID. walau alhamdulillah nggak ada yang sampai masuk RS.

Selama disana, istri saya selalu curhat ke saya kalau pembantu saya itu suka semena-mena (which in retrospect, memang iya). Entah ngatain "nggak bondo" atau "nunggu harta warisan doang" and some other stuff along that line including karena istri saya makannya banyak, biasnaya ada lauk yang bisa dibawa pulang dihabiskan semua sama istri saya yang hamil.. Ibu saya memang bilang ke istri saya yang hamil biar nggak usah bantu-bantu yang berat. Cukup banyak2 istirahat aja.

Sempat pecah secara terbuka dan istri saya hampir mau kabur karena kelakuan pembantu saya itu. Pembantu saya itu for the last 20+ years memang sudah ikut di rumah orang tua saya. Ibu saya mencoba menengahi dan membaikkan antara istri dan pembantu. Tapi istri saya itu suddenly, walau ratu jalanan, perkataannya itu selalu sopan, "nggak bisa saya bisa langsung memaafkan". Which in my opinion masih masuk akal walau ibu saya menerimanya agak aneh. Lalu istri saya menuduh ibu saya "berat" ke pembantu saya. Alasan istri saya, pembantu sudah 20+ tahun ikut sedangkan istri saya baru seumur jagung.

Lalu it even got worse. Saya jujur nggak tahu asal usul gosip ini dari mana, tapi di desa saya dan istri saya (kami ketemuannya di Malang dan kaget kalau desa mbah saya dan desa istri saya itu tetanggaan di kampung) muncul gosip "kalau saya ini mau dijodohkan bla bla bla". Since then, kalau ada sesuatu yang saya lakukan bagi dia tapi tidak sesuai dengan karep e selalu "kono lho, pegat o ben iso rabi karo menantu idaman mbokmu"(tuh, cerai aja ben isa nikah sama memantu idaman ibumu). Saya jujur sangat tidak senang dengan perlakuan ini. Karena walau saya masih banyak flaw saya sangat mencintai istri saya. Because I chose her with full of my consciense and judgement. Saya menyari calon istri yang mau saat hidup berada di bawah dan diatas tetapi saling cinta. And that what I see in my wife.

Setelah gosip itu beredar, semua tindakan-tindakan (yang menurut saya) baik dari keluarga inti atau extended family saya selalu direspon oleh istri saya dengan "mau ikut campur urusan rumah tangga" atau "biar nanti bisa diungkit lek ada sesuatu yang nggak sreg dengan mereka". Baik disini itu adalah kami sempat dibantu pindahan, dibantu juga dicarikan kontrakan baru karena saya pindah kerja. Dikunjungin every other week or two. and even monetary help soalnya anak saya juga sedang sakit TB.

Saya sempat dipesani oleh ibu saya, "lek cerita masalahmu, nango keluargane istrimu sebelum cerita ke ibu. Ben terbuka sama keluarganya" And I did it. and Demi Allah I swear that my wife extended family is the absolute nicest people I've ever met. And I did it religiously. Sebelum cerita ke orang tua saya, saya selalu cerita ke Budhe/Pakdhe/Mas/Mbak/Ipar istri saya dulu. And my wife responded as "Ganok sing membela aku, keluargaku ae mbelain kamu". And things also spiraling sampai kami sempat ada inciden antara pas lebaran 2022 tiba2 istri saya meledak di rumah budhenya sampe ninggal anak saya begitu saja seharian. Saya dan kakak-kakaknya nyari seharian keliling desa nyari istri saya.

Akibat insiden itu, istri saya sempat diruqyah oleh Pak Lik Ipar saya. Dan ternyata ada "yang nempelin" sehingga kadang bertindak irrasional. and things were getting better for a short respite. Istri juga sempat kami bawa ke mental health provider dan secara medis dan spiritual getting better.

Tapi good times grinds to halt. Beberapa minggu terakhir ini saya dan istri saya gesekan terus karena kita beberapa waktu terakhir memang banyak emergency spending karena anak saya sempat hospitalized dan membantu pakdhe istri saya juga habis kecelakaan. Money was become tight and we both know that we are not exactly a good thrift spender. Kita nggak hidup royal. Hidupnya menurut saya cukup mild dalam spending dan alhamdulillah gaji saya itu pretty much cukup untuk daily basis. We am trying to live independently.

Sempat saya mencoba memarahi istri saya karena perkataannya itu terkadang semakin menyakitkan. Saya juga mengiyakan karena I am not exactly a good role model even though I try my best to become one. Saya khawatirnya istri saya akan starting to (naudzubillah semoga jangan sampai) abusing my daughter entah secara verbal atau fisik. Kami sebenarnya ingin mencoba marriage conselling tapi gaji saya nggak bisa untuk mengakomodir routine visit, which we are in dire need.

Verbal abuse ke saya makin parah (walau saya nggak bisa menolak sepenuhnya karena ada beberapa hal yang memang benar). Saya mencoba bertahan untuk hanya sekedar memarahi secara lisan saya. Saya tidak ingin "kasar" ke istri saya because it is wrong to do so. But I'm running out of options. Kalau saya kabur ke desa, saya khawatir anak saya nanti gimana dan anak saya itu sangat attach dengan ibunya. Nelpon orang desa juga saya nggak yakin apakah bisa membantu. Dan menelpon orang tua saya is definitely out of option karena bakal memperkeruh suasana. Need advice on how to tackle this issue.
submitted by FoxtrotWhiskyTango to indonesia [link] [comments]


2023.12.02 08:40 MerkuriIntan Hi komodos, sekedar mau ngeluapin cerita disini sebagai seseorang yang mencap diri "failed as a human, brother and son" dan berfikiran untuk "menutup buku"

Hi komodos, sekedar mau ngeluapin cerita disini sebagai seseorang yang mencap diri
Halo komodos, aku izin sekedar mau cerita disini karena sejujurnya selama ini hanya jadi SR. Aku sudah sekian lama pengen menulis dan menceritakan ini, namun karena terkendala waktu, mood dan mngkn rasa takut jadi baru bisa keturutan sekarang.
Maaf, sekiranya apabila ceritanya bakalan panjang banget.
Jadi aku (M24) adalah seorang lulusan prodi sasing dari salah satu ptn di jateng. Sekarang ini aku tengah menganggur selama kurang lebih 6/7 bulan yang mostly juga karena kesalahanku sendiri yang begitu teledor dan kurang bijak dalam menyikapi usia dewasa. Aku sempat bekerja di sebuah bimbel bahasa inggris sebagai admin disana selama kurang lebih 7 bulan sebelum diriku memutuskan untuk resign dari sana, tanpa mempertimbangkan adanya pekerjaan pengganti atau tidak sebelumnya. Sebelumnya memang sudah ada beberapa interview sebelum aku benar-benar keluar dari situ, namun memang belum berjodoh apa gimana aku belum benar-benar bisa secure pekerjaan sebelum aku memutuskan resign. Aku merasa sangat unwise dan terlalu larut dalam overthinkingku kala itu (akan aku perjelas di paragraf selanjutnya).
Ada beberapa hal yang mendasari keputusanku untuk resign, namun 2 yang menjadi poin utama adalah mengenai benefit gaji dan jam kerja. Memang di awal sudah ditekankan apabila gaji yang diberikan akan dibawah UMK yang ada (hanya di angka 1 juta sekian). Itupun ternyata, masih ada potongan sekian persen dikarenakan bimbelnya masih dianggap oleh pihak Finance terdampak oleh pandemi, dan tidak dapat dipastikan untuk bisa kembali ke penghitungan gaji normal apakah bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Untuk benefit gaji sendiri aku merasa masih bisa menyanggupi karena aku juga untuk hitungan FG yang “sangat” minim skill (bahkan mngkn hampir ga punya) merasakan untuk mungkin mencoba mendapatkan pengalaman kerja yang nantinya, berharapnya, bisa dipergunakan untuk mempercantik CV. Untuk jam kerjanya, aku menanyakan soal hal itu, dan dari snaanya memberitahu apabila untuk jam kerja 6 jam dengan 2 shift (6 jam karena mngkn msh terdampak pandemi tadi, apabila sudah kembali bisa saja jadi 8 jam). Dan ada agenda-agenda lain seperti dinas ke luar kota dsb yang perlu dilakukan dan bisa saja menyita jam reguler yang sudah ada. Poin terakhir inilah yang mungkin menjadi pertimbanganku dan membuatku berfikir ulang.
Jadi untuk bimbel ini sendiri ngga cuman bergerak di kantor utama, namun juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah dalam mengisi ekstrakurikuler mereka atau menawarkan jasa pengadaan lab bahasa (include dengan guru freelance dan buku mapelnya). Jobdesc ku disini kebanyakan berfokus pada observasi dan monitoring bagaimana kegiatan belajar mengajar baik dari guru freelance di kantor utama maupun yang ditempatkan di sekolah-sekolah tadi. Aku juga berkoordinasi dengan koordinator sekolah terkait dengan performa guru yang ada, respons murid, kualitas materi yang diberikan serta pengaturan jadwal seperti sesi foreigner (disini ada freelance foreigner juga, tapi ku lihat2 yang bisa stabil dtg cuman 1 orang) ujian mid dan final test.
Pada mulanya, tepatnya 3 bulan pertama, aku masih merasakan enjoy dan senang untuk melakukan semua jobdesc yang ada. Walau terkadang masih sesekali kena tegur karena datang terlambat (jarak rumah ke kantor dulu memakan waktu krg lbh 45 menit) namun untuk perihal yang lain so far aku sendiri ngerasa masih sanggup-sanggup saja. Namun, hal yang sama mungkin ngga aku temui dengan orang rumah alias ortu yang ngerasa pekerjaanku memang dinilai masih terasa kurang dan mereka berharap jga aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Opini mereka menurutku valid karena aku sendiri punya 2 kakak yang memang sudah terlampau sukses, 1 bekerja di BUMN dan satunya lagi bekerja di sebuah perusahaan startup unicorn di Indonesia.
Memang, sedari aku kuliah semester 1 aku mulai sadar apabila aku memang super inferior dibanding kakak-kakak ku. Aku memang ngerasa gapunya sesuatu hal lebih yang mngkn ga dimiliki oleh kedua kakakku. Aku terkadang takut untuk melihat mereka di kala diriku yang super inferior ini masih belum bisa berdiri tegap “setara” dengan mereka.
Bahkan ortuku sendiri juga mengiyakan hal tersebut, dan memang aku jga merasakan hal yang sama. Pernah ada momen dimana ketika aku terselip gaji yang biasa kudapat hanya sekian 1 juta pun, ada sedikit gelak tawa dari ortuku karena merasa memang terlampau jauh bgt dari yang beliau harapkan (gajiku paling rendah di keluarga). Walau memang setelahnya mereka juga mengucap untuk tetap bersyukur akan rejeki yang ada, namun celetukan tawa tadi seolah-olah kutanggapi dengan mood negatif karena mengira memang aku akan berakhir jadi anak yang gagal di keluarga ini. Ortuku keduanya adalah seorang guru pns, bapak sudah pensiun dan ibu tahun depan ikut juga. Walau begitu, ada rasa malu dan merasa terbebani apabila aku nggak bisa mengikuti jejak anak-anak ortuku yang lain yang sudah sukses. Terlebih, kesan aku menjadi adik yang beban dan ortu yang enabling sepertinya juga jelek juga.
Kembali ke topik pekerjaan di bimbel tadi, aku mulai merasakan ketidakselarasan antara workload dan benefit yang kuterima ketika aku mulai menjalani agenda dinas keluar kota. Mulanya aku berfikir agenda biasa pergi ke luar kota gitu, namun tidak. Aku diharuskan untuk berangkat jam 3 pagi demi untuk mem-paskan waktu dengan kegiatan KBM sekolah di luar kota sana (aku sudah melakukan agenda ini sekitar 4 kali, 2 kali ke kab. di jatim dan 2 kali juga di kab. di jateng).
Biasanya, agenda ini dilakukan dengan perihal pembuatan laporan observasi lab bahasa atau untuk pelaksanaan TOEFL/TOEIC secara offline. Aku sedikit kaget mulanya karena aku berangkat pagi-pagi buta dan pulangnya pun bisa jadi melebihi jam kerja yang ada (oh iya aku lupa memberitahukan apabila tidak ada uang lembur disini). Apabila aku ngga salah, agenda ini ngga setiap waktu ada, minimum 1 bulan sekali memang. Yang mungkin lebih susah untuk ditebak adalah ketika ada agenda keluar kota terdekat (minimal 30-45 menitan jaraknya) yang mengharuskan untuk menggantikan guru freelance yang berhalangan secara mendadak.
Memang, sudah ada pemberitahuan apabila hendak ijin bisa memberitahukan lebih awal. Namun terkadang aku masih menemui kasus dimana seharusnya aku jam 2 siang sudah bisa pulang, terpaksa harus menggantikan guru yang bersangkutan karena baru memberitahukan ijinnya pada saat jam 11-12 siang. Dan hal ini benar-benar tidak bisa diprediksi, dan akupun yang memang merasa skill mengajarku sangat kalah apabila dibandingkan anak-anak pendidikan otomatis kalang kabut ketika mendadak harus menyiapkan materi, absensi dan apa yang sekiranya bakal aku lakuin di sana nantinya.
Kembali ke agenda keluar kota yang berangkat jam 3 pagi tadi, puncaknya adalah ketika aku ditugaskan untuk pergi ke cilacap dan berangkat jam 10 malam. Berbeda dengana agenda sebelumnya yang mungkin aku bisa pulang 2-3 jam dari jam seharusnya aku pulang, disini I’m literally working for 24 hours. Aku berangkat jam 10 malam dan tiba kembali disini pun jam 10 malam keesokannya pula, itupun aku sampai di kantor bukan yang sampai di rumah. Agendanya sedikit berbeda karena bukan observasi yang bisa sebentar, melainkan pendampingan untuk foreigner atas permintaan personal sekolah.
Darisitulah aku merasa kalau mungkin kayak, apakah worth it untuk tetap melanjutkan ini? Dengan benefit sekian yang gaada lembur serta mungkin tidak ada kejelasan naik benefit or jenjang karir? Terlebih kadang aku merasa berfikiran negatif dengan orang tua di rumah karena melihat anak bungsunya yang mungkin akan berakhir tragis tidak bisa mengikuti jejak kedua kakaknya. Hal ini sudah kurasakan semenjak tahun lalu saat ku masih skripsian juga, saat judulku ditolak 2x dan aku merasa hilang arah karena banyak cibiran yang kuterima kala itu dari dosen-dosen yang menanyakan mengenai progress skripsiku, karena aku jauh tertinggal drpd temen2ku. Untungnya, aku sendiri ntah bagaimana bisa menyelesaikannya tepat waktu dan aku merasa itu menjadi salah satu best experience yg pernah kualami sejauh ini (mngkn terdengar sepele, namun bagiku sangat berkesan krn aku sering pusing dan nyetok obat pusing dari apotek kala itu).
Setelah menimbang-nimbang, membaca-baca sedikit artikel tentang masa kerja normal untuk resign dsb, aku memutuskan untuk resign pada bulan ke tujuhku disana. Aku menyelesaikan semua tugasku disana dan mengucap goodbye sembari membelikan rekan-rekan disana beberapa roti dan kaleng wafer.
Satu bulan pertama aku masih giat untuk mencari pekerjaan baru. Mengirimkan lamaran di lowongan yang ada, dan menunggu balasan yang ada. Akan tetapi, ntah apa yang merasuki diriku, pada bulan 2-4 aku seperti kehilangan minat dan arah dalam menata hidupku yang kacau balau ini. Aku sering membaca curhatan salah satu komodos disini yang sering berkeluh kesah soal skripsinya yang sudah diujung tanduk semester terakhir di DCT, dan komodos itu juga bilang apabila dia merasakan dirinya seolah-olah kehilangan minat dan keuletan untuk menuntaskan studinya. Aku serasa berada di perahu yang sama dengan komodos itu, hanya berbeda konteks saja karena aku dalam urusan pekerjaan. Aku benar-benar kehilangan arah dan terkadang hanya mengisi waktu dengan main game or baca-baca sosmed (I’m really sorry for being this lazy). Terkadang masih aku coba untuk memaksa diriku untuk menulis artikel sesuatu di sebuah website gitu yang membayar kontributornya untuk sekedar mengisi waktu luang, namun juga mencari mood dan menghadapi writer block jga bukanlah hal yang mudah. Ah iya, aku masih sesekali mengajar privat gitu. Ku merasa lebih mudah menghandle satu anak daripada satu kelas begitu.
Kemarin sempat ikut tes cpns oleh ortu, aku juga coba jabanin demi serasa untuk “showing effort” ke mereka agar tidak terkesan hikkikomori/nolep bgt begitu. Namun melihat bahwa di formasiku bener2 hanya dibutuhin 1 biji orang saja, seketika mengerucutkan semangatku dan benar saja, tanpa persiapan matang aku gagal di tes nya dengan skor TIU ku dibawah passing grade. Setelahnya, sekarang ini, aku kembali mencoba untuk sekedar melamr lagi di beberapa tempat. Aku ngga terlalu tau pasti skill apa yang kupunya, terkadang aku lebih memilih untuk memasukkan lamaran di posisi seperti admin dsb, dengan berharap bisa mendapatkan gaji yang jauh lebih baik seenggaknya umk.
Dalam lubuk hati, rasanya aku begitu bingung dan linglung mau dibawa kemana jiwa dan raga ini. Serasa aku hanya menjadi aib bagi keluargaku karena banyak hal yang aku gabisa kulakukan demi bisa setara dengan kakak-kakakku. Terlebih, pikiran negatifku dan overthinkingku semakin membabibuta kala mba iparku semua memiliki adik-adik yang seumuran denganku(or lebih tua dikit) jauh lebih sukses dan bisa menata hidup mereka dengan baik. Aku serasa menjadi seorang beban bagi kakak-kakakku. Terkadang sampai-sampai aku berfikir apabila mba iparku apakah membandingkan diriku dengan adik-adik mba iparku kala mereka sedang berada di ranjang.
Aku tidak tahu darimana overthinking ini berasal, mungkin sudah terlalu lama aku bergumul dengan perasaan ini. Aku takut ketika banyak konten motivasi untuk menata hidup yang baik harus dimulai dengan memenuhi goals2 tertentu, atau membuat milestone tertentu. Seperti usia 25 harus sudah punya rumah, sudah punya tabungan/aset sekian, sudah financially independent dll. Terlebih apabila nanti sudah diburu dengan usia untuk dituntut berkeluarga. Urusan perut sendiri aja masih belum sepenuhnya kelar, apalagi perut orang lain gitu.
2x aku mencoba ke psikolog (yang masih terjangkau untuk dompetku) baik sebelum maupun sesudah resign belum bisa sepenuhnya menghilangkan overthinking dan rasa takutku akan masa depanku. Mau jadi apa aku? Mau ntar gimana setelah ortu pensiun semua, or bahkan ditinggal mangkat duluan? Apakah bakal tetep jadi aib keluarga yg gabisa dibanggain di mata ortu lain? Apakah bakal mati menyendiri sebatang kara?
Sewaktu-waktu aku melihat ventilasi ruangan, kadang ada penglihatan untuk melihat diriku menggantung disana. Sekali pernah ketika orang rumah sedang pergi keluar semua, tak ada seorang pun, aku mencoba untuk mearik sebuah kursi dibawah ventilasi tsb dan menggantungkan sebuah sarung yang coba kulilitkan diantara leherku. 2-3 menit ku terdiam memikirkan “Am I already hit the rock bottom? Will I give myself another chance? Isn’t this the perfect way to end it?”. Aku urungkan niat tersebut krn aku merasa belum bener2 hit the rock bottom, tpi pikiran soal aku menggantung itu kerapkali terngiang.

ilustrasi saja
Kalaupun memang aku matipun, aku pengen meninggalkan rekening serta barang2 elektronikku untuk mereka bisa jual nantinya. Ga banyak memang, rekeningku sendiri hanya sekitar 12jt aja aku bener2 simpen selama 6 bulan ini hasil bekerja dan sisa dana kkn dulu. Aku ga main slot, judi ataupun pijol dll. Mungkin hanya itulah yg bisa kutinggalkan untuk mereka. Aku merasa hopeless, takut, menjadi seseorang yg hanya jadi beban dan aib bagi orang lain. Takut menjadi yang paling ketinggalan kereta daripada yang lain.
Pernah saking tantrum dan bingungnya aku jedotin kepalaku ke sebuah meja beton sampai benjol, atau kepala belakang ke tembok gitu. Pengen mencoba donor darah biar seenggaknya merasa bis aada value as a human being buat bisa berguna buat org lain, selalu ditolak gara2 tensi tinggi/hb nya yg lewat. Aku pernah dulu semasa kerja kepala serasa digetok palu kencang bgt randomly gitu, dan ternyata kena tensi di angka 100an/90an lbh. Kata dokternya emg jangan terlalu banyak pikiran dulu dan jaga waktu tidur istirahat gitu.
ilustrasi saja
Semenjak awal tahun ini rasanya jadi gampang bgt terlalu larut dalam kesedihan sampai-sampai hanya krn aku trerlalu was-was akan gimana soal masa depan sendiri nantinya, aku kerap menangis sendiri di dalam kamar cukup lama. Hanya dengan membenturkan kepala di touchpad laptop saja sembari memikirkan diriku 5 tahun kedepa, seketika membuatku mataku berlinang air dan sesenggukan.
Aku malu untuk mengakuinya, karena kesan disini memang cowo lebih tegar, kuat dlm menutupi emosi yang ada. Cowo lebih membuang semua perasaan itu buat nemuin jalan keluar yg ada, namun aku sendiri ga bisa melakukan hal semacam itu, ntah kenapa. Aku malu menjadi cowo yang gampang nangis gini, kesannya ga manly gitu.
Aku pengen senggaknya bisa mengukir senyum bangga di wajah kedua orangtuaku sebelum aku bakal say goodbye for the last time ama mereka. Mba iparku pernah sekali bilang ke aku pas lebaran "gausah malu-malu dek, anggep aja kakak sendiri", serasa aku pengen jawab "I will never be your younger brother, sis, not until I am as successfull as your biological younger brother. I am worthless and only bring shame to this family". Tapi kurungkan dalam hati saja. Aku begitu takut menemui orang-orang yang kukenal.
Mungkin ini bbakal jadi post terakhirku jga dengan akun ini. Aku gamau terlalu banyak ngepost krn takut mngkn akan mengganggu komodos yang lain. Melihat postingan Quora mba Grita Amelia dulu disini jga serasa membuatku takut untuk open up cerita seperti ini. Aku sering banget membaca postingan H2H disini yang mungkin membuatku merasa I am not that alone, but stil…,
Hanya 3 orang real life yang tau aku ceritakan seperti ini, dan yah aku berharap mereka ga ngebocorinnya ke siapa2. At least sebelum aku mngkn meninggalkan mereka.
Sekali lagi, maaf komodos klo emg terkesan panjang banget , ngalor ngidul, dan hopeless gini. Thanks for reading.

TL;DR :
Aku ngerasa gagal menjadi seorang manusia, anak dan adik buat kakak-kakakku maupun kakak iparku karena aku masih belum bisa merasa "setara" dengan mereka dan ortu pun juga berharap begitu, namun aku ngga tahu cara untuk mewujudkannya. Merasa makin tertinggal dengan balapan umur yang ada with no particular skill I could offer. Severe overthinking and always seeing my future as a bleak cloud ahead of me, bagai kapal yang terombang ambing di tengah lautan gatau mau berlabuh kemana. Suicide keeps crossing in my mind as an option, cuz that's the only way to relieve my pain of being such a failure in the eyes of everyone that I know..

Maaf komodos ga ngasi TLDR, sorry for this shitty long post

submitted by MerkuriIntan to indonesia [link] [comments]


2023.12.01 16:54 snowibanan Se-dysfunctional apa keluarga kalian?

Background: orang tua masih menikah dan akur. Punya anak aku (24,F) dan adekku (19,M). Semua tinggal dalam 1 rumah. Aku mau sebutin poin-poin hal-hal tidak wajar yg terjadi di keluargaku despite keluarga kami dipandang baik-baik aja oleh orang pada umumnya: 1. Adek hampir tiap hari makan mi instan sekitar 2 bungkus. Jadi seminggu total sekitar 6-10 bungkus. Saat aku bilang ke ibu kalau ini habit yg ga sehat, dia cuma jawab "ya gapapa dia pake sayur kok". Sayurnya cuma sawi. Dan ga tiap hari dia makan sayur. Udah jadi masalah bertahun-tahun tapi kedua orang tua aku ga peduli. 2. Saat aku bilang aku rutin ke psikolog untuk terapi dan konseling, ibu bilang, "Ya kamunya sih ga bisa ngatur otakmu/pola pikirmu. Psikolognya seneng lah dapet duit terus dari kamu. Dia bakal suruh kamu dateng terus pasti." Aku sakit hati dan saat aku tantang dia buat langsumg hubungin psikolognya (aku kasih nomor HP psikologku ke dia), dia diem aja ga berani buat confront psikolognya. 3. Waktu aku kecil (sekitar TK-SD 1 2) kakak kandung ibuk (pakde) suka pegang daerah kelamin aku (kondisi seingat aku pakaianku masih lengkap), kejadian beberapa kali tiap kumpul keluarga dan dia lakuin hal ini di depan orang tuaku. Kondisinya saat itu adalah dia ngajarin aku tentang bagian tubuh (semacam kepala pundak lutut kaki) tapi dia bakal mampir untuk nyolek daerah privat aku sambil bilang "kalo ini apa hayoo" dan orang tua aku cengar cengir doang. Now that I am an adult, I realized how fucked up that was. Karena anak kecil jelas ga bisa kasih consent dan walaupun masih kecil pun tetap ada boundaries dalam bersentuhan fisik kan? 4. Orang tuaku tau aku penyintas kekerasan & pelecehan seksual tapi mereka bertindak seolah2 itu kejadian sepele yang ga berdampak. Dan aku bisa menangkap juga bahwa mereka sembunyiin ini dari orang2 termasuk keluarga besar karena mereka malu. Ibuku sendiri emang orang yang terlalu mikirin opini orang lain. Sementara bapak aku sangat pasif, ga pernah bisa nengahin/memberi saran. Cuma kasih support materi aja. 5. Adek kecanduan game online juga. Kalo ga kuliah cuma diem di kamar. Pola makan minum ga sehat. Pendiem. Orang tua ga pernah approach dia. Aku udah sering coba approach tapi relasi kami timpang. Dia ga pernah kasih feedback. Aku terus yang give, dia terus yang take. Dia sangat egois, sama sekali ga pernah mikirin orang lain. Dari kecil emang dimanjain oleh ibu dan tiap aku tegur kalo dia terlalu manjain adek, dia cuma jawab "kamu tu iri. Aku sayang kalian berdua. Kamu tu terlalu sensitif aku jadi bingung sama kamu". 6. Kami keluarga katolik (walaupun aku sendiri tidak menjalankan). Ada bulan dimana umat katolik disarankan untuk doa rosario, biasanya di lingkungan yang guyub umat2 akan giliran jadi host doa rosario di rumah2 mereka. Orang tua aku cukup religius. Waktu itu lockdown covid jadi tiap keluarga disarankan oleh gereja untuk rosario di rumah masing2. Kondisi waktu itu adek lagi teriak2 main game padahal udah jadwalnya untuk rosario. Orang tua marah-marah manggil dia untuk doa tapi adek gamau dan dia ikutan marah jadi semua orang berdoa tapi dalam keadaan marah. Dan hal itu ga pernah dibahas. Sebenernya masalah apapun ga pernah dikomunikasikan. Dibiarkan hanyut seolah-olah ga ada apa2. Buat apa sih doa kalo dipaksa dan hatinya masih penuh amarah.
Kalo keluarga kalian kaya gimana? I would really appreciate your stories. Karena aku suka sharing dan mendengar cerita orang bikin aku lebih tenang dan pasyi ada insight/hal yang bisa aku petik. Trims!
submitted by snowibanan to indonesia [link] [comments]


2023.11.24 17:12 stevenzx33 Apa cerita Funeral Anggota Keluarga Kalian ?

Setelah Bapak Saya Meninggal Dunia dengan Tenang , akhirnya saya memberanikan Diri bertanya pertanyaan ini bagi komodo yang merasakan. Entah mengapa ketika tidak ada perasaan gue benar benar flat dan numb tidak ada sedih cuma kaget saja , namun asam lambung langsung parah separah parahnya seakan emosi gue hanya bisa dilampiaskan dengan sakit doang. Dan kayaknya acara pemakaman bagi saya kayaknya lebih melelahkan daripada acara pernikahan ( ini pov pemakaman non muslim + chinese ) mungkin dikarenakan ketika pernikahan lebih ke suka daripada pemakaman yang banyak dukanya. Kalau kalian ada cerita lain tidak ?
submitted by stevenzx33 to indonesia [link] [comments]


2023.10.21 03:18 Renseo LOKER PENIPUAN GINI NI

LOKER PENIPUAN GINI NI
Contoh Lowongan Kerja Penipuan, ini pt futures dan pt lain banyak juga.
cerita gue dsn: Btw Lu baru masuk 1 hari sudah pakai title konsultan itu dan banyak yg tamatan sma haha. Makanya byk yg rungkad nasabahnya.
Tiap bulan ada 200 in training yg masuk, hari pertama kami dikumpulkan di aula sempit sperti ikan di kaleng sarden.
Janjinya komisi gede, ini bukan marketing bla bla. Pt nya berlindung di nama legalitas, kantor di tempat elit.
Disana jadi telemarketing ajg, kasih pesan berantai lewat wa tiap hari 4 kali jam 6,13,17,21. Tiap hari diblokir whats app. Nama jelek dimata senior sama mantan boss lu.
cari nomor di kontak kawan, bapak ibu, adik abg, atw lewat wa sniper. Kan ilegal itu. Telp tiap hari calon klien yang kita tau namanya lewat get contact/truecaller.
Gaji di loker 3 juta. Banting harga, diiming imingi kalo bisa ciptakan janji temu dapat 2 juta per bulan.
Anjeng, dua aja susah setengah mati,karena 10 tahun ini udah ribuan yg ajak temu temu di kota kalian. kalau calon klien itu di luar kota, mana bisa diajak jumpa ajg.
Jadi 1 bulan lu disitu udah habis jutaan. Satu rupiah pun pt ga kasih kalian duit. katanya peraturan pt.
JANGAN MAU DIAJAK KERJA GINI. Kecuali kecuali,
  1. kalian punya keluarga yg punya tabungan 100jt mau dimainkan sendiri (spread 0.8 disini).
  2. Mending main exness ato yg lain spread kecil.
  3. Atau kalian mau belajar trading.
  4. ATAU KALIAN SEBODOH GUE.
submitted by Renseo to indonesia [link] [comments]


2023.10.16 18:10 dark_phoenix86 My fellow men, kalian pernah ga sih di-stalk sama cewe yg rada-rada gangguan jiwa?

Ini bakalan kedengeran kyk alur sinetron karbitan bgt sih, tapi please dibaca smp selesai. Gue lagi pusing bgt hadapinnya krn smp ngelibatin keluarga gue segala. Bulan kemarin gue kan cuti kerja beberapa minggu gitu terus gue mudik ke kota asal gue. Pas lagi tidur siang gue tiba-tiba dibangunin sama bokap katanya ada temen yg nyariin. Orgnya nunggu di teras. Cewe namanya 'Vira'. Gue langsung agak heran soalnya ga punya temen yg nama Vira. Gue intip dari jendela ruang tamu, tu cewek sama sekali gue ga kenal. Jadi gue samperin dan nanya siapa dan ada keperluan apa.
Ternyata si Vira ini adik kelasnya adik gue waktu di SMP dulu. Umur gue sama adik gue beda sekitar tiga tahun. Terus dia cerita kalo dia sempet akrab sama adik gue karena waktu itu mereka sama-sama jadi panitia kegiatan sekolah gitu. Nah pas waktu itu deket-deket gue mo hijrah ke kota lain utk kuliah, pernah sekali dia ngelihat adik gue sama gue hari minggu boncengan pagi2 mau ke Gereja. Nah kata dia sejak ngelihat gue itu, dia langsung 'ngefans' katanya. Cringe. Tapi ini memang omongan dia sendiri.
Terus ujung-ujungnya dia ngelihatin gue di hp dia ada foto gue pas di acara perpisahan di SMA dulu lagi duduk main gitar. Gue tanya itu foto dari mana dan siapa motoin soalnya gue ga sadar lagi difoto. Kata dia, dia mintol temen kakak dia yg satu sekolah sama gue untuk motoin. Soalnya adik gue dimintol dia ogah. Iyalah pasti adik gue ngerasa jijik motoin gue abangnya sendiri. Endingnya dia bilang kalo dia ngefans (gile kyk artis aja) and pengen kenal dekat gitu. Ya karena gue orangnya sopan, gue iya2in aja. Walaupun gue agak dikit mikir nih cewe kok rada aneh ya. Dia minta no WA tapi gue ga kasih dgn alasan kita baru kenal. Gue ga enak ngasih2 no WA gitu aja. Dia pulang mama gue nanya itu siapa gue bilang kagak tahu. Temennya si (nama adik gue) tuh. Minta kenalan. Terus digodain deh gue sama mama gue "Cieh yang punya fans." Gue wanti-wanti deh adik gue sm org rumah jgn ngasih nomer gue ke dia.
Besoknya ni cewek datang2 terus ke rumah. Alasannya macam2. Pertama bawa mangga sekantung. Katanya di rumahnya lagi panen. Besoknya datang lagi katanya pengen ngobrol2 sama diajarin gitar. Gue mulai risih dan nyadar ni cewek punya maksud tertentu cuma gue orgnya ga berani confront org terang2an gitu. Besok2nya klo menjelang sore gue kabur ke rumah sepupu gue. Atau pergi kemana. Klo ga gue ngumpet di kamar dan nyuruh mama atau papa gue bilang gue lg ga ada di rumah.
Beberapa hari lalu, (gue udah balik ke kota tempat gue tinggal sekarang), pas lagi jam kerja. Tiba2 mbak2 yg di front office nelpon ke ruangan gue katanya ada temen cewe yg nyari. Perasaan gue langsung ga enak. Gue tanya siapa. Katanya namanya Vira. Temen dari kota asal gue. Disitu gue udah mikir fix ni cewe gila. Gue blg sama mbak FO, tolong kasih tahu klo gue lagi kerja dan ga bisa ditemuin dan tolong kalo besok nyari gue jgn di kantor.
Malamnya gue pulang lewat pintu belakang trus smp kontrakan gue telpon mama gue dan gue ceritain. Mama gue juga sepakat sama gue tu cewe ga beres. Tapi dia nyaranin mending gue temuin sekali aja tanya mau dia apa. Ajak ketemu di tempat ramai. Kalo bisa gue jgn sendiri. Dan dikasih tahu dgn tegas kalo gue ga suka diikutin terus sama dia karena gue ga nyaman. Gue mintalah nomor WA dia ke adik gue dan gue telpon pakai nomor lain ajak ketemu di Alfamidi yg depannya ada kursi bisa duduk2 gitu, biar ramai. Tau aja dia nekat trus nikam gue atau apa gt yg unpredictable.
Gue tanya dia lagi ngapain di sini (di kota gue tinggal). Dia jawab lagi liburan aja sekalian jalan2. Terus gue tanya ngapain cari gue di kantor dan mau dia apa. Dia bilang karena kebetulan lagi disini, ya dy cm mo dtg say hi aja krn dia ga tau gue tinggal dmn dan ga punya no WA gue.
Gue akhirnya keluarin semua uneg2 gue. Gue kasih tahu gue risih krn selama gue di rumah kemarin dy slalu datang nyariin gue. Sekarang malah nyamperin gue di kantor sini segala. Mau lu sebenarnya apa? Dia langsung nangis. Katanya dia ga ada maksud apa2. Sumpah2 demi Tuhan kalo dia cuma ngefans aja sama gue krn muka gue mirip idola dia (dia nyebut nama siapa gitu gua kagak ngerti dan kagak inget). Dan dia pengen bisa kenal deket dan sahabatan sama gue karena di mata dia gue orgnya ramah, murah senyum, tulus dll. Gue jawab "Hello? Kita cuma baru ketemu sekali lu udah ngerasa kyk kenal gue bertahun2. Mau berteman sih gpp ya. Tapi ga gini juga. Ngaku lu ngestalk gue bela2in datang kesini kan?" Dia ga jawab trus langsung pergi aja gitu masih nangis2. Gue biarin aja. Udah kesel gue lihat muka dia sumpah.
Eh kemarin malam, mama gue tiba2 nelpon katanya bapaknya tu cewek datang ke rumah. Katanya si Vira udah 3 hari kabur dari rumah. Di telepon2 sm org rumah ga diangkat. Pesan2 ga dibalas. Bapaknya cuma dapat info dari temennya katanya dia mau nyusul gue datang ke sini. Makanya bapaknya smp dtg ke rumah gue marah2 dipikirnya gue bawa kabur anaknya. Mama gue ga terimalah gue dituduh macam2. Jadi mama gue ceritain klo si Vira ini yg datang2 ke rumah slalu nyari2 gue dan selalu gue lariin. Tapi papanya ga percaya dan ngekeh kalo gue itu udah pengaruhin anaknya dll. Smp ancam2 mo laporin gue ke polisi segala. Anjing banget ga sih? Vira, you fucking psycho BITCH!
Emosi gue telpon si Vira gue labrak (percakapannya gue rekam) gue bilang eh tu bapak lu datang rumah gue ngamuk2 dipikirnya gue nyulik elu. Keluar deh kata2 kasar gue ke dia. Gue udah emosi bgt. Gue suruh dia telepon bapak dia jelasin semuanya dia cuma bilang iya nanti dia nelpon bapaknya utk jelasin. Gue desak telpon sekarang. Tapi telponnya langsung ditutup sama dia. Gue telpon ulang ga diangkat. Gue kirim rekaman percakapan gue ke mama gue supaya didengerin ke bapaknya. Terus gue juga ngomong langsung sama bapaknya. Gue bilang anak bapak yg dtg nyari2 gue ke rumah. Sampai datang nyari gue ke kantor. Ada saksi sama rekaman cctv kalo ga percaya. Tapi bapaknya malah marah dan ngancam2 gue katanya awas aja klo anaknya sampai kenapa2. Gue harus tanggung jawab. Gue jawab hih ngapain? Yg suruh dia kesini siapa? Kenal dia aja kagak. Makanya punya anak itu dididik bener2 supaya ga kegatelan sama cowok. Ribut deh kita malam itu di telepon. Bapaknya juga ultimatum ke ortu gue kalo dia bakal laporin polisi.
Duh jadi mumet kepala gue. Gue juga males mo nyari tahu keberadaan si cewe ini skrg dimana. Nginap dimana n sama siapa. Bodo amat. Bukan tanggung jawab gue. Bukan urusan gue. Lagian gue masih ngurus kerjaan gue juga numpuk di kantor selama gue cuti. Ada saran ga sih? Jujur gue ga bisa mikir. Krn pikiran gue lagi fokus sama kerjaan. Sorry rantnya kepanjangan.
submitted by dark_phoenix86 to indonesia [link] [comments]


2023.10.13 12:15 DigitalChildish Kemelekatan

Kemelekatan
Bu Nunik adalah seorang wanita modis, berkecukupan, dan hidup dalam kemewahan. Dia memiliki seorang anak perempuan dan suaminya seorang pejabat. Sehari-harinya, Bu Nunik hanya sibuk dengan gosip, berbelanja, dan berpesta dengan teman-temannya. Setiap kali ada teman atau tetangga yang membeli sesuatu, Bu Nunik selalu mencari dan membeli barang yang sama atau bahkan yang lebih mewah, kemudian memamerkannya. Ia jarang peduli dengan urusan rumah karena menganggap bahwa asisten dan pembantu di rumah akan menangani semuanya. Sikapnya sangat sombong terhadap teman-temannya yang tidak dianggap sejajar dengannya. Bahkan, ia pernah menolak dengan tegas permintaan bantuan dari seorang teman lama yang sedang kesulitan.

https://preview.redd.it/tu7tssiayxtb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=3dba93621589b04ae811d156ac9b8eef314a5a56
Anak satu-satunya hanya diberi uang dan kemewahan dari Bu Nunik. Ia meyakini bahwa dengan memenuhi semua kebutuhan putrinya, itu sudah lebih dari cukup.
"Ah, perhiasan ini pasti cocok untuk putriku. Berapa harganya, ya jeng? 100 juta? Gampang saya bayar cash sekarang juga.” Ucap Bu Nunik pada temannya di suatu pesta.
Malam harinya dengan perasaan senang akan reaksi putrinya menerima perhiasan yang dia bawa. Bu Nunik pulang kerumah, Menuju lantai dua kamar anaknya. Ia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia menjatuhkan perhiasaan mewahnya ke lantai dan menjerit “SHINTAAA!!!”
Pak Jody, seorang pria paruh baya bepenampilan cukup menarik terlihat berwibawa dimata para rekan-rekannya. Dia lebih memilih banyak aktivitas diluar ketimbang dirumah. Kebutuhan rumah tangga selalu terpenuhi bahkan berlebihan. Pak Jody memiliki kemampuan berpolitik yang handal sehingga dia berhasil menjadi seorang dewan yang terhormat. Segala macam cara dia lakukan untuk demi posisinya saat itu. Banyak prestasi yang dia lakukan dibidang politik, namun tanpa orang ketahui semua itu dilakukan dengan cara main belakang. Sogokan dan Korupsi sudah menjadi budaya dalam hidupnya demi mendapat kekuasaan. Sebagai kepala rumah tangga, urusan dirumah dia serahkan sepenuhnya pada istrinya. Ia jarang pulang, dan bahkan ketika putrinya mencoba menghubunginya, ia hanya punya sedikit waktu untuknya.
“Pak Jod, Proyek ini jika masuk nanti bapak dapat deh 30% plus nama bapak naik nih. Ajukan pada dewan yang lain. Nanti gampang lah kesananya” Tanpa banyak berpikir, Pak Jody menyetujuinya, dan mereka berdua mendiskusikannya dengan panjang lebar. Waktu pun berlalu dengan cepat, dan tiba-tiba malam telah tiba. Pak Jody melihat ponsel pintarnya telah menerima sejumlah panggilan tak terjawab dari Mbo Mirnah, pembantunya.
“Krrrinnng ttttutt krriinng, iya mbo ada apa yah. Tumben nelfon-nelfon?”
“Pak Bapak, cepat pulang pakk, mba Shinta pakkk. Mba Shitaa sama Ibu..” kata Mbo Mirnah dengan panik sambil memberikan kabar yang mengagetkan.
Di persidangan Pengadilan Agama, suasana begitu hening saat keputusan akhirnya diumumkan. Pak Jody dan Ibu Nunik secara resmi telah bercerai. Keputusan ini tercapai setelah malam yang penuh konflik dan keputusan drastis. Pak Jody menuduh istrinya tidak mampu menjaga anak mereka dengan baik, sehingga ia mengucapkan talak tiga. Pertengkaran dan kepedihan mendalam menghiasi perjalanan keluarga ini.
Kehidupan Ibu Nunik yang sebelumnya glamor dan bahagia berubah drastis. Ia tenggelam dalam stres, depresi, dan akhirnya ditempatkan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Sementara itu, kehidupan Pak Jody juga berjalan tidak sebaik dulu. Ia terjerat dalam daftar KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), menghadapi konsekuensi atas tindakan-tindakannya yang tidak benar.
Shinta adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas terkemuka di Jakarta. Ia memiliki penampilan yang menarik, cantik, selalu wangi, modis, penuh semangat, dan aktif di kampusnya. Suatu ketika, ia bertemu dengan seorang pria, dan tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk memulai hubungan asmara. Hari demi hari mereka jalani dengan keindahan dan kemesraan yang membuat Shinta benar-benar jatuh hati pada pria ini. Mereka adalah pasangan yang sangat romantis.

https://preview.redd.it/bf5iv0kwyxtb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=2bb745ef2c64102d15417bfda51c94b42547cdd7
Namun, setelah beberapa lama berpacaran, pria itu mulai menunjukkan sisi buruknya. Ia menjadi mudah marah, seringkali kasar, dan selalu meminjam uang pribadi Shinta. Dia tidak bisa menolak semua permintaannya, cinta Shinta pada pria tersebut terlalu besar. Dia merasa terjebak dalam perasaan cinta buta kepada pria itu.
Hubungan mereka berubah menjadi rusak dan toxic, tetapi Shinta masih mencintai pria itu. Dia terus berharap, "Mungkin suatu hari nanti dia akan berubah, Gw harus bertahan dan membantunya." Shinta merasa terikat kepada pria tersebut. Istilahnya, dia sudah terlanjur "bucin," cinta mati kepada pria itu.
Namun, suatu ketika, Shinta dengan pahit menemukan sang pria berselingkuh. Perasaan sakit, sedih, dan kehancuran menghantui hidupnya. Itulah yang ada di benak Shinta pada saat itu. Sayangnya, dia tidak bisa berbagi beban tersebut dengan siapapun, termasuk keluarganya sendiri, karena pada saat itu Shinta juga tengah mengandung selama tiga bulan. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis, dengan menggantung diri di depan pintu kamarnya.
End.

So, dari cerita singkat sebuah keluarga diatas. Kesamaan kondisi apa yang terjadi? KEMELEKATAN, bingung, mahluk apa itu? baru dengar istilah tersebut? Ya, mari saya jelaskan secara singkat. Apa sih Kemelekatan itu?
Kemelekatan merupakan sebuah kondisi atau sesuatu yang terikat secara berlebihan.
- Ibu Nunik, terlalu terikat kepada uang dan kemewahan.
- Bapak Jody, terlalu terikat kepada tahta dan kekuasaan.
- Shinta, terlalu terikat kepada cinta yang berlebihan.
Perasaan atau sesuatu yang telah terjadi dalam cerita tersebut, adakah nilai ketuhananya? Jawabanya tidak. Terlalu bergantung atau berlebihan kepada hal duniawi akan membuatmu jauh dari sang sumber yang maha kuasa yaitu Tuhan.
Apakah Tuhan yang memberikan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga itu? Jawabannya tidak, itu merupakan pilihan hidup masing-masing individu.
Jika hidup mereka dibumbui nilai Ketuhanan,
  • Bu Nunik dapat menjadi pribadi yang baik, dapat mengatur keuangan, peduli sesama dan keluarga.
  • Pak Jody dapat menjadi lebih bersyukur, bekerja secara jujur dan amanah.
  • Shinta dapat menjadi lebih berfikir kedepan, matang dan logis saat pertama pacaran dengan orang yang toxic, dapat lebih terbuka kepada keluarga, dan lebih bersyukur dengan kondisi yang serba berkecukupan dengan rupawan yang cantik. Siapa pria lain yang lebih baik akan menolak?
Pernah kah Tuhan melarang kamu berbuat ini dan itu secara langsung? Jawabannya Tidak, Bahkan Tuhan memberikan rasa ‘Free Will’ atau kebebasan kamu untuk memilih. Ingin menjadi Dokter, Penyanyi, Pemabuk, Penjudi, Atheis, Biksu, Biarawati, Ustad, Kiyai, Sopir, Maling, Mencuri, Berantem, Membunuh, Free Sex, Minum Alkohol, Makan Babi, Makan Ayam, Makan Pisang dll.
Kamu memilih jalan “Kanan” atau jalan “Kiri” Tuhan tidak akan mengintervensi itu. Semua pilihan ada ditangan mu. Kamu masih bisa merubah semua langkah dan keputusan selama kamu masih hidup, namun ketika nanti ajal sudah sampai padamu. Semua hal dan keputusan mu di dunia akan dinilai. Dan itu final, penyesalan atau kebahagianmu tidak bisa ulang. Jadi pikirkan baik-baik dengan kepala dingin dan matang setiap keputusan mu dan bumbui semuanya dengan rasa atau nilai Ketuhanan.
Contoh-contoh Nilai ketuhanan itu apa saja sih? Rasa sayang, rasa peduli, cinta kasih yang tidak berlebihan ke sesama mahluk hidup, ikhlas dan ridho dalam melakukan sesuatu, saling membantu, saling memaafkan, berdamai dengan diri sendiri, memelihara tumbuhan, menjaga alam, mengerti dan bersimpati kepada seseorang, memberi makan kucing, cinta damai, sayang orang tua, sayang anak, sayang keluarga, dll.
“Lalu bagaimana jika saya hidup lurus-lurus saja tapi ternyata saya di bully, saya dihina, dicaci, dilecehkan dan sebagainya?” Ingat ini, Tuhan ingin kamu bertumbuh. DIA akan memberikan beberapa ujian, seberapa bisa kamu menahannya dan berhasil. Selain itu, kita semua diberikan modal awal dalam hidup ini. Modal tersebut berbeda-beda setiap individu bisa berupa harta, keluarga, kecerdasan, bakat dalam musik, seni, menulis, melukis, berani, kuat, cantik, tampan dan sebagainya. Saat kita menghadapi kesulitan, kita harus menghadapinya dengan tekad untuk menghadapi tantangan (Face), berjuang untuk meraih keadilan atau perubahan (Fight), dan pada akhirnya, menerima kenyataan, meskipun itu sulit (Accept).
Tanamkan dalam piikiranmu, Tuhan tidak akan memberikan ujian lebih besar atau lebih berat dari yang kamu bisa tampung atau hadapi! Terlepas dari seberat apa pun ujian yang kita hadapi, dengan keyakinan dan tekad yang kuat, kita pasti mampu melewatinya. Ambil inspirasi dari kisah-kisah sukses individu yang telah menghadapi cobaan serupa, dan kamu akan menemukan bahwa mereka berhasil menciptakan hidup yang lebih baik. Meskipun perjalanan ini mungkin berat, itu akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.

Perbedaan MASALAH & UJIAN
MASALAH, sudah pasti dibuat oleh kamu sendiri secara sadar atau tidak sadar. Contoh kecil; kamu menghardik seseorang dijalan dengan marah-marah karena membunyikan klakson, nambah deh masalah berujung kepada perkelahian, lalu nambah lagi deh masalah masuk BAP kepolisian. (Sederhananya kamu cukup menegurnya, terlepas dari dia mendengarkan atau tidak, kamu cukup lega untuk menegur dan kamu dapat +1 point lho dan orang itu menjadi -1. Sukur-sukur orang yang ditegur mendengarkan, kamu dapat +1 dan orang tersebut juga dapat +1). See, kamu gak akan dapat masalah bahkan dapat pahala.
UJIAN, Sudah pasti Alam yang memberikannya kepadamu. Tanpa ada angin tanpa ada hujan, tiba-tiba kamu dirampok misalnya. Cukup 3 hal Hadapi, Perjuangkan & Ikhlas.
Setiap orang memang memiliki perbedaan dalam hal sifat, perilaku, dan lingkungan. Setiap individu ditempatkan dalam kondisi yang unik dengan tujuan dan makna tertentu. Tuhan ingin kita belajar dan bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik melalui ujian dan pengalaman. Dengan semua ujian yang diberikan, penting untuk tetap memiliki keyakinan bahwa asal kita Hadapi, Perjuangkan & Ikhlas, maka kita dapat melewati segala cobaan.
Tuhan, baik secara langsung maupun tidak langsung, selalu memberikan bantuan kepada kita melalui berbagai cara, terkadang melalui keputusan yang kita buat dengan kehendak bebas (free will) kita selama kita hidup di dunia ini. Tuhan selalu ada dan sayang kepada seluruh makhluk-Nya selama mereka tidak meninggalkan-Nya. Teruslah percaya dan berupaya untuk tumbuh dan belajar dari setiap pengalaman dalam hidup, karena inilah yang mungkin menjadi bagian dari rencana-Nya bagi kita.

Terimakasih.

------------------------------------
Autobiografi Saya

Side Effect
- Andy (Misteri Horror)
- Anto: Secangkir Kopi (Misteri)


submitted by DigitalChildish to indonesia [link] [comments]


http://rodzice.org/