Skripsi penelitian kualitatif informatika

Halo! Saya sedang melakukan penelitian tentang penggunaan Netflix dan ingin meminta bantuan Anda untuk mengisi kuesioner singkat ini. Partisipasi Anda sangat berharga dan akan membantu dalam penelitian saya. Kuesioner ini tidak akan memakan waktu lebih dari 5 menit. Terima kasih atas dukungan Anda! Berikut link kuesionernya: https://forms.gle/CCPx82jciGhHH8t96
Data diri saya sebagai peneliti: Aldhy Noor Rachadinata NIM 1903403 Mahasiswa Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia CP: 085156389769
https://forms.gle/CCPx82jciGhHH8t96

Halo semuanya,
Perkenalkan kami mahasiswa/i Binus Business School jurusan Business Creation yang saat ini sedang melakukan penelitian Analisis Pengaruh Trust, Perceived Quality, dan Brand Identification yang dimediasi oleh Customer Satisfaction dan Electronic Word Of Mouth terhadap Repurchase Intention.
Saya ingin meminta ketersediaan waktu teman-teman untuk mengisi kuesioner ini untuk keperluan skripsi.
Link Kuesioner:
https://forms.gle/NCnixb4SLJ1oBEeo9
Terima kasih atas bantuannya!

Jadi gw sekarang mahasiswa semester 7 otw 8 lagi bikin proposal. Buat sekarang sudah ada 1 judul tapi berniat ganti karena lumayan nyerah (judul ini ngga sesuai sama penjurusan gw soalnya optimasi menggunakan algoritma). Gw ngga ambil ke penjurusan AI, Machine learning, dsb. Tapi ambilnya kearah software technology. Gw butuh saran judul yang mengarah ke pengembangan website/aplikasi mobile. Mungkin redditor indo ada saran/ide judul?

Buat aku sendiri, di posisi sekarang, waktu aku liat orang-orang yang dapet dosen pembimbing yang emang ngebimbing dan ga menyulitkan skripsi mahasiswanya, sedangkan aku yang udah berkali-kali revisi ngejar dosen pembimbing yang rada-rada ini, dan mencoba untuk meyakinkan dia, ngajak diskusi tentang pandangan aku, berakhir cuman bisa nurut padahal revisiannya anehh.
Dosen pembimbing bilang bahwa penelitian aku ga bisa pake teori behaviorisme karena itu teori subjektif dan dia bilang aku ga bisa neliti perilaku pake metode kuantitatif, padahal udah berusaha nyakinin dan ngajak diskusi bawa penelitian sebelumnya yang ada (banyak) neliti perilaku pake metode kuantitatif dan bahkan bawa buku tuh sampe liatin kalimat yang nunjukin bisa, tetep aja kata dia ga bisa. Jadinya cemburu aja liat banyak penelitian yang serupa dan lolos sedangkan nasib ku ada di dia. kadang rasanya emang saya aja yang bodoh, kadang saya kesel harus nurut sama dosbing kaya dia.
Dahlah cape saya, berdoa aja bisa menjalani sisa kehidupan ini dengan waras, semangat saya.
(NB: maaf emosi.)

Sore komodos baik itu bapak/ibu dosen/peneliti maupun sesama mahasiswa. Mau bertanya dan meminta saran, jurnal lokal multi-disiplin yang reviewnya cepat dan bisa memberikan LoA (Letter of Acceptance) apa saja ya? Kebetulan saya mau sidang skripsi dan persyaratannya harus publikasi dan minimal sudah ada LoA dari penerbit jurnal. Penelitian saya scopenya sosial-humaniora, Terima kasih semuanya!

Jadi aku itu lagi nyusun skripsikan, tapi dari kemarin-kemarin skripsi aku ga maju-maju. mumet banget dan pengen cerita
kalau aku kesel banget karena,

1. Seminar, Aku udah dilulusin seminar, tapi ternyata dosen seminar aku sama dosen skripsi beda, jadi waktu aku bimbingan aku harus ngejelasin ulang penelitian aku, sialnya lagi dosen pembimbingnya ada duaa gaes:') dan dua-duanya tuh bukan dosen pembimbing aku waktu di seminar, aku mundur lagi dari awal (seminar rasanya kaya formalitas aja, aku ngerti sih ini biar nanti udah gaada beban matkul lagi jadi dilulusin, tapi, tapi kalau kaya gini aku jadi ragu, sebenernya judul aku itu beneran bisa atau engga sih buat direalisasikan) sebenernya kenapa dosennya harus 2 sih? hiks.
2. Sistem bimbingan, Dosen dua aku ga ilang-ilangan, tapi sistem doi revisi susah banget, tiap revisian itu perbab, kalau bab 1-nya masih ga sesuai menurut kriteria dia ga bisa lanjut revisi buat bab 2, kembali ke poin satu, aku bener-bener harus jelasin ulang dari awal, seandainya dia dosen seminar aku, mungkin ga bakal sesusah sekarang, bisa tiap 1 bab itu 2/3 kali pertemuan aku baru lolos, bisa lebih lama kalau masih salah, tiap bulan bimbingan beliau ga bisa tiap minggu ada juga, akupun ga bisa selalu ikut revisian, kadang sebulan hilang (walau balik lagi dan beliau juga selalu ngabarin), intinya aku bukan mahasiswa yang pinter banget...aku juga kadang bingung sama apa yang beliau mau. Pembimbing satu aku santai, tipe beliau minta laporannya dulu nanti beliau revisiin, tapi kadang lupaan buat ngasih revisian, jadi aku gatau mau ngapain lagi laporan aku itu, pas dia inget waktu udah kebuang, kadang berharap aja dia inget jadi aku bisa ngerjain revisian. aku udah nanya ke temen seperjuangan buat belajar bareng dan minta liat skripsi mereka kok, mungkin aku harus nyoba lebih keras aja buat ini...
3. Masalahnya aku dikejar waktu (dan nambah semester berarti keluar uang), aku udah ngerjain skripsi dari bulan mei tahun lalu, ini nambah satu semester dan sekarang sisa 3 bulan, aku kaya ngerasa deja vu tahun lalu, aku ga masalah kalau revisinya berkali-kali senandainya aku ga dikejar waktu. Aku jadi kesel sendiri, kaya ngerasa kurang pinter aja gitu atau mungkin aku kurang berusaha? atau gimana gatau kesel akutuhh. apa aku harus memohon ke dosennya? atau gimana? apa aku terlalu kaku? atau kurang keras kepala? aku merasa penelitian aku ga harus sempurna, aku ga masalah kalau nanti pas sidang aku dibabat abis atau dapet nilai yang ga sesuai ekspektasi, seengaknya aku maju terus bisa move on. Kalau ini rasanya kaya di tahan terus di ambang ketidakpastian, kenapa harus gini gitu.

aku mau tetep optimis kok, tapi demi apapun gedek banget AAAA.
(makasih udah baca misuh-misuh ga jelas ini <3) edit: lagi, makasih yang udah ngasih saran dan semangat! ngebantu bangett:') tunggu aku lulus!!

Jadi gini:
- Nadiem barusan ngomong anak S1 gak usah bikin skripsi buat lulus. Walaupun Redditor pada happy happy aja, realitanya adalah Program S1 itu gampangnya harus akomodir banyak kepentingan: Yg dasarnya cuman cari kerjaan, ama yg mau masuk dunia intelektualisme (niat belajar / mencerdaskan kehidupan bangsa).
Walaupun ada program D4, realitanya industri masih gak mau ngelihat anak D4 itu setara dengan S1 walaupun seringkali secara objektif industri lebih untung cari org D4 daripada S1 kalo dasarnya niat mereka itu nyari S1 fresh grad (sementara pekerjaannya ketinggian untuk S2 fresh grad).
Alhasil yang terjadi adalah S1 didowngrade jadi setara D4.
Dan juga, skripsi S1 itu realitanya masih ekspektasinya adalah penerapan dan analisa dengan framework yang ada, belum advancing human knowledge atau pendalaman. Mereka masih bentuknya penerapan. Dan diantara skripsi-skripsi yang ada, beberapa bahkan bukan merupakan penerapan dan analisa, mereka masih cuman penerapan, hanya saja bentuknya penelitian dan bukan praktik (yg berarti skripsi mereka itu aslinya tarafnya D4).
Yang Nadiem sebenernya katakan di berita tersebut adalah "Harusnya kalian masuknya D4 tapi D4 tetep gak dianggap setara S1, maka S1 tak ubah jd de facto D4".
-----
Sementara itu, program D3 itu sangat ambigu. D3 itu kelamaan kalo buat dijadikan trade school / sekolah buat pelatihan kembali misal kerjaanmu ditakeover AI, tapi kecepeten dan rigornya terlalu rendah kalo dijadiin pendidikan awal buat suatu profesi yang sifatnya profesional.
-------
Maka dari itu, saya mengusulkan:
Sistem Strata dan Diploma dihapus, digantikan sistem Tingkat. (yang punya nama lebih bagus dari Tingkat silahkan)
Jadi, pendidikan pasca pendidikan wajib dirombak total, Diploma dan Strata dihapus semua. Dijadikan 5 jenjang baru:
Tingkat I, II, III, IV dan V.
Tingkat I = setara D1. 1 semester teori + 1 semester praktik dan laporan. Semester teorinya 24 SKS, satu matkul 3-4 SKS.
Tingkat II = Setara D2. Konsepnya mirip Associate Degree AS. 3 semester + 1 semester pendek teori + 1 semester praktik dan laporan. 1 semester 21 SKS, semester pendeknya 7 SKS (total 70 SKS), satu matkul 3-4 SKS, sisanya praktik dan laporan.
Niatnya Tingkat I dan II itu dibuat sebagai trade school, buat hal yg kelamaan kalo dilatih kayak ngelatih jadi barista atau apalah.
​
Tingkat III dibuat menjadi D4 dan S1 digabung menjadi satu. Hasil akhirnya adalah mirip program S1 yang technical based (bukan research based) dan orientasinya masih cari kerjaan, bukan pendalaman ilmu dan menjadi scholar.
21 SKS per semester, satu matkul 3-4 SKS, ada 7 semester period of instruction + 1 semester magang dan laporan + tugas akhir dan KKN. Tugas akhirnya dasarnya gagasan Nadiem - boleh milih antara prakarya, boleh tugas akhir D4, boleh capstone project ala AS, dan boleh juga "skripsi abal-abal" (dalam arti skripsi yg de facto setaranya D4, yg semata-mata merupakan penerapan dalam bentuk penelitian, bukan penerapan dan analisa). Jadi fleksibel, prodi bisa milih.
Standar critical thinking dsb nya dibuat setara S1, TAPI mereka technical based jadi praktik nya masih ada dan bisa akomodir kebutuhan industri.
Tingkat III jadi pengganti prodi D3, D4 dan S1, mereka semua di merge kesini. Perusahaan nyari D3, D4 atau S1 fresh grad semua dipaksa jadi nyari org Tingkat III. Rata-rata prodi D3, D4 dan S1 semua diubah jadi prodi ini, atau diubah jadi Tingkat IV sebagaimana dibawah....
​
Tingkat IV dibuat menjadi dasarnya S1 + S2 double degree, dan mereka bener-bener fokus pendalaman ilmu dan menjadi scholar. 21 SKS per semester, satu matkul 3-4 SKS, ada 11 semester period of instruction + KKN + 1 semester magang + thesis S2, bukan skripsi S1. Thesis nya standar internasional. Normalnya memakan waktu 7 tahun. Jadi bener-bener orientasinya beda dan org yg masuk Tingkat IV udah beda bgt dr Tingkat III, dasarnya pendalaman human knowledge.
Walaupun kebanyakan prodi diubah jadi Tingkat III, prodi pendidikan dokter yg emang niatnya ngecetak dokter, pendidikan keguruan dan pendidikan agamawan (guru agama, pendeta dsb) semuanya Tingkat IV. Emang tujuannya untuk rigor dan biar serius. Jadi ya pendidikan jd dokter ya Tingkat IV sebelum koas.
Adanya Tingkat III dan IV bisa pula dipakai untuk memisahkan "anak cuman cari kerjaan" dengan "orang serius yang hendak menjadi professional-scholar / mencerdaskan kehidupan bangsa". Perusahaan disetir biar dasarnya "Butuh org S2 apa gak? Kalo kerjaan fresh grad itu gak butuh S2 mending cari Tingkat III aja".
​
Sebagai konsekuensi Tingkat III dibuat technical based dan bukan research based, Tingkat III naik ke IV waktunya lebih lama dari program S1 ke S2 sekarang karena fokusnya udah beda banget - fokusnya adalah pengabdian, pengetahuan komprehensif, pendalaman ilmu, mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka waktu nya dibuat menjadi bukan 2 semester teori + 2 semester tesis, tapi 4 semester (kalo sebidang) / 6 semester (kalo gak sebidang) teori sebelum tesis.
​
Tingkat V dibuat menjadi dasarnya program Doktor.
Waktu nya 5-8 tahun, dan dibagi jadi dua: Tingkat V ahli dan Tingkat V peneliti. Tingkat V Ahli dasarnya tujuannya pendalaman interdisipliner dan menyeluruh (kalo Tingkat IV pendalaman, Tingkat V ahli pendalaman interdisipliner dan menyeluruh). Disertasinya dasarnya tesis ++, bukan disertasi (cuman tesisnya ++ - interdisipliner, menyeluruh, dan lebih mendalam dari tesis).
Sementara Tingkat V Peneliti dasarnya program PhD AS. Harus menemukan sesuatu yg baru dan research based bgt.
Kenapa dipisah, karena pendidikan di dunia modern itu sangat siloed. Seorang PhD memang memajukan ilmu pengetahuannya, tapi pengetahuan dia SANGAT hyperfocused dan kalo boleh jujur diluar perihal yg dia interested disitu sama aja bloonnya. Sementara itu, sekat-sekat ilmu sendiri itu konstruksi sosial alias dibuat, ilmu sebenernya lebih interconnected dr yg kamu kira. Profesional, cendekiawan umum / public intellectual dsb itu malah ekspektasinya org nya "gak menemukan sesuatu baru gpp tapi harus berwawasan luas dan menguasai sebanyak mungkin cabang dari ilmu yang dia tekuni". Maka dibuat 2 progam Doktor dengan fokus yg beda.
Jenjang pendidikan tertingginya entar adalah Tingkat V ahli DAN Tingkat V peneliti di bidang yang sama. Jadinya produk akhirnya adalah dia peneliti, scientist, scholar yg memajukan ilmu, dan wawasannya dalam ilmu itu sangat luas, dalam dan menyeluruh juga (gak siloed kayak kebanyakan PhD)
------
Benefits:
- Memisahkan org "cuman cari kerjaan" dengan org bener-bener pengabdian di Tingkat III dan IV
- Meningkatkan fleksibilitas S1 / D4 equivalent
- Mempermudah retraining ketika org ditakeover AI (Tingkat I dan II)
- Mempermudah klasifikasi pendidikan tinggi DAN vokasi
- Career path jelas
--------
What do you think?

Selamat pagi para suhu redditor saya mahasiswa teknik elektro konsentrasi komputer di semester 8 saat ini tengah menjalani penelitian tugas akhir. Saat ini saya tengah kebingungan setelah topik sistem pakar saya ditolak oleh penguji. jadi apakah para suhu redditor disini ada rekomendasi topik skripsi untuk teknik elektro di konsentrasi komputer yang Kira-kira tidak terlalu sulit dalam pengerjaannya?
Terima kasih

Calling all fashionista and environmentalist komodos of indonesia, Perkenalkan kami mahasiswa S1 dengan program studi International Business Management di BINUS Business School. Saat ini kami sedang melakukan penelitian untuk kepentingan skripsi dengan judul "Sustainable Fashion on the Innovation Adoption Curve: Identifying Market Segments Using Cluster Analysis". Jika Anda memenuhi syarat berikut:

1. Berusia 18-28 tahun
2. Mahasiswa / Fresh Grad / Sudah Bekerja

Link to the Questionnaire: https://s.id/sustainable
Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner ini hanya sekitar 5-7 menit, plus, its Bilingual! Jangan khawatir, kami tidak meminta nama Anda dan informasi yang Anda berikan akan kami jaga kerahasiannya.
Terima kasih banyak atas kesediaan dan waktu saudara/i untuk mengisi kuesioner ini.

Kepada saudara/i yang saya hormati di Indonesia,
Perkenalkan kami mahasiswa S1 Sistem Informasi dari Universitas Binus yang saat ini sedang menyusun penilitian mengenai QRIS yang berjudul "Analisis Faktor yang Mempengaruhi Niat Menggunakan QRIS". Mohon bantuannya dari saudara/i untuk mengisi kuesioner kami dengan kriteria pernah menggunakan QRIS.
Berikut link kuesionernya: https://forms.gle/LsVuy7St7zZVNHva7
Durasi pengerjaan kuesioner sekitar 5-10 menit. Penelitian ini tidak meminta nama dan kami menjamin kerahasiaan dari informasi yang diberikan.
Atas ketersediaan dan waktu dari saudara/i untuk mengisi kuesioner ini, kami ucapkan terima kasih. Edit: Terima kasih banyak untuk semua responden yang sudah mengisi kuesioner kami

Haii, tolong bantu mahasiswi ini lulus. Bener2 terancam nggak lulus saking susahnya cari partisipan (mau nangis)
Apabila kamu: 1. Terdiagnosa punya Tourette syndrome 2. Tidak punya ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) 3. Berusia 13-19 tahun (beda tipis gpp) 4. Punya laptop/PC/komputer 5. Tertarik jadi partisipan penelitian skripsi
boleh DM aku di Reddit ya. Ato kalo kenal temen/saudara yang Tourette, monggo ditanyain... Janji penelitiannya nggak serem/aneh-aneh. Akan ada kompensasi finansial untuk kuota dan waktumu. Kalo mau nanya2 dulu, monggo bgtt. Thankyou!

Salam sejahtera warga residen indonesia. Sebelumnya, saya sudah meminta izin kepada moderator untuk membuat post ini.
Perkenalkan saya mahasiswa UB yang saat ini sedang butuh bantuan responden untuk mengisi kuesioner guna untuk kepentingan tugas akhir saya. Berikut kriteria responden yang diperlukan:

• Berusia di atas 17 tahun.
• Merupakan mahasiswa dengan status aktif.

Mohon kesediaannya meluangkan waktu 10-15 menit untuk mengisi kuesioner. Secara garis besar, kuesioner ini adalah tentang perasaan dan pencapaian mahasiswa yang sedang berkuliah.
Data yang responden berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian tugas akhir saja. Sebagai tanda terima kasih saya, saya juga akan memberikan saldo e-money bagi beberapa responden yang beruntung.
Kuesioner dapat diakses melalui link berikut: bit.ly/BantuSkripsiGuido (link google form).
Terima kasih atas waktu dan perhatian rekan-rekan semua. Selamat berakhir pekan.

Sebenarnya untuk dipakai sebagai bahan penelitian skripsi. Nah waktu saya mau revisi judul penelitian skripsi dosen saya menyarankan tambah satu periode laporan tahunan (yang semula sampai tahun 2021 ke 2022). Masalahnya, dr 4 dari 8 sampel bank syariah sudah keluar laporan tahunan atau laporan keuangan tahunan aja. Selain itu, cuma dua sampel bank syariah yg memiliki kode bursa saham (panin dubai syariah dan btpn syariah).