Cerita ibu ngentot anak

6 Manfaat Menulis Buku Harian: Dari Healing Sampai Pemecahan Masalah

2024.05.13 09:25 twindigital 6 Manfaat Menulis Buku Harian: Dari Healing Sampai Pemecahan Masalah

6 Manfaat Menulis Buku Harian: Dari Healing Sampai Pemecahan Masalah
https://preview.redd.it/pjhpz056b50d1.jpg?width=1920&format=pjpg&auto=webp&s=fb6a36d3de6f5da80503815e64bd8a862e67ddf6
Manfaat menulis buku harian telah tervalidasi oleh beberapa jurnal terkemuka. Ingatlah bahwa menulis buku harian hanyalah salah satu aspek dari gaya hidup sehat untuk mencapai kondisi mental yang lebih baik. Untuk memperoleh manfaat menulis buku harian, pastikan kamu juga melakukan kegiatan positif lainnya. Sebut saja, bersantai dan bermeditasi, makan makanan yang sehat, dan berolahraga secara teratur. Lalu, apa saja manfaat dari menulis buku diary?

Apakah Manfaat dari Menulis Buku Harian?

Di bawah ini adalah enam manfaat hebat dari kegiatan menulis buku harian yang perlu kamu ketahui.

1. Healing

Manfaat menulis buku harian untuk penyembuhan atau healing. Baik secara emosional, psikologis, dan fisik. Mengutip Huffpost, penulis Writing to Heal, Dr James Pennebaker, menemukan bahwa telah terjadi peningkatan fungsi kekebalan pada peserta latihan menulis. Dengan menulis cerita harian di notebook, kamu membebaskan diri kamu dari mental yang terjerat dalam trauma. Sebab pada dasarnya, stres datang dari penyumbatan emosional, dan hipotesis yang terlalu banyak berpikir atau biasa disebut overthinking.

2. Meningkatkan Kualitas Tulisan

Secara tidak langsung, manfaat menulis buku harian adalah meningkatkan kualitas tulisan. Seiring tingginya intensitas menulis, maka semakin meningkat juga keterampilan komunikasi kita secara terutama secara tertulis. Saat menulis diary dengan pulpen mungkin kamu tidak memiliki topik yang sempurna, namun dengan terus mengasah kemampuan menulis, bukan tidak mungkin kamu dapat menulis dengan cara yang cerdas. Untuk mulai memperbaiki tulisan, kamu cukup menulis apa yang kamu rasakan atau pikirkan setiap harinya.

3. Meredakan Stres

Melakukan self-talk, mengekspresikan berbagai macam emosi yang ada, kemarahan, kesedihan hingga frustasi adalah bagian dari manfaat menulis buku harian. Ini membantu melepaskan energi negatif yang sedang tumbuh dalam tubuh dan mengurangi dampaknya. Dengan menulis pemikiran ke dalam kertas, mengurangi intensitas emosi sekaligus membuat diri merasa lebih tenang. Dr James mempercayai bahwa menuliskan peristiwa yang membuat kita stres, membantu kita menerimanya sehingga mengurangi dampak negatif stres.

4. Menemukan Pemecahan Masalah

Salah satu manfaat menulis buku harian yang mengejutkan adalah membantu memprioritaskan pemecahan masalah. Membuat jurnal membantu kamu mengidentifikasi tentang apa yang membuat stres. Melihat gambaran besar masalah, membuat kamu memiliki pandangan holistik terhadap masalah. Dari sana kamu akan menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah, atau setidaknya mengurangi efek stres yang mengganggu. Dengan kata lain, menulis buku harian bermanfaat untuk mendapatkan pengakuan atas pola proses berpikir kita yang mungkin tidak disadari.

5. Memperkuat Disiplin Diri

Apa manfaat buku harian untuk anak anak? Mungkin memperkuat disiplin diri bisa menjadi manfaat yang paling besar dampaknya. Pasalnya, menyisihkan waktu secara teratur pada pagi, sore, dan malam hari untuk menulis buku harian adalah tindakan disiplin. Dari kebiasaan yang teratur ini dipercayai akan membentuk sikap disiplin yang sama bagusnya dalam kegiatan lainnya. Misalnya, menjaga kerapihan kamar tidur, atau menjaga kebersihan spot bekerja.

6. Menambah Daya Ingat

Mengutip Journey Cloud, otak cenderung menyimpan informasi yang telah ditulis di buku, termasuk buku harian. Setelah menuliskannya di buku, otak akan membuat koneksi yang lebih kuat dengan informasi yang telah dipelajari. Hal ini karena tangan dan otak memiliki hubungan yang unik, yang dipicu oleh komposisi pikiran dan gagasan. Dengan begitu, kamu pun lebih mudah untuk mengingatnya pada masa mendatang.
Apa yang bisa ditulis di buku diary? Buku diary biasanya berisi berbagai pemikiran yang ingin dituliskan secara subjektif. Jadi, kamu bisa menulis tentang apapun termasuk hal yang bersifat rahasia dalam buku harian kamu. Untuk membuatmu bersemangat menulis setiap harinya, gunakan pulpen dan notebook custom dari Twin Digital. Kamu bisa custom sesuka kamu loh!

Temukan Twin Digital di:

Situs Web: twindigital.id Situs Blog : twindigital.co.id Facebook. : twindigital.id Instagram: twindigital.id Tiktok: twindigital.id Shopee: twindigitalprinting dan twin_creative Tokopedia: twin digital dan digital printing indonesia

submitted by twindigital to u/twindigital [link] [comments]


2024.05.13 06:55 muizz04 Is this often a False Dilemma and Hypocrisy that has been spewed out for generations?

Hello, I often hear this saying "Ibu mampu menjaga walau 10 anak tapi sorang anak pun payah payahan menjaga ibunya". in criticism of this art https://ibb.co/dkz5Bjy
When i apply and deduct every scenario, I cant help but think this is a backward thinking, it serves nothing but make you feel like crap unjustifiably as a child to a mother. let me just say caring for your mother UNIVERSALLY should be done, but to guilt trip children these scenario of context (in the picture} is just BOGUS, a conclusion that derived from lack of critical thinking ability (Open for discussion}
Let us be realistic here, it just happens that the mother is a STAY-AT-HOME mom. those who grew up with office-working mothers saja merasa kana besarkan dengan 2nd mother I.E (Nannies, Aunt, Grandparents}, kana passing passing penjaga, cannot compare situations or you'll create a logical paradox.
All expenses for STAY-AT-HOME mothers are taken care of by the fathers, so Mothers often dont need to worry about outside world other than house chores and caring children, take away all these things, the mothers would have to work and wouldnt have time to take care of the children, leaving them with the care of 2nd parents. which what i listed as Nannies, Aunts, Grandparents etc but grown up children has only themselves to work and find rezeki to thrive in society
I propose in face value there is nothing wrong with the picture, it even feels wrong for me to say there is nothing wrong with the picture because this very scenario has been passed around generations upon generations that we should just accept it.
In addition ,In the comparison picture, I only see the mother caring for their children, where is the grandmother? why didnt the mother care about the grandmother?. oh, because she already has her hand full *BUSY BEING A HOUSEWIFE* so she passes it to other who seemed to be less busier, often a single sibling to take care of the grandmother, and its the same circle of false dilemma and hypocrisy again
submitted by muizz04 to Brunei [link] [comments]


2024.05.12 11:27 AkaunSorok The dark side of Islam is a pathway to many abilities some consider to be unnatural.

The dark side of Islam is a pathway to many abilities some consider to be unnatural. submitted by AkaunSorok to MalaysianExMuslim [link] [comments]


2024.05.12 11:04 nazrilaizudinn Berapa ramai ibu susuan yang diperlukan untuk menyusu seorang anak supaya seluruh penduduk Bumi menjadi mahram kepada anak tersebut?

Soalan pada tajuk.
Seperti yang kita (umat Islam) ketahui, ada tiga sebab untuk menjadi mahram iaitu melalui nasab, perkahwinan dan penyusuan. Pada kali ini, kita berfokus kepada penyusuan.
Seorang anak menjadi mahram kepada ibu susuan apabila anak yang disusukan berumur bawah 2 tahun dan disusukan 5 kali kenyang.
Hal ini membolehkan hubungan kekeluargaan terjalin antara anak tersebut dengan keluarga ibu susuan walaupun kedua-dua mereka itu tidak berkait/ajnabi (ataupun juga berlainan agama!) sebelum penyusuan. Hal ini secara tidak langsung juga memungkinkan seseorang anak menjadi mahram kepada seluruh dunia.
Sekiranya seluruh penduduk dunia menjadi mahram kepada seseorang anak, maka anak tersebut berhak untuk memandang semua penduduk bumi tanpa mengira jantina (asalkan tak berahi/bernafsu). Selain itu, anak tersebut boleh tinggal bersendirian/berduaan dengan semua penduduk bumi tanpa syak. Tiada batasan pergaulan antara anak tersebut dengan seantero populasi bumi (batasan setara dengan keluarga nasab). Semua perkara yang halal di kalangan keluarga nasab anak, halal juga kepada keluarga susuan anak tersebut.
Namun, anak tersebut tidak boleh berkahwin dengan sesiapa pun diseluruh dunia. Maka, anak tersebut tiada dapat menyambung nasabnya.
Bagi saya ini ialah soalan yang menarik untuk dibincangkan pada MLATS. Mungkin juga layak untuk dijadikan video standalone.
sumber rujukan: BAYAN LINNAS SIRI KE-70: ISU BERKENAAN IBU SUSUAN & PELBAGAI HUKUM (KAD ATAU SIJIL SUSUAN) https://muftiwp.gov.my/ms/artikel/bayan-linnas/1138-bayan-linnas-siri-70-isu-berkenaan-ibu-susuan-pelbagai-hukum-kad-atau-sijil-susuan
submitted by nazrilaizudinn to Ajar_Malaysia [link] [comments]


2024.05.10 07:27 Lans__ “Perempuan yang haram dikahwini”

It's basically a syllabus for Form 5 students in the Pendidikan Islam subject. Let me recap what I found outstanding about this topic...
Macam mana pulak dengan syllabus tentang lelaki yang haram dikahwini? Tajuk ni tak mention pulak kahwin dengan budak perempuan ni haram? Pegang tangan dengan perempuan yang bukan mahram tu haram tapi kahwin sampai 4 tu moral pulak? Kenapa lelaki je boleh kahwin 4, perempuan tak boleh? Takut jadi beta cuck ke? 😂
I find this syllabus to be extremely one-sided, unfair, misogynistic and highly weird...
submitted by Lans__ to MalaysianExMuslim [link] [comments]


2024.05.08 08:57 Numerous_mango_1919 Long Rant (I think), and question

TLDR; Anak saya mengalami pendarahan masif, tubuhnya gak bisa memproduksi sel darah sendiri dan dia butuh banyak transfusi darah dan platelet (trombosit). Adik saya bilang kalau kami beruntung tinggal di sini (Taiwan), karena gak perlu kesulitan mencari pendonor ke sana sini. "Kadang, mau cari 1 kantong aja, susah," katanya.
Menurut kalian, faktor apa yang membuat Indonesia kekurangan stok darah? Apakah kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah, masih kurang? Ataukah peran pemerintah untuk mengedukasi yang masih kurang?

Tanggal 5 Mei, anak saya masuk RS jalur IGD, karena batuk dan muntah darah yang parah, dia kehilangan sekitar 3 liter darah di rumah dan selama perjalanan ke IGD. Dan lebih banyak lagi saat sampai di IGD, tapi kami gak tau berapa banyak, karena darahnya ada di mana-mana.
Setelah pemeriksaan, pendarahannya berasal dari Varises Esofagus, yang memang sudah ada diagnosanya sejak lama. Saya gak akan jelasin detail itu apa, karena bukan inti ceritanya.
Rupture Esophageal Varices is one of the most "bloody bath" incident, according to the IGD nurses. They don't experience it that often, though. Mungkin karena tekanan darah di dalam Varises itu tinggi, jadi kalau pecah akan terjadi pendarahan masif.
Selain kehilangan darah yang (sangat) banyak, anak saya juga punya diagnosa Anemia Aplastik, basically sumsum tulangnya sudah gak memproduksi sel darah sendiri lagi. No Red blood cell, white blood cell and platelet. Jadi dia bergantung transfusi darah merah dan platelet. Kalau darah putih, it's a different story.
Setelah operasi minor untuk menutup sumber pendarahan dan sedot darah yang sempat terhirup ke paru-paru, kami fokus untuk mengembalikan volume darah yang hilang. Rencananya 30 kantong darah merah dan 30++ kantong platelet. Or even more.
As a reminder, my son's body is not be able to produce its own blood cells, the transfusions are the only way for his blood to back to the goal level. Dia sudah bergantung transfusi darah merah setiap 5-6 hari sekali dan transfusi platelet setiap 3 hari sekali.
Setelah cerita ke keluarga, adik saya bilang kalau kami beruntung tinggal di sini (Taiwan). Karena mendapatkan 30 kantong darah dan 30++ kantong platelet, kelihatan mudah. Kami gak perlu lari dari satu bank darah ke bank darah lain. Gak perlu upload minta bantuan donor ke sana sini.
I don't say Taiwan is perfect. Kalau stok darah lagi tipis banget pun, ada kok yang juga minta tolong orang untuk jadi donor pengganti. Tapi selama lebih dari 10 tahun di Taiwan, baru 1 kali saya dengar kejadian itu.
So menurut kalian, faktor apa yang membuat Indonesia kekurangan stok darah? Apakah kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah, masih kurang? Ataukah peran pemerintah untuk mengedukasi yang masih kurang?

Oh ya, please pray for my son. Dia sudah masuk ke ruang operasi, operasi ususnya yang stricture untuk yang ke sekian kali. :) Crohn's sucks!
Thanks, komodos!
submitted by Numerous_mango_1919 to indonesia [link] [comments]


2024.05.05 15:52 tersxin Tragedi Malaysia

Banyak tragedi menimpa Malaysia kebelakangan ini,yang agak membimbangkan kerana ia memberi imej yang tidak baik kepada keadaan sesebuah negara pada ketika ini..Ini secara tidak langsung menggugat keselamatan penduduk di dalam negara..Perkara ini berlaku dengan kerap menjadi kita tertanya-tanya adakah ini adalah satu corak hasil daripada masalah yang terdapat di Malaysia yang tidak diselesaikan??Contoh Masalah:Kes ragut beberapa kes sedangkan sebelum ini kurang kes ragut tetapi semakin hari semakin kerap tanpa takut,Pesawat terhempas berulang kali yang telah mengambil nyawa insan yang terkorban,samun khianat seperti yang berlaku kepada akhyar rasyid,faisal halim,kes samun seperti berlaku di Klang dan menggunakan parang boleh membunuh penduduk…Anak Muda hancur dengan penyebaran video lucah bangsa Melayu Islam yang tidak diambil serius oleh pihak berkuasa,hanya mengambil serius bab Poligami…
Ibu bapa yang bodoh tidak menjaga anak-anak yang masih mentah,untuk hidup bebas yang menjadikan 2 remaja perempuan dan ramai lelaki bercampur di dalam hotel dan mereka adalah Melayu Islam..Masyarakat kurang sensitif terhadap tragedi dan masalah,kurang simpati dan hanya membuat semua yang terjadi sebagai bahan jenaka…Lagu Melayu Islam berunsurkan Zina..Kumpulan Muzik melayu Islam tanpa bersalah membuka aurat seperti orang kafir tetapi menyanyikan lagu raya..melakukan dosa dan redha akan dosa yang dilakukan..Cuaca panas melampau.Pihak keselamatan yang mementingkan wang daripada keselamatan negara.Budaya sugar daddy,call girl,kelab malam,dadah,zina berleluasa…Pada zaman dahulu,mungkin yang terlibat orang dewasa,tetapi kini remaja turut serta dalam gejala haram..Ini adalah bala yang diturunkan..Malaysia mungkin tidak mengalami Tsunami atau gempa bumi,tetapi ini adalah salah satu bala yang menyeksa seluruh Malaysia kerana yang jahat tidak insaf dan yang baik tidak menegur..
Bagi aku,ini semua terletak kepada kekuatan agama pada sesebuah negara,sebagai penahan seseorang untuk membuat jenayah meskipun tiada siapa yang tahu..Kemudian,ini adalah kesan polisi negara yang gagal yang telah mendesak ramai orang melakukan jenayah untuk hidup kerana makanan asasi seperti beras tidak dapat diperolehi...Kemudian,pencen yang dimansuhkan kepada penjawat awam menindas lagi golongan miskin...Kemudian adalah sikap pihak penguatkuasa undang-undang yang menerima sogokan dan menjadikan keselamatan Malaysia sebagai taruhan kerana gaji sedikit yang berpunca oleh kegagalan kerajaan..
Ingatlah,tiada erti kekayaan jikalau kita tidak selamat untuk menikmati kekayaan tersebut di rumah kita,apabila kita berisiko untuk dirompak atau dibunuh bila2 masa..Akhirnya adalah sikap rakyat Malaysia yang tidak matang dalam kehidupan…Tidak matang bermaksud tidak mempunyai kewibawaan dan kesiapsediaan untuk mencegah kesalahan dan mendorong kebaikan..Rakyat Malaysia terlalu lembut dan tidak mempunyai tindakan yang berguna mengambarkan kebodohan…Contohnya,apabila kelab bola sepak memberikan prestasi yang hampa,tidak sepadan dengan bajet yang diberikan,pemain neutralisasi diambil,tindakan mestilah diambil tidaklah cukup hanya dengan kata-kata semangat sahaja..Ini punca masalah yang terjadi seperti zina,bahan lucah,jenayah berlaku di siang hari..Kemudian,rakyat Malaysia tidak kompeten dan serius apabila menggalas tugas kerana sikap yang kompeten dan professional dalam rakyat boleh menggerak negara ke hadapan kerana setiap tugas diambil dengan fokus dan tanggungjawab..
Tetapi dengan sikap dengki,penting diri,mencampur urusan peribadi dan kerja,kualiti kerja yang rendah kerana malas,cuai dan malas,sikap Lemah dalam bekerja,masih mengamalkan sikap ‘ekonomi sara diri’ dalam kerja professional menjadikan kerja tidak disiapkan dan pesawat boleh terhempas membunuh warga Malaysia yang lain..Easy time creates weak men..Naratif negara kelas ketiga direka untuk membezakan negara blok komunis dan blok kapitalis..Malaysia negara kelas ketiga kerana dasar berkecuali bukanlah disebabkan warna kulit atau ekonomi..Malaysia tidak lebih rendah berbanding negara USA..Kembalilah kepada agama supaya dirahmati Tuhan dan tingkatkan taraf kerja kita supaya kita dapat hidup aman damai dan sesi akan tempat yang selesa kepada keluarga kita.
Persoalannya Sampai Bila?
submitted by tersxin to NegarakuMalaysia [link] [comments]


2024.05.02 08:24 CommercialEnd6772 Uang susu dan Uang tepai

Untuk yang pernah punya pengalaman atau cerita pernikahan etnis tionghoa, boleh info besaran uang susu dan tepai itu berapa ya 🤣🤣🤣
Jd adik aku mau nikah, tapi ini pernikahan pertama dikeluarga. And we confused how much "uang susu" should be given to pihak perempuan, krn ga ada pengalaman. Bokap nyokap (anak tunggal dua duanya) dulu ga pake acara uang susu uang susu soalnya.
Ive already asked some of my friends but some of them ga pake uang susu, dan yang lain cuma jawab "besaran tiap org beda2" but from my family we would like to appreciate the girl's family appropriately, tp kadang takut angkanya kekecilan.
Kita bukan dr upper class sih, dan calonnya juga bukan dr upper class, tengah2 aja. Jd kita bingung angka2nya dan adik aku ga enak nnya calonnya
Terima kasih sblmnyaa 🙏🙏🙏
submitted by CommercialEnd6772 to Perempuan [link] [comments]


2024.04.30 23:30 tersxin Nakalness

Sedap sangat doh lagu ni..Nakalness dan Aali 3gp dan kumpulan Fpb menunjukkan rakyat tempatan berbakat walau masih muda dan boleh menandingi negara-negara lain walau berbeza warna kulit dan budaya..Nakalness anak muda,umur tk smpai 30,tetapi boleh buat muzik yang BAIK..Muzik yang baik ni universal..Aku tknak cerita pasal artis dia sangat..Tetapi dua lagu dia bagi aku 10/10…Pertama,Badboy,kalau kau minat rentak yang upbeat dan bertenaga,lagu ni adalah lagu yang well done dari segi beat,video simple,tetapi tetap well done,ini lagu HiTS..Lagu rap yang ada FLOW dan boleh nyanyi…Lagu ni beri nafas baru,unik kepada muzik negara selain rap tkda flow,,atau lagu sedih seperti lagu Dawai...Januaari pula lagu sentimental.Lagu ni sangat sedap..10/10…Editing dan Video out of this world dan the best in the world..City life...Dua lagu ni takkan bosan..Ambil masa dan dengar,lagu taraf S menandakan walau underground,boleh mencipta lagu yang berkualiti,bukan pada nama dan warna kulit semata.Tidak perlu perempuan seksi,profanity dan makian dalam karya.
submitted by tersxin to NegarakuMalaysia [link] [comments]


2024.04.30 13:59 lil_pip_boi I Don't Wanna be a Sandwich Generation. Wdyt?

This might be controversial, tp gw lagi galau and I wanna hear what u guys think
Jujur ngeliat banyak post soal sandwich generation dimana orang2 seumur gw are barely living karna gaji nya kemakan ortu, and I'm genuinely scared. I grew up poor (well still am), nyokap gw single mother tiga anak with UMR Jakarta poor. Gw umur 21, saat ini gw lagi kuliah undergrad di LN, support diri sendiri financially. Nyokap ga mampu biayain, and not scholarship either. Tapi gw kerja jadi freelance consultant/contractor gtu, precarious, can only take short contract during summer, but gaji standar Europe yg lumayan cukup gede untuk standar Indo.
Kadang kalo ngobrol, nyokap sering mention kalo gw satu satunya anak yg dia bisa depend. She said, gw anak cowok paling tua; kk gw cewek and a stay at home mother; dan adek gw cowok, jujurly bego (not an insult, I think he might have learning difficulties), so we somewhat accept that he wont be much in the future (hopefully not).
Nyokap gw happy tau gaji gw lumayan, even though she overlook how so precarious banget it is. (Think of like kontrak 30jt for a month work, but gw cm available ambil kontrak sekali dalam setahun (aka summer break), jadi tu duit beneran harus gw stretch for one year of expenses, which makes it like 2.5jt/bulan). Dia bilang kalo gw lulus, dan nanti gw dapet kerja di LN, dapet gaji gede. Dia mau keluar dari kerjaan UMR nya, dan cuma depend dari kiriman bulanan gw buat kebutuhan sehari hari dan buat seneng seneng.
I hope this doest come out as rude, tapi gw bener bener gamau kyk gtu. I dont want to be her sole breadwinner. Gw sayang sm nyokap gw, but the idea that a huge chunk of my salary will be gone, and I would be living like those sandwhich generation stories (Gak kekurangan hidupnya, tapi buat seneng seneng sulit, and it's a constant financial headache) is a nightmare for me. I want to live a happy fulfilling live. I love her, tp jujur kalo ada disposable income kyk gtu gw, I wanna use it to travel the world, buy property, stuff that makes me happy. Jujur gw mau foya foya with my hard-earned money.
Kalo denger cerita temen2 European gw, mereka bilang ortu mereka independent. They dont send them monhtly allowance dan mereka jg ga minta, kadang ngasih kl cuma ada bonus aja. And they dont feel the moral obligation either. The liberal idea that a parent have moral obligation to a child, but a child not necessarily have moral obligation to their parents bcs it's the parents choice to have the child and not the other way. I agree honestly. One of my justification mungkin karna nyokap gw jg ga bayarin gw kuliah, so in a way I dont have financial obligation to her (?).
I understand mungkin it's more feasiable in Europe, welfare system mereka cukup untuk orang tua bisa independent compared to Indonesia. And we do have a different moral principle: anak yang berhutang budi kepada orang tua. But idk, gw galau, what do you guys think?
submitted by lil_pip_boi to indonesia [link] [comments]


2024.04.30 13:00 Forgetful_Learner [ASK and SHARE] Antara Kerja dan Studi Lanjut (Berbagi Pengalaman)

Halo semua,
Gua lulusan S2 salah satu kampus besar di Jabodetabek, S1 di kampus yang "tidak terlihat" di wilayah Jawa Tengah - Timur. Saat ini gua sedang kerja di salah satu lembaga swasta. Untuk S2 ilmu eksakta tanpa pengalaman kerja, gaji gua saat ini >Rp. 5.000.000 dan gaji Tugas-tugasnya bisa gua lakukan dengan baik, utamanya pekerjaan gua itu berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, dan didukung oleh grup komunitas. Tidak terlalu ngoyo dengan tech, tapi juga ada tech side yang lumayan buat loncat kembali ke S3.
Lingkungan kerja plus minus, teman-teman gue millenials dan gen z, ada boomer juga (yang tentu sumber kekesalan sekantor), dan ada jatah WFH nya, meskipun saat ini sedang jatah tersebut sedang dimain-mainkan oleh manajemen.
Ibarat kata, they are currently showing their might in front of employees.
Stres ada, tapi lebih ke lingkungan dan hubungan gue dengan komunitas. Lingkungan kerja juga cenderung lambat dan tidak terlalu mengejar target. Makanya nyaman. Gue masih dependen (rumah dan makan saja, dengan bayar bulanan ke ortu).
Gua saat ini sudah masuk bulan ke 7 - 12 bekerja, dan kontrak gue mau habis. Secara default gue akan perpanjang kontrak, kecuali manajemen memutuskan gak suka sama gue lagi. Gue ada pertimbangan mau studi lanjut ke LN, dimotivasi keinginan gue untuk jadi peneliti, pindah ke LN, dan ada dasar pengalaman kerja dengan topik kerja kantor yang kebetulan ada bersinggungan dengan akademisi.
Salah satu yang gue rindukan di dunia kuliah itu "tenggang rasa", "fleksibilitas", "jujur apa adanya", "berani di depan muka". Perilaku beracun (toxic) di kantor itu umumnya pasang muka poker, lalu bicarakan di meja rapat manajemen, dan kemudian jadikan hukuman berjamaah (collective punishment). Juga sifat manajemen yang selalu "melarang pegawai merasa nyaman".
Tapi gua juga sadar, di akademia juga sama sulitnya: jam istirahat tak menentu, tekanan stres bisa memuncak sewaktu-waktu, dan kalau terisolir, sama depresinya dengan saat bekerja. Tapi yang gua rindu dari akademia itu rasa nyaman dan tenteram yang entah kenapa selalu ada, bisa menikmati kebebasan akademik, tanpa terkunkung jadwal yang baku, dan bersih dari office politics (Faculty politics tetap ada, tapi tidak semengerikan dan sekonsisten politik kantor).
Entah kenapa, gue gak terlalu ambisius untuk cuan, meskipun kekhawatiran finansial itu tetap ada, dan gua sadar gua gak bisa dependen terus menerus. Gua juga ingin mandiri dan bisa memenuhi impian gue (minimal fisik atraktif dan punya stamina, ada uang untuk bisa ngapain aja). Di samping itu, gua mau masuk dunia tech tapi sadar dengan hustle culture dan rapid learning culture, gua bakal tertindas juga.
Apakah komodos ada mau berbagi cerita tentang percabangan jalan ini? Antara work dan academia? Gua dulu ambil S2 sempat karena takut kerja, dan skg gua kembali "anxious" dan ingin kembali ke kenyamanan akademia. Apa definisi nyaman teman-teman? Apakah bekerja dari kontrak ke kontrak termasuk nyaman dalam penilaian teman-teman? Apakah teman-teman merasa "terlambat" e.g. terlambat nikah dan punya anak akhirnya harus siap membiayai anak-anak menjelang bahkan saat sudah pensiun, atau terlambat memulai karir sehingga perusahaan impian tidak bisa digapai lagi karena batas umur?
*Pengalaman relatif, mungkin ada yang terbalik dan berbeda, harap maklum.
submitted by Forgetful_Learner to indonesia [link] [comments]


2024.04.26 23:20 sunset_diary Siksa Neraka



Ada yang sudah nonton film siksa neraka di netflix ?
Film amburadul. Yang suka nonton sinetron indosiar pasti suka film ini.
Kalo saya yang jadi sutradara film ini di akhir cerita yang sebenarnya sudah mati itu bapaknya dan semua siksaan di neraka yang dialami anak-anaknya hanya halusinasi si bapak saat menjelang ajal.
Ini karena yang sebenarnya paling bedosa itu bapaknya yang seorang kadrun sok suci, jualan agama, merasa dirinya yang paling benar dan suka bubarin ibadah umat kristen.
Sudah seperti Joko Anwar belum ?

submitted by sunset_diary to indonesia [link] [comments]


2024.04.26 19:28 kitten1932 Just did my third LPDP interview, gimana sih cara LPDP assign pewawancara ke peserta?

Hi all, ini post pertamaku di reddit since I never had any inclinations to write any. In this case however, aku bener-bener merasa frustasi dan sedih. Aku merasa butuh pov dari orang lain mengenai what has happened during my interview process di LPDP (ku sudah cerita ke orang-orang terdekat, so reddit is not my only place to vent). Didn't find any relevant subreddit, jadi maaf kalau misalnya kurang tepat ya postingannya :(
Hari ini adalah seleksi substansi LPDP ketiga yang sudah kujalanin. Tahun lalu aku daftar 2 kali, dua-duanya gagal di seleksi substansi juga. Pengalaman ku di previous rounds was okay, tiap gagal aku bisa derive sekiranya kenapa sih aku gagal dan try to improve so that I can hopefully succeed di next attempt. Ga pernah juga punya masalah dengan interviewernya. Tapi hari ini aku kedapetan interviewer yang sangat "wah".
Saat pertama kali perkenalan, karena namaku itu sama dengan salah satu penyanyi barat (lets's call her Cecille), interviewer ini (let's call him A) bercanda dan bertanya "wah, kok Cecille ga nyanyi?". Aku balas "Hahah, kalo saya Cecille yang penyanyi itu saya gabakal ada disini pak". His reply was "Iya bisa bedain kok, Cecille mah gemuk kamu engga kok".
Okay, mungkin si bapak A ini memang typical ignorant boomer yang suka becancain fisik wanita. It was a small (albeit tetep unsolicited) comment. I ignored it. Btw disini interviewernya ada 3 ya guys:
  1. Bapak A
  2. Ibu B
  3. Ibu C
Mulailah interviewnya. Awalnya masih aman, Ibu B yang sepertinya psikolog nanya-nanya soal psychological things. It was amicable and respectful. Ketika gantian ke Ibu C, mulai ditanyakan apasih yang mau kucapai di S2 ini, kenapa milih negara yang mau kutuju, dan lain sebagainya. Aku membahas banyak hal dan memang kedapetan pembahasan seperti kenapa aku ga milih S2 di Indo dan apa masalah yang mau ku solve di Indo ini. Disini aku banyak bandingin apa aja yang masih kurang di Indo dibandingin LN. Aku mengingat bahwa hal-hal yang ku bahas itu mostly dari apa yang sudah ku riset, dan dari Ibu C pun juga ga menyangkal data-data yang kubawa. Out of nowhere Ibu C bertanya:
"Oke, kalau gitu misalnya nanti kamu sudah disekolahkan ke LN menggunakan pajak negara yang kamu bodoh-bodohi ini, kamu baka abdcdef...?"
It wasn't the exact wording ya, tapi kira-kira mirip seperti itu. Aku pun kaget karena sepertinya aku memberikan impresi merendahkan Indo dari statement-statement sebelumnya. Aku tidak merasa sudah mengatakan hal yang out of line, tapi aku mikir kalau intensi kita itu mungkin belum tentu dianggap orang dengan tepat. Jadi sebelum menjawab pertanyaan sebenarnya, aku mencoba untuk minta maaf.
Aku: "Oh, bu sebelumnya minta maaf ya kalau saya ngasih impresi seperti membodoh-bodohi Indonesia, saya-" (ini langsung dipotong, dan memang dalam interview bersama Ibu C ini beliau cukup sering memotong pembicaraanku)
Ibu C: "Oh gapapa gapapa. Kan kamu punya asumsi, saya tidak menyalahkan asumsi kamu. Lanjut langsung jawab aja pertanyaannya."
I feel weird. Somewhere during the interview, perkataanku di misinterpret and I can't pinpoint perkataan mana yang menghasilkan impresi itu. Tapi yasudah, aku lanjutkan interviewnya. Akhirnya giliran si Pak A yang menginterview saya.
Guys, it wasn't an interview. The guy literally went batshit crazy. Dia nguliahin aku dan in any given time dia ingin bertanya, dia lakuin itu untuk mojokin aku.
Basically dia punya asumsi bahwa aku ini some arrogant S1 graduate yang gatau apa-apa dan aku nantangin senior-senior yang ada di bidang yang mau kutempuh di S2 (which is him, apparently). Some notable quotes:
"Kamu ini kan istilahnya baru punya gelar S1, tapi seakan-akan lebih tau dari senior-senior di bidangmu yang udah bertahun-tahun di bidangnya"
"Kamu pakai kata 'doang', itu offensive loh" => this is the only tangible indication of where I went wrong, whether whatever data I stated previously was incorrect or not I would never know.
"Kamu manggil saya dan ibu B dan C pakai kata 'kak' itu ga oke loh. Ya mungkin karena kamu kerja di tempat semacam (insert a startup name here)"
Iya, dia marah karena aku sering slip up manggil 'kak' dan dia cukup merendahkan hal itu karena dia melihat itu culture dari startup. But ffs, di startup we don't even use 'kak', we directly use names.
Selain itu dia berusaha menchallenge studi yang mau kulakukan, tapi dia bener-bener gamau dengerin apapun yang kujawab. Dia seperti sudah punya definisi sendiri dan gamau sama sekali untuk menerima apapun yang aku coba jelaskan, ketika aku berusaha untuk menjelaskan dengan elaborate (because it is a complex subject dan a straightforward answer is not gonna cut it), dia bakal motong pembicaraanku, mengulang pertanyaannya secara memaksa dan menyerang hal-hal kecil yang bisa dia serang (nitpicky). From this convo (if it can be called a convo at all), pak A ini ga melihat apa yang mau aku pelajari itu sesuatu yang real tapi dia juga ga mencoba untuk mendengar apa yang mau kusampaikan. Dia lagi-lagi kembali ke gagasan bahwa aku ini sok tau dan ga seharusnya aku merendahkan (dan memakai kata 'doang') in the first place. Semua point yang dia bawa ke argumen ini sebenernya bisa kusanggah dan ingin sekali rasanya aku menjelaskan pov ku, but he really didn't give a damn.
Bahkan I tried apologizing 2 times untuk own up to my possible mistakes. I don't want to offend anyone, dan aku ingin bisa kembali untuk membicarakan yang seharusnya dibicarakan di seleksi substansi pada umumnya. Tapi semuanya tidak didengar karena langsung dipotong.
Aku nahan nangis sepanjang sisa interview itu, karena aku ga dikasih kesempatan untuk present my case, kenapa aku mau kuliah S2 dan apa yang membuat aku bisa mencapai goal yang ingin kulakukan setelah lulus S2. He didn't even ask about the universities I want to go to (padahal aku udah dapet LoA di salah satu uni bagus di UK). Mind you, ini question ter-basic sepanjang sejarah seleksi substansi LPDP yang memang harusnya dibahas. Dan semua ini terjadi karena pak A benar-benar ga professional dalam mengatur emosinya sebagai pewawancara. Honestly kalau memang benar aku membuat kesalahan during the interview, I would own up to it. Tapi mau membuat kesalahan seperti apapun, ga seharusnya pak A malah merendahkan aku, memojokkan aku dan memotong pembicaraanku di setiap saat dia rasa aku ga menjawab sesuai ekspektasinya. Interview dengan pak A itu bahkan 80-90% dia yang berbicara, bukan aku sebagai peserta yang diberikan waktu untuk bercerita.
Pada akhirnya, interview selesai dan aku diberikan waktu untuk mengatakan closing statement. Disitu aku berterima kasih dan juga mengharapkan mereka untuk sukses, walaupun pak A hanya menjawab "Kok jadi kamu yang pengen kita sukses, harusnya kita yang doain kesuksesanmu. Kita mah disini diem-diem aja hahaha".
Segera setalah aku leave Zoom meetingnya, aku melepas tangis selama kurang lebih 2 jam :')
Aku ini orangnya sangat berhati-hati dalam bicara dan dari semua good feedback yang orang kantorku sering kasih, strong point ku selalu ada di bagian komunikasi (especially since I work as a software engineer). Aku juga sangat nyaman melakukan interview, I consider it as my forte during any selection process. Aku ga nyangka journeyku selama 1,5 tahun kebelakang dalam persiapan S2 ku akan berakhir karena aku give a wrong impression during the interview. So much time and money wasted.
It makes me wonder, sebenarnya gimana sih pihak LPDP memilih seorang interviewer? Identitas interviewer disamarkan sehingga aku juga gabisa nebak-nebak apa sih profesi si pak A ini. I guess they do it on purpose supaya gaada kasus sakit hati seperti diriku yang berujung fatal ya haha.
Anyway, aku sayangnya gabisa ngasih banyak detail mengenai banyak hal karena mau maintain anonymity jadi pasti gabisa determine apa yang went wrong gitu. Aku pun masih gatau aku terdengar seperti apa pas interview sehingga bisa memancing respon seprti itu dari pak A. All that I have done itu cuma ngisi survey setelah interviewnya, disitu aku complain mengenai treatmentku dalam interview kali ini. Tapi entahlah, kayaknya gaakan ada tanggapan apapun dari pihak LPDP.
Yang udah baca sampai sejauh ini, terima kasih yaa. Semoga kalian sehat-sehat terus dan terhindar dari orang-orang seperti pak A (dan mungkin dari orang arogan seperti diriku lol).
submitted by kitten1932 to indonesia [link] [comments]


2024.04.23 10:50 My_Name-is-007 Malaysia is bolehland.

Malaysia is bolehland.
Sekarang kita tengok siapa yang racist.... Okayy...goo!!!
submitted by My_Name-is-007 to Bolehland [link] [comments]


2024.04.23 03:37 Fearless-Structure88 List of responsibilities for husband and wife

List of responsibilities for husband and wife submitted by Fearless-Structure88 to Bolehland [link] [comments]


2024.04.21 22:34 mistadobaloner How to cope with aging parents?

Pertama-tama, i wanna say that i am grateful that i have a loving parents. Ya, orang tua gua gak sempurna sama seperti manusia pada umumnya, banyak kok salahnya, tapi gw termasuk orang yg mikir klo orang tua udah melakukan yg terbaik yg mereka bisa, anggap produk terbaik bagi generasi mereka. Gua bisa liat dari cerita² mereka dan sepengamatan gua sendiri sih dibanding adek kakaknya dan generasi sebelumnya/orang tua mereka, merekalah yg gw liat paling baik atau at least termasuk yg paling baik. Tahun ini mereka 50 tahun. Banyak mungkin yg nganggep 50 tahun ga begitu tua, dan iya sih dulu pun pas gw masuk kelas 1 SMP bahkan ada yg orang tuanya udh 50an. Tapi ngeliat fisik mereka, it hurts. Mereka juga kayak ga seriang dan energik kayak let's say 7 tahun lalu. Gua ngeliat foto-foto nyokap gua di FB dari 7-10+ tahun lalu kayak damn, keliatan banget banyak perubahan fisiknya khususnya di muka, dan banyak juga foto² mereka keliatan genuinely happy (well, same as me, i was much happier back then too).
Idk gua tau manusia itu makhluk fana yg ga akan selamanya ada di dunia ini, tapi inget tahun 2020-2021an pada saat kakek dan uwa (abangnya ayah) meninggal dan anaknya ini seumuran sama gua, gw sekarang jadi semakin inget bahwa orang tua kita bisa meninggal kapan aja, kita gak tau. It doesn't help that tahun 2022-2023 ada berita di grup kelas kayak 3-4 anak, orang tuanya meninggal, it hits me more.
2 tahun terakhir hingga sekarang, bokap gw udah ada masalah di prostatnya, rabu kemaren klo ga salah beliau berobat ke rumah sakit saat gw baru berangkat ke kos yg udah di provinsi lain. I know my father, he's a crazy hardworking man, sama kayak nyokap gua juga, keduanya gua perhatiin suka kurang tidur karena kerjaan mereka. Belum lagi dua sisi keluarga punya riwayat penyakit jantung. I just can't imagine living without them in this world.
submitted by mistadobaloner to indonesia [link] [comments]


2024.04.21 06:40 novkriz puhhh sepuhh ajarin dong puhh

puhhh sepuhh ajarin dong puhh
Pada zaman dahulu, tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Dia mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu dia berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga bapaknya. Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada Ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu mendengar cerita itu. Tanpa sengaja dia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya. Sangkuriang terluka. Dia sangat kecewa dan pergi mengembara. Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Dia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Dia akan selamanya muda dan memiliki kecantikan abadi. Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya disana, kerajaan itu sudah berubah total.
Di sana dijumpainya seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut maka, Sangkuriang melamarnya. Oleh karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun sangat terpesona padanya. Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Dia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi ketika melihat bekas luka di kepala calon suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi merantau. Setelah lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Dia menjadi sangat ketakutan. Maka kemudian dia mencari upaya untuk menggagalkan lamaran Sangkurian.

https://preview.redd.it/00zhln3vhrvc1.png?width=1340&format=png&auto=webp&s=66f1ef4b1beca6db52f61cbb2de4b283fea27427
submitted by novkriz to rdatadao [link] [comments]


2024.04.19 13:09 Gunwing Pingin ketemu kakak beda ibu, but should I bother?

Saya punya kakak beda ibu, dari dulu penasaran tapi saat saya tanya ke keluarga mereka punya kesan buruk terhadap dia, teman bapak waktu cerita juga kurang suka, pas lebaran tak pernah muncul, baru2 ini jg kabarnya lebaran ketemu bapak langsung bahas warisan dengan beliau, yg sempat membuat beliau marah besar, entahlah ini semua kedengaran buruk tapi saya sendiri penasaran. Saya 20 tahun seumur hidup blum pernah ketemu
submitted by Gunwing to indonesia [link] [comments]


2024.04.14 13:30 Real_Situation2697 Please check my Tahun 2 bina ayat

Hi,
Appreciate if someone can help to 1) check my bina ayat, and 2) provide a sentence with the same words for 25-30 words. I am unable to do bina ayat with 25-30 words which is my exam question requirement. I hope someone here can provide it so that i can learn. Thank in advance
  1. gembira – basikal – taman permainan
Fatimah amat gembira kerana ibunya benarkan dia berbasikal di taman permainan dekat rumahnya.
  1. membantu ibu – membuat – biskut
Nurul sedang membantu ibu membuat biskut untuk activiti di sekolah esok.
  1. menjahit – baju – anak patung
Ibu saya menjahit baju baru kepada anak patung saya dibeli oleh bapa saya untuk hadiah yang hari jadi saya.
  1. menonton – kartun – televisyen
Kanak-kanak jiran saya semuanya datang ke rumah saya menonton kartun dengan televisyen yang baru itu.
  1. menenangkan fikiran – mendengar muzik
Ali berkata jika hendak menenangkan fikiran, mendengar muzik ialah satu cara yang mencapai itu.
  1. seronok – bermain gitar – menyanyi
Adik saya yang pendiam dan tidak suka bergaul dengan orang tetapi dia seronok bermain gitar sambil menyanyi diri sendiri di dalam bilik tidur.
  1. melukis – pemandangan alam sekitar
Siti yang credik gemar melukis pemandangan alam sekitar pada masa lapang.



submitted by Real_Situation2697 to bahasamelayu [link] [comments]


2024.04.14 03:43 kazaltakom Sudah saatnya rupiah memiliki pecahan Rp200.000 dan/atau Rp500.000?

Setelah melansir berita bahwa negara Suriname mengeluarkan pecahan baru 200 dan 500 karena nilai mata uangnya yang merosot beberapa tahun ke belakang dan transaksi menggunakan uang tunai menjadi lebih susah, saya langsung teringat beberapa cerita yang berkenaan dengan menangani uang dalam jumlah yang banyak:
  1. Baru saja kemarin saya menarik duit banyak untuk keperluan belanja-belanja menjelang lebaran, dan ketika uang itu keluar dari ATM, saya memegang "segepok" uang dan langsung berpikiran "andai saja ada pecahan Rp200.000 atau bahkan Rp500.000, tidak bakalan sebanyak ini"
  2. Saya mengantre di belakang seorang ibu-ibu di restoran dan ketika hendak membayar nominalnya, ibu tersebut mengeluarkan 14 atau 15 lembaran uang berwarna biru dan mulai menghitungnya, namun di tengah perhitungannya, ibu tersebut salah hitung dan harus memulainya dari awal lagi. Setelah diberikan ke kasir, kasirnya pun harus menghitungnya lagi secara manual dan menambah waktu transaksi.
Memang kedua cerita di atas terkesan sepele, dan sejujurnya dengan pecahan-pecahan yang sudah ada sudah dapat menopang kebutuhan transaksi masyarakat Indonesia, namun ketika saya teliti dengan mata uang negara lain dengan pendpatan yang serupa ternyata pecahan terbesar rupiah sangat kecil sebagai pecahan terbesar.

Negara PDB per Kapita nominal (2023) Pecahan Terbesar (Kurs 14-04-2024)
Indonesia $ 5.109 $6,20
Jordan $ 4.851 $70,54
Namibia $ 4.786 $10,66
Samoa $ 4.638 $36,56
Tanjung Verde $ 4.503 $48,39
Vietnam $ 4.316 $19,97
Maroko $ 3.980 $19,96
Filipina $ 3.859 $17,86
Bolivia $ 3.858 $28,93
Dan dengan negara tetangga ASEAN (kecuali singapura dan brunei):

Negara PDB per Kapita nominal (2023) Pecahan Terbesar (Kurs 14-04-2024)
Malaysia $ 13.034 $20,96 (100 MYR)
Thailand $ 7.298 $27,28 (1000 THB)
Indonesia $ 5.108 $6,20 (100.000 IDR)
Vietnam $ 4.316 $19,97 (500.000 VND)
Filipina $ 3.859 $17,86 (1000 PHP)
Papua Nugini $ 3.518 $26,14 (100 PGK)
Laos $ 1.879 $4,72 (100.000 LAK)
Kamboja $ 1.826 $12,40 (50.000 KHR)
Myanmar $ 1.381 $9,55 (20.000 MMK)
Bahkan di ASEAN sendiri, nilai Rp100.000 lebih kecil dibandingkan setiap pecahan mata uang kecuali Laos, dan itupun laos mempunayi PDB per kapita kira-kira 3x lebih kecil dibandingkan Indonesia. Jika melihat tren, maka seharusnya Indonesia memiliki pecahan dengan nilai di antara $20-25. Vietnam saja mempunyai pecahan 500.000 VND. Apabila pecahan Rp200.000 dan Rp500.000 dikeluarkan akan bernilai $12,42 dan $31,02.
Memang seiring dengan berkembangnya zaman, penggunaan transaksi nontunai akan semakin meningkat, tetapi patut diingat kira-kira 84% orang Indonesia masih menggunakan uang tunai menurut survei visa, dan uang tunai tidak akan dapat digantikan sepenuhnya dengan uang digital.
Jadi, bagaimana menurut komodos sekalian?
submitted by kazaltakom to indonesia [link] [comments]


2024.04.11 12:08 sumpitsakit Yes, my dad is a Woman, and my mom is a Man.

Yes, my dad is a Woman, and my mom is a Man. submitted by sumpitsakit to ondonesia [link] [comments]


2024.04.11 12:07 TriticumAestivum Yes, my dad is a Woman, and my mom is a Man.

Yes, my dad is a Woman, and my mom is a Man. submitted by TriticumAestivum to indonesia [link] [comments]


http://activeproperty.pl/