Adik ipar 17 tahun

LSF should be ashamed to have approved of this movie. Zero empathy.

2024.05.12 08:42 sumpitsakit LSF should be ashamed to have approved of this movie. Zero empathy.

LSF should be ashamed to have approved of this movie. Zero empathy. submitted by sumpitsakit to ondonesia [link] [comments]


2024.05.12 08:38 SorbetArtistic7041 LSF should be ashamed to have approved of this movie. Zero empathy.

LSF should be ashamed to have approved of this movie. Zero empathy. submitted by SorbetArtistic7041 to indonesia [link] [comments]


2024.05.11 10:01 L_Pha_ How am I, a bronze 2,in a freaking silver lobby

How am I, a bronze 2,in a freaking silver lobby
Valorant need to rework the rank system or sth
submitted by L_Pha_ to Eggwick [link] [comments]


2024.05.09 20:17 redditduk [MEGALIST] SG Concerts Gigs Raves - Till Vesak Day (10 - 23 May 2024)

Update 12 May: Added events till Thurs atm.

10 May, Fri

Esplanade- PESTA RAYA Malay Festival Weekend

 

Event Nights & Parties 10

 

Dance Club Guest Performers 10

 

Other Arts Events

 

Sat, 11 May

 
 

Esplanade Pesta Raya Festival 11

 

Events & Parties 11

 

Club Guest Performers 11

 

12 May, Sun - Mother's Day

Esplanade - Pesta Raya Malay Festival Last

 
 

13 May, Mon

 

14 May, Tue

 

15 May, Wed

 

16 May, Thu

 
I am on telegram: search sg music chat or visit t.me/sgmusicchat
submitted by redditduk to singaporemusicchat [link] [comments]


2024.05.08 08:57 Numerous_mango_1919 Long Rant (I think), and question

TLDR; Anak saya mengalami pendarahan masif, tubuhnya gak bisa memproduksi sel darah sendiri dan dia butuh banyak transfusi darah dan platelet (trombosit). Adik saya bilang kalau kami beruntung tinggal di sini (Taiwan), karena gak perlu kesulitan mencari pendonor ke sana sini. "Kadang, mau cari 1 kantong aja, susah," katanya.
Menurut kalian, faktor apa yang membuat Indonesia kekurangan stok darah? Apakah kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah, masih kurang? Ataukah peran pemerintah untuk mengedukasi yang masih kurang?

Tanggal 5 Mei, anak saya masuk RS jalur IGD, karena batuk dan muntah darah yang parah, dia kehilangan sekitar 3 liter darah di rumah dan selama perjalanan ke IGD. Dan lebih banyak lagi saat sampai di IGD, tapi kami gak tau berapa banyak, karena darahnya ada di mana-mana.
Setelah pemeriksaan, pendarahannya berasal dari Varises Esofagus, yang memang sudah ada diagnosanya sejak lama. Saya gak akan jelasin detail itu apa, karena bukan inti ceritanya.
Rupture Esophageal Varices is one of the most "bloody bath" incident, according to the IGD nurses. They don't experience it that often, though. Mungkin karena tekanan darah di dalam Varises itu tinggi, jadi kalau pecah akan terjadi pendarahan masif.
Selain kehilangan darah yang (sangat) banyak, anak saya juga punya diagnosa Anemia Aplastik, basically sumsum tulangnya sudah gak memproduksi sel darah sendiri lagi. No Red blood cell, white blood cell and platelet. Jadi dia bergantung transfusi darah merah dan platelet. Kalau darah putih, it's a different story.
Setelah operasi minor untuk menutup sumber pendarahan dan sedot darah yang sempat terhirup ke paru-paru, kami fokus untuk mengembalikan volume darah yang hilang. Rencananya 30 kantong darah merah dan 30++ kantong platelet. Or even more.
As a reminder, my son's body is not be able to produce its own blood cells, the transfusions are the only way for his blood to back to the goal level. Dia sudah bergantung transfusi darah merah setiap 5-6 hari sekali dan transfusi platelet setiap 3 hari sekali.
Setelah cerita ke keluarga, adik saya bilang kalau kami beruntung tinggal di sini (Taiwan). Karena mendapatkan 30 kantong darah dan 30++ kantong platelet, kelihatan mudah. Kami gak perlu lari dari satu bank darah ke bank darah lain. Gak perlu upload minta bantuan donor ke sana sini.
I don't say Taiwan is perfect. Kalau stok darah lagi tipis banget pun, ada kok yang juga minta tolong orang untuk jadi donor pengganti. Tapi selama lebih dari 10 tahun di Taiwan, baru 1 kali saya dengar kejadian itu.
So menurut kalian, faktor apa yang membuat Indonesia kekurangan stok darah? Apakah kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah, masih kurang? Ataukah peran pemerintah untuk mengedukasi yang masih kurang?

Oh ya, please pray for my son. Dia sudah masuk ke ruang operasi, operasi ususnya yang stricture untuk yang ke sekian kali. :) Crohn's sucks!
Thanks, komodos!
submitted by Numerous_mango_1919 to indonesia [link] [comments]


2024.05.05 15:08 a_HerculePoirot_fan Free HPV Vaccination and Cancer Screening for B40, OKU, single moms, primary school drop-outs, indigenous communities etc

Free HPV Vaccination and Cancer Screening for B40, OKU, single moms, primary school drop-outs, indigenous communities etc submitted by a_HerculePoirot_fan to malaysia [link] [comments]


2024.05.05 13:53 no_hope_no_future Thailand haramkan nikah bawah 17 tahun selepas lelaki Malaysia kahwini kanak-kanak 11 tahun

submitted by no_hope_no_future to malaysia [link] [comments]


2024.05.04 13:04 sumpitsakit pakai bahasa baku❌ ,,, yang penting semua ngerti ✅

pakai bahasa baku❌ ,,, yang penting semua ngerti ✅ submitted by sumpitsakit to ondonesia [link] [comments]


2024.05.04 13:01 purple_keypad pakai bahasa baku❌ ,,, yang penting semua ngerti ✅

pakai bahasa baku❌ ,,, yang penting semua ngerti ✅ submitted by purple_keypad to indonesia [link] [comments]


2024.05.04 11:44 Available-Mark2607 Kripto di 2024: Bull Market Lanjut atau Koreksi Besar?

Harga Bitcoin mencapai rekor tertinggi di awal tahun, namun koreksi besar terjadi di bulan Mei.
Apa selanjutnya?
Prediksi Harga:
Ingat: Investasi kripto berisiko tinggi. Lakukan riset & investasikan dana yang rela kehilangan.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20240314175158-17-522075/harga-kripto-terbang-bisa-cari-thr-lewat-sini
submitted by Available-Mark2607 to u/Available-Mark2607 [link] [comments]


2024.05.03 05:39 DownvotesAreCringe 1 KC normal mode (150) ToA Fang after doing ToA for the first time today in 2 entry modes

1 KC normal mode (150) ToA Fang after doing ToA for the first time today in 2 entry modes submitted by DownvotesAreCringe to 2007scape [link] [comments]


2024.05.02 18:21 just_another_mike Beda perhitungan NAB di Bibit dan Bareksa

Beda perhitungan NAB di Bibit dan Bareksa
Kebetulan liat Manulife Obligasi Unggulan kelas A, ada beda banget grafik NAB di Bibit dan Bareksa. Yang satu 3Y nya naik, yg satu 3Y turun. Sepertinya bukan error karena harga terakhirnya kurang lebih sama. Sepertinya both juga reinvest dividendnya. Jadi penasaran ini kenapa ya?
submitted by just_another_mike to finansial [link] [comments]


2024.05.02 05:40 stlatos Phrygian mankan / mankēn ‘man’

The only Middle Phrygian inscription is also one of the longest ones known. Its interpretation is dependent on the translation of several words that I don’t feel have been analyzed correctly. The word manka ‘stele’ (Obrador-Cursach 2018) never needs to have this meaning and many of its attestations can not be translated this way without intensely forced interpretations. For example, Obrador-Cursach says that mankēs must be dative in 8.1 (to mean ‘harm to this grave and to this stele’) when this is obviously not the normal ending (-ay / -ai would be expected), so he says the genitive was “confused” with a dative. Why only for this one word? In the same way, manka is claimed to also be dative in 64.1, and come from *mankāi with a long diphthong *āi > ā. It is not likely that these needs for special analysis (or pleading) would cluster around manka- by chance, among other problems (below). Instead, it seems clear these forms are not in the dative and can not be read ‘to the stele’, etc., but as ‘man’ in phrases for ‘whoever (should harm this tomb’, etc. Obrador-Cursach’s *me:n-kaH2 ‘memorial’ also would need ē-grade for no clear reason, and there is no evidence of similar words in other IE. My idea allows a new etymology to be found that fits the sounds and context. The only explanation for these problems is that a nom. mankan / manka / manke / mankēs existed, with *-ēn / *-ān likely the oldest form (with later dissimilation and/or analogy, or partly due to Ph. sound changes). It is possible that manka ‘stele’ existed separate from mankan ‘man’, but all examples I have examined seem to fit manka(n) ‘man’ alone, and I will not look further into it here.

New Phrygian inscriptions are classified as in Obrador-Cursach (Haas in parentheses); only 1 Middle Phrygian inscription :

MPhr-01 (W-11)
manka mekas sas kiuin en ke bilatede-
nan nekoinoun : pokraiou kē gloureos gamenoun
sa soroi mati makran : blaskon ke takris ke loun-
iou mrotis lapta mati a oinoun : nikostratos
kleumakhoi miros aidomenou matin kisuis : mo-
kros uitan partias plade por koroos ..-
ros pantēs : penniti ios koroan detoun
soun omasta omnisitous

Here, the first sentence (divided by : with each 17 syllables long) would be:

A great man has departed from here and into the beloved-land/paradise of the dead.

A great man (manka mekas) has departed (kiuin) from here (sas) and (ke) into (en) the beloved-land/paradise (bilatedenan) of the dead (nekoinoun).

There is no other possible interpretation within IE that would make sense, and a long compound like bilatedenan that can only be from *bhilo- ‘beloved / dear’ and nekoinoun that must be from *nek^- (likely *nek^onyo-s ‘dead (man)’ by analogy with pokgonio- ‘the dead?’) support its funerary context and the need for each less certain word to have the meanings I’ve given. If manka mekas ‘big stele’ existed, it would have no subject that fit the context, and the lack of any good translation until now seems to show this is an impossible translation. The sources of my translations not previously known :

*mangyo- ‘man’ > PSlavic *monžjo- > OCS mǫžĭ, R. muž; Proto-Uralic *man’c’V > F. mies, Mi. man’s’i, OHn. mogy-, H. magy-
*mangyo:n > Greek *mazṓn, Amazṓn ‘Amazon’ < ‘*without men’
*mangyo:n > *manke:n > mankan (with *yo: > *e: before known *e: > *a: as in *H2ne:r > anar ‘man’)

This is likely the only word that had a nom. in -ān at the time, so analogy (or optional dissim. n-n > n-0 ) often changed it to manka (masc. a-stem). The forms manke / mankēs would then be nom., in a dialect with retained ē (or *e: > *æ: > a: / e: in dialects, like Greek *a: > *æ: ). If it did not merge with ā in this dialect, it would explain why after *-ēn > *-ē, *-ē > -ēs was the preferred type of analogy (since manke did not fit into any paradigm). This is impossible to fit into an original fem. a-stem, along with the problems above. When manke and mankēs appear in the same position in 2 sentences, there is no way to reasonably claim that -e in one came from *-āi, since that leaves -ēs without any source. If -ēs is somehow genitive used as a dative, that would leave -e without any source. It would make no sense for these and other oddities to be due to several unrelated errors or unknown changes; they add up to the need for a new analysis.

sas ‘from here’ < *taH2-(a)s (fem. of m. *so ‘this’, acc. *to-m, etc.)
gen./abl. used to imply location

bilate-denan ‘the beloved-land/paradise’. This clearly seems to be a (poetic?) word for ‘heaven’.
*bhilo- > G. phílos ‘one’s own / friend / deaworthy’
*bhiliyos > G. phílios ‘friendly / beloved’, *bhil-aH2- ‘to love / bless?’, *bhil-aH2-to- ‘(be)loved / blessed’
*dheH1-mn- > Av. dāman- ‘dwelling / (pl) creation/creatures’

nekoinoun ‘of the dead’ (gen. pl)
from *nek^onyo-s ‘dead (man)’, formed by analogy with pokgonio- ‘the dead?’ and/or *ghdhonyo-s ‘(living) man’
PIE *dhg^hmVlo- > Greek khthamalós ‘on the ground / low’, Phrygian *ðγ^ǝmǝlo- > *zγ^ǝmǝlo- > *zj^ǝmǝlo- > szomolo- \ zomolo- \ zemelo- ‘man (mortal) / *lowly > slave’, *dhg^homyo- > Greek khthónios ‘under the earth’, *upo- > Phrygian pokgonio- ‘the dead? / (the) buried?’

kiuin = [kiwin] ‘(has?) departed’ < *kyewet
*kyew- > Skt. cyav- \ cyu-, OP ašiyava ‘set out’, Arm. č’u ‘departure / journey’, G. -(s)seúomai ‘rush / hurry’

The optional change of *-t > -n is not theoretically impossible. However, it is also possible that the pl. *-nt became both -n or -t (either in dialects or by sandhi), allowing analogy to extend pl. -n / -t to change sng. -t to -t- / -n. Not only is there no other pl. subject available if -n came from *-nt, but no other word that might otherwise be the verb. This 3sng. -n is also seen in 41.3 (that has far too many words ending in -n, 2 of which must be verbs, and no pl. nouns, to make sense without 3sng -t / -n ).


To make sure this manka(n) ‘man’ is correct, look at other examples of its use :

8.1 (86)
ios ni semoun k[nou]-
mani kakoun add[a]-
ket aini mankēs

If some man should do harm to this grave…

If (ni… aini) some man (ios… mankēs) should do (add[a]ket) harm (kakoun) to this grave (semoun k[nou]mani)…

Here, mankēs looks like a nom. and fits context. If ios mankēs were not a unit (bordering the phrase), mankēs would need to be dat. (if part of “k[nou]mani… mankēs ‘to grave or stele’”), for which no reasonable interpretation would fit. Obrador-Cursach claims this DOES fit due to (ai)ni… aini being used to coordinate 2 nouns or phrases, but he also says it does not always act this way or have any specific meaning (sometimes just the first word in a sentence, apparently only introducing the rest). The use of (ai)ni… aini / ayni(y)… ayni(y) / etc. in these cases seems to modify *ios mankēs ‘(this) man’, etc., to create ios ni… aini mankēs ‘whichever man / whoever’, with repetition having a purpose similar to PIE *kWid-kWid ‘whatever’, etc. This is probably just specifying which meaning of *ios mankēs is intended, since the same type exists without doubled ()ni in:

64.1 (81)
ios ni sa tou manka kakoun addaket


This also applies to kos… manka :

11.2 (18)
aini kos seoun knoumanei k-
akoun addaket aini manka beo-
s ioi me totossei?t?i sarnan

If some man should do harm to this grave, may Sarnan not give him bread.

Again, there is no reason to see manka as dative here. PIE *kWo-s > kos seems clear, but these kW-words are not usually used for ‘whoever’ or ‘some man’ by themselves. Here, aini… aini… appear before each word I claim is bound together in meaning by them. If these words were just PART of 2 phrases each coordinated by aini, they would not always need to appear directly adjacent to them. It also seems unlikely these translations of mine would be possible if manka as ‘stele’ were needed.


There is another word that both must mean ‘stele’, has the proper case ending, and appears along with manke (showing that it can not mean ‘stele’) :

17.5 (91) = white marble door-stele

[ios ni se]mon [knoumanei]
[k]akoui[n a]bberetoi ani
astai sa m[ank]e [tit]-
tetikmenos eitou

Whichever man / Whoever should bring harm to this grave or stele, let him be cursed.

Whichever man (ios manke) should bring (abberetoi) harm ([k]akoui[n]) to this grave (knoumanei) or stele (astai), let him be (eitou) cursed (tetikmenos).

*Hak^to- ‘pointed / raised (object)’ > G. aktḗ ‘headland/cape/promontory / raised place’, Ph. asta- ‘stake? / point? / stele?’

Since -ai shows that astai is dative, its presence in [knoumanei]… astai makes more sense than manke somehow being dative, with yet another ending that doesn’t fit the standard translation. The presence of ani (not aini) and astai sa (not sai) shows that ai > a: was in the process of happening, but not complete.


Another inscription is impossible to translate with *manka- ‘stele’. Here, mankan actually appears with the ending -n, making its coordination with knouman ‘grave’ possible for once (unlike all previous examples), but, of course, since mankēn must be nom., there is again no reason to take mankan as from *manka- with acc. -n. The presence of clear datives xeuneoi & bratere can only come from *ksenwiyo- ‘stranger’ & *bhraH2ter- ‘brother’, showing that ‘to brother [and] stranger’ must exist (parallel to curses with ‘in the sight of god & men’, etc.). This requires one word here to be a curse, likely equivalent to a known word. If optional *-d- > -d- / -t- is real (*wedo:r ‘water’ > Ph. bédu, *podms > podas ‘feet (acc)’), ddikeseian : tetik- would imply analogical assimilation in reduplication (like Celtiberian *didH3- > *dizo- > zizo- ‘give’). Loss of unstressed -V- seems uncommon but real, seen by spellings that are unlikely to be mistakes (manka / mnka, baba / bba, ddik- / tetik-). There is no need to emend this to *adik- or *edik- (against Nikolaev 2023). The first line, as semoun knouman ad ithrerak, also should be divided in this way (not *adithrerak ) both to avoid creating a long word that need not exist and to allow a phrase from (with sandhi) *ad semoun knouman ad ithrerak. Since *th must have existed in *pentH2- > *penth- > penn- ‘find’ (Obrador-Cursach 2020), the -thr- here is not odd, but it would have few possible causes. There is no reason why *sr > thr would not work, so if an itherak is (like knouman) an object that should not be harmed in religious context, and -e- shows it was a compound of an o-stem, there is only one stem found in Greek that begins with *is()ro- and ends in *()ag()-. For maimarēan, a reduplicated *mar-mar- would undergo optional r-r > y-r / r-y (as in G. *(s)mr-tu(ro)- ‘knowing’ > G. mártur \ márturos \ maîtus \ Cr. maíturs ‘witness’, *mol-mol- > moimúllō ‘*grind the teeth (in displeasure) > grimace’, and maybe *prork- > proikós / prókoos ‘timid/cowering / beggar’). Together :

41.3 (31)
as semoun knouman ad ithrerak
xeuneoi ddikeseian
mankan ian estaes bratere
maimarēan

Whichever man (mankan ian) should do harm (maimarēan) to this (as semoun) grave (knouman) [and] to (ad) the container of offerings (ithrerak)
let him be cursed (ddikeseian) by brother (bratere) [and] by stranger (xeuneoi) forever (estaes).

mankan ian ‘whichever man’
The endings here (only) are both analogically -an (with ios… in others), likely because not separated by aini…, etc.

*merH-ye-? > Gmc. *marjana- > ON merja ‘crush’
*merH-? > *mr-mrH- > OR -moromradi ‘gnaw’, Ph. maimarēan ‘should he do harm’

*H2isH1ro- ‘strong / powerful’ > ‘holy’, G. hierāgéō ‘carry offerings’
*H2ag^- > *Rag^- > -rak; Ph. ithrerak ‘container of offerings’
For H2 as uvular X / R, see (Whalen 2024).

G. esaeí ‘forever’
*ek^s *Hayw-ei > *etsadźwei > *estawezd > estaes
(likely that nom. *Hayu > *adźu with analogy in rest of paradigm)


*y > h / z in Greek does not seem regular. For other shared changes in Ph. and Greek dialects (or just optionality), see :

Ph. bh / dh / gh > b / d / g
Mac. bh / dh / gh > b / d / g

Ph. b / d / g > p / t / k
Mac., Arc. g > k
Neither of these is certainly regular (*wedo:r > Ph. bédu )
beos / békos < *bhH2gos- ?
This might show that some *-g- were lost ( > fricative first) before later *g > k

Ph. *e: > a: (*H2ne:r > anar, *we:sus > vasus ‘good’)
Dor. *e: > a: ? (*dye:m > Zā́n ?; G. pēdós, Dor. pādos ‘blade of an oar’ ?)
If hyper-Doric -a:- is the result of a sound change, seeing the same in Ph. is odd. Neither seems regular, and compare strange but clear:
*meH ‘don’t’ > Ph. me, Mess. ma
Whatever the cause, seeing it in both Mess. (clearly close to Alb.) and NOT in Ph. when e: > a: is common there makes regularity hard to find.

-kn- > -gn- (both = -ŋn- ?)
? G. orúk- ‘dig (up)’, órugma ‘trench’; sphákos ‘apple sage’, sphágnos ‘kind of bush’; dáknō ‘bite’, dágmnos ‘pitiable’
Ph. bugnos ‘property’, Skt. bhoj- ‘enjoy / make enjoy / make use of’, bhujyú- ‘wealthy’
This obviously has only one IE source, bugnos < *bheug-, yet believing that *g > k is regular makes Obrador-Cursach say nothing more about it (given as a personal name, thus not analyzed). If -kn- > -gn- existed, even if not fully regular, it would be even more clear. In context (sest bugnos vasos Kanutiievanos ‘this is the property of the good Kanutieivais), it seems to fit (the final 2 words are known to be in gen. (vasus, Kanutieivais), so no other translation would fit).

sC > (s)C
G. *sl- > l-, *sm- > sm- \ m-, etc., not regular
*sl- > *l- > ol- (Ph. olitovo ‘I ask/pray’)
*dhg^hm- > Ph. szomolo- \ zemelo- ‘man (mortal) / *lowly > slave’


Kortlandt, Frederik (2016) Phrygian between Greek and Armenian
https://www.academia.edu/37962055

Nikolaev, Alexander (2023) New Phrygian ΔΙΚΕΣ, Greek θιγγάνω (with remarks on Miller's Law and the treatment of *Dʰs in PIE)
https://www.academia.edu/118372367

Obrador-Cursach, Bartomeu (2018) Lexicon of the Phrygian Inscriptions
https://www.academia.edu/36329518

Obrador-Cursach, Bartomeu (2020) The last verse of the Middle Phrygian epigram from Dokimeion
https://www.academia.edu/44475133

Whalen, Sean (2024) Greek Uvular R / q, ks > xs / kx / kR, k / x > k / kh / r, Hk > H / k / kh (Draft)
https://www.academia.edu/115369292
submitted by stlatos to HistoricalLinguistics [link] [comments]


2024.04.28 03:32 nubieabadi Bencana Alam Apa yang Pernah Kalian Pernah Alami Secara Langsung?

Gegera gempa semalem jadi kepingin tau pengalaman para survivor natural disaster, barangkali ada redditors di sini yang Pernah mengalami?
In my case, pernah mengalami dua bencana Alam yang cukup besar, Gempa Jogja 2006, dan Letusan Kelud 2014.
  1. Gempa Jogja, 27 Mei 2006, 05.56. 5,9SR
Gempa yang magnitudonya ga terlalu besar tapi berpusat di darat Dan dangkal makanya dampaknya devastating banget. Jarak rumah ke pusat gempa di Bantul sekitar 30KM. Rumah alhamdulillah aman, hanya retak dikit karena tahun segitu bangunan Masih baru. Tetang depan rumah meninggal karena rumah Bata tua rubuh total. Sempet ikut bantu evakuasi mondahin Bata sampai orang2nya ketemuan posisi cuma bisa mengerang kesakitan. Total satu RW yg meninggal 2 orang. Habis itu ada isu Tsunami, orang-orang pada berduyun-duyun lari ke bukit. Posisi saya sama nyokap berdua, bokap sama adik ke tempat nenek yg ternyata rumahnya juga rubuh tapi Selamat dengan Luka ringan. Pagi terchaos yang Pernah saya Alami sepanjang hidup ini.
Masa pemulihan juga cukup lama karena banyaknya bangunan penting hancur, seperti sekolah. Dulu sempat satu semester sekolah di lapangan karena sekolah juga totally rubuh, kita pakai tenda tentara. Sempat masuk liputan6 ditanyain gmn rasanya sekolah ditenda :D. Setahun berikutnya sekolah masuk siang karena numpang dibangunan SD yang Masih bagus. Di kampung tiap 26 Mei malam ngadain kumpulan untuk baca tahlil Dan Yasin, warga gotong royong bawa makanan sendiri untuk kosumsi.
  1. Erupsi Kelud, 13 Februari 2014, 22.45.
Ini saya juga lagi lumayan dekat ke epicenter bencana karena lagi di Pare, Kediri, sekitar 35km dari Kelud. It was the brightest night I have experienced. Langit menyala oranye, awan hitam membumbung, kilat menyambar. Those kind of things you might only see from movie's CGI. Waktu itu naik ke lantai Dua Dan ngeliat sendiri bagaimana agungnya Letusan Kelud.
Setahu aya secara dampak kemanusiaan ini ga terlalu besar tapi lumayan melumpuhkan aktivitas warga karena material vulkaniknya banyak banget. Karena lumayan dekak, di Pare dulu kebagian kerikil dan pasir, serta sedikit Abu. Abunya sendiri dulu bahkan sampai jawab barat, karena angin mengarah ke barat. Jogja kota aja yg deket dengan Merapi belum pernah merasakan Abu vulkanik setebal itu.
Jadi, apakah Kalian ada yg punya pengalaman serupa?
submitted by nubieabadi to indonesia [link] [comments]


2024.04.27 08:12 sumpitsakit Saint Yves Laurent

Saint Yves Laurent submitted by sumpitsakit to ondonesia [link] [comments]


2024.04.27 08:12 bananana08 Saint Yves Laurent

Saint Yves Laurent
rakyat tiap hari kerja keras banting tulang bayar pajak buat bayarin skincare keluarga pejabat.. jahanam 🤬
submitted by bananana08 to indonesia [link] [comments]


2024.04.23 17:03 Dramatic-Ad-3943 Did King Saul exist? Did he rule over a united kingdom?

I have recently read this post whose author makes the following argument in support of the historicity of a Saulide kingdom in the 11th-10th centuries BC:
In the 11th-10th century B.C., things changed. Evidence from excavated sites shows that the Jerusalem-Bethel area featured an sudden increase in settlement, with the first build-up of sedentary sites in hundreds of years (Sergi 2017, p. 5-8; 2023, p. 113-120). The sites of Khirbet Raddana and et-Tell (Finkelstein 2007), Khirbet ed-Dawwara (Finkelstein and Piasetzky 2006, p, 53), Tell en-Nasbeh (Sergi 2017, p. 9-10; Finkelstein 2012, p. 17-19), Gibeon (Sergi 2023, p. 344-345), Tell el-Ful (probably slightly earlier; Finkelstein 2011, p. 109-111), and also Har Nof and Khirbet Bir el-Hammam (Sergi 2017, p. 7). Other sites surveyed in this region – including Khirbet el-Maqatir (Stripling 2017) and Ras et-Tahune (see below) also seem to have been settled in the Iron I, but the lack of a pottery study precludes knowledge of when exactly in the Iron I they were settled.
In addition to this, what is noteworthy is that several of these sites were, in fact, fortified in this period. Namely, the sites of el-Jib (Gibeon), Khirbet et-Tell (Ai), Khirbet ed-Dawwara, and probably Tell en-Nasbeh (Mizpah) all show evidence of casemate fortifications in this period.
Reading the post has made me wonder: What do biblical scholars and archaeologists generally think about the historicity of Saul and his putative kingdom? Do you find the arguments from the post compelling? If not, why do you think that Saul was not a historical figure?
submitted by Dramatic-Ad-3943 to AcademicBiblical [link] [comments]


2024.04.22 22:45 sepiringberdua Pertanyaan soal harta warisan tanpa surat wasiat dan ahli waris tidak punya KTP

Halo semua,
Gw ada pertanyaan soal harta warisan dan berharap ada yg bs ksh gw pencerahan.
1 tahun lalu gw pernah post pertanyaan terkait dgn soal harta warisan (https://www.reddit.com/indonesia/comments/y8oqu6/questions_re_indonesian_banking_regulation_fo) dan thx to fellow redditors yg ngejawabin pertanyaan2 gw (khususnya dr tnth89), tetapi, gw ada pertanyaan tambahan.
Jadi, situasi-nya begini:
  1. Soal surat wasiat.
Besar kemungkinan besar tidak akan ada surat wasiat dr bokap gw. Dia lebih tua dr nyokap gw dan dr sisi kesehatan lbh tidak sehat dibanding nyokap gw. Gw pernah tanya soal surat wasiat, tetapi bokap gw malah balik tanya, kenapa gw tanya soal itu? Jd, gw tdk pernah lagi bertanya soal surat wasiat dan mengambil kesimpulan bahwa, tidak akan ada surat wasiat dr bokap gw. Mungkin, setelah bokap gw meninggal, nyokap gw bs membuat surat wasiat.
  1. Soal KTP ahli waris.
Saat ini gw dan adik gw tinggal di luar Indo (adik gw di Amrik dan gw di Canada). Kita berdua saat ini tidak punya KTP dan besar kemungkinan, adik gw tidak akan membuat KTP. Terlalu panjang kalau gw hrs menjelaskan mengapa adik gw tidak mau membuat KTP tetapi adik gw tidak mau membuat KTP ketika dia kebetulan berada di Indo tahun lalu.
Gw sendiri berencana untuk membuat KTP, tetapi, besar kemungkinan by the time ke 2 ortu gw sudah meninggal, adik gw mungkin tetap tidak punya KTP.
Pertanyaan gw:
  1. Menurut tnth89, ketika salah satu ortu meninggal dan bila tidak ada surat wasiat, maka untuk uang di bank, pasangan almarhum akan dapat 50% dan sisa 50%, dibagi antara pasangan almarhum + anak2.
Pertanyaan gw: bagaimana bila anak2 ahli waris menginginkan pasangan almarhum untuk mendapatkan 100%, apakah ada yg anak2 ahli waris bisa lakukan sehingga, anak2 ahli waris tidak perlu berurusan dengan notaris (just in case, baik gw dan adik gw tidak bs punya waktu pada saat yg bersamaan untuk mengurus hal ini dengan notaris) dan pasangan almarhum bs mendapatkan hak 100% dari uang di bank?
  1. Ortu gw punya bank account di Standard Chartered dan berikut adalah daftar dokumen2 yg dibutuhkan oleh ahli waris untuk mendapatkan akses ke bank account: https://imgur.com/a/CEzE4x3
Di point no. 3 tertulis KTP terkini dari seluruh ahli waris.
Gw percaya bahwa adik gw kemungkinan besar tidak akan punya KTP dan hanya gw yg punya, maka pertanyaan gw: apa yg akan terjadi dgn uang di bank ketika salah satu ahli waris tidak punya KTP?
  1. Apakah benar bila ahli waris tidak punya KTP dan bila, setelah ke2 ortu meninggal, rumah ortu hendak dijual, maka, penjualan tersebut hanya bisa dilakukan dlm waktu 1 tahun setelah ortu meninggal? Apakah ada yg bs mengirimkan tautan peraturan ini?
  2. Berdasarkan situasi yg gw jelaskan di atas, apakah ada yg bs kasih tahu bila ada hal2 lain yg perlu menjadi perhatian gw (dan adik gw juga)?
Much thanks all!!
Edit: pertanyaan no.2 ketika ke2 ortu sudah tidak ada dan persyaratan KTP dari seluruh ahli waris tidak bs dipenuhi. Saat ini, and/or account.
submitted by sepiringberdua to finansial [link] [comments]


2024.04.22 04:17 No-Analyst1327 Situs Togel 77 Data Keluaran Singapore Dan Hongkong Online Terpercaya Hari Ini

Situs Togel 77 Data Keluaran Singapore Dan Hongkong Online Terpercaya Hari Ini

77togel, togel77, situs togel 77, link togel 77, togel 77 online, togel online 77, link togel77, tototogel77
Situs Togel 77 Data Keluaran Singapore Dan Hongkong Online Terpercaya Hari Ini - Merupakan salah satu situs keluaran hk dan keluaran sgp hari ini terpercaya yang selalu di manfaatkan para bettor togel online untuk mendapatkan hasil result terbaru hari ini.
Para bettor juga dapat melihat hasil keluaran togel hari ini terlengkap di dalam tabel data sgp dan data hk yang sudah kami buat khusus untuk anda. Tabel data keluaran togel hari ini akan secara otomatis terupdate ketika situs result resmi Togel 77 secara sah mempublish hasil keluaran togel hari ini ke internet.
Download Di Sini..!!

>LINK TOGEL77<

Jam Hasil Result Keluaran HK & SGP

Namun untuk hasil keluaran hk dan keluaran sgp hari ini tidak dapat disaksikan secara bersamaan. Karena kedua pasaran togel online hari ini memiliki jam buka tutup yang berbeda. Para bettor dapat melihat hasil keluaran hk setiap hari senin - minggu pada pukul 23.00 Wib. Kemudian untuk pasaran togel singapore para bettor hanya dapat melihat hasil result setiap hari senin, rabu, kamis, sabtu dan minggu pada pukul 17.45 Wib.

Data SGP Terlengkap

Data sgp terlengkap dari Togel 77 adalah sebuah tabel nomor yang menyimpan history keluaran sgp sepanjang tahun. Di dalam tabel data sgp para bettor juga bisa menemukan history keluaran sgp dari beberapa tahun terakhir hingga keluaran sgp hari ini.
Tabel data sgp yang ada di situs Togel 77 ini dengan sengaja kami buat agar mempermudah para bettor togel singapore dalam mendapatkan hasil keluaran sgp terlengkap sepanjang tahun.
Melalui tabel data sgp terlengkap, kini para bettor berkesempatan meraih kemenangan beruntun dalam permainan togel singapore. Karena dengan memanfaatkan tabel data sgp hari ini sebaik mungkin kini para bettor bisa dengan mudah membuat prediksi togel singapore secara akurat dengan bantuan data sgp. Situs Togel 77 sebagai patokan dalam mendapatkan angka main yang hoki.
Selamat Mencoba Bosku...!!

https://preview.redd.it/5b2y0sngwxvc1.png?width=808&format=png&auto=webp&s=d42c8f6b8e1eb41403d732f1872c5e1ffb763f2b

View Poll
submitted by No-Analyst1327 to u/No-Analyst1327 [link] [comments]


2024.04.21 15:48 ShigeruAoyama Married komodos, berapa lama waktu yang dibutuhkan sejak kalian menikah sampai kalian punya/berencana punya rumah atas nama sendiri?

Konteks Indonesia of course
Belakangan di sosial media semakin santer isu anak muda nggak tertarik beli rumah. Terus kemudian saya lihat thread ini (https://twitter.com/txtcybstatus/1781752969073156411). Ternyata banyak juga yang nggak setuju kalau semisal benar-benar mengabaikan untuk membeli rumah.
Nah kemudian saya berpikir mungkin memang anak muda yang nggak tertarik beli rumah itu karena belum melihat kebutuhannya. Mungkin baru kepikiran pentingnya punya rumah setelah menikah sebagaimana thread saya yang pernah saya share mengenai mobil
Edit: rumah di sini bisa landed maupun apartemen
While we are at it, saya sekalian share thread deh biar yang masih single juga bisa ikut berpartisipasi ttg seberapa penting memiliki rumah atas nama sendiri dan atau pasangan apabila kalian belum menikah?
Pilihan
A. 0 Days. Kami sudah memiliki rumah atas nama saya dan/atau pasangan saya semenjak kami belum menikah, sehingga setelah hari pernikahan kita tinggal masuk saja atau finalisasi, yang mana proses-prosesnya itu nggak akan makan waktu 1 tahun.
B. 1-3 years. Kami memutuskan untuk tinggal bersama dengan orang tua/mertua, saudara/ipar, kos, mengontrak, dlsb yang intinya properti itu bukan atas nama kami berdua selama lebih kurang satu hingga tiga tahun, sambil kami mengusahakan memiliki rumah kami sendiri dalam periode waktu tersebut. Periode ini cukup singkat tapi kami optimistis bahwa kami bisa melakukan hal tersebut.
C.4-6 years. Kami memutuskan untuk tinggal bersama dengan orang tua/mertua, saudara/ipar, kos, mengontrak, dlsb yang intinya properti itu bukan atas nama kami berdua selama lebih kurang 4 hingga 6 tahun, sambil kami mengusahakan memiliki rumah kami sendiri dalam periode waktu tersebut. Periode ini tidak terlalu singkat tapi juga tidak terlalu lama, dan kelihatannya periode waktu tersebut cukup realistis untuk dijalankan, jadi kami tetap optimistis dengan menjaga ekspektasi
D. 7 years or more.Kami memutuskan untuk tinggal bersama dengan orang tua/mertua, saudara/ipar, kos, mengontrak, dlsb yang intinya properti itu bukan atas nama kami berdua selama 7 tahun atau lebih , sambil kami mengusahakan memiliki rumah kami sendiri dalam periode waktu tersebut. Periode ini sebenarnya cukup lama tapi dengan kondisi kami yang sekarang, kami agak pesimistis bisa memiliki rumah dalam jangka waktu dekat, dan periode ini kelihatannya yang paling realistis.
E. Irrelevant/Lihat hasil
View Poll
submitted by ShigeruAoyama to indonesia [link] [comments]


2024.04.21 13:25 abdulsamri89 ‘Bayi Dewasa’ sudah ada rangkaian sosial

‘Bayi Dewasa’ sudah ada rangkaian sosial
WEARING DIAPERS EVEN THO GROWN ASS MAN!!!WHAT THE FUCK??? NEVER KNEW THIS KINDA PEOPLE EXIST ...😱😱😱😱
KUALA LUMPUR: Individu bergelar bayi dewasa atau sindrom bayi dewasa sememangnya ada.
Namun, pengamal gaya hidup ‘Adult Baby Diaper Lover’ atau (ABDL) itu sukar dihidu.
Mana tidaknya menjalani hidup sebagai orang dewasa seperti biasa tetapi keinginan, tabiat menjadi bayi serta kelengkapan semuanya ada di rumah.
Adam, bukan nama sebenar, merupakan individu yang mengakui mempunyai sindrom berkenaan.
Daripada keseorangan, dia kini miliki kenalan yang mempunyai minat sama.
Berkongsi dirinya menghidap ABDL Adam, 35 dari Petaling Jaya berkata keinginan menjadi bayi bermula sejak usianya 13 tahun, ketika melihat adiknya memakai lampin.
“Satu hari saya rasa nak cuba pakai lampin adik saya, masa tu kecil lagi..
“Saya ambil lampin adik saya senyap-senyap, saya cuba pakai dan muat..Masa tu timbul rasa yang sangat selesa,”katanya.
Tidak menghidap sebarang masalah kesihatan, Adam yang juga seorang jurutera berkata sejak itu juga perasaan ingin menjadi bayi mula bercambah.
“Bermula hari itu saya pakai, ibu bapa tak pernah tahu..saya ingat benda ni pelik.. Tapi bagi saya bila saya pakai lampin saya rasa sangat selesa tenang dan apa yang ada dalam naluri saya cuma nak pakai lampin,”katanya.
Menurutnya lagi, dia tidak menyangka keinginan pelik itu bukan berlaku pada dirinya sahaja.
Malahan segala kelengkapan bayi dewasa turut dijual di platform komuniti itu.
“Dengan kemajuan terkini, saya terjumpa kumpulan yang ada naluri sama macam saya.
“Segelintir mereka hanya suka pakai lampin manakala ada sesetengah lagi berkeinginan menjadi bayi dan ada yang sukakan kedua-duanya.
Walaupun sudah enam tahun mendirikan rumah tangga dan dikurniakan seorang cahaya mata sehingga kini sisi lain-nya itu tidak diketahui isterinya.
“Saya takkan pakai lampin depan isteri atau keluarga, tapi kalau saya kerja, di luar kawasan hampir sepanjang masa saya akan pakai lampin.
“Contohnya, tiap kali saya pergi gym, mendaki, di mana-mana sahaja kalau ada peluang saya akan pakai,”katanya yang merupakan salah seorang daripada 148 ahli komuniti ABDL yang dikesan di media sosial
Tidak menganggap ianya pelik, dirinya juga tidak terdetik untuk bertemu doktor atau menjalani rawatan psikologi.
Pakar Psikologi Klinikal Kanak-kanak, Dr Noor Aishah Rosli berkata, ABDL adalah lebih kepada gaya hidup individu tertentu disebabkan kurang kasih sayang, ketidakseimbangan emosi dan tidak tahu cara menyalurkan emosi dengan betul.
“ABDL ni lebih kepada gaya hidup masyarakat tertentu melayani perasaan mereka. Saya ingin tegaskan bahawa ABDL buka satu masalah perubatan dan juga bukan masalah psikologi secara khusus tetapi gaya hidup sesuatu masyarakat itu.
“Namun Begitu gaya hidup ini pun termasuk elemen psikologi yang melibatkan emosi, tingkah laku orang dewasa yang tidak wajar,”katanya.
Ujarnya pengamal ABDL yang berkelakuan seperti bayi, merengek, minum susu, dan memakai lampin adalah budaya negara luar yang sukakan perhatian dengan kebanyakkannya berlaku dalam kalangan lelaki dewasa.
submitted by abdulsamri89 to malaysia [link] [comments]


2024.04.20 07:22 Sad-School-6604 What's shared in Reddit, should stay in Reddit

What's shared in reddit, should stay in reddit. Sana hindi makalabas sa kahit anong SNS.
I am feeling distressed. Actually I don't know what to feel right now. Halo halo. I just woke up feeling super sad, super empty. Drama. Like I wanted to cry for no reason then andaming pumasok sa isip ko.
I was just reading a story here in this sub about their circle of friends at ang dami kong narealize, or probably I already know but I'm just not paying attention to it.
I (25F) had a circle of friends that I've been with since childhood. A (26M), B (26M), C (26F) and D (25F) are my somehow distant relatives and we grew up being friends and classmates together from elem to highschool. Daming away bata, pero at the end of the day, solid pa din kami.
Kahit nung magstop ako sa uni at magtrabaho at the age of 18, they never stopped being my friends. I remember na C and D were with me when I first applied for a job as a call center agent. I don't know the BPO industry. I know nothing about it, but I am proficient with the English language kahit noong elementarya pa lang, so when a headhunter asked me if I'm interested, I said yes. Actually kahit anong job lang talaga ina-apply-an ko. Nung time na yon, kahit sales lady lang. Ang pera namin at most 2h to 3h lang. D had 3h and both C and I only have around 2h. We went there at 11 AM and went home around 3 AM the next day at natanggap naman ako.
We only ate once around lunch time pa. Hahaha! Sabi ko pa sa kanila around 5 PM, mauna na sila umuwi, kaya ko na. Pero hindi nila ako iniwan kasi alam nila yung problem sa bahay at na kailangan ko sobra ang trabaho. Ang pameryenda lang samin ng company is one cup noodles at biscuit tapos water from water dispenser. Hindi ko kinain, binigay ko sa kanila kasi candy na lang kinakain nila nung time na yon. Ayaw pa nila tanggapin, kaso sabi ko nakakain na ako, to which is hindi pa naman. Sobra lang akong nahihiya at naaawa sa kanila. Tapos while waiting sa result ng interview, around 2 AM, nagkausap pa kami na "may takeout kami kanina na tirang chicken sa mang inasal diba? Kinain namin sa cr." Tapos tawanan kami kasi bakit sa cr? Nahihiya daw sila doon sa company kumain kasi maamoy. Noong time na yon, tawa lang kami ng tawa. But now, looking back, while I sacrifice my chance to go to school, they also sacrifice their time and patience para makakuha ako ng trabaho. I was very very grateful sa kanilang dalawa, until now. Tanda ko pa din na nangako akong sa unang sahod ko, treat ko sila, but hindi ko s'ya nagawa agad. It was a few months after pa kasi sobrang daming gastos sa bahay at hindi ko naman nahahawakan ang pera at ang ATM ko to be honest. Pero nabibigyan naman ako ng sapat na baon at pera pangpasok ulit sa work. I had no qualms or misgivings about it. Happy ako makatulong sa bahay.
That time, C and D are in college (they went to different university). C went to a state uni taking financial management while D, who's a bit well off, went to an expensive uni taking customs administration hehe. Me? I was working. For the first year, almost ever weekend kasama sina A and B, na ibang uni din pinapasukan since A chose to go to a uni in a different province to be a policeman, B chose a marine university to be a seafarer, kumakain kami sa labas. Not expensive. Lomi lang. Hahaha! I remember ang dami naming napuntahan na places nearby sa barangay lang namin ha, na lomian talaga. Sometimes ako yung nalilibre kahit ako yung may trabaho which I super duper appreciate talaga.
Since we all went different ways, may mga friendships na mabubuo sila sa college at ako naman sa work. However, I'm the type of person na aakalain mong extrovert kasi I can talk to everyone happily pero I can never open up about a lot of things. Parang I build walls? Na recently ko lang narealize. Around second year of working, we slowly became busy. Sobrang dami nilang school works, at ang daming projects, papers, etc.
(Medyo magulo but I already took two years in college kaso I stopped so at this point, they were all in their third yr to fourth yr in college.)
I realized na we're slowly losing our weekends getaway, papunta sa nawawalan na din kami ng time magreach out sa isa't isa. Then, I noticed that whenever I want to tag them sa memes sa FB or send them memes thru messenger, may iba na silang tinatag or may ibang nagsshare na sa kanila. Especially with C and D.
I remember, I think this was back in 2021. I saw a post about a trio that I can super relate that's about us. Pero nung makita ko yung post, si D pala ang nagshare tapos tagged ang dalawa sa friends n'ya sa college. Understand ko ha, it's just that I can't help but be jealous like, hindi ba ako ang naaalala n'yo sa ganito? Hahaha. Idk. That's so petty of me.
Then, starting from there, I noticed everything I don't want to. It was that I was the only one tagging them sa memes, reaching out and saying "kamusta?" on our GCs. Sending funny videos and memes. They never did that to me. Even until now. Nagsesend pa din ako ng kung ano ano sa "patay" naming GC. Hahaha. Because I still treat them as my main group of friends, even if they don't think the same about me,, although tatlo na lang kami sa GC since may asawa na pareho sina A and B and we don't want their wives to feel jealous about the things we talk about kasi alam n'yo naman siguro, na altho walang malisya, may napapagusapan pa din kaming naught things sa GC namin, so we created a new one na tatlo lang kami.
Right now, I really really felt sad.
Nakagraduate na din naman ako last year although two year course lang, but until now, I don't have the motivation to work. Parang naburnout ako? I want to look for a job, kaso I don't know how to start, and no, I'm not soliciting advises kasi I know how to start, but like I don't have a motivation or something. Magulo? Hahaha. Super. Pati utak ko.
Although, job hopper ako before I went back to school, I started working when I was 18 and it lasted until I was 23. Kahit madalas na sinasabi sakin na, "mas madami nagagastos mo at napapapunta sa'yo kaysa sinusulit mo sa bahay", I felt like I was really really burnout. Like ayokong kumilos, ayokong maligo, ayokong kumain. Tulog nga lang ako ng tulog, kaya taba ako ng taba. Hahahaha. Kain tulog cellphone lang ako. Palamunin. Like a money sucking bitch. Hahahaha.
Adik nga ako ngayon sa pagbabasa ng manhwa, and reading things unrealistically like rebirth wishing for it to be true. Sobrang lagi kong naiisip, can I go back to when I was 17? Before my father was diagnosed with cancer, before he died, before I started working and before being forced to grow up?
I don't know. Siguro kung mababasa to ng mga kapatid ko or ng nanay ko, iiyak sila tapos ako pa ang masusumbatan. Like "hindi naman kita pinilit magtrabaho, gusto kitang makatapos din agad. Pinipilit kitang magaral." That's true. Most of it was my fault, totoo namang pinilit ni nanay na wag ako magquit ng school, since madami scholarships na mapapasukan, kaso yung araw araw na gastos? Baon, pamasahe, pagkain, school projects, libro? I remember pa sabi ng kuya ko, ang luho ko kasi. Mayabang kasi ako. Akala mo anak mayaman. I'm not. Sobrang takaw ko lang talaga. Pero may tama din s'ya. Hahahaha. Kasi I've never really realized na mahirap kami. My mother? Naglalabada or nangangatulungan at times. My father? Driver. Kulang na kulang sa pamilya namin tapos kung makabili ako ng softdrinks at chichiriya dati, kala mo nga naman anak mayaman.
Ahh. You know, recently like a year ago? ko narealize yung implication ng isa sa mga sitwasyon namin sa bahay. Siguro under 10 years old ako noon. Lima kami sa bahay. Kumakain, ang sampung pisong tuyo, may apat na piraso. Ang ulam namin, sabaw ng kape at tagiisang tuyo. "Bakit kape lang sa'yo, tay?" "Ulo ng tuyo ang paborito ko, akin na kung ayaw n'yo." Naiiyak ako ngayon kasi naalala ko, hindi naman sa paborito n'ya ang ulo ng tuyo kung hindi kulang sa aming lima ang apat na piraso kaya ulo lang nakakain n'ya.
I missed tatay ah. Grabe. Hahahaha. Kung siguro, hindi s'ya maaga namatay, kahit papaano, mapapatikim namin s'ya ng maayos na buhay. Ng mamatay s'ya, we're almost there eh. Kakatapos lang ni Kuya ng college at sasakay na s'ya ng barko in a few months, nagttake lang ng boarding exam.
2017 was the worst yr we've had. He was diagnosed with cancer early June. Hospitalized for 20 days in a private hospital with a total bill amounting to more than half a million. Saan kami kumuha ng pera? Utang lahat. Hahaha! His sss and company helped. The medical card he have, helped too. He was told that he'll have at most three months to live, so he was discharged. On my birthday. But he died exactly 3 months after, with only a week before my sister's 18th birthday. I remember sabi ng tatay sa bunso namin, "ano gusto mong pagkain? Anong gusto mong handa? Dalaga na bunso namin." And she answered kahit ano. We never thought na mahahandaan nga n'ya ang bunso namin. Tumapat ng siyaman ang birthday n'ya. Bilang kagustuhan din n'ya na maipaghanda ang bunso namin, nagpacater kami kahit wala din naman kaming pera. But that celebration wasn't really for my sister's birthday, para talaga sa tatay yon. We're all mourning and grieving, but we don't have time to. Ang dami naming utang. Nabaon kami.
But years later, heto na kami. Nakabayad na ng utang, with a special help from my brother. Nakapagpaayos ng bahay. Hindi na putik ang natutungtungan namin, hindi na kami binabaha sa loob pag umuulan, hindi na pumapatak ang tubig sa mga butas sa bubong. Hindi na namin kailangang magising ng disoras ng gabi dahil nabasa ang hinihigaan namin. May kanya kanya na kaming kwarto, kung dati pangarap namin ang may pintura sa bahay, pati kwarto meron na din. May TV na kami at hindi na kailangan pukpukin para magkatao or dumayo sa kapitbahay tapos pagsasarhan ng bintana, may ref na kami at hindi na kailangang magpahabilin ng hotdog. Ang electric fan namin na hindi umiikot at iisa lang, ngayon sa sobrang dami, hindi nagagamit lahat. Hindi naman kami yumaman, pero ngayon, afford na namin yung mga bagay na hindi namin akalaing magkakaroon din kami.
A lot of things happened in the span of those years from when I was 17, 18 to now that I'm 25.
And now, my brother has his own family. He's a seafarer and is married to a very very nice and kind hearted teacher. May baby na sila. My younger sister is an engineer working for a reputable company. Ako? Nakatapos din ako ng hospitality management. Kuya ko nagpaaral sakin. Kasi napangako n'ya yon nung mamatay si tatay. Sobrang thankful ako. Pero to be honest, I don't really want to go back to school. But I was happy I did.
Lahat ng kasabayan ko, graduate na, may magagandang trabaho tapos ako, "ay call center ka lang?". Itinatawa ko lang. Hahahaha.
I don't know what I'm even saying here kasi sobrang halo halo na. Hahahaha. Sorry. I just want an outlet din or a release. I don't think I'm depressed. I also don't think I'm suicidal although the thoughts came in mind every now and then to which is almost everyday. Hahahaha. But I will not act on it.
It's just that it just felt like at some point, I was robbed of my time. I can't say that I was robbed of my childhood kasi di naman na ako bata. Hahahaha! Kind of like it felt like I was forced to grow up.
Please, don't think too badly of me. Okay lang mga 90%, pero sana may 10% na nagegets ako. Parang ang dami kong gustong sabihin, pero wala na akong maitype. Hahaha! I don't know what's the point of this pero I felt like I was able to breathe kahit papaano. It's like telling things to a stranger that I will never meet. Thank you for reading although it's very confusing and is not organized. Hahaha
It was all my fault. It was all my choice that lead me up here, that lead me to where I am now.
I'm almost 26 at wala pa akong nararating sa buhay. I've tried and I'm tired. Pagod na ako.
submitted by Sad-School-6604 to OffMyChestPH [link] [comments]


http://rodzice.org/