Rumah ngentot mama

Wolf

2024.02.28 22:51 Spirited_Visual7966 Wolf

Wolf submitted by Spirited_Visual7966 to lucygames [link] [comments]


2024.02.23 21:11 Ok-Fee-5623 taktahu nak luah dekat mana

aku f25 dah khawin tapi still rasa kosong, taktahu hala tuju, otak sentiasa ovthinking. boleh kata semua benda remeh aku pikir, maybe sbb jobless. act aku convo bulan 12 tahun lps. aku struggle cari kerja tapi nak lari dari bidang yg aku study sbb aku time dekat u bru aku sedar yang aku ni tak sesuai yg field tu sbb aku kena interact dgn org, tak boleh ada pressure sikit auto rasa nak pitam, even presentation aku tak penah ada yang okay sbb aku cpt sgt anxiety. aku punya intern presentation pun aku tak attend sbb takut sgt pikir bukan bukan smpai ws supervisor aku pukul 4 pagi sruh fail kan je aku sbb aku rasa aku tak cukup bagus mcm student lain, nasib sv aku paham dia still bagi chance dan terima keadaan aku yg mcm ni :(( aku tak suka dan taktahu knp aku mcm ni, aku pikir dgn aku berkahwin hidup aku akan berubah tapi tetap sama je ovthiniking jugak penat tau mmg penat, smua benda nak pikir apa org kata smpai diri ni tak boleh buat apa apa. aku ni dari dekat U rasa sorg sorg, makan sorg sorg tu dh biasa sgt sbb takda kawan, paling tak suka time grouping :( selalu aku la terkial cari kawan, kadang tu smpai org tak sedar aku je takda group lagi. aku pulak jenis takut nak bgtau lecturer takut dia kata dh besar pnjang pun tak reti nak handle sndiri ( sbb dah pernah kena) jadi benda tu yg aku pikir stiap kli nak cari group. aku boleh kata hidup aku ni 100% malang, tiap hari aku persoal hidup aku ji knp tak mcm org lain tapi dalam masa yg sama aku comfort balik diri akuyang maybe time belajar je aku malang, nanti dh kerja mesti dh ramai kawan, kerja best, tak jobless tapi tgok la skrg :)) masih sama. aku husnudzon lagi maybe time skrg je struggle cari kerja nnt kedepan mesti dpt rezeki kerja yang lagi bagus. sampai laa tup tup aku kahwin. usia perkahwinan ni baru 6 bulan. alam perkahwinana. aku pun sama dgn alam belajar aku tetap malang jugak. bru seminggu kahwin dah rasa nak give nakcerai, keluarga mertua aku tak suka aku, hari hari hidup aku seksa tiap kali melawat mertua, tak pernah mcm org lain. aku sntiasa ovthinking pikir aku tak cantik mcm org lain, aku selalu salahkan diri aku sndiri tiap kali org buat jahat dekat aku. hari hari aku cakap dkat diri aku, klau aku cantik mesti org tak treat aku mcm ni. keluarga mertua aku semua kulit cerah tau, aku sawa matang je. time nikah mmg cantik mua tu makeupkan smpaikan keluarga mertua sana ada yang seolah perli kata aku ni lain btul ya muka dgn time nikah. aku diam je senyum selalu tak pernah balas apa sbb time tu tgh gathering dgn keluarga mertua ramai sgt. apa aku boleh buat cuma luah dekat suami aku yang usia seminggu tu. suami aku salahkan aku, dia kata aaku pikir lebih sgt padahal dia pun dengar benda sama. aku bertahan lagi duduk sana. aku sorg sorg even bersuami, suami tak pernah bela aku, time tula titik terrndah aku. aku tak cerita kat sesiapa sbb aku tahu tnggungjawab aku tutup aib suami. suami aku sikit tak hirau perasaaan aku, apa yang aku terasa dgn kata kata org sana semua dia anggap remeh. time tu cuma ada aku dgn Allah je sbb aku sorg sorg dekat tempat orang. aku kahwin dgn suami majlis nikah ditanggung keluarga aku 6k buat kecik2 je. suami cuma sediakan 3k je mas kahwin dgn dia ada jugak belikan cincin dgn gelang pastu ada sikit2 barang siapan baju aku tdung yang dia keluarkan duit. aku terima dia seadanya dgn harapan dia terima aku jugak. tapi aku tak sangka perkahwinan aku diuji awal mcm ni. aku pindah ke tempat suami lepas nikah. rumah suami tak sediakan lagi. so kami terpaksa tunpang duduk rumah mertua dulu. act aku tak sebulu dgn mertua dari tunang lagi, mertua aku tak suka aku. waktu aku first time jumpa mama dia, mama dia bercakap jrang sgt buat eyecontact, layan acuh tak acuh sjaa. suami aku sedapkan hati aku kata mama tak pernah ada anak perempuan sbbtu dia kekok. aku terima sja. smpai lah beberapa bulan tetap sama, mertua aku tak dtg pun majlis nikah maybe tanda protes dia dgn calob yg anak dia pilih. aku terima. hadap ja. act banyak lagi nak cerita, sambung nanti pulak. terima kasih siapa yg sudi luangkan masa :))
submitted by Ok-Fee-5623 to SesiKonfesi [link] [comments]


2024.02.14 21:17 chocbananana Advice on Life after marriage

Aku (22F) rencana nikah sama pacar (32M) november tahun ini, and i need some advice. Pls dont attack me for our age gap🙏 i can create a separate post if you’re curious of our relationship
Kita memutuskan untuk nikah karena umur suami yg sudah “mepet” dan kita mau spent time together dulu sebelum punya anak. Suami rencana mau sekolah spesialis tahun depan, makanya kita memutuskan untuk menikah tahun ini secara sekolah spesialis itu berlangsung selama 4 tahun. Kita rencana having kids setelah suami lulus. Kita tidak mau menikah setelah suami lulus, karena setelah nikah harus segera punya anak (tidak bisa spent time together dulu).
Aku butuh saran mengenai:
  1. Career
Keluarga suami mempunyai usaha UMKM yg masih bisa terus berkembang. Perusahaan ini sudah memiliki banyak langganan tetap. Suami mau aku bantu mengurusi usaha ini bersama adiknya, dan aku sekarang baru mulai membantu dalam bagian pembukuan (karena aku lulusan accounting). Sampai saat ini yg mengurus usaha ini ada 3 orang (aku, adik ipar (31F), teman adik ipar (31F)). Hubungan adik ipar & temannya sudah begitu dekat secara mereka sudah berteman sejak SD. Sedangkan aku sering merasa tidak cocok dengan mereka (apalagi sama temannya adik ipar), karena karakter mereka dengan aku berbeda jauh (opposites) dan ide2 dan cara pemikiranku selalu berbeda dengan mereka, dan aku tidak terlalu bisa berinisiatif karena belum ada pengalaman kerja. Aku merasa tidak berguna (karena ada tidaknya aku tidak mempengaruhi usaha ini) dan tidak cocok untuk bekerja disini.
Tetapi aku juga mempertimbangkan kalau mencari pekerjaan diluar itu tidak mudah, dan gaji yg didapatkan belum tentu bisa se-berkembang gaji yg didapatkan dari usaha UMKM ini kalau sudah berkembang.
  1. Home
Suami ingin aku tinggal bersama keluarganya sampai dia lulus spesialisnya, lalu kita akan cari rumah dekat keluarganya & tinggal dirumah sendiri setelah itu. Mereka tinggal di ruko yg cukup besar (ruko bagian depan untuk usaha UMKM, dan rumahnya berada di bagian belakang). Yg tinggal dirumah tersebut ada 5 orang (suami, mama(61F) & papanya(64M), adik & kakak ipar(36F)). Aku merasa tidak nyaman tinggal bersama mereka karena keluarganya yg cukup ‘ramai’ dan aku tipe org yg butuh privasi tinggi (apalagi masalah hubungan aku & suami). Dan aku juga kurang cocok sama keseharian mereka (menurutku keluarganya terlalu kaku & formal).
Aku sebenarnya memiliki apartemen, tetapi jika aku bekerja di usahanya, artinya aku harus tetap kerumahnya senin-jumat karena usaha tersebut berada dirumahnya. Tidak jauh berbeda jika aku tinggal di tempat lain.
Jadi apakah aku harus bantu mengurus usaha keluarga mereka dan tinggal bersama mereka, atau mencari pekerjaan baru dan tinggal di apartemenku? Atau apakah ada solusi lain?
submitted by chocbananana to Perempuan [link] [comments]


2024.01.29 17:03 lordiogenes My dad tried to strangle my mom

Hi, maaf postingannya dalam bahasa inggris, gue lebih mudah ngungkapin dalam bahasa inggris.
So, my (17F) parents argue A LOT. When the conversation intensify, sometimes my dad threatens to kill my mom. There's one time, back in 2023, my dad tried to slammed my mother to the floor. Thank God, I was there, so I kicked my dad and be able to separate him from going further.
Today, I was just chilling while playing my phone on my porch, suddenly I heard a lot of noise coming from inside. So, I opened the door and I saw my dad tried to strangle my mom's neck with a bath towel. I screamed over him and he stopped trying to strangle her.
Most of my parents' fight coming from money problems. Like today, the reason why they're fighting was because my dad keep asking my mom to pay back the money she borrowed from him (yes, her own husband lol smh) and my mom got mad because she thinks he's being cheap and etc etc.
I'm so scared for her safety. I'm gonna go away to college and my mom gonna left alone with my dad (I'm an only child). My dad is known for having a good reputation, he has this a family man persona. Meanwhile, my mom is more strong-driven sumatera (not trying to be racist, but ykwim, orang sumatera kl ngomong kadang2 kayak marah) career woman. But, no one knows that my dad is very abusive and can be temperamental when he's angry.
I have talked to my mom to get a divorce. But, she said no. I understand that it's not easy to get out of toxic relationship. But, It's so hard to see my mom like this. I'm tired to see this cycle keep on going. They got into a fight at night and suddenly in the morning they just talk to each other like it's normal and then they got into fight again and the cycle continues.
Gue udah di point di mana gue bersyukur kalau ngeliat mereka cuma bertengkar omongan, bukan bertengkar fisik. Setiap kali gue jauh dari rumah, gue kepikiran gimana keadaan mama gue. I'm so scared...if one day, I'm not there dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. What should I do?
submitted by lordiogenes to indonesia [link] [comments]


2024.01.20 07:25 Destroyer_machine How do i get out of this lifestyle?

(21M)I have Depresion and General Anxiety Disorder, For my entire life i have been staying inside for most of it, 5 tahun lalu kena gejala ringan depresi & kecemasan singkat cerita keluarga ga peduli gw udh minta tolong pinjem duit buat konseling tpi ga dikasih, 1 tahun lalu gw kuliah happy dapet temen banyak, tapi sekarang itu ilang sejak gw drop out karna ga mampu bayar, sekarang gw cuma di rumah udh 1 tahun lebih ga keluar2 kamar.
gimana caranya biar gw bangkit?
  1. gw udh nyari kerja, nyerah karna kudu s1, ditempat lama gw kerja jg kudu s1, gw jg lamar dicafe dll belum ada panggilan, tpi gw ga mau berhenti
  2. gw udh keluar rumah lagi bersosilisasi, tapi bikin gw stress bgt, gw ga bisa ngomong, kecemasan gw parah, kek orang ketakutan padahal sama temen sendiri
  3. gw olahraga setiap harii
yang gw mau kuliah lagi & kembali bersosilisasi, ini mungkin akibat didikan ortu gw dulu gw diasuh sama mama gw gw dimanjain, ga boleh main keluar rumah ( klo main mulu nakal ), gw ga boleh pacaran pas sma yg bikin gw nyesel, hal hasil gw skrg ga bisa bergaul kek stress bgt sumpah ketakutan gitu sama temen sendiri jg , bokap tuh kek ga ngangap gw ada ga pernah ngajak ngobrol, ga pernah ngajarin gw sesuatu.
kek keluar jalur aja gitu sekarang ga tau apa yang harus dilakuin? serius hampir bundir kemaren sekarang cukup gw kudu berubah, gw dah cukup menderita kek gini, semua game gw hapus, sosmed gw hapus kecuali reddit, gw ngajak keluar temen2 lama gw hari ini
gw kesepian bgt, depresi, ga tau harus ngapain sementara temen2 gw udh pada lulus kuliah, udh pada sukses, sahabat gw keterima polisi gw seneng mereka begitu, cuma ngerasa tertinggal jauh.
gw udh coba antidepresan cuma memperburuk, gw coba konseling yayasan pulih, gw ngerasa tertekan setiap hari, cemas bgt ga bisa santai, ga ada energy lemes....
ada saran kah gw harus ngapain? gw soalnya di tuntut buat sukses sama ortu, mereka ga mau gw kerja kek ngegojek, indomaret malu katanya, tapi bokap jg ga kerja yg menurut gw lebih malu.
serius gw minta tolong buat arahin gw harus ngapain sekarang? biar gw ga nyesel, gw pengen kuliah lagi nikmatin masa muda kek orang2, cuma yaitu ga ada duit.
serius gw bangun dari tempat tidur aja berat banget, makan & mandi jg kek 10x lebih berat buat gw lakuin, gw udh coba keluar dari lingkarang ini & ga ada hasil sampe gw pasrah, ngapain nyoba kalo gagal terus.
gw lagi nyari solusi, thanks yg dah luangin waktunya buat baca.

submitted by Destroyer_machine to indonesia [link] [comments]


2024.01.10 15:50 KokoChristo Do You Think That My Father Is Being Dense Or Not?

Rant context: saya baru saja didiagnosa positif Covid untuk yang kedua kalinya, adik perempuan dan mama mungkin juga positif Covid karena gejala yang mereka alami sama atau mungkin lebih buruk dari saya. Semua karena papa nggak mau untuk periksa lebih awal, nggak mau minum obat, dan nggak mau maskeran

Sedikit background:
Hari Jumat 5 Januari kemarin papa pulang dari RSH setelah rutin pengecekan jantung, saat itu hujan lumayan deras, sampai rumah saya bukakan pintu garasi dan menawari payung biar nggak kehujanan (saya nggak ikut menemani ke RS), dia bilang "Ah, nggak usah..." ya sudah saya lanjutkan untuk nutup pintu.
Oh ya, papa ini semacam anti-mask gitu, jadi ya kemana-mana nggak mau pake masker, terus dia juga pede abis karena sudah divaksin 4 kali.
Hari Sabtu dan Minggu kondisi papa langsung drop, demam lah, batuk dan bersin2 pengennya cuma tidur terus sepanjang hari, hari Sabtu pagi saya tawari ke RS nggak mau, ditolak mentah2. Yang bikin jengkel itu ya kelakuan dia pas sakit, batuk dan bersin super keras nggak dikontrol nggak mau nutup mulut apalagi suruh pake masker dan dia sama sekali nggak konsumsi obat yang ada (bruh). Hari Sabtu dan Minggu adik saya, saya, dan mama masih tidak apa2.
Hari Senin setelah mungkin dimarahi mama akhirnya dia mau ke RS, ya sudah tak anter ke RS, kondisi papa waktu itu masih demam walau sudah nggak separah 2 hari sebelumnya. Dia baru mau pake masker sewaktu ke RS, tapi ya sudah telat lah ya. Senin malam saya mulai ngerasa gatal di tenggorokan, saya kasih obat tradisional herbal terus lanjut tidur.
Selasa pagi kondisi tenggorokan saya mulai memburuk, saya mulai batuk2, ngomong ke mama dia juga ngalami hal yg sama. Giliran mama yang minta dianter ke RS, buat saya waktu itu belum yakin bakal jadi parah,saya kira ini mungkin flu dan radang tenggorokan, jadi saya minumin Bisolvon dan semprotin obat herbal ke mulut. Selasa sore kondisi saya dan mama makin memburuk saya demam badan ngilu semua, mama demam sampai menggigil. Sementara itu papa ya masih tidur2 saja, nggak tahu obat yang dari RS diminum apa nggak, dan nggak peduli keadaan kita berdua.
Rabu pagi saya bangun badan sangat tidak enak rasanya, lesu, demam (agak panas), tenggorokan kering, batuk dan pilek. Papa sudah bangun waktu itu dan kondisinya jauh lebih bagus (kelihatan lebih segar gitu, mau jalan2 keliling rumah sudah nggak tidur2 lagi tapi masih ada batuk dan bersin ringan). Mama super parah, demam badan panas sekali, menggigil, batuk pilek bersin semuanya lebih parah dari saya.
Nah yang bikin saya jengkel dengan kelakuan papa itu antara lain:
Selasa malem saya dan mama demam terus dia bilang "makanya jaga kondisi.... jaga kesehatan" gitu diulang terus. Really, dia yang nularin penyakit ke seluruh anggota keluarga terus cuma bilang gitu...
Rabu pagi ini saya demam mama demam parah tapi mama masih maksain buat masakin untuk sekeluarga, saya bantu meskipun juga sedang sakit karena saya nggak mau disemprot mama (mama kalau lagi sakit marahnya minta ampun gila), terus si papa cuma bantu diawal2 sedikit sekali, habis itu ditinggal nonton TV (facepalm).
Habis makan pagi saya langsung ke RS untuk test swab, dan saat saya pergi adek kecil tiba2 pingsan dan muntah, saya baru dikasih tahu setelah pulang dari RS. Dan yang bersihin muntahan adek siapa lagi kalo bukan mama (ngelap, ngepel, dsb).
Balik dari RS papa minta tolong dibuatkan surat untuk keperluan proyek, saya buatkan, cuma kali ini printer rumah rewel, minta ganti tinta terus. Papa karena sudah ngerasa enak terus keluar sekitar jam 2 siang nyari2 cartridge, cuma yg jadi masalah itu ya tadi, susah bgt pake masker, dia keluar nggak pake masker meskipun masih batuk2 dan bersin2.
Sore hari dia ngajak ngomong saya kasih tau kalo ada kemungkinan printernya yang rusak mengingat itu printer lama (hasil dari keluar siang tadi konsultasi sm temen yang punya toko komputer), trs habis itu lanjut ngomong lagi tentang jagalah kesehatan blablabla.... Tapi yang menurut saya paling ngeselin itu dia bilang begini "Sekarang kamu ngerasain kalo orang tua lagi sakit... Tu mama parah kayak gitu.... Ya kamu bantulah" Ya yang diomongin emang bener, tapi woi ini kondisi saya sekarang lebih parah daripada kamu (papa) dia yang udah membaik kayak sama sekali nggak ada pengertian ke keluarga sendiri, ke istri sendiri, ya kita semua lagi sakit tapi mosok tugas2 rumah tangga dilimpahkan ke orang2 yang lagi sakit Covid parah. Belom lagi saya juga kepikiran sama orang2 yang berinteraksi dengan papa hari ini.

Rant End.
submitted by KokoChristo to indonesia [link] [comments]


2023.12.19 13:46 Astroble Aku buat mim

Aku buat mim submitted by Astroble to Bolehland [link] [comments]


2023.11.11 06:04 Inevitable-Bar1788 pengangguran mau curhat dan minta saran kalo bisa

halo semuanya..lgsung cerita aja kali ya? gue lulus kuliah thn 2021 bulan Oktober kmren, background gue sendiri lulusan sistem informasi, ga aktif organisasi dan ada pengalaman ikut program magang slama 6 bulan di perusahaan bumn sbagai data scientist sblm lulus. setelah lulus gue ditawarin ngajar dulu di sekolah swasta dkt rumah sambil nunggu dpt kerjaan daripada ngang ngong2 di rmh dan ya gue ambil sekalian nambah pengalaman. Sayangnya, smpe skrg gue msih hrs ngajar krn gue msih blum bisa dapet pekerjaan yg bisa "menghidupi" gue sendiri stelah 2 thn lebih lulus :') klo ditanya seneng ga ngajar? ga seneng sm skali..bkn gimana tp bener2 nguras mental 😂 gue yg sblumnya ga pernah marah teriak2 setelah ngajar akhirnya ngerasain marah teriak2 sambil nangis dpn siswa 😂 ditambah gaji nya yg cuma 100rban perbulan itupun bayar nya selalu telat. Oh iya slain ngajar gue jg nyoba ngelakuin kerjaan lain kok kyk jdi admin medsos, jualan baju thrift dll tp sayang ny selalu g bertahan lama entah krn masalah eskternal ato dr diri gue sendiri yg ngerasa ga becus ngalakuin apa2 wkwk gue juga belajar UIUX krn menurut gue itu seruu bgt, udah ikut kelas dan bikin porto jg tp ya msih gitu2 aja. Nyoba cari program2 magang lg tp di kota gue ga ada yg kek gitu2an 😂😂 magang2 uiux di jawa semua dan gue tau gaji dr magang ga bakal bisa buat idup gue disana. tp jujur utk pribadi gue sendiri, gue ngerasa gue org yg cukup positif thinking. gue selalu ngeyakinin diri sendiri klo gue bakal jdi org sukses, ga tau kpn tp gue yakin itu..tp pikiran itu mulai hilang perlahan2 setelah menerima penolakan berulang2 kali hh peak nya 2 hari kmren setelah ditolak pcpm di tahap ke 3 wawancara dan psikologis..gue bener2 merasa tolol beban keluarga dan pikiran yg selama ini gue hindari kek bener2 dtg ke gue dan bilang "tuhkan? memang nasib lu aja yg kek gini, smpe tua jg bakal disini2 doang lu" dan itu bikin gue down se down2 nya, confidence gue turun bgt skrg makanya smpe nulis kek ginian 😂 apesnya lagi laptop gue skrg rusak total ga bisa dibnerin dan harus beli baru sedangkan uang pun ga ada..ditambah ekspektasi mama yg sangat berharap kmren bikin gue tambah sedih..apa bener idup gue bakal gini2aja ya?? 😂
submitted by Inevitable-Bar1788 to indonesia [link] [comments]


2023.11.05 19:42 homonusia Kebingungan, Krisis identitas, Berkuliah, and debt

Tolong, bantu saya🙏, kasih jalan berpikir yang baru dengan knowledge yang kalian punya, jujur saya lagi nggak bisa berpikir jernih :).
*konteks : saya lulusan sma tahun 2021, dan gap year sampe sekarang. dulunya saya siswa yang aktif berorganisasi, dan ikut lomba.
ketika lulus sma dan gap year, saya lanjut kerja. nah the main reason kenapa saya gap year 1. saya ingin belajar sambil kerja (yang ternyata tidak bisa.saya sadar bahwa saya sangat buruk dalam management waktu) 2. mama papa nggak mampu ngebiayain kuliah, dan lagi terlilit hutang, yang kalo nggak lunas sampe 2024 rumah akan diambil bank 3. Saya pengen bantu orang tua dalam hal ekonomi walaupun sekarang blum lunas. dan sekarang saya bingung. keputusan gap year adalah keputusan yang saya ambil secara sadar. tapi entah kenapa saya menyesali hal tersebut.
dan selama gap year saya full kerja dan tidak belajar. tapi saat menjalaninya saya enjoy aja. dan sekarang muncul perasaan tertinggal, blunder, menyesal, sedih.
bulan kemaren saya resign, dan dari sini saya sadar "slow down makes you realize a lot". saya tertinggal sangat jauh. teman-teman saya sudah dekat wisuda dan saya belum jadi apa apa. padahal dulu saya adalah siswa yang berprestasi.
kadang teman teman bilang kalo mereka menyayangkan potensi yang saya punya. anjir hampir nangis:).
*Key point : saya ingin memulai kuliah tahun depan, dengan mencari beasiswa, dan merantau ke pulau jawa. saya nggak mau stay menjadi medioker di tempat asal saya. saya pengen "pressure" di rantau. yang ingin saya tanyakan :
  1. Universitas apa yang bisa saya ambil di pulau jawa, yang bisa menerima siswa gap year 3+ tahun lebih, dan tidak mengeluarkan puluhan juta biaya. saya siap selama waktu yang tersisa, untuk belajar buat tes masuknya.
  2. Resiko apa yang harus saya siap terima ketika di rantau?
  3. apa yang harus saya persiapkan untuk memulai kuliah?
*maaf kepanjangan, selama ini saya cuman mendam, berpikir bahwa saya tau semuanya. padahal saya tidak. malu banget:)
submitted by homonusia to indonesia [link] [comments]


2023.10.25 19:55 Itchy_Sky_7706 Izin curhat dikit

Hi guys, mau curhat aja tentang dilema yg lg aku alamin. Gk terlalu serius tapi gamau aku pendam terus.
Aku sekeluarga ada 5 orang (Aku 20M, kakak perempuan 22F, Ayah, Ibu, dan Kakek), tinggal di rumah kakek 3 lantai.
Semenjak kecil aku berbagi (dengan orang tua dan kakak) 2 kamar di lantai atas (sebut saja kamar A dan B) yang kamarnya itu terhubung menjadi 1 karena ada pintu dalam kamar. Pintu dalam kamar ini gapernah ditutup, jadi lebih tepat dianggapnya 1 kamar.
Menginjak kelas 1 SMA, aku bilang ke ortu kalo pengen pisah kamar, mereka bilang oke. Akhirnya kamar A yg lebih besar jadi kamar kakak, sementara aku dapat kamar B. Ortu pindah ke master bedroom bekas kakek dan nenek, sementara kakek pindah ke kamar tidur di lantai bawah karena kakinya udah gk kuat lg.
Selama beberapa bulan arrangement kamar seperti ini. Hingga akhirnya AC kamar ortu rusak, yg memang wajar karena itu AC lama dan selama ini jarang dihidupkan. Mereka pun bilang kalau sementara mereka bakal tidur di kamarku dan kamar kk ku. Aku sih fine2 aja, karena toh cuman sementara (pikirku). Pada saat itu aku juga gk ngerasa aneh 1 tempat tidur brg mama, karena dari kecil dekat bgt dan selalu tidur bareng jadi no problem.
Bulan-bulan seterusnya ortu coba ganti AC kamar mereka dengan AC bekas, trus rusak lagi. Kemudian coba panggil tukang AC, rusak lagi. Akhirnya mereka bilang urusan AC ntar dulu ya, lg ga ada duit. Aku paham dan mengiyakan. Gk terasa 3 tahun berjalan sampe aku masuk kuliah, situasi kamar kami masih sama. Bedanya sekarang aku dan kk udah gk 1 tempat tidur lagi dgn ortu, cuma 1 kamar. Disini aku mulai berasa... risih.
Pertama, aku ini orangnya introvert. Aku butuh alone time. Kalo pulang dari rumah terus ngeliat ada orang geletakan di kasurku atau ngerjain sesuatu di mejaku rasanya gimana gitu. Ya aku ngerti memang lagi ga dipake, tapi kemudian pas kita mau pake kan gaenak jadinya.... kesannya kayak ngusir orang gitu. Jadi sungkan padahal emg space kita.
Kedua, kegiatan kuliah. Aku kuliah jurusan arsitektur, yg mana bakal banyak begadang ngerjain maket, belajar, dan lain2. Aku sendiri sadar kalau kerjaan ku pasti bakal ganggu orang2 sekitar. Sekarang udah kerasa dampaknya dmn malem2 org2 udah pada tidur dan aku masih sibuk ngerjain tugas kuliah, terkadang sambil callan sama temen, dengerin musik, dll. Di satu sisi aku ngerasa risih karena ga bisa bebas, tapi di sisi lain aku juga kasihan sama ortu ku kalau terlalu berisik tidurnya pasti keganggu. Jadinya serba salah.
Ketiga, aku udah bukan anak kecil lagi. Jujur aja, yg namanya remaja pasti udah ada pikiran dan hasrat seksualnya. Bukannya aku mau nonton bokep atau ngelakuin hal aneh2 di kamar, tapi aku pastinya tetap butuh privasi terkait hal ini.
Jujur aja, aku udah risih banget 3 tahun kyk gini. Apalagi skrg udah umur 20, dan gatau sampai kapan lagi harus kyk gini. Mungkin disini aku terkesannya ungrateful. Aku paham itu. Tapi ya gimana. Situasi ini skrg udah berdampak ke aktivitas dan pekerjaan aku, dan juga privasi ku. Walaupun begitu, aku gaada ekspektasi buat situasi ini ter-resolve dalam beberapa waktu dekat. Aku ngerti kondisi ekonomi keluarga ku. Aku ngerti kalo kita gabisa keluar uang buat beli AC baru. Aku juga pasti merasa bersalah kalo harus terus terang ke mereka terkait hal ini. Dan aku gk nuntut orangtua ku untuk seperti itu. Aku cuma butuh buat ngeluarin isi hati yg udah aku pendam selama 3 tahun ini.
Menurut kalian aku harus ngapain biar at least menemukan peace of mind selagi tetap kyk gini?
submitted by Itchy_Sky_7706 to indonesia [link] [comments]


2023.10.22 07:34 calm_blue73626 Bokap ngga berguna...

Bokap ngga berguna...
Bagaimana pendapat komodos sekalian, aku mau tau.
submitted by calm_blue73626 to indonesia [link] [comments]


2023.10.20 14:45 DeNatix Pengen Curhat

halo ges, saya ingin sedikit curhat biar lega sedikit
Saat ini saya berumur 20 masih kuliah, dan saya merasa capek sekali buat hidup. Ayah saya, sudah menganggur semenjak saya SD dan sampai sekarang tidak ada usaha untuk mencari kerja. Keadaan finansial sekarang juga kalau dibilang kurang dari cukup. Sangat bersyukur, bahwa mama saya masih memiliki tabungan dan sudah memberikan asuransi pendidikan sejak kecil. Satu-satuny tujuan saya hidup sekarang hanya agar mama saya tidak sedih, dan semoga suatu hari nanti mengingat umur mama saya yang sudah cukup tua, bisa membahagiakannya.
Namun hari-hari semakin berat untuk dilewati, saya mempunyai seorang kakak yang baru saja menyelesaikan pendidikan sarjananya dan seharusnya ini sedang magang Namun, karena kakak saya yang katanya mengidap penyakit "mental health" akibat magang tersebut, kakak saya sedang cuti dan tidak ngapain-ngapain sembari bingung apakah ingin melanjutkan magang tersebut.
Imbasnya sayalah yang dituntut mencari uang sembari melanjutkan kuliah. Saya merasa sangat terbebani dengan tuntutan tersebut, sejujurnya saya tidak merasa terbebani dengan kecapekannya. Namun saya capek, melihat kakak dan papa saya yang tidak ada kesibukan, malah diam dirumah tidak ngapa-ngapain sedangkan saya yang masih berkuliah harus mencari uang.
Memangnya saya tidak capek, memangnya saya tidak deperesi. Pikiran untuk mati, bunuh diri selalu terlintas sehari-hari. Jangankan hanya pikiran, usaha untuk bundir juga udah pernah, sayangya gak berhasil, dan untungnya dari keluarga gak ada yg tahu. Saya juga merasa terbebani dengan pikiran saya sendiri, namun saya selalu berpikir "Dunia tidak akan bersabar, hanya karena anda tidak sanggup", Maka dari itu saya harus bertahan.
Salahkah saya membenci ayah saya, yang meskipun tidak melaksanakan kewajibannya, namun masih marah marah di rumah seolah dia paling benar. Salahkah saya jika saya membenci kakak saya, yang karena penyakit mentalnya berhenti melanjutkan magangnya.
Terlepas dari itu, keluarga dan juga teman-temen saya menganggap saya orang yang riang, bahagia, dan tidak ada masalah. Bisa dibilang saya orangnya cukup good-looking, salah satu faktor yang membuat saya gampang untuk akrab dan didekati oleh orang. Selain itu, di kampus saya juga aktif di berbagai organisasi dan kepanitiaan, untuk mengalihkan pikiran dari masalahku dan tetap merasa seperti mahasiswa yang normal.
Namun di tempat ku bisa bahagia juga terkadang dibatasi oleh keluarga. Selalu berusaha dikala gempuran "Ngapain ikut-ikut gituan, bikin cape gak ada gunanya, mending cari uang" dari bapakku tercinta yang kerjanya gak ngapa ngapain selain nongkrong bareng temennya tiap pagi terkadang sampai malam. Ya gw juga ttp kerja, entah joki tugas ini lah, free lance ini itu lah(Waktu kampus tidak memungkinkan untuk kerja tetap).
Salahkah saya jika membenci papa dan kakak saya. Gw juga ingin bahagia, bahkan lupa kapan terakhir benar-benar bahagia. Pls Help :')
submitted by DeNatix to indonesia [link] [comments]


2023.10.18 05:17 takeshikaneshiro_jkt Teruntuk anak orang kaya, stop bersekolah !!!!!!

Untuk background, gw SD SMP SMA sampe kuliah ga pernah bersekolah. Gw diajarin ama bokap nyokap gw di rumah. Kami berpendapat karena banyak anak Indo yang perlu sekolah, ngambil jatah mereka bahkan di sekolah inter ga fair. Daripada membiayai anak kaya males, ngapain? Mending ngasih jatahnya ke anak yang perlu beasiswa. That's why bahkan sampai kuliah pun masih bokap nyokap yang ngajarin gw.

Kalian itu maunya apaan sih di sekolah? Naikin status? HAH! Taek kucing. Status lu udah tinggi, noh kasih ke yang membutuhkan. Ortu lu kan mampu, mending datengin tutor. Ato mending ngajarin lu dah di rumah. Kasian ngentot orang2 yang membutuhkan, jatahnya diambil lintah darat kayak lu semua.

Ga cuma SMA, let's talk kuliah. Orang jaman sekarang bisa kuliah online, ngapain pake acara masuk PTN PTS segala??? Nyerobot lu??? Naikin 'status'???? HALAH! Status lu udah tinggi ngapain pake acara naik2in segala cih.


submitted by takeshikaneshiro_jkt to indonesia [link] [comments]


2023.10.16 18:10 dark_phoenix86 My fellow men, kalian pernah ga sih di-stalk sama cewe yg rada-rada gangguan jiwa?

Ini bakalan kedengeran kyk alur sinetron karbitan bgt sih, tapi please dibaca smp selesai. Gue lagi pusing bgt hadapinnya krn smp ngelibatin keluarga gue segala. Bulan kemarin gue kan cuti kerja beberapa minggu gitu terus gue mudik ke kota asal gue. Pas lagi tidur siang gue tiba-tiba dibangunin sama bokap katanya ada temen yg nyariin. Orgnya nunggu di teras. Cewe namanya 'Vira'. Gue langsung agak heran soalnya ga punya temen yg nama Vira. Gue intip dari jendela ruang tamu, tu cewek sama sekali gue ga kenal. Jadi gue samperin dan nanya siapa dan ada keperluan apa.
Ternyata si Vira ini adik kelasnya adik gue waktu di SMP dulu. Umur gue sama adik gue beda sekitar tiga tahun. Terus dia cerita kalo dia sempet akrab sama adik gue karena waktu itu mereka sama-sama jadi panitia kegiatan sekolah gitu. Nah pas waktu itu deket-deket gue mo hijrah ke kota lain utk kuliah, pernah sekali dia ngelihat adik gue sama gue hari minggu boncengan pagi2 mau ke Gereja. Nah kata dia sejak ngelihat gue itu, dia langsung 'ngefans' katanya. Cringe. Tapi ini memang omongan dia sendiri.
Terus ujung-ujungnya dia ngelihatin gue di hp dia ada foto gue pas di acara perpisahan di SMA dulu lagi duduk main gitar. Gue tanya itu foto dari mana dan siapa motoin soalnya gue ga sadar lagi difoto. Kata dia, dia mintol temen kakak dia yg satu sekolah sama gue untuk motoin. Soalnya adik gue dimintol dia ogah. Iyalah pasti adik gue ngerasa jijik motoin gue abangnya sendiri. Endingnya dia bilang kalo dia ngefans (gile kyk artis aja) and pengen kenal dekat gitu. Ya karena gue orangnya sopan, gue iya2in aja. Walaupun gue agak dikit mikir nih cewe kok rada aneh ya. Dia minta no WA tapi gue ga kasih dgn alasan kita baru kenal. Gue ga enak ngasih2 no WA gitu aja. Dia pulang mama gue nanya itu siapa gue bilang kagak tahu. Temennya si (nama adik gue) tuh. Minta kenalan. Terus digodain deh gue sama mama gue "Cieh yang punya fans." Gue wanti-wanti deh adik gue sm org rumah jgn ngasih nomer gue ke dia.
Besoknya ni cewek datang2 terus ke rumah. Alasannya macam2. Pertama bawa mangga sekantung. Katanya di rumahnya lagi panen. Besoknya datang lagi katanya pengen ngobrol2 sama diajarin gitar. Gue mulai risih dan nyadar ni cewek punya maksud tertentu cuma gue orgnya ga berani confront org terang2an gitu. Besok2nya klo menjelang sore gue kabur ke rumah sepupu gue. Atau pergi kemana. Klo ga gue ngumpet di kamar dan nyuruh mama atau papa gue bilang gue lg ga ada di rumah.
Beberapa hari lalu, (gue udah balik ke kota tempat gue tinggal sekarang), pas lagi jam kerja. Tiba2 mbak2 yg di front office nelpon ke ruangan gue katanya ada temen cewe yg nyari. Perasaan gue langsung ga enak. Gue tanya siapa. Katanya namanya Vira. Temen dari kota asal gue. Disitu gue udah mikir fix ni cewe gila. Gue blg sama mbak FO, tolong kasih tahu klo gue lagi kerja dan ga bisa ditemuin dan tolong kalo besok nyari gue jgn di kantor.
Malamnya gue pulang lewat pintu belakang trus smp kontrakan gue telpon mama gue dan gue ceritain. Mama gue juga sepakat sama gue tu cewe ga beres. Tapi dia nyaranin mending gue temuin sekali aja tanya mau dia apa. Ajak ketemu di tempat ramai. Kalo bisa gue jgn sendiri. Dan dikasih tahu dgn tegas kalo gue ga suka diikutin terus sama dia karena gue ga nyaman. Gue mintalah nomor WA dia ke adik gue dan gue telpon pakai nomor lain ajak ketemu di Alfamidi yg depannya ada kursi bisa duduk2 gitu, biar ramai. Tau aja dia nekat trus nikam gue atau apa gt yg unpredictable.
Gue tanya dia lagi ngapain di sini (di kota gue tinggal). Dia jawab lagi liburan aja sekalian jalan2. Terus gue tanya ngapain cari gue di kantor dan mau dia apa. Dia bilang karena kebetulan lagi disini, ya dy cm mo dtg say hi aja krn dia ga tau gue tinggal dmn dan ga punya no WA gue.
Gue akhirnya keluarin semua uneg2 gue. Gue kasih tahu gue risih krn selama gue di rumah kemarin dy slalu datang nyariin gue. Sekarang malah nyamperin gue di kantor sini segala. Mau lu sebenarnya apa? Dia langsung nangis. Katanya dia ga ada maksud apa2. Sumpah2 demi Tuhan kalo dia cuma ngefans aja sama gue krn muka gue mirip idola dia (dia nyebut nama siapa gitu gua kagak ngerti dan kagak inget). Dan dia pengen bisa kenal deket dan sahabatan sama gue karena di mata dia gue orgnya ramah, murah senyum, tulus dll. Gue jawab "Hello? Kita cuma baru ketemu sekali lu udah ngerasa kyk kenal gue bertahun2. Mau berteman sih gpp ya. Tapi ga gini juga. Ngaku lu ngestalk gue bela2in datang kesini kan?" Dia ga jawab trus langsung pergi aja gitu masih nangis2. Gue biarin aja. Udah kesel gue lihat muka dia sumpah.
Eh kemarin malam, mama gue tiba2 nelpon katanya bapaknya tu cewek datang ke rumah. Katanya si Vira udah 3 hari kabur dari rumah. Di telepon2 sm org rumah ga diangkat. Pesan2 ga dibalas. Bapaknya cuma dapat info dari temennya katanya dia mau nyusul gue datang ke sini. Makanya bapaknya smp dtg ke rumah gue marah2 dipikirnya gue bawa kabur anaknya. Mama gue ga terimalah gue dituduh macam2. Jadi mama gue ceritain klo si Vira ini yg datang2 ke rumah slalu nyari2 gue dan selalu gue lariin. Tapi papanya ga percaya dan ngekeh kalo gue itu udah pengaruhin anaknya dll. Smp ancam2 mo laporin gue ke polisi segala. Anjing banget ga sih? Vira, you fucking psycho BITCH!
Emosi gue telpon si Vira gue labrak (percakapannya gue rekam) gue bilang eh tu bapak lu datang rumah gue ngamuk2 dipikirnya gue nyulik elu. Keluar deh kata2 kasar gue ke dia. Gue udah emosi bgt. Gue suruh dia telepon bapak dia jelasin semuanya dia cuma bilang iya nanti dia nelpon bapaknya utk jelasin. Gue desak telpon sekarang. Tapi telponnya langsung ditutup sama dia. Gue telpon ulang ga diangkat. Gue kirim rekaman percakapan gue ke mama gue supaya didengerin ke bapaknya. Terus gue juga ngomong langsung sama bapaknya. Gue bilang anak bapak yg dtg nyari2 gue ke rumah. Sampai datang nyari gue ke kantor. Ada saksi sama rekaman cctv kalo ga percaya. Tapi bapaknya malah marah dan ngancam2 gue katanya awas aja klo anaknya sampai kenapa2. Gue harus tanggung jawab. Gue jawab hih ngapain? Yg suruh dia kesini siapa? Kenal dia aja kagak. Makanya punya anak itu dididik bener2 supaya ga kegatelan sama cowok. Ribut deh kita malam itu di telepon. Bapaknya juga ultimatum ke ortu gue kalo dia bakal laporin polisi.
Duh jadi mumet kepala gue. Gue juga males mo nyari tahu keberadaan si cewe ini skrg dimana. Nginap dimana n sama siapa. Bodo amat. Bukan tanggung jawab gue. Bukan urusan gue. Lagian gue masih ngurus kerjaan gue juga numpuk di kantor selama gue cuti. Ada saran ga sih? Jujur gue ga bisa mikir. Krn pikiran gue lagi fokus sama kerjaan. Sorry rantnya kepanjangan.
submitted by dark_phoenix86 to indonesia [link] [comments]


2023.10.11 22:41 DigitalChildish Andy

Andy

"Cekrek, tak cekrek, tuk cekrek, klik, klik." Suara ketukan keyboard bergema dengan jelas di dalam ruangan yang remang-remang. Asap rokok menggantung di udara, dengan puntung rokok berserakan di sekitar. "Monster kill!" terdengar suara komputer dari speaker.

https://preview.redd.it/yk2kk0lqo5vb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=71a95302e9fd238423f5fcc9dacbb7912f0bed2e
"Ma, Mama, denger gak? Udah Andy bilang, itu tuh bukan salah Andy!" Andy terus bermain, rokok menyala di mulutnya, headset ditempelkan ke telinganya. Matanya tertuju pada layar, sesekali menghisap asap rokok.
"Mereka yang mulai duluan, tiap hari makanan Andy diambilin, disuruh-suruh, dikerjain. Sama kaya Mama, suka manggil Andy 'Si Cungkring'!" Matanya tetap menatap layar PC.
"Tau gak, Pah, duit yang Papa kasih kemarin, Andy pake buat traktir mereka. Kan papa pernah bilang, 'Duit segalanya, dengan duit semua beres'. Dan Papa Jarang dirumah karena banyak lembur buat keluarga, itu kan yang papa bilang! Aturan Papa dan Mama, udah Andy turutin semua. Belajar ini, belajar itu, biar jadi orang sukses dan kaya. Emang Papa kurang kaya apa sih? Ampe minta Andy seperti Papa juga? Apa yang kurang, Pah? Apa Papa pengen nambah kaya raya buat seneng-seneng sama cewek lain diluaran sana?" Andy menghela nafas dan menyandarkan diri ke kursi gaming-nya. Sambil menatap arah pintu dapur.
"Lihat kan, Ma? Kelakuan Papa? Makanya jangan terlalu banyak keluar rumah juga, sering jalan-jalan sama teman-teman, gosip? Tuh lihat kan, jadinya. Mama juga gak percaya dan suka marah-marah kalau Andy cerita apapun. Di mata Mama, Andy selalu salah."
"Hmm, ngomong-ngomong, Si Merli, putri kesayangan Mama, kok belum pulang jam segini?" Andy berdiri, lalu mengambil pisau yang penuh bekas darah di atas meja. Darah bercucuran ke lantai sementara tangan Andy memegangnya, ia berjalan menuju dapur.
"Si Merli pintar ya Ma, bisa ngakalin Mama sama Papa buat uang jajan. Malah suka nyuruh-nyuruh sama ambilin duit Andy juga. Bilangnya buat tambah beli buku ini, beli itu. Padahal duitnya buat pacaran loh, Ma. Andy pernah ngeliat dia... Sama kemarin, dia juga nyolong duit Papa tuh yang di dalam lemari. Tenang, Pa, nanti Andy kasih pelajaran!" Pisau yang Andy pegang menancap di pintu dapur. Ia masuk ke dalam dapur.

https://preview.redd.it/f5oytg6to5vb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=ba97d3447b7723a00b7509b609e7d589e4846db5
Suasana dapur terlihat berantakan, piring kaca pecah berserakan di mana-mana. Bau amis menusuk hidung, dan ruangan agak berkabut oleh asap rokok. Lampu dapur berkedip-kedip remang-remang memperlihatkan beberapa bercak darah didinding. Di salah satu pojok yang gelap, terlihat sosok wanita paruh baya terselungkup, berlumuran darah. Di sampingnya terbaring seorang pria paruh baya dengan banyak luka terbuka yang mengalir darah, tak lagi bernyawa.
Andy duduk terjongkok di kursi kecil sambil terus menghisap rokoknya. "Ma, Pa, Andy dibully di sekolah. Baru kali ini kalian mendengarkan ku dengan tenang"
Lalu, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dan pintu rumah dibuka di ruangan depan. "Ceklek, ceklek! Aku pulang. Ma, diluar ujan! Kok pagar depan gak di tutup? Lah gelap amat. Pada kemana sih?"
Dengan tersenyum sedikit sinis Andy berdiri, lalu mengambil pisau yang tertancap di pintu.
End.

Support Penulis, Untuk beli susu anak gan. Disini atau Disini. Terimakasih
Saya butuh bantuan teman-teman semua jika berkenan:
Mohon maaf sebelumnya, saat ini saya dalam situasi kesulitan finansial. Jika anda atau ada teman sanak saudara yang membutuhkan jasa service, Translate, Transkrip Audio/Video atau butuh membuat Subtitle untuk sebuah video, podcast, wawancara dll. Silahkan kontak saya langsung. Mohon infokan kepada teman-teman anda jika berkenan, terimakasih.
---------
Autobiografi Saya

Side Effect
- Kemelekatan (Inspirasi)
- Anto: Secangkir Kopi (Misteri)

submitted by DigitalChildish to indonesia [link] [comments]


2023.10.11 13:02 DigitalChildish Perjalanan Hidup Seorang Gamer - Part 02

Perjalanan Hidup Seorang Gamer - Part 02
Ok, terimakasih sudah mengikuti perjalan kisah hidupku. Postingan ini merupakan lanjutan dari "Perjalan Hidup Seorang Gamer - Part 01" Masih perkenalan-perkenalan, Drama nya nanti pas di Masa Kuliah yah.

Episode 10: Remaja

Masa-masa SMP adalah periode perubahan drastis dalam hidup saya dan mungkin Episode ini saya Rating 16++ bagi yang belum cukup umur skip saja haha. Di sini, saya mulai mengenal tubuh wanita. Maaf jika terdengar sedikit kurang sopan, tetapi itulah yang terjadi. Saat istirahat di sekolah, teman-teman dan saya sering pergi ke belakang perpustakaan, tempat rahasia para siswa berkumpul. Di sini adalah perbatasan dengan Sekolah Putri SMK. Kami kadang-kadang mencoba mengintip ke kelas putri melalui jendela. Kadang, kami melihat siswi-siswi berganti pakaian olahraga, meskipun tidak terlihat jelas karena terhalang oleh debu di kaca. Kami sering kali ketahuan dan mereka akan berteriak, "Hei, ngapain kalian, dasar bocah gendeng!" Sambil menggebrak kaca atau meja. Mereka selalu tahu bahwa kami seringkali mengintip mereka. Tapi kami hanya lari dan tertawa-tawa.

https://preview.redd.it/44pnee4n1ktb1.jpg?width=492&format=pjpg&auto=webp&s=0e709433f38140ea88a95c43c05cd6f757a3c7ac
Di tempat ini, saya juga diperkenalkan kepada anatomi wanita secara lebih lengkap dan gamblang. Seorang teman membawa sebuah buku dewasa dengan gambar-gambar sensual di dalamnya. Saya merasa campur aduk antara takut, kaget, berkeringat, dan penasaran. Itulah pertama kalinya saya memahami tentang wanita melalui gambar-gambar tersebut. Dulu, dalam pikiran saya, tubuh wanita terlihat mulus tanpa ada yang namanya bulu di ketiak atau bulu kemaluan (jembut). Dan yang saya tahu tentang hubungan badan adalah bahwa seorang pria dan wanita hanya bersentuhan tubuh, lalu munculah kehamilan. Ya dulu saya masih polos.
Saya ingat betul, kehilangan keperjakaan saya terjadi dalam sebuah momen yang cukup tidak terduga (Hmm bisakah ini disebut kehilangan keperjakaan?), Ceritanya yaitu saat saya sedang menghapal pelajaran agama. Untuk membantu saya ingat apa yang sedang saya pelajari, saya sering kali berbaring dan menegangkan tubuh saya. Suatu waktu, tanpa sengaja, tangan saya bergerak ke area 'si Robert'. Saya mulai menggosok-gosoknya dengan secara tidak sadar saat saya terus menghapal pelajaran. Lama kelamaan, sensasi yang aneh tapi menyenangkan muncul, dan tiba-tiba, semuanya terasa sangat nikmat. Saya bingung ketika mengetahui celana saya sudah basah. Tanpa saya sadari, ya cairan putih sudah keluar. Sungguh ironisnya, ini terjadi ketika saya sedang menghapal pelajaran agama. Saya jadi bertanya-tanya apakah ini mungkin adalah jalan Tuhan yang diberkati untuk saya. xD. Pada saat itu, saya juga mulai mengalami jerawat dan mulai tertarik pada lawan jenis.
Di masa ini, saya juga pertama kali terlibat dalam pertarungan satu lawan satu, perkelahian bahkan hampir tauran. Lucunya, saya sering berkomentar tentang anak-anak SMP yang terlihat sibuk pacaran atau tauran dalam berita pada saat ini, padahal sebenarnya saya juga pernah mengalami hal serupa. Haha! Ini adalah masa di mana saya pertama kali tahu tentang hal-hal berbau negatif di dunia. Tapi untungnya Merokok belum menjadi kebiasaan saya saat itu.
Saya sering bolos sekolah, terutama untuk bermain game, seperti main dingdong atau menyewa Playstation, yang sedang populer saat itu adalah Winning Eleven dan Resident Evil. Mama sering dipanggil oleh guru BP karena saya sering bolos. Akhirnya, mama memberikan ultimatum, mengancam akan melaporkan ke bapak jika saya masih sering bolos. Dan dengan demikian, saya kembali menjadi rajin di sekolah sementara. Ada beberapa mata pelajaran di mana nilai saya turun, dan saya merasa ada yang kurang dalam hidup saya. Saya merasa kehilangan sosok ayah di rumah.
Bapak pulang hanya dua minggu sekali dan hanya sebentar. Yang saya tunggu darinya hanyalah cemilan oleh-oleh ketika beliau pulang. Uniknya bapak selalu membeli jumlah cemilan sesuai dengan jumlah anak-anaknya. Misalnya, jika dia membeli ciki, dia akan membelinya sebanyak lima. Eskrim, lima. Coklat, juga lima. Semua makanan ringan itu selalu dihitung dan dibagikan secara adil kepada setiap anak. Namun, saat tiba di rumah, biasanya terjadi kekacauan saat kami semua berebutan untuk mengambil satu-satu. Itulah yang terjadi ketika memiliki banyak anak di rumah, selalu ada saja yang diributkan. Yah hanya sekedar itu, saya pun terlalu takut untuk bertanya atau ngobrol dengannya. Saya tidak memiliki patokan pria yang bisa saya jadikan panutan. Kemana si AA? Sama, kita merasakan hal yang sama ketika itu.

https://preview.redd.it/j2llhjiq1ktb1.jpg?width=986&format=pjpg&auto=webp&s=5a045605584817b149d8e0b53fcdab08f4e96421
Hari-hari di sekolah berjalan seperti biasa. Pada masa itu, saya masih merasa agak grogi dan cemas ketika harus berbicara dengan wanita, terutama jika wanita tersebut cantik. Dan tahukah kamu, bahkan disekolah ini salah satu teman saya seorang cewek menghadapi situasi yang cukup sulit. Dia seringkali dijauhi dan bahkan secara tidak langsung dibully oleh teman-teman cewek lainnya. Saya bisa melihatnya dengan jelas. Salah dia apa? Ya karena Cantik, dan tentu saja, setiap cewek di kelas terlihat iri padanya. Bullying ini terjadi secara tidak langsung, melalui sikap dan perlakuan yang membuatnya merasa terasing. Hai kamu cewek-cewek diluaran sana, pengen nanya nih. Apakah benar cewek sesama cewek suka seperti itu?
Setelah beberapa waktu, saya kembali bolos sekolah. Yah dunia game terus memanggilku. Selain itu saya juga sering naik kereta api tanpa membayar keliling kota mecari tempat-tempat game yang asik. Akhirnya Mama mengadukan hal ini kepada bapak, dan malam itu saya dipanggil untuk bicara. Bapak berkata, “Apa yang kamu mau?” dan saya sudah tahu dia akan marah. "Bolos sekolah? Ngapain, kamu merokok!? Silahkan! Kamu berantem, silahkan! Kamu nakal, silahkan! Main game? Boleh! Kamu mau kursus apapun, silahkan! Bapak mumpung masih bisa biayain semuanya! Asal satu, jangan bolos sekolah."Namun, dia memberikan pemahaman yang berbeda. Dia mengizinkan banyak hal, termasuk bermain game, selama saya tidak bolos sekolah. Kata-kata tersebut memotivasi saya untuk kembali berfokus pada pendidikan. Saya menyadari bahwa bermain game masih bisa dilakukan tanpa harus bolos sekolah.
Akhirnya, masa SMP pun berakhir, dan saya siap memasuki babak baru di SMA. Teman-teman baru, lingkungan baru, pengalaman baru, tetapi wajah saya tetap sama. xD.

Episode 11: New Hobby

Hari pertama masuk SMA, wajah saya penuh dengan jerawat. Saya merasa marah, kesal, dan frustrasi, tapi tidak tahu kepada siapa saya harus melampiaskan perasaan ini. Anehnya, saya teringat teman saya di SMP yang pernah memberi saran saat pertama kali muncul komedo di wajah saya. Dia berkata, "Bro, lu punya komedo? Biar gak keliatan, tinggal pakai ini aja. Nanti setelah makan gorengan, pasti ada minyak bekasnya di tangan. Nah, lu olesin aja ke komedo, biar muka lu kinclong lagi." Mungkin karena saya belum tahu banyak atau mungkin saya bego, saya mengikuti saran teman tersebut. Beberapa hari kemudian, jerawat-jerawat pun bermunculan di wajah saya. Sungguh, keputusan yang ndableg. (Sigh)

https://preview.redd.it/ccqa19lni5vb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=a9fc4bb87eb6d43898688df9a189cff2de6b523f
Masuklah ospek di SMA, suasana sangat berbeda dibandingkan dengan SMP. Saya merasa bahwa para siswi di sini sangat berbeda dan wangi-wangi. Teman-teman cowok juga terlihat lebih keren dan dewasa. Beberapa siswi di kelas saya saat itu sangat cantik. Kelas kami sangat kompak, baik dalam pelajaran maupun pertemanan. Kami dijuluki "Si Kelas 7" itu yang diingat oleh para guru disekolah. Guru-guru selalu mengingat nama kelas kami dan senang mengajar disini karena kami selalu aktif bertanya dalam kelas, sangat bersemangat dan juga paling sering berpartisipasi. Sebenernya Kami memiliki sebuah rahasia yaitu sering berbagi jawaban PR dan saling membantu saat ujian hehe.
Pada masa ini, saya diperkenalkan dengan genre musik pop rock oleh teman-teman sekolah dan teman-teman di rumah. Mulai dari Greenday, Blink-182, Rancid, Cranberries, bahkan Weezer dan Sixpence None the Richer, saya mulai menyukai beragam jenis musik. Saya sangat ingin mengenal dunia musik lebih dalam. Saya meminta kepada orang tua untuk membelikan saya gitar, dan mereka mengabulkannya. Saya senang sekali dengan gitar itu, meskipun sayangnya suaranya agak cempreng, seperti suara saya yang juga cempreng (iya, suara asli saya memang cempreng). Tapi saya tetap bersemangat untuk berlatih bermain gitar. Saya bahkan membuat drum dari kaleng bekas agar bisa berlatih main drum. Setiap malam, ketika saya menginap di rumah teman, saya selalu berlatih bermain musik. *7*

https://preview.redd.it/o9otoxsfj5vb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=3c30197b457e67e5fe79bc239ea1632c8207923a
SMA penuh dengan kenangan indah, tapi saya masih suka bermain game dan dingdong. Teman-teman di kelas dan di rumah tahu akan hobi saya itu. Ketertarikan saya terhadap lawan jenis sedikit bertambah, dan jerawat di wajah saya sudah tidak terkendali. Saya merasa kurang pede dan sering minder. Namun, jerawat bukanlah halangan untuk mencoba dan berani lho.
Ada seorang teman perempuan di kelas yang sering berpindah ke kursi di sebelah saya ketika bosan atau lelah duduk di depan. Namanya SENI. Dia memiliki pesona yang menarik, dan para cowok suka melihatnya dengan penuh rasa kagum ketika dia berjalan di depan kelas. Di masa itu, saya hanya bisa duduk dengan perasaan gugup ketika dia berada di dekat saya. Dia sering bertanya berbagai hal, seperti, "Males gw di depan, gw duduk sini yah," "Bangunin gw klo udah ada guru yah," "parfum gw baru nih cium deh, wangi gak?" atau "eh, makeup aku ketebelan gak sih?" Saya hanya bisa menjawab dengan ragu-ragu, Enggak & Tidak sambil tetap gugup dan salah tingkah (Oh Tuhan Sekarang saya lebih percaya diri dalam berbicara, sayangnya waktu itu saya tidak berani melanjutkan banyak pembicaraan dengan dia, entah bagaimana jika saya lebih berani ketika itu).
Di masa ini, saya mulai mengenal rokok dan sering merokok secara diam-diam di atas genteng rumah. Saya sering mengambil beberapa batang rokok milik bapak yang ditaruh di meja. Saya berpikir bapak tidak akan tahu atau mendengarnya, tapi sayangnya, beliau mengetahuinya. "Eh, rokok bapak kok ilang lagi sih? Hayo siapa? Kamu udah mulai merokok ya, Fan?" kata bapak sambil tertawa. Ups, ketahuan! Akhirnya bapak selalu memberi saya uang lebih saat beliau berada di rumah ketika saya ingin pergi bersama teman-teman. Saya sering pulang malam dan bahkan menginap di rumah teman. Mama sering mengingatkan, "Kamu tidak menggunakan narkoba, kan? Hati-hati jangan sampai tergoda untuk merokok yang teman-teman tawarkan. Lebih baik beli sendiri." Saya menjawab iya-iya untuk menghilangkan kekhawatiran mama, meskipun sebenarnya di rumah teman saya hanya berkumpul dan berbincang saja. Oh iya, salah satu teman saya mahir dalam mencukur rambut, jadi saya sering pergi ke rumahnya dan mendapatkan cukuran gratis, haha.
Selama liburan sekolah, saya sering menyewa PS1 karena saya belum memiliki konsol tersebut. Bahkan, saya membeli banyak CD game PS1 meskipun belum memiliki PlayStation. Tumpukan CD game itu sudah cukup banyak beberapa kardus. Teman-teman saya heran, "Kenapa kamu punya begitu banyak CD game PS1, tapi tidak punya konsolnya? Buat apa?" Saya menjawab, "Itu koleksi, bro." Ya, hobi bermain game saya belum berkurang sedikit pun.

https://preview.redd.it/0dm11vrlj5vb1.png?width=500&format=png&auto=webp&s=78638c231dd0b4f8a103aeb936734576a24a51d3
Singkat cerita, masa SMA pun berakhir. Kami semua lulus, meskipun ada beberapa mata pelajaran yang nilainya di bawah 3 (Waktu itu belum ada peraturan batasan minimal angka untuk kelulusan). Meskipun ada mata pelajaran yang nilai nya jelek, kami semua merasa aman. Semua lulus dengan bahagia. Ada banyak kisah seru selama masa SMA yang tidak saya ceritakan di sini, tapi secara singkat akhirnya teman-teman kami berpisah dan melanjutkan kehidupan masing-masing, ada yang kuliah, bekerja, keluar negeri, dan bahkan ada yang langsung menikah. Semua orang memiliki jalannya sendiri-sendiri. Saya pun memasuki masa kuliah dan disinilah puncaknya drama, yang sudah retak makin retak.

Bersambung...

Support Penulis, Untuk beli susu anak gan. Disini atau Disini. Terimakasih
Saya butuh bantuan teman-teman semua jika berkenan:
Mohon maaf sebelumnya, saat ini saya dalam situasi kesulitan finansial. Jika anda atau ada teman sanak saudara yang membutuhkan jasa service, Translate, Transkrip Audio/Video atau butuh membuat Subtitle untuk sebuah video, podcast, wawancara dll. Silahkan kontak saya langsung. Mohon infokan kepada teman-teman anda jika berkenan, terimakasih.
--------------------
Side Effect
- Andy (Misteri Horror)
- Kemelekatan (Inspirasi)
- Anto: Secangkir Kopi (Misteri)


submitted by DigitalChildish to indonesia [link] [comments]


2023.10.09 17:00 DigitalChildish Perjalan Hidup Seorang Gamer

Perjalan Hidup Seorang Gamer
Perkenalkan, namaku Irfan. Usiaku diakhir tigapuluhan mendekati empatpuluh tahun, Saya menikah dan mempunyai seorang putri yang cantik berumur 4 tahun. Dikehidupanku sejauh ini tak pernah mencapai kepemilikan rumah, mobil, motor, bahkan sepeda. Saat ini, saya berada dalam situasi tanpa pekerjaan tetap, dan saya sangat membutuhkan bantuan kalian. Namun, sebelum itu izinkan saya berbagi kisah hidup, semoga ceritaku memberikan penjelasan, inspirasi atau pelajaran hidup kepada banyak orang. Oh iya sebelum mulai, sedikit penjelasan ceritanya akan maju mudur dan pada angka-angka *1*,*2*,*3\*,dll dalam cerita merupakan titik point penting yang seharusnya saya fokuskan dalam hidup. Akan saya jelaskan di akhir cerita. Terimakasih.
Aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Di masa lalu dinegaraku, orang sering mengatakan, "banyak anak, banyak rejeki." Jika diartikan bahwa rejeki itu adalah materi, Tidak salah memang jika semua anak nya sukses, bagaimana jika tidak?
Dan Ini adalah kisah hidupku.

https://preview.redd.it/1j51llpgv6tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=9b2f04b585c00579817aaa1353b5594770b4c505
Kami hidup dalam keluarga sederhana, bapak ku adalah seorang pegawai swasta di sebuah perusahaan asuransi dan ibuku merupakah ibu rumah tangga yang berhenti bekerja ketika menikah. Waktu kecilku penuh dengan energi yang meluap-luap, dari keisengan mengambil camilan dari warung tetangga lalu lari tanpa membayar, hingga pulang larut malam saat masih SD. Aku bahkan pernah mengambil celengan uang kakakku untuk jajan dan bahkan membakar sofa di teras rumah. Tapi, jangan ditiru ya, waktu itu aku masih sangat polos.
Meski begitu, aku adalah anak yang rajin. Aku sering membantu ibuku membersihkan rumah dan mencuci piring tanpa diminta. Aku juga mulai menunjukkan minatku dalam memperbaiki dan memodifikasi mainan elektronik agar terlihat lebih keren *1\* (Aku tertarik pada elektronik ketika pamanku berkunjung dan meperbaiki mobil-mobilanku yang rusak, dari situ aku baru tahu bahwa alat elektronik bisa diperbaiki dan tidak dibuang), yang membuat ibuku bangga padaku. Di sekolah, aku cukup cerdas dan pernah menduduki peringkat 1-3. Aku bahkan pernah mengikuti kompetisi cerdas cermat disekolah. Hanya dalam olahraga, aku selalu kesulitan karena tubuhku yang agak lemah. Aku selalu merasa pusing dan mual saat berolahraga. Guru-guruku sudah mengetahui kondisiku. Pelajaran favorit ku adalah matematika saat itu, ya betul matematika lho. Tapi saat itu.. sekarang? Sudahlah jangan ditanya, udah lupa berhitung saya, ada kalkulator bro.
Sekarang, izinkan aku bercerita tentang titik krusial dalam hidupku, pertemuan pertamaku dengan sesuatu yang disebut "Game" yang akan mengubah segalanya..

Episode 01: Pacarku ‘Dingdong’

Hari itu adalah hari Minggu yang tak terlupakan. Aku masih jelas mengingat saat itu, bapakku mengajakku naik motor Vespa-nya untuk pergi ke tukang cukur. Setelah cukuran selesai, giliran bapak yang harus dipangkas. Aku mulai merasa bosan dan memutuskan untuk keluar sebentar. Saat berjalan, aku melihat kerumunan orang yang sangat ramai, penasaran, aku mendekat.
Saat aku mendekati, aku melihat sejumlah besar layar berwarna-warni dengan gambar-gambar bergerak yang dikendalikan oleh orang-orang di sekitarnya. Aku bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi di sana? Tiba-tiba, seseorang memasukkan koin ke dalam mesin, dan permainan dimulai. Ada yang berteriak, ada yang tertawa, bahkan ada yang terlihat marah. Aku tak bisa mengerti apa yang terjadi, tapi rasanya sangat seru dan penuh gairah. Ya, permainan ini disebut DINGDONG.

https://preview.redd.it/kx3ygys6w6tb1.jpg?width=1500&format=pjpg&auto=webp&s=21ce3d44f122fbb76fd172c14dfc7ac5b90e20b7
Tanpa berpikir panjang, aku berlari kembali ke tempat bapak dan memohon padanya untuk memberiku beberapa koin. Dengan senang hati, aku kembali ke mesin dingdong itu. Aku pun mencoba permainan itu, dan rasanya luar biasa! Itu adalah pengalaman pertamaku bermain game di mesin dingdong, dan aku tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang istimewa.
Hari-hari di tukang cukur menjadi saat yang selalu kutunggu-tunggu. Alasannya sederhana: itu adalah kesempatan bagiku untuk bertemu lagi dengan si 'game' ini. Bahkan ketika kami pergi berbelanja di daerah sana, aku selalu lari ke tempat dingdong itu. Walaupun aku hanya seorang anak SD ketika pertama kali bertemu dengan 'game' ini (ya, aku masih kecil), aku akhirnya tahu cara menuju ke sana sendiri.
Kadang, jika aku memiliki sedikit uang ekstra setelah pulang sekolah, aku akan mampir ke sana. Rasanya seperti pacaran, karena aku selalu bertemu dengan si 'game' ini. Pernah suatu hari, ketika aku mendapatkan uang tabungan sekolahku, aku langsung pergi ke sana setelah sekolah dan bermain sampai malam. Hingga akhirnya pulang kerumah, Mama sangat marah menungguku di pintu depan. "Kemana kamu malam-malam baru pulang? Mama cari kamu di sekolah, Kakak cari ke teman-teman kamu tidak ada. Mama sangat khawatir!" katanya.
Aku menjawab, "Aku pergi ke tempat dingdong, mama." Mama bertanya “Main Dingdong?! Sampai malam gini? dari mana uang nya?!” Aku mengaku bahwa uang itu berasal dari tabungan sekolah yang telah dibagikan. Aku hanya menyisakan sedikit dan kuberikan pada mama. Mama hanya menghela nafas dan memelukku erat. "Apakah kamu sudah makan?" tanyanya. Aku menjawab belum, dan dia mengatakan, "Ayo, segera mandi, dan kemudian kita makan malam." Dalam hatiku, aku tahu bahwa mama tidak begitu marah padaku. Dia hanya panik dan sangat mencintai anaknya.
Setelah mandi, aku menemukan bahwa bapak telah pulang kerja. Dia berdiri tegap dan menatapku. Aku terkejut dan ketakutan. Aku berpikir, "Wah, pasti bapak sangat marah padaku sekarang." Namun, akhirnya, bapak hanya berkata, "Hei, kemana kamu pergi? Haha, luar biasa, anak SD yang baru pulang malam. Lihat mama, dia sangat khawatir." Aku kaget karena bapak tidak marah. Dia memberiku banyak nasihat pada malam itu. Singkat cerita karena kebebalanku, keluargaku sekarang tahu bahwa jika aku pulang terlambat, aku pasti ada di tempat dingdong itu, dan mereka selalu datang menjemputku.

Episode 02: Nintendo

Suatu hari, keluargaku pergi ke sebuah supermarket bernama HERO. Ketika kami berada di sana, mataku tertuju pada sebuah mesin kecil yang terpajang di bagian penjualan mainan. Mesin itu berbentuk kotak, dengan sesuatu yang menancap di atasnya (yang akhirnya aku tahu itu adalah kaset game), dan ada kabel yang menjulur keluar. Di ujung kabel, ada kotak kecil yang tipis dengan tombol kontrol (stick). Kabel itu terhubung ke televisi 14 inci, di mana ada gambar karakter yang unik dan lucu, yaitu Mario Bros. Itu adalah pertama kalinya aku melihat sebuah konsol game yang bernama Nintendo. Aku mulai berpikir, "Wow, jika aku punya ini, aku tidak perlu lagi pergi ke tempat dingdong. Aku bisa bermain sepuasnya di rumah tanpa perlu koin." Aku meminta kepada orang tuaku, tetapi mereka mengingatkan bahwa masih banyak kebutuhan dan prioritas keluarga yang harus dipenuhi selain dari mesin Nintendo ini.

https://preview.redd.it/8r1571tnw6tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=87f4274c19bf65c6f9686f2e70ff8bd6b2257e78
Setiap kali kami berbelanja di HERO, aku selalu berlari dan berhenti sejenak untuk melihat benda kecil yang menakjubkan ini bersama kakak pertamaku. Izinkan aku memperkenalkannya, dia adalah kakakku yang pertama dan saya panggil AA sifatnya agak eksentrik dan sering terlihat aneh. Dia sebenarnya pendiam dan juga bisa galak terkadang, tapi kami cukup dekat ketika kami masih kecil. Dia sering mengajakku bermain di lapangan besar belakang rumah kami, seperti bermain layangan dan mencoba kegiatan ekstrem seperti menjelajah jalan di bukit yang tinggi dan curam, berenang di sungai, dan bahkan suatu kali ketika kami menemukan beberapa orang sedang membersihkan saluran air di bawah jembatan, kami berdua memutuskan untuk "bersedekah" dengan membuang tai kami di sana. Aneh dan kocak, kan? Haha. (Jika Diingat-ingat Bahkan ketika SMP aku pernah menemukan koleksi foto-foto cewe sexy di koper belakang ketika sedang beres-beres. Dan itu ternyata milik kakak pertamaku dia ngamuk dan marah besar sampai memukul kepalaku ketika itu, ya aku nangis mengadu pada mama haha)
Meskipun kadang-kadang dia bisa sangat aneh dan kami sering meributkan hal kecil, dia tetaplah kakak pertamaku yang terbaik. Dia selalu membelaku, bahkan pada suatu hari ketika aku diledek oleh anak-anak dari kampung sebelah. Kakakku datang dan membela aku. Dia juga mencariku ketika aku tak pulang ke rumah pada sore hari karena aku duduk menangis saat layanganku robek oleh anak nakal lain.
Terlepas dari semua keanehan dan insiden lucu yang kami alami, dia tetaplah kakak yang sangat berarti bagi hidupku.
Oh, aku lupa menceritakan tentang orang tua kami. Mama adalah sosok ibu yang luar biasa, mungkin yang terbaik sepanjang masa. Beliau selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kami, anak-anaknya. Mama adalah sosok yang penuh kreativitas. Masa muda mama selalu penuh petualangan, bepergian ke berbagai tempat, mengikuti seminar di kota ini, belajar di kota itu. Mama adalah tipe yang sangat ekstrovert, suka berbicara banyak, dan selalu membanggakan silsilah keluarga "darah biru"nya (setidaknya itu yang dikatakannya). Mama tak pernah berhenti bekerja, hingga suatu hari, di tempat kerjanya, dia bertemu dengan seorang pria muda. Ya, pria itu adalah bapakku sekarang. Saat itu, dia adalah anak buah mama. Seiring berjalannya waktu, mereka menjalin kasih dan akhirnya menikah. Mama berhenti bekerja saat hamil, dan posisinya di kantor digantikan oleh bapak. Mama mengandung anak pertama (yang sayangnya tidak berhasil bertahan di dunia ini, entah karena keguguran atau meninggal saat lahir, aku lupa). Kalau dihitung-hitung, jumlah anak mama jika masih hidup bisa mencapai 7 orang, tapi yang dua di antaranya meninggal. Semoga mereka menjadi bekal di akhirat, seperti yang dikatakan orang bahwa memiliki anak yang meninggal saat baru lahir adalah jaminan surga bagi ibunya. Karena si anak menunggu mamanya di surga kelak. Aamiin.
Dulu, keuangan keluarga kami cukup baik. Bahkan kami mampu menyekolahkan adik-adik bapak hingga mereka lulus dan berhasil. Keluarga bapak sering menginap dan meminta bantuan kepada keluarga kami saat itu. *2\* Mama pernah menjalankan bisnis konveksi kain dan baju, dan bahkan mencoba berjualan ikan asin, Kue-kue, Kerupuk buatan sendiri dengan menawarkannya kepada tetangga-tetangga. Mama benar-benar akrab dengan para tetangga dan sering menjadi biang tukang gosip di lingkungan kami, seperti halnya ibu-ibu pada umumnya.
Bapak adalah sosok yang baik, perhatian, dan sangat menyayangi anak-anaknya. Namun, beliau jarang bicara panjang lebar. Dan nanti Bapak melakukan kesalahan besar yang sangat-sangat fatal.
Ketika aku berada di depan konsol Nintendo di HERO, tiba-tiba bapak dan mama mendekatiku. Mereka bertanya, "Kamu ingin ini? Ranking 1 dahulu, nanti akan kami belikan untukmu." Rasanya seperti dunia berubah menjadi indah, hanya ada aku bersama konsol Nintendo ini, tidak ada yang lain. Aku bertekad dalam hati, "Nintendo, kita akan bersama suatu hari nanti. Aku akan menunggumu." Itu adalah secercah harapan bagiku untuk memiliki konsol game tersebut.

Episode 03: GIMBOT

Hari, bulan, dan tahun pun berlalu. Rankingku di kelas hanya berkisar antara 2 hingga 5, belum pernah mencapai ranking 1. Namun, suatu hari, bapak mengajakku ke sebuah toko jam. Kami naik Vespa, dan aku berdiri di depannya. Bapak selalu melindungi bagian dadaku dengan satu tangan, sambil berkata, "Kamu jangan sampai masuk angin, ya. Bapak akan menjagamu." Kami melaju pelan sambil menikmati angin sore, dan aku melihat pemandangan yang masih sangat hijau dan asri saat itu. Itu adalah momen yang masih aku ingat hingga sekarang.

https://preview.redd.it/7jn6rwgpx6tb1.png?width=320&format=png&auto=webp&s=ccb567f85ba7c36ba112fb0e3627dc3e84868ae5
Akhirnya, kami sampai di toko jam, dan bapak mulai bertanya-tanya kepada penjualnya. Aku melihat ada sesuatu yang menarik di laci berkaca di depan toko itu. Apa itu? Sebuah kotak kecil hitam dengan layar di dalamnya. Ya, itulah yang disebut Game Watch, atau yang kami sebut Gimbot. Di sekolah, aku sering bermain dengan perangkat ini. Ada abang-abang yang menyewakan berbagai versi Gimbot, ada yang seperti teropong dengan gambar animasi, ada yang bertema koboi, ada permainan ular, ada bola, ada mobil, ada motor, dan masih banyak lagi. Kami cukup membayar 25 atau 50 perak, aku lupa pastinya, dan bisa bermain beberapa menit saja. Abang-abangnya sering mengingatkan, "Sudah, waktu habis, ayo selesai." Terkadang, aku memohon, "Boleh bonus, bang? Kan aku sering main." Karena abangnya mengenal aku, dia sering memberiku bonus bermain lebih lama. Kembali Ketika aku melihat Gimbot dilaci berkaca tersebut dengan mata berbinar, aku tahu itu adalah versi Tetris dengan banyak mode permainan di dalamnya.
Ketika kami pulang, bapak menyodorkan sebuah plastik hitam ke padaku. Didalam plastik itu ternyata ada Gimbot tersebut. Aku terkejut. Wah, dengan senang hati, aku menerimanya. Bapak telah membelikan konsol ini untukku! Aku merasa sangat senang, bahkan ketika kami akan naik motor, aku tak henti-hentinya bermain dengan tombol Gimbot ini. "Eh, sudah, nanti mainnya di rumah!" kata bapak. Aku hanya tertawa senang. Hari itu sangat indah bagiku.

Episode 04: Pentas

Kehidupanku di SD sangat menarik, dan aku sangat mengingat semua hal-hal baru yang terjadi dengan sangat jelas. Pada kelas 4 SD, aku dan temanku yang duduk di sebelahku begitu populer di kelas, meskipun entah kenapa. Sangat jelas dan teringat, nama temanku yang duduk di sebelahku adalah Niar, dia adalah seorang cowok. Meskipun dia sedikit pendiam, namun pandangan teman-temannya selalu menganggapnya keren dan menarik, bahkan menurutku dia terlihat seperti orang yang sangat kaya. Aku bahkan pernah diajak ke rumahnya.
Di rumahnya, aku disuguhi dengan roti yang begitu enak, itu adalah pertama kalinya aku mencicipi sesuatu yang begitu lezat. Ibunya sepertinya sangat memanjakannya, dan dia hanya memiliki seorang kakak. Ada berbagai camilan lain seperti kue dan permen. Aku sangat lahap saat makan roti tersebut, sementara Niar hanya memandanginya di piringnya tanpa menyentuhnya. Namun, di rumahku, makanan atau minuman tidak pernah tersisa. Dalam keluarga kami yang memiliki banyak anak, camilan selalu menjadi rebutan, dan kami sering berdebat bahkan tentang wadah makanan atau gelas minuman. Kami bahkan sampai menggunakan gelas yang sama setiap kalinya secara otomatis meskipun tidak ada nama-nama pemiliknya.
Oh, iya, saat itu kami masih berempat bersaudara, adikku yang paling bungsu belum lahir. Kembali ke rumah Niar, sedikit cerita dengannya, dia mengatakan bahwa dia akan pindah ke Bandung. Aku lahir di Bandung, jadi aku berharap bahwa suatu saat nanti jika aku kembali ke Bandung, kami bisa bertemu lagi. Kami berjanji seperti anak kecil biasanya, tetapi tentu saja kami tidak memiliki nomor telepon satu sama lain saat itu. Itu hanyalah janji anak kecil semata.
Di kelas, ada juga seorang gadis yang menarik perhatianku, namanya dipanggil Yeyi. Dia berkacamata, pintar, cukup cantik, dan rambutnya sedikit ikal. Dia juga anak dari ibu wali kelas kami. Entah apa yang terjadi di kelas pada hari itu, tetapi semua gadis di kelas mulai bertingkah aneh dan lucu. Mereka tiba-tiba membuka rok mereka di depan kami berdua, aku dan Niar. Aku kaget dan bingung, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Mereka semua tertawa-tawa. Aku merasa malu dan menutup mataku. Yang anehnya, Yeyi juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama di depanku. Kami semua hanya tertawa-tawa. Itu adalah hari yang sangat aneh, absurd dan lucu bagiku, tapi juga sangat berkesan.
Suatu hari, Bu guru wali kelas kami mengumumkan bahwa akan ada acara panggung pentas perpisahan untuk kelas 6. Setiap kelas harus memberikan pertunjukan atau penampilan, biasanya berupa nyanyian atau tarian. Bu guru bertanya, "Ada yang punya ide lain atau siapa yang ingin ikut?" Entah mengapa, aku tiba-tiba mengacungkan tangan dan mengajukan diri. Aku berkata, "Aku ingin membuat pertunjukan komedi, Bu!" Yang lainnya bengong dan terkejut. Aku hanya merasa punya ide tersebut karena kami adalah kelas yang selalu kocak. Ada teman bernama Mbleh, dia selalu punya ingus di hidungnya. Muka dan ekspresinya lucu dan sering membuat kami tertawa. Aku lupa detailnya, tapi intinya ide cerita komedi kami berasal dari Mbleh dan teman-teman yang lain. Saat itu, aku masih kelas 4 SD, jadi mungkin komedinya belum terlalu lucu, haha.

https://preview.redd.it/8u03rodkf7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=3e2d65e1c0d2920598d1566163b9eefebff4d4bc
Setiap hari kami berlatih bermain komedi *3\*, dan akhirnya saat pentas tiba. Kami dipanggil ke atas panggung oleh pembawa acara, dan semua orang melihat ke arah kami. Kami terlihat mencolok karena kami adalah satu-satunya yang tampil beda, mengenakan peci dan sarung ala orang Sunda, dan akan melakukan pertunjukan komedi. Hal ini sangat jarang terjadi. Aku ingat inti cerita kami adalah bahwa kami sedang berkumpul, dan tiba-tiba terdengar suara aneh. Mbleh berkata, "Ini nih, ini nih!" sambil menunjuk ke arah pantatnya sambil menungging, lalu tiba-tiba dia kentut besar, dan kami semua terhempas. Semua penonton tertawa terbahak-bahak. Pertunjukan pun berakhir, dan kami semua mendapatkan uang masing-masing sebesar 500 perak dari Bu guru wali kelas. Itu adalah pengalaman pertama kali aku tampil di depan umum, dan sangat berkesan.

Episode 05: Bisnis

Setiap hari, mamaku selalu memberikan uang jajan pas-pasan kepada kami, dan mamaku adalah seorang ahli dalam mengelola keuangan dan membaginya dengan bijak. Karena hal ini, kakakku yang kedua memberikan ide untuk meningkatkan uang jajan kami dengan cara yang kreatif, yaitu dengan menyewakan komik. Mari perkenalkan kakakku yang kedua yang saya panggil Teteh. Dia adalah seorang perempuan tangguh dan penyabar, meskipun dia pendiam, dia selalu bijaksana dan penuh wibawa di mataku. Walaupun aku sering menggodanya, dia hanya akan marah sesaat dan kemudian menjadi seperti biasa lagi. Entah apakah dia masih mengingatnya atau tidak, tapi dia yang pertama kali mengajarkan aku tentang bisnis.*4\*

https://preview.redd.it/krn5p6c6g7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=18e438d739ade629d566070fb22b4a13ae771b85
Kami berempat, termasuk kakakku yang pertama dan ketiga, berpartisipasi dengan membantu membawa buku-buku dan komik-komik ke sebuah lapangan yang disebut Lapangan Merdeka. Saat itu bulan puasa dan sore-sore selalu ramai di sana, dengan banyak penjual makanan, minuman, dan berbagai barang di acara tersebut. Kami membawa buku-buku bacaan cerita dan komik-komik yang kami miliki untuk disewakan di sana. Aku tidak tahu sebelumnya bahwa komik & buku bisa disewakan, dan ini sangat mengejutkan bagiku. Wow, lumayan banyak yang menyewa buku-buku kami, mereka duduk di tikar sambil menunggu waktu berbuka puasa. Bagi saya, saat itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan dan hal baru.

Episode 06: Lil Brother

Tahun itu adalah tahun yang penuh kebahagiaan. Mama telah mengandung selama hampir 9 bulan. Ya, adikku yang akan menjadi yang termuda akan segera lahir pada tahun ini. Aku, yang sekarang berstatus sebagai anak bungsu, akan segera memberikan tahtaku sebagai anak bungsu kepada adikku yang akan segera dilahirkan. Sebagai anak bungsu, ada banyak keuntungan, seperti mendapatkan perhatian lebih, dimanja, dan perlindungan ekstra. Meskipun aku tidak bisa mengingat dengan jelas apa saja manfaat yang aku nikmati saat itu, satu hal yang pasti, itu adalah momen yang sangat berharga.
Ketika malam menjelang kelahiran adikku, bapakku terlihat gelisah, bolak-balik antara rumah dan rumah sakit. Seakan-akan dia khawatir tentang kami yang tinggal di rumah, sementara juga khawatir pada mama yang berada di rumah sakit. Pada satu malam, aku terbangun ketika bapakku kembali dengan membawa selimut dan pakaian dari lemari. Dia memberitahuku, "Mama akan melahirkan, jagalah dirimu baik-baik di rumah bersama kakak-kakakmu." Aku hanya mengangguk dan kembali tidur. Pagi harinya, bapakku sudah berada di rumah dengan senyum bahagia di wajahnya. Dia memberitahu kami bahwa adikku telah lahir, seorang bayi laki-laki yang sehat. Inilah adikku anggota yang kelima, sainganku dalam mencari perhatian di rumah (hehe).

https://preview.redd.it/8orww639g7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=e44bac656fb92b17c5dbf697b8d445d5419ad38c
Aku sering berbagi makanan kecil dengan adikku ini. Kalau dia memiliki makanan ringan, aku sering berada di sekitarnya dan berusaha baik-baik saja agar dia mau berbagi makanannya (hehe). Tingkahnya sungguh lucu; ketika dia harus buang air besar, dia akan berlari ke sudut dan teriak, "Ee eek eeek!!!" Kami semua tahu bahwa itu adalah tanda bahwa dia harus buang air besar.
Ketika dia masih kecil, kulitnya sangat putih, dia tampak sangat ganteng dan lucu. Banyak orang yang ingin menggendongnya karena pesonanya yang menggemaskan. Ketika dia tumbuh besar saya selalu memanggilnya Jony, dia selalu mengikuti jejakku. Apakah itu dalam hal bermain musik, gaya berpakaian, atau bahkan selera musikku. Bahkan dia juga suka bermain game sama seperti aku. Kami memiliki banyak kesamaan dan hubungan yang erat sebagai saudara.
Setiap hari dan bulan berlalu dengan lancar, kakek dan nenek sering datang ke rumah. Mama selalu menceritakan kepada mereka dan bangga padaku karena sering membantu di rumah dan merawat adik bayi. Hidupku masih berjalan normal seperti biasanya.

Episode 07: The Crack

Tahun demi tahun berlalu, dan akhirnya, pada kenaikan ke kelas 6, aku berhasil meraih peringkat pertama. Sungguh, ini adalah momen yang selama ini telah kusimpan dan kutunggu-tunggu. Akhirnya, “pacar pertamaku”, tunggulah aku! Dengan senang dan penuh kebahagiaan, aku menagih janji pada mama. “Ma, aku ranking satu lho. Asik hadiah nya mana?” Mama hanya tersenyum dan mengiyakan.
https://preview.redd.it/hq9d3mnkg7tb1.jpg?width=1024&format=pjpg&auto=webp&s=5799a156154699e7fc7a0ecc32ed0f6c96099caa
Namun, ada yang berbeda pada mama. Sejak beberapa tahun sebelumnya, ada ketidakharmonisan dalam hubungan dikeluarga. Mama dan bapak sering bertengkar hebat, bahkan kami seringkali pindah-pindah rumah kontrakan untuk menghindari omongan tidak enak dari tetangga. Kami tinggal di kota ini dalam kondisi menyewa. Sebelumnya, kami memiliki rumah di Bandung, namun bapak dipindahkan untuk bekerja di kota ini saat aku masih duduk di kelas 1 SD. Rumah di Bandung kami kontrakan kepada orang lain. Terdapat rumor bahwa bapak terlibat dalam hubungan dengan seorang wanita rekan kerjanya di kantor. Akhirnya, mama memutuskan untuk kembali ke Bandung. Kami kembali ke rumah lama yang pernah kami tinggali saat aku masih berada di TK.
Waktu saya masih TK, kompleks perumahan tempat tinggal saya belum begitu ramai, jadi apa yang kami lakukan tidak akan dilihat orang banyak. Saat itu, saya diajak bermain oleh teman-teman saya, dan kami melihat ada warung yang sepi dengan snack Chiki terpajang jelas di sana. Teman-teman saya mengajak saya untuk mengambilnya, dan karena saya masih kecil dan ikut-ikutan, saya pun mengambil Chiki dan kabur bersama mereka. Kami berlari ke belakang rumah yang tidak berpenghuni dan tertawa-tawa sambil menikmati Chiki hasil rampasan itu. Maafkan saya, pada saat itu, saya tidak tahu bahwa itu dilarang. Saya masih TK dan hanya mengikuti teman-teman. Oh iya, saya ingat, saya pernah bilang membakar sofa, kan? Gini ceritanya, waktu itu di rumah sedang ada tamu Mama, mereka sedang berbincang di ruang depan. Saya sendirian, merasa bosan, karena semua kakak-kakak saya sedang sekolah. Ketika saya duduk di teras depan yang memiliki sofa, saya mendengar suara cicit-cicit yang aneh. Saya melihat ke dalam celah-celah sofa, mencoba mencari tahu apa yang ada di sana. Mungkin itu tikus? Ah, saya akan menembakinya dengan senjata racikan saya (ini bukan senjata nyata, hanya dua batang korek api yang saya tempelkan dan balut dengan kertas rokok, saya diajari kakak pertama mengenai ini).
"Pasti ada tikus, kecoa, atau makhluk-makhluk aneh di dalam sini," pikir saya yang saat itu masih TK. Tanpa berpikir panjang, saya menyalakan korek api dan menembakinya: cuw cuww cuuuwww... Api masuk ke dalam celah sofa, dan tiba-tiba api tersebut mulai membesar. Insting saya mengatakan bahwa ini semakin serius dan harus segera dipadamkan. Saya mengambil gayung kecil yang ada di taman, mengambil air dari kolam ikan di depan rumah. Saya bolak-balik beberapa kali mengambil air.
Mama melihat saya bolak-balik dan mendekati, bertanya, "Hei, Ipan, apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa bolak-balik seperti itu?"
"Astagaaa! Apa ini? Tolong, ini kebakaran!!!" Mama melihat api yang telah membesar di sofa. Untungnya, ada seorang tukang ojek yang sedang lewat dan memanggil temannya yang sedang nongkrong.
"Wah, ini kebakaran!!" akhirnya sofa berhasil diangkat keluar dengan cepat ke jalan. Beruntungnya, api belum menjalar ke atas plafon. Kebakaran pun berhasil dipadamkan di tengah jalan. Mama menggendong saya saat itu. Banyak orang yang ikut berkerumun. Aneh, ya, kok saya masih mengingat detail peristiwa itu. Haha.
Tindakan nakal lainnya juga dipengaruhi oleh teman dan lingkungan bermain. Saya bahkan pernah mengambil uang koin dari celengan kakak saya yang ketiga untuk jajan. Perkenalkan, kakak perempuan ketiga saya cukup pemberani dan keras kepala tapi mudah ditipu dan dijahili, saya memanggilnya Wie. Dia sering menjadi target jahil saya, dan kami sering bertengkar karena hal-hal remeh. Salah satunya, saya pernah mengatakan kepadanya, "Nih, rasakan aku kasih kutu!" Saya pura-pura mengambil kutu di rambut saya dan melemparkannya ke kepalanya, dan dia teriak histeris, "Ada kutu di rambut! Gara-gara si Ipon!" (Kami punya panggilan ejek sendiri, saya dipanggil Ipon). Sampai-sampai dia menangis dan mengadu kepada mama. Meskipun kami sering bertengkar ketika kecil, kakak ketiga saya selalu peduli padaku.
Suatu hari, saya melihat topeng kura-kura ninja di sekolahnya ketika berkunjung ke sana. Kakak saya mungkin melihat itu. Esok harinya, ketika dia pulang sekolah, dia tiba-tiba muncul dan membuat saya kaget dengan berpura-pura menjadi kura-kura ninja. Dia berkata, "Taraaa!" sambil memakai topeng kura-kura ninja yang sudah dia belikan. Saya sangat senang ketika itu. Apapun yang terjadi, kami tetap keluarga yang saling menyayangi dan saling mengerti.
Secara singkat, kami semua pindah kembali ke Bandung. Bapak tetap di kota tersebut dan bekerja di sana. Beliau hanya bisa pulang ke Bandung setiap seminggu sekali, atau bahkan dua minggu sekali. Dari saat itu, aku mulai merasa kehilangan sosok bapak dalam kehidupan sehari-hari kami. Oh, dan selama perpindahan itu, impianku untuk memiliki Nintendo pun sirna.

Episode 08: Homie

Di kota baru ini, dimulailah babak baru dalam kehidupanku. Aku dilahirkan di Bandung, kemudian sempat hijrah ke kota lain, tetapi akhirnya kami kembali ke Bandung. Saya pindah ke sini pada pertengahan kelas 6, dan tentu saja saya merasa tertinggal dalam pelajaran. Isi pelajarannya terasa berbeda atau mungkin saya yang belum terbiasa. Di kota sebelumnya, kami diajarkan untuk tidak menyontek dan bekerja sama saat ujian, tetapi di sini, teman-teman sering membantu satu sama lain saat ujian. Saya merasa hal ini cukup menarik.
Di sekolah ini, saya menjadi dekat dengan Ryan dan Agung, dua teman yang cukup berada. Terutama Agung, dia suka membelikan saya jajanan. Aku sering berkunjung ke rumah Ryan saat itu, karena di rumahnya ada konsol SEGA. Ini adalah konsol game terbaru di zamannya.

https://preview.redd.it/lzixs6gobdtb1.png?width=1200&format=png&auto=webp&s=ce860a35bb84a95e4492299e5a0c33775c3796d2
Sungguh, saya sangat senang saat pertama kali mencoba bermain konsol baru Sega ini. Konsol ini jauh lebih canggih dibandingkan dengan Nintendo. Setiap kali saya berkunjung ke rumah Ryan, kami selalu asyik bermain sampai sore bahkan kadang hingga malam jika orang tuanya tidak ada di rumah. Salah satu permainan yang paling kita sukai adalah Mortal Kombat. Kita selalu mencoba gerakan dan jurus-jurus baru dalam permainan ini, bahkan mencari panduan gerakan di sebuah kolom game dalam majalah remaja yang bernama "Fantasi." Majalah itu adalah salah satu bacaan favorit kami selain majalah "Bobo." Bagi mereka yang mengalami masa itu, pasti tahu tentang majalah "Fantasi" ini.

https://preview.redd.it/5e84rdd4bdtb1.jpg?width=448&format=pjpg&auto=webp&s=a0864219a3bac074c47dcc13fade74a2ef16d86d
Kembali ke masa SD di sekolah ini, ternyata beberapa artis dan penyanyi pernah bersekolah di sini, loh. Salah satunya, ada yang sekelas denganku, namanya Widya Saputra (Trio Laris). Mungkin dia tidak mengenaliku, sih, karena saya baru masuk tahun itu, haha. Selain itu, ada juga artis cilik yang bermain di sinetron atau film, Indra namanya, kalau tidak salah. Oh ya, di kelas saya juga pernah menyaksikan situasi yang mirip dengan kasus bullying, meskipun tidak secara langsung. Korban adalah siswi pintar yang selalu meraih juara dan peringkat teratas. Sayangnya, teman-teman sering menggodanya dengan menyebutkan masalah bau badan, seperti bau ketek. Ini sangat membuat saya merasa sedih. Di sekolah SD saya yang sebelumnya, saya juga pernah melihat situasi serupa, bahkan ada anak yang sampai harus pindah sekolah. Ya, begitulah, dunia sekolah bisa menjadi tempat yang cukup sulit untuk beberapa orang.
Kembali ke cerita di kota ini, tahukah kamu? Di sini ada mesin permainan 'dingdong', dan itu berlokasi sangat dekat dengan sekolahku. Setiap kali ada ekstrakurikuler, saya sering mampir ke tempat dingdong, dan Ryan tahu tempat di mana saya berada. Dia suka menjemput saya, "Hei, kamu dicari oleh guru, malah main ke sini lagi." Saya hanya tertawa, saya begitu menyukai permainan game ini. Kami bertiga sering bermain bersama, baik itu renang bersama, bermain game bersama, dan sebagainya. Bahkan ketika kami lulus SD dan akan masuk ke SMP, Ryan masih sering menghubungi saya, mengajak saya bermain di sana-sini. Sayangnya, saya jarang meresponsnya. *5\*

Episode 09: Finally on my Hand

Libur panjang menuju SMP pun tiba.Saya telah lulus dari SD dengan peringkat pertama "dari belakang" Haha. Waktu itu, ujian masih bernama EBTANAS, dan saya meraih nilai NEM yang cukup lumayan. Saya, Ryan, dan Agung akan bersekolah di SMP yang berbeda. Meskipun pertemanan kami singkat, itu adalah momen yang selalu saya ingat.
Cerita masa liburan sekolah ini sungguh menghadirkan rasa campur aduk, saya menderita sekaligus senang. Waktu itu, orang tua saya membawa saya pergi ke suatu tempat yang menarik. Saat keluar dari mobil, saya melihat banyak anak yang mengenakan sarung, tapi ada yang aneh disini. Kenapa ya sarungnya kelihatan berbeda? Ternyata, kejutan yang tak terduga menanti. *Jreng! Saya dibawa untuk menjalani sunat. Itulah yang membuat sarung mereka menonjol, karena mereka memakai pelindung setelah sunat.
Meskipun sebelumnya sudah ada pembicaraan tentang ini, saya tidak menyangka hari itu waktunya. Meski ada perasaan takut dan ragu, tekad yang kuat mendampingi saya. Bapak berjanji akan membelikan saya sebuah Nintendo sebagai hadiah nanti.
Sekadar info buat teman-teman yang belum pernah mengalami sunat, jangan terlalu khawatir lho ya. Awalnya hanya ada sedikit rasa sakit ketika disuntik sebelum proses “penjagalan”, tapi ketika proses berlangsung, rasanya tidak terlalu sakit. Dan sensasi sakit akan terasa setelah beberapa jam disunat, berjalan harus pelan-pelan sekali, tidur harus telentang, dan ketika kencing muncrat kemana-mana. Haha!

https://preview.redd.it/ijglm1oabdtb1.jpg?width=968&format=pjpg&auto=webp&s=cebaa179cdfe168fbe73b8988f710dd210d7ab14
Di sinilah hadiah yang selalu saya nantikan akhirnya tiba. Bapak membeli Sebuah konsol Nintendo hadir lengkap dengan TV 14 inci terbaru untuk menemani hari-hari saya setelah disunat. Akhirnya! Setiap hari, saya bermain game Nintendo ini, hingga banyak judul game yang telah saya tamatkan, dan saya senang bertukar kaset game Nintendo dengan teman-teman lainnya. Bahkan, saya rela mencoba game berbahasa Jepang, yang akhirnya membuat saya tertarik untuk belajar bahasa Jepang. Saya meminta kepada orang tua saya untuk membelikan saya kamus bahasa Jepang. Tanpa berpikir panjang, mereka membelikan saya kamus tebal yang berisi huruf katakana dan hiragana. *6\* Mungkin ini adalah langkah positif yang membuat saya langsung tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang. Dari situlah, saya mulai memahami sedikit tentang huruf-huruf Jepang. Ketika memainkan game Tsubasa, motivasi saya untuk belajar bahasa Jepang semakin bertambah.
Singkat Cerita, saatnya saya masuk sekolah baru, Mama memberi tahu guru agar tidak terlalu keras selama ospek karena saya baru saja menjalani sunat. Duh, rasanya malu, saya sudah besar baru disunat, dan dibicarakan kepada orang lain. Tapi itulah mamah.
Bersambung...
Lanjut Part 02 disini yah.

Support Penulis, Untuk beli susu anak gan. Disini atau Disini. Terimakasih
Saya butuh bantuan teman-teman semua jika berkenan:
Mohon maaf sebelumnya, saat ini saya dalam situasi kesulitan finansial. Jika anda atau ada teman sanak saudara yang membutuhkan jasa service, Translate, Transkrip Audio/Video atau butuh membuat Subtitle untuk sebuah video, podcast, wawancara dll. Silahkan kontak saya langsung. Mohon infokan kepada teman-teman anda jika berkenan, terimakasih.
--------------------
Side Effect
- Andy (Misteri Horror)
- Kemelekatan (Inspirasi)
- Anto: Secangkir Kopi (Misteri)

submitted by DigitalChildish to indonesia [link] [comments]


2023.09.27 13:08 sikotamen Psikolog recommended di Jakarta/Surabaya

Hi, Komodos.
Sesuai title, kira2 apakah kalian di sini ada yg bisa menyarankan psikolog yang bagus di Jakarta/Surabaya? Bagus di sini bukan berarti konsul langsung sembuh ya, tapi psikolog yg stay true dg tanggung jawab confidentiality-nya, komunikasinya bagus, nyaman, dll, dan tentunya ilmunya mantap.
Just for background gw mencari psikolog untuk anak tante gw yang gw curigai seorang pathological liar. Ketika kecil si anak ini memang craving attention yang ga bisa diberikan oleh ortunya karena suatu hal personal. Awalnya dia bohong tentang hal2 kecil (karena dia jg masih kecil). Lalu ketika agak remaja dia masih caught red-handed bohong tentang guru lesnya yg jarang masuk (kenyataannya dia yg bolos les). Dan banyak hal lain yang dianggap sebagai kenakalan remaja.
Tapi sekarang dia udah in her 20s dan ternyata masih melakukan kebohongan2 yg menurut orang2 di sekitarnya ga masuk akal. Dia punya tendensi buat small talk tentang kehidupannya yang membuat org jd tertarik mendengarkan padahal ini bohong, misal:
Dia lagi makan sama temennya dan tiba2 bilang “Aku tu paling ga suka deh makan di rumah, soalnya mama selalu masak masakan pedas, padahal aku udah bilang ga suka”
The truth is mamanya bahkan ga bisa masak. See, dia sebenernya ga ada alasan buat bohong. She created fake story out of thin air. Orang2 terdekatnya (sahabat, keluarga) sebenernya tau dia bohong. Kebohongan dia itu so bad, ones can’t help but to take a pity, sehingga ga ada org yg mengonfrontasi hal ini. Tapi mngkn dia anggap pity ini sebagai “orang percaya omongan dia”
Oleh keluarga besar awalnya ini cm dianggap cara dia cari perhatian. Kita semua tau how hard her live was. Tapi sekarang ini dia sedang berada di situasi bahaya. She lies so much sampe2 semua orang marah ke dia. She started to lie about her life, about how she spent her money, about her loans, etc hal2 lain yg ga pantas diceritakan. Sampe pada satu titik keluarga besar udah fed up banget sama hal ini.
Saat ini dia menghadapi situasi finansial yg ga terkendali dan no one in the family mau bantu dia. Bukan karena kami ga mau, tapi karena kami ga tau the whole story kenapa dia sampe di tahap ini. Beberapa kali kami bantu awalnya ternyata it’s like a blackhole. Ga ada habisnya. She cries so much these days and I know she’s stressed. Tapi gw pribadipun ga berani bantu karena dia ga mau jujur ke kami.
Menurut kalian apakah dia sebaiknya ke psikolog? Atau mngkn udah harus tahap psikiater?
submitted by sikotamen to indonesia [link] [comments]


2023.09.21 10:00 rajacuanselalu Apakah kamu percaya bahwa kita bisa berteman baik dengan mantan seperti tidak terjadi apa-apa?

Mungkin kalau berteman baik saya percaya, bahkan membenarkan. Karena saya sendiri pun begitu. Tapi, untuk bagian “seperti tidak terjadi apa-apa”, saya tidak setuju. Karena saya dan mantan masih suka membahas hubungan kami yang dulu.
Saya awalnya bertanya-tanya, kok bisa, ya saya berteman lagi dengan baik sama mas mantan? Padahal, kalau dipikir-pikir, hubungan saya itu dulu toxic banget. Saya gak sepenuhnya menyalahkan dia, tapi memang banyakan dia salahnya sampai akhirnya saya putuskan secara sepihak. Saya ghosting dia. Lalu, seminggu kemudian dia datang ke rumah.
Pada saat itu, saya denger dia ketok-ketok pintu. Keluarga yang ada di rumah pun denger. Tapi, saya bilang ke mama dan nenek yang kebetulan juga denger dia ketok-ketok untuk gak bukain pintu. Alhamdulillah mereka mengerti.
Singkat cerita, teman mutual saya dan beliau waktu itu sakit. Saya jenguk teman saya sendirian, gak lama kemudian, dia jenguk juga datangnya sendirian. Di situ agak awkward dan posisinya kami sama sekali belum ngobrol apapun sejak kejadian dia datang ke rumah.
Kira-kira 3 bulan kemudian akhirnya saya WhatsApp dia karena kebetulan saya butuh headset saya yang masih dia pinjam. Akhirnya kita ketemu dan ngobrol lagi.
Saat ngobrol, kami banyak membahas soal hubungan dan update kehidupan masing-masing. Kami saling minta maaf dan memaafkan.
Salah satu alasan saya memutuskan hubungan adalah karena beliau pengangguran sejak lulus SMA (2016) sampai tahun 2020. Pernah kerja tapi cuma beberapa kali aja dan itupun freelance. Kuliah juga engga, sementara waktu pacaran, saya kuliah sambil kerja.
Waktu saya ketemu dia, dia bilang kalau udah ada penghasilan tapi gak tetap. Pas saya tanya dia ngapain, katanya dia main game online. Saya bingung, dong. Kok bisa punya penghasilan dari main game online?
Ternyata, sistem game online yang dia mainin emang agak lain dari game biasanya. Kata dia emang perlu modal awal dan strategi main yang tepat. Kalau rajin-rajin cek RTP dan main di jam-jam tertentu, bisa menang banyak. Uang yang didapatkan pun gak main-main. Katanya, sehari bisa dapat ratusan ribu rupiah.
Meskipun dia sudah punya penghasilan dari game online, apakah saya ada niatan untuk balikan lagi sama dia? Jelas tidak. Alasan saya memutuskan dia bukan hanya karena dia malas dan pengangguran aja. Ada banyak hal yang bikin saya gak mau lagi menjalin hubungan sama dia, seperti perilaku dia yang suka menuduh saya tanpa bukti hingga verbally abusive ke saya.
Di awal-awal putus saya memang belum bisa memaafkan dia atas perilakunya selama pacaran. Tapi, setelah kami ngobrol lagi, menjelaskan semuanya, dan saling menerima kenyataan satu sama lain, akhirnya saya dan mantan bisa berteman baik sampai sekarang.
submitted by rajacuanselalu to u/rajacuanselalu [link] [comments]


2023.08.16 11:51 Specialist-Control38 Pengalaman dengan Orang Tua Pilih Kasih

Sobat komodos, kalian pernah ga kalian diperlakukan tidak adil sama orang tua kalian. Kalau dalam kasus saya sih :
Orang tua cerai, bapak kabur berkeluarga lagi ke luar negri sedangkan mama balik ke rumah orang tua. Jadi saya diasuh kakek nenek dari keluarga bapak. Adik saya ikut mama saya dan saya kurang dapet kasih sayang dari kedua ortu saya. Ga hanya itu mama saya agak entitled padahal tidak mengasuh saya dari kecil dan ngidolain banget anak saudara yang lain yang udah sukses. Kadang mama saya masih datang ke rumah dan tiap kali berkunjung ke rumah, mama selalu membesar-besarkan kehebatan anak saudara yang lain. Mama saya sempet deket sama anak saudara tapi gatau kenapa tiba2 ga deket lagi. Dan pada saat uda ga deket2 tiba2 baek2 ama saya .Tapi saya sudah terlanjur kecewa dan skeptis jadi gamau nanggepin. Dan bener saja ternyata dia merasa biaya sewa rumah dia naik dan dia sedang mau beli rumah tapi tidak ada uang. Jadi selama sebulan setiap kali datang ke rumah topik pembicaraan nya pasti mengarah ke "beli rumah" dan nanyain terus ke kakek nenek saya kenapa saya gamau investasi rumah. Dia juga sampai kirimin saya brosur rumah di WA dengan embel2 investasi.
Buat para komodos yang pernah ngalamin peristiwa serupa tolong di share dong pengalamanya
submitted by Specialist-Control38 to indonesia [link] [comments]


2023.08.07 21:46 t_awayconfusedbf Keluarga gue lagi ribut-ribut karena masalah tanah dan rumah peninggalan oma gue. Ada saran ga?

Gue ada permasalahan keluarga yang sedikit lumayan memusingkan sih dan ini berhubungan sama relasi family, harta warisan, dan keuangan gitu lah.
Back story, jadi waktu gue masih kecil, papa gue dipecat dari pekerjaannya, terus oma gue (Mamanya mama gue. may she RIP) berbaik hati ngajak kita sekeluarga; Papa, mama, gue sm adik gue yg nomor 2 (waktu itu adik gue yg paling kecil belum lahir) untuk tinggal di rumah dia. Karena memang Oma cuma tinggal bertiga sama tante-tante gue yg pada blm nikah waktu itu. Saudara-saudara mama yg lain (Mama sembilan bersaudara) udah pada tinggal di rumah sendiri dan ada sebagian yg di luar kota. Rumah ortu gue akhirnya dijual untuk kebutuhan kita sehari-hari selama papa gue masih belum dapat pekerjaan yg baru.
For context, rumah oma gue ini dibangun di atas tanah yang cukup luas. Gue ga tahu ukuran pastinya, tapi di tanah itu bisa dibangun 4 rumah dengan ukuran medium. Rumah oma sekarang berdiri di tengah-tengah. Jadi halaman depan, samping, sama belakangnya luas banget.
Nah lompat ke ± 25 tahun kemudian. Sekarang gue sm adik gue yg nomor dua udah kerja dan bisa dibilang sukseslah secara finansial. Gue tinggal di Jawa. Papa sama mama gue masih tinggal di rumah oma sama adik gue yg paling kecil di kota asal gue. Oma udah lama meninggal. Tante-tante yg tinggal berdua sama oma waktu oma masih hidup juga udah pada lama keluar setelah nikah dan tinggal di rumah masing-masing.
Nah gue sama adik gue punya rencana untuk beliin mama sama papa rumah sendiri. Terus gue mikir, gimanapun rumah oma yg sekarang mereka tinggalin itu udah seperti rumah sendiri sama mereka. Karena udah bertahun-tahun tinggal di situ. Udah ga terhitunglah berapa pengeluaran ortu gue utk renovasi, perbaikan, sm pembangunan dan maintainance dll rumah itu. Rumah oma yang awalnya cuma rumah papan kecil, sekarang udah jadi rumah beton dengan ukuran 3 kali lebih besar dari sebelumnya, dibangun pelan-pelan sama ortu gue. Saudara-saudara mama yg lain ga pernah ngeluarin duit sepeserpun untuk rumah itu, karena kan mereka ga tinggal di sana. Jadi ortu gue sendiri yang merasa itu tanggung jawab mereka untuk ngerawat rumah oma.
Baik ortu gue dan gue sama adik2 gue sama sekali ga pernah nyebut rumah itu rumah kami walaupun udah bertahun-tahun tinggal di sana dan oma juga udah lama ga ada dan walaupun biaya renovasi alias perombakan dari rumah papan ke rumah beton semua biaya ditanggung sendiri sama ortu gue. Tiap ada acara keluarga misalnya kayak mama gue ultah, di grup keluarga pasti mama nulis kayak gini "Semua datang ke rumah oma ya. Makan2." Gue sama adik gue juga kalo ada apa-apa misal mau manggil sepupu kita pasti bilang "Ya udah sini aja ke rumah oma"
Jadi gimanapun kita masih nyadar kalo rumah itu ya bukan milik kita. Karena berdirinya di atas tanah milik oma. Kita ibaratnya masih numpang. Sekarang setelah oma dan opa udah ga ada, jadi secara otomatis rumah dan tanah itu dimiliki bersama oleh mama gue dan ke delapan saudara2nya.
Gue ngomong sama adik gue, gimana kalo rumah oma itu aja yg kita beli dari anak-anak oma untuk papa mama. Jadi istilahnya ada surat kepemilikan gitu atas nama ortu gue. Gimanapun mereka udah tinggal lama di situ. Udah ngeluarin banyak duit juga untuk rawatnya. Gue soalnya mikir ga mau nanti ke depannya, cucu-cucu atau cicit-cicit pada berantem mengenai kepemilikan rumah itu karena mereka merasa berhak juga sebagai keturunan oma.
Hitung-hitungan gue jadi kayak gini: Anggaplah rumah itu sama tanahnya ditaksir harganya 450 juta. Berarti kan kalo kita beli dari ke sembilan anak Oma, nanti duit 450 juta dibagi rata ke masing2 orang. 450 juta: 9= 50 juta. Tapi mama gue udah bilang sama kita, bagian dia ga usah dihitung karena dia mau balikkin ke gue sama adik gue. Spy ga terlalu memberatkan gitu. Dia udah punya rumah sendiri udah bersyukur banget. Nah akhirnya kalkulasi gue jadi gini.
Berarti sama aja tuh rumah harganya udah 'turun' 50 juta, alias 450 juta minus bagian mama gue, berarti tinggal 400 juta. Jadi sama aja kita beli rumah itu dengan harga 400 juta dan dibagi dgn ke delapan anak oma yg lain. 400 juta: 8.
Nah di sini baru timbul masalah.
Masalah 1:: Ada satu Oom gue, kakak mama yg nomer 2 dia keberatan sama hitungan 400 juta:8 itu. Dia ga masalah kalo rumah itu kita beli. Tapi dia ga setuju harga rumah jadi 400 juta. Maunya tetep 450 juta: 8 walaupun bagian mama gue udah ga dihitung. Gue coba jelasin kalo itu hitungan 400 juta:8 itu sama aja dgn 450 juta:9. Mereka tetap dapat masing2 50 juta. Toh kan bagian mama gue nanti tetep dibalikkin ke gue sama adik gue ibaratnya.
Tapi dia ngotot tetap 450 juta bagi 8. Gue jelasin lagi ga kayak gitu. 450 juta itu harga rumah sama tanah. Nanti dibagi 9. Karena bagian mama gue dia mau balikkin ke gue sama adik gue, kan toh sama aja dengan harga rumah itu jadi 400 juta. Duh sampe pusing gue jelasinnya. Ini oom apa ga pernah belajar Matematika ya. Eh dia ngotot lagi katanya mama gue ga usah dapat bagian karena dia kan tinggal di rumah itu. Akhirnya jadi ribut. Adik gue ngatain oom gue bego ga tahu ngitung.
Masalah 2: Saudara mama yg no 1, Oom gue, keberatan sama sekali klo rumah itu kita beli. Backstory Oom gue ini. Dia tinggal di kota lain sendiri. Udah 3 kali nikah tapi cerai. Ga ada anak. Mama gue dan saudara-saudaranya yg lain, termasuk kita ponakan-ponakannya, ga ada yg suka sama dia. Ga ada orang yg betah tinggal sama dia. Orangnya kasar, pemabuk, pelit, kolot, kaku. Oom gue ini udah punya rumah sendiri di kota lain yg dia tinggalin sendiri. Sekarang dia udah pensiun, udah mulai tua dan sakit-sakitan, dia sering curhat gitu ke saudara-saudaranya kalau dia ada rencana mau pulang (balik ke kota tempat ortu gue tinggal). Dia mau jual rumah dia, terus balik tinggal di rumah oma bareng ortu gue. Gimanapun dia kan berhak juga atas rumah itu.
Mama gue sih ok2 aja kalo dia mau tinggal di rumah oma sama-sama mereka, tapi mama udah tau ujung2nya itu sebenarnya karena dia tahu dia udah tua n sakit-sakitan jadi supaya mama gue mau ngerawat, ngurusin makanannya dll. Mama gue keberatanlah. Gue sama adik gue juga keberatan. Kalo dia mau balik rumah oma ya silakan. Tapi urus kepentingan dia sendiri. Bayar pembantu kek atau apa gitu untuk masakkin dia dll. Karena mama gue juga aktif pelayanan di Gereja dan sibuk nemenin 2 cucu dia, anak adik gue yg nomer dua. Ga ada waktu untuk mo ngurusin dia. Gue pribadi nentang banget karena gue ngerasa sekarang udah waktunya ortu gue untuk santai-santai di hari tua mereka.
Saudara-saudara mama yang lain juga ikut nentang kalo oom ini maksa mo pulang kalau ada embel2 supaya dia ada yg ngurusin. Seperti yg udah gue bilang, kakak mama gue yg satu ini ga disukai sama adik2nya karena sifatnya ga baik.
Oom gue yg ini tuh vokal banget kalo dia keberatan rumah oma itu dibeli sama gue and adik gue. Alasannya karena rumah itu milik anak-anak oma dan anak-anak oma yg berhak dan punya kuasa secara hukum atas rumah itu. Dan dia rencana mo pulang kampung dan tinggal disitu.
Gue telponlah Oom gue ini, percakapan kita kurang lebih kayak gini:
Gue: "Oom kalau mau pulang ke rumah oma silakan. Tapi rumah Oma sekarang udah ga ada. Yg ada tinggal rumah ortu gue."
Oom: "Maksud lu gimana itu rumah oma udah ga ada?"
Gue: "Ya iya rumah beton yg sekarang itu dibangun sama ortu gue. Rumah oma kan dari papan sama tripleks dulu. Udah habislah dimakan rayap udah berpuluh-puluh tahun. Jadi udah ga ada bagian dari rumah itu yang masih punya oma, dari atas sampai bawah. itu punya ortu gue. Kalo tanah si ya masih tanah oma. Jadi oom juga berhak sama tanah itu. Makanya kalo oom mau pulang boleh-boleh aja. Tapi bangun rumah sendiri ya. Halaman belakang tuh masih luas."
Dan habislah dia ngamuk-ngamuk di telepon malam itu. Duh hanya karena permasalahan tanah jadi kayak gini deh. Gue jadi mumet sendiri. Ada masukkan/saran atau ada yg pernah ngalamin hal yg mirip?
submitted by t_awayconfusedbf to indonesia [link] [comments]


2023.07.21 01:55 redditduk [Megalist] SG Concerts, Gigs & Raves: Late July (21 Jul - 3 Aug 2023)

1 Aug Update: i noticed Esplanade has new free gigs *

21 Jul, Fri

 

22 Jul, Sat

 

23 Jul, Sun

 

24 Jul, Mon

25 Jul, Tue

26 Jul, Wed

27 Jul, Thu

28 Jul, Fri

 

29 Jul, Sat

 

30 Jul, Sun - International Friendship Day

31 Jul, Mon

01 Aug, Tue

02 Aug, Wed

03 Aug, Thu

Other Events

 
Updates on telegram link -
submitted by redditduk to singaporemusicchat [link] [comments]


http://rodzice.org/